• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SESEORANG MENJADI PETANI (Studi Kasus: Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SESEORANG MENJADI PETANI (Studi Kasus: Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara)"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten Batu Bara)

SKRIPSI

OLEH:

INDAH SAVIRA 170304011 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SESEORANG MENJADI PETANI

(Studi Kasus: Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara)

SKRIPSI

OLEH:

INDAH SAVIRA 170304011 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

INDAH SAVIRA (170304011) Dengan Judul Skripsi “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Seseorang Menjadi Petani (Studi Kasus: Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara)”, yang dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si sebagai ketua pembimbing skripsi dan Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP sebagai anggota pembimbing skripsi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan terhadap minat seseorang menjadi petani di Desa Tanjung Kubah, