• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Seseorang Menjadi Petani di

5.2.3 Uji Kesesuaian Model (Test Goodness Of Fit)

Uji kesesuaian model (Goodness of fit) dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan) terhadap variabel dependen (minat seseorang menjadi petani). Adapun diperoleh besarnya nilai koefisien determinasi (R2 ), nilai F-hitung, nilai t-hitung adalah sebgai berikut:

1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 5.13. Hasil Uji Koefisien Determinasi Faktor - Faktor Yang Mempengaruhui Minat Seseorang Menjadi Petani

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,956a ,915 ,910 1,37368

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Modal, Pola pikir, Keterampilan b. Dependent Variable: Minat

Sumber: Analisis Data Primer dari lampiran 8 (diolah dengan SPSS 21)

Berdasarkan tabel 5.13. diatas maka dapat diketahui bahwa:

1. R = 0,956, berarti hubungan antara variabel pola pikir (X1), keterampilan (X2), modal (X3), dan pendapatan (X4) terhadap minat (Y) sebesar 95,6%.

Artinya hubungannya sangat kuat.

2. Nilai R Square sebesar 0,915, artinya sebesar 91,5% variabel pola pikir (X1), dan keterampilan (X2), modal (X3), dan pendapatan (X4) mampu menjelaskan variabel minat (Y). Sisanya sebesar 8,5% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel diluar penelitian ini.

2. Hasil uji F (Uji Pengaruh Variabel Secara Simultan)

Adapun hasil uji serempak dapat dilihat pada tabel anova dibawah ini:

Tabel 5.14. Hasil Uji F Pengaruh Pola pikir, Keterampilan, Modal dan Pendapatan terhadap Minat Seseorang Menjadi Petani

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 1358,446 4 339,612 179,975 ,000b

Residual 126,429 67 1,887

Total 1484,875 71

a. Dependent Variable: Minat

b. Predictors: (Constant), Pendapatan, Modal, Pola pikir, Keterampilan

Sumber: Analisis Data Primer dari lampiran 7 dan 9 (diolah dengan SPSS 21)

Hasil uji pengaruh variabel secara simultan dengan menggunakan uji F pada tabel 5.14. diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah sebesar (0,000). Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu sebesar α 5% atau α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu variabel pola pikir (X1), keterampilan (X2), modal (X3), dan pendapatan (X4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat seseorang menjadi petani (Y).

3. Hasil Uji t (Uji Pengaruh Variabel Secara Parsial)

Setelah dilakukan uji pengaruh variabel secara simultan dengan menggunakan uji F maka dilanjutkan dengan uji pengaruh variabel secara parsial dengan menggunakan uji t. Adapun hasil dari uji pasrsial dapat dilihat pada tabel 5.15.

dibawah ini:

Tabel 5.15. Hasil Uji t Pengaruh Pola pikir, Keterampilan, Modal dan Pendapatan terhadap Minat Seseorang Menjadi Petani

Coefficientsa

a. Dependent Variable: Minat

Sumber: Analisis Data Primer dari lampiran 7 dan 9 (diolah dengan SPSS 21)

Berdasarkan tabel 5.15. diatas, maka diperoleh model ekonometrika sebagai berikut:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + μ

Y= 4,496 + 0,489X1 + 0,083X2 + 0,105X3 + 0,232X4 + μ

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.15. di atas, dapat dilihat pula uji pengaruh secara parsial dengan menggunakan uji t yang bertujuan untuk mengetahui apakah secara individual variabel independen berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Arah dan besaran pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dilihat melalui nilai koefisien pada masing-masing variabel independen. Berikut rinciannya:

1. Pengaruh Pola pikir (X1) Terhadap Minat Menjadi Petani (Y)

Koefisien regresi pola pikir sebesar 0,489, artinya setiap peningkatan pola pikir sebesar 1% maka akan meningkatkan minat sebanyak 48,9% dengan anggapan variabel lain adalah konstan. Pola pikir berpengaruh positif terhadap minat dilihat dari nilai koefisien regresi bertanda positif. Peningkatan minat bisa terjadi dengan adanya pola pikir yang bertumbuh atau pola pikir yang bertumbuh dari petani.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Gunawan (2007), pola pikir merupakan suatu cara berpikir yang menentukan seseorang dalam berperilaku dan berpandangan, bersikap dan bagaimana masa depan seseorang. Untuk itu dibutuhkan pola pikir yang bertumbuh agar seorang petani mampu bergerak maju seiring berkembangnya zaman.

Petani yang memiliki pola pikir yang bertumbuh memiliki keyakinan bahwa kecerdasan, bakat dan keterampilan yang mereka miliki bukanlah berasal dari keturunan. Mereka selalu optimis dan tidak takut meskipun banyak risiko ketidakpastian dalam berusahatani karena mereka bersungguh-sungguh dalam menjalankannya dan belajar dari setiap permasalahan yang mereka hadapi. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Dweck (2006), menurutnya pola pikir bertumbuh adalah meyakini bahwa kecerdasan, bakat dan keterampilannya bisa dikembangkan melalui kerja keras, usaha yang giat dan juga melalui proses pembelajaran.

Pola pikir bertumbuh yang dimiliki petani menyebabkan adanya semangat, rasa senang yang mendorong petani untuk melakukan usahatani padi sawah. Dengan rasa senang dan semangat yang dimiliki petani maka menyebabkan adanya keseriusasn dalam menjalankan usahatani sehingga usahatani berhasil dan memberikan kepuasan pada petani. Selain itu petani sampel di daerah penelitian memiliki jiwa gotong-royong yang kuat, sehingga mereka saling membantu satu sama lain dalam menjalankan usahataninya. Hal ini juga yang membuat kuatnya minat menjadi petani. Mereka beranggapan bahwa dengan bekerja sebagai petani maka mereka tidak bekerja sendiri dan tidak mengalami kesulitan sendiri karena mereka menghadapi dan menjalaninya bersama-sama dengan petani lainnya.

Menurut Darmawan (2008), pola pikir yang dimiliki seseorang akan menentukan bagaimana seseorang memandang sebuah potensi, kecerdasan, tantangan dan peluang sebagai sebuah proses yang wajib diupayakan dengan tekun dan kerja keras serta usaha agar tercapainya tujuan. Sehingga pola pikir sangat menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam mencapai tutjuannya.

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 5.15. hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t sebesar (0,000). Nilai yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5% atau 0,000 < α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, artinya variabel pola pikir (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat seseorang menjadi petani (Y). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rambe (2017) yang menyatakan bahwa pola pikir berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha, artinya semakin maju pola pikir yang dimiliki seorang petani maka semakin tinggi pula kemauan yang ia punya untuk terus belajar dan menerapkan inovasi yang ada dalam usahataninya sehingga dapat membuat usahataninya semakin maju dan berkembang.

2. Pengaruh Keterampilan (X2) Terhadap Minat Menjadi Petani (Y)

Koefisien regresi keterampilan sebesar 0,083, artinya ketika keterampilan naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan minat sebesar 8,3% dengan anggapan variabel lain adalah konstan. Keterampilan berpengaruh positif terhadap minat dilihat dari nilai koefisien regresi bertanda positif. Peningkatan minat bisa terjadi karena dengan semakin terampilnya petani dalam menjalankan usahataninya maka akan semakin baik pula kemampuan petani dalam mengelola dan mengembangkan usahataninya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

Dunnete (1976) yang menyatakan bahwa keterampilan merupakan kapasitas yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan dalam suatu pekerjaan. Sehingga orang yang terampil dalam pekerjaannya akan memberikan hasil yang lebih baik daripada orang yang belum terampil.

Keterampilan atau kemampuan tersebut meliputi kemampuan dalam menerapkan inovasi yang ada, kemampuan untuk menentukan tindakan dan keputusan yang harus diambil dalam menjalankan usahatani, kemampuan mengelola keuangan serta kemampuan untuk mengembangkan usahataninya. Keterampilan yang dimiliki petani adalah hasil dari banyaknya pengalaman yang diperoleh petani semasa bertani. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Chapli (2006) yang menyatakan bahwa keterampilan yang dikuasai seseorang berasal dari pekerjaan yang dilakukan dalam beberapa waktu tertentu. Menurut Soemarjadi (1992), keterampilan diperoleh melalui tahapan pembelajaran, keterampilan berasal dari gerakan-gerakan yang tidak terorganisir dan kemudian secara berangsur-angsur melalui training gerakan tersebut menjadi lebih halus, melalui proses koordinasi dan diskriminasi serta integrasi maka diperoleh keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Artinya, melalui pembelajaran, seseorang yang awalnya tidak memiliki ataupun kurang mengetahui dan memahami bagaimana melakukan suatu pekerjaan dengan baik, seiring waktu dengan pembelajaran yang ia lalui maka perlahan-lahan ia akan menjadi mahir terhadap bidaang pekerjaan yang ia tuju.

Sama halnya dengan semakin lama petani berusahatani maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh petani lewat pembelajaran non formal dari kegiatan penyuluhan pertanian dan sharing sesama petani. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki petani dalam berusahatani maka akan semakin matang keterampilan

yang dimiliki sehingga semakin tinggi minat petani untuk melakukan usahatani.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Panurat et al (2015) yang menyatakan bahwa semakin banyak pengalaman yang dimiliki seorang petani maka semakin banyak cara yang mereka ketahui untuk meningkatkan produksi panen.

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 5.15. hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t sebesar (0,341). Nilai yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5% atau 0,341 > α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak, artinya variabel keterampilan (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap minat seseorang menjadi petani (Y).

keterampilan dominan yang dimiliki petani sampel adalah keterampilan dalam bidang pertanian dibandingkan bidang lainnya yang mengindikasikan bahwa masyarakat kurang memiliki keterampilan yang kompeten di bidang lainnya, sehingga apabila masyarakat memiliki keterampilan di bidang lain yang lebih mumpuni maka akan menyebabkan masyarakat bekerja di bidang lain. Sehingga jika masyarakat memiliki keterampilan di bidang lain yang lebih mumpuni maka akan menyebabkan masyarakat bekerja di bidang lain. Hal ini sesusai dengan hasil penelitian A’yun (2015) yang menyatakan bahwa masyarakat Kecamatan Cerme yang memiliki keterampilan yang tinggi dalam bidang tertentu terdorong untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasinya.

3. Pengaruh Modal (X3) Terhadap Minat Menjadi Petani (Y)

Koefisien regresi modal sebesar 0,105, artinya ketika modal naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan minat sebesar 10,5% dengan anggapan variabel lain adalah konstan. Modal berpengaruh positif terhadap minat dilihat dari nilai koefisien regresi bertanda positif. Hal ini sesuai dengan penelitian Ginting (2017)

yang menjelaskan bahwa setiap terjadi kenaikan pada modal akan menyebabkan terjadinya kenaikan pada minat untuk berusahatani. Peningkatan minat ini dapat terjadi dikarenakan semakin mudahnya seseorang memperoleh modal maka akan menimbulkan dorongan pada diri seseorang untuk melakukan usahatani. Hal ini sesuai dengan pendapat Suratiyah (2018) yang menyatakan bahwa modal merupakan faktor mutlak yang harus selalu tersedia agar usahatani dapat terus berlangsung tanpa kendala.

Menurut Vohn Bohm Bawerk (1959), modal atau capital merupakan setiap hasil atau produk yang digunakan dalam menghasilkan suatu produk. Artinya, modal yang digunakan dalam usaha adalah modal yang diperoleh dari hasil usaha sebelumnya. Jenis modal ini disebut juga dengan modal sendiri. Akan tetapi pada kenyataannya modal milik sendiri kurang dapat mencukupi kebutuhan modal usaha, sehingga dibutuhkan adanya modal tambahan dari pihak lain. Modal tambahan ini bisa berasal dari kredit yang ditawarkan oleh pihak Bank, pinjaman dari agen, koperasi, dll. Menurut Rahim dan Hastuti (2007), Ketersediaan modal berhubungan langsung dengan peran petani sebagai pengelola karena seberapa besar tingkat penggunaan input dalam usahatani sangat bergantung dari besarnya modal yang dimiliki petani. Kemudahan informasi, administrasi dan keringanan bunga yang diberikan dalam perolehan modal dari pihak lain membuat petani bersemangat untuk menjalankan usahatninya. Karena dengan menggunakan tambahan modal dari pihak lain segala kebutuhan dalam usahatani dapat terpenuhi, kemudian modal tambahan juga bisa digunakan untuk membeli sarana produksi yang semulanya berupa sewa seperti traktor sehingga dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Soekartawi (2002) yang menyatakan bahwa faktor produksi seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin termasuk dalam kategori modal tetap. Sehingga jika faktor-faktor produksi tersebut merupakan milik sendiri maka akan dapat memperkecil biaya yang dikeluarkan daripada dengan menyewanya. Selain itu, adanya penggunaan modal tambahan dari pihak lain membuat petani menjadi termotivasi untuk lebih giat bekerja agar mampu mengembalikan modal yang ia pinjam. Maka kemudahan untuk memperolehnya sangat mempengaruhi minat seseorang untuk bertani.

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 5.15. hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t sebesar (0,179). Nilai yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5% atau 0,179 < α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak, artinya variabel modal (X3) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap minat seseorang menjadi petani (Y). Variabel modal memiliki pengaruh yang tidak signifikan, hal ini dikarenakan modal yang dapat diperoleh dengan mudah di daerah penelitian adalah modal yang dipinjamkan oleh agen kepada petani untuk berusahatani. Modal yang diberikan adalah dalam bentuk saprodi dan bukan dalam bentuk uang. Hal ini mengindikasikan bahwa di daerah penelitian tidak ada pilihan modal lain yang bisa diperoleh dengan mudah selain dalam bentuk saprodi. Dengan kata lain sulit untuk bisa mendapatkan modal dengan mudah dalam bentuk uang di daerah penelitian. Sehingga jika masyarakat bisa memperoleh modal dalam bentuk uang dengan mudah maka hal ini dapat membuat masyarakat lebih memilih untuk melakukan usaha di bidang lain. Hal lain yang menyebabkan variabel modal tidak berpengaruh signifikan adalah karena kebanyakan petani sampel menggunakan pinjaman dari agen yang menyebabkan

berkurangnya pendapatan yang diterima dikarenakan adanya bunga dari pinjaman tersebut.

4. Pengaruh Pendapatan (X4) Terhadap Minat Menjadi Petani (Y)

Koefisien regresi pendapatan sebesar 0,232 artinya ketika pendapatan naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan minat sebesar 23,2% dengan anggapan variabel lain adalah konstan. Pendapatan berpengaruh positif terhadap minat dilihat dari nilai koefisien regresi bertanda positif. Peningkatan minat ini dapat terjadi dikarenakan beras merupakan bahan panganan pokok yang terus menerus dibutuhkan ketersediaannya. Sehingga harga beras dari tahun sebelumnya ke tahun berikutnya dapat dikatakan relatif stabil meskipun berfluktuatif. Hal itu karena perubahan harga yang terjadi tidak terlalu jauh, sehingga pendapatan yang diperoleh dari berusahatani padi sawah ini masih dapat tergolong selalu menguntungkan dan dapat ditingkatkan dengan memperluas lahan yang dikelola ataupun dengan meningkatkan penggunaan input agar produksi meningkat.

Merujuk teori yang dikemukakan oleh Warsana (2007), pendapatan merupakan penerimaan yang berasal dari hasil penjualan dikurangi dengan biaya total yang dikeluarkan. Artinya, semakin banyak produksi yang dihasilkan maka akan semakin tinggi pula hasil penjualannya yang mana dalam hal ini jumlah produksi harus diimbangi dengan penggunaan biaya yang efisien juga agar semakin besar pula pendapatan yang diperoleh. Menurut Soekartawi (2002) pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang digunakan dan juga kualitas dari barang yang digunakan. Dengan demikian, semakin tinggi pendapatan yang diperoleh petani maka akan membuat petani meningkatkan lagi faktor produksi yang digunakan sehingga hasil yang diperoleh akan mengalami peningkatan lagi.

Artinya, semakin tinggi pendapatan yang diperoleh akan membuat petani semakin puas dengan usahatani yang ia jalankan sehingga semakin semangat dan senang pula petani untuk menjalankan usahataninya. Sehingga membuat petani semakin tertarik dan serius untuk mengembangkan usahataninya dengan kata lain minat petani dalam berusahatani semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya pendapatan yang diperoleh. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwaningsih (2019) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendapatan yang diperoleh maka semakin tinggi minat untuk bertani.

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 5.15. hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t sebesar (0,001). Nilai yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5% atau 0,001 < α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, artinya variabel pendapatan (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat seseorang menjadi petani (Y). Hal ini sesuai dengan penelitian Arvianti et al (2015) yang menyatakan bahwa pendapatan berpengaruh secara signifikan (nyata) terhadap variabel Y (minat bertani) di Kabupaten Ponorogo.

87 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

1. Keadaan Minat petani berada pada kategori tinggi, keadaaan pola pikir petani berada pada kategori maju, keadaan keterampilan petani berada pada kategori tinggi, keadaan modal petani berada pada kategori mudah dan keadaaan pendapatan petani berada pada kategori layak.

2. Secara serempak variabel pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan berpengaruh nyata terhadap minat seseorag menjadi petani. Secara parsial variabel pola pikir dan pendapatan berpengaruh nyata terhadap minat seseorang menjadi petani.

6.2 Saran

1. Kepada Pemerintah

Pemerintah dapat mengembangkan koperasi dan paguyuban petani sebagai wadah penyediaan dana komersial dan sarana produksi serta menjadi wadah penampung hasil panen petani sehingga menjadikan usahatani yang dijalankan petani berjalan lancar, memutus panjangnya rantai tataniaga sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan membuat petani memiliki kekuatan pasar untuk menguasai pasar.

2. Kepada Petani

Petani dapat menjalin kemitraan dalam memasarkan hasil panennya agar pendapatan yang diterima dapat lebih menguntungkan dan melakukan upaya alternatif untuk memproduksi dan mengolah pupuk organik mereka sendiri untuk memperkecil pengeluaran dan penggunaan pupuk kimia.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor selain variabel dalam penelitian ini, seperti mediainformasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ambun. M. A .2020. Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani (Studi Kelompok Tani Sido Maju di Desa Bleberan, Daerah Istimewa Yogyakarta) [Skripsi]. Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa

“APMD”.

A’yun, Q. 2015. Faktor–faktor yang Menyebabkan Perubahan Pekerjaan Masyarakat dari Sektor Pertanian ke Sektor Industri di Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Swara Bhumi, 3(3).

Ahmadi, A. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arvianti, E. Y., Asnah, A., dan Prasetyo, A. 2015. Minat Pemuda Tani terhadap Transformasi Sektor Pertanian di Kabupaten Ponorogo. Buana sains, 15(2), 181-188.

Bramastuti, N. 2009. Pengaruh Prestasi Sekolah dan Tingkat Pendapatan terhadap Motivasi Berwirausaha Siswa SMK Bakti Oetama Gondangrejo Karanganyar [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Bohm-Bawerk, E. Von . 1959. Capital and Interest. South Holland: Libertarian Press.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu Bara. 2020. Kabupaten Batu Bara dalam Angka. Limapuluh: BPS Kabupaten Batu Bara.

[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2020. Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka. Medan: BPS Sumatera Utara.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2020. Booklet Survei Angkatan Kerja Nasional.

Jakarta: BPS Indonesia.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2020. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia. Jakarta:

BPS Indonesia.

Darmawan, S. B. Pola pikir: Inti Pembelajaran Diri. Tersedia di http://esbedewordpress.com/2009/07/29/pertumbuhan-diri.

Dweck, Carol S. 2006. Pola pikir: The New Psychology of Success. New York:

Random House, Inc.

Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dunnette. 1976. Keterampilan Pembukuan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunawan, A. W. 2007. The Secret of Pola pikir. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ginting, N. E. 2017. Analisis Faktor–faktor yang Mempengaruhi Minat Petani Berusahatani Jagung di Desa Mardingding Kecamatan Mardingding.

Kabupaten Karo [Skripsi]. Unimed.

Hery, S. S. 2016. Fenomena Penuaan Petani dan berkurangnya Tenaga Kerja Muda Serta Implikasinya bagi Kebijakan Pembangunan Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi (Volume 34 No. 1).

Indonesia, D. P. R. 2020. Statistik Ketenagakerjaan Sektor Pertanian. Jakarta:

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

Irawan, A., dan Mulyadi, H. 2016. Pengaruh Keterampilan Wirausaha terhadap Keberhasilan (Studi Kasus pada Distro Anggota Kreative Independent Clothing Kommunity USAHA di Kota Bandung). Journal of Business Management Education (JBME), 1(1), 216-226.

Iskandar, J. 2006. Metodologi Memahami Petani dan Pertanian. Jurnal Analisis Sosial, 171-211.

Isnaeni, M. 2019. Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Agroforestry terhadap Minat Bertani Siswa Di MTs Pakis Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun 2019 [Disertasi]. Universitas Negeri Semarang..

Kristi, Y. A. 2010. Pemanfaatan Lahan kering Tanaman Pangan Pokok Non Beras dalam Upaya Ketahanan Pangan di Kabupaten Garut [Skripsi]. Universitas Indonesia.

Losvitasari, N. M., Diarta, I. K. S., dan Suryawardani, I. G. A. O. 2017. Persepsi Generasi Muda Terhadap Minat Bertani di Kawasan Pariwisata Tanah Lot (Kasus Subak Gadon III, Tabanan). Jurnal Agribisnis dan Agrowisata (Journal of Agribusiness and Agritourism), 477-485.

Mara, A. R. 2018. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Pemuda Pedesaan dalam Melanjutkan Usahatani Padi di Kabupaten Lampung Tengah [Skripsi]. Fakultas Pertanian Universitas Lampung Bandar Lampung.

Menteri Pertanian RI. Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

41/Permentan/OT.140/9/2009 Mengenai Kriteria Teknis Kawasan Pertanian.

Panurat, S. M., Porajouw, O., Loho, A. F., & Rumagit, G. A. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Petani Berusahatani Padi Di Desa Sendangan Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa. In COCOS (Vol. 4, No. 5).

Purwaningsih, Y. 2008. Ketahanan Pangan: Situasi, Permasalahan, Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah Ekonomi dan Pembangunan, 9(1), 1-27.

Purwaningsih, W. (2019). Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Minat Pemuda Usia 21-30 Tahun Pada Sektor Pertanian Di Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang Tahun 2019 [Doctoral Dissertation]. Unnes.

Putri, K., Pradhanawati, A., dan Prabawani, B. 2014. Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan, Modal Usaha dan Peran Business Development Service Terhadap Pengembangan Usaha (Studi pada Sentra Industri Kerupuk Desa Kedungrejo Sidoarjo Jawa Timur). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 3(4), 313-322.

Rahim, A dan Hastuti, R. R. D. 2007. Ekonomika Pertanian, Pengantar Teori dan Kasus. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rahmanta. 2014. Ekonomi Pertanian. Medan: USU press.

Rambe, Y. S. 2017. Pengaruh Pola pikir dan Inovasi terhadap Keberhasilan Usaha Pakaian di Jalan Halat Medan [Skripsi]. USU.

Sastraatmadja, E .2010. Suara Petani. Bandung : Masyarakat Geografi Indoonesia.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. UI–Press, Jakarta.

Soekirno, S. 1985. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: Bima Grafika.

Soemarjadi. 1992. Pendidikan Keterampilan. Jakarta : Depdikbud, 1992.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. Bandung: Alfabeta.

Suprapto. A., Yektiningsih., E dan Priyanto. E. 2017. Pengaruh Faktor Kognitif / Pengetahuan , Psikomotorik / Influence Factors of Cognitive / Knowledge, Psychomotor / Skills and Affective / Attitude Towards Increased Interest in Farming. Berkala Ilmiah Agribisnis AGRIDEVINA, 6.2.

Suratiyah, K. 2018. Ilmu usahatani. Penebar Swadaya Grup.

Tunjung. 2010. Analisis Efisiensi Pengelolaan Persediaan Bahan Baku Kedelai pada Perusahaan Kecap Pt. Lombok Gandaria Food Industry Palur Karanganyar [Skripsi]. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Surakarta.

Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan.

Yodfiatfinda. 2018. Meningkatkan Minat Generasi Muda di Sektor Pertanian untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional. TASKAP. Program Pendidikan Regurel Angkatan LVII Lembaga Ketahanan Nasional RI.

Lampiran

Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel

menjalankan Traktor SMP 10. Heriadi LK 35 Tukang bangunan Petani padi sawah SMP

11. Pariem PR 68 Petani padi sawah Petani sayur SD

12. Misni PR 55 Petani padi sawah Petani sayur SD

13. Giman LK 52 Petani padi sawah

Petani sayur dan

mencari kelapa SD

14. Siyam LK 42 Petani padi sawah Petani sayur SMP

(Pedagang warung) SD 25. Junaedi LK 30 Petani padi sawah

29. Misran S LK 58 Petani padi sawah Petani sayur SD

Petani padi sawah Tukang Pijit SD

55. Yono LK 47 Petani padi sawah Petani sayur SD

55. Yono LK 47 Petani padi sawah Petani sayur SD

Dokumen terkait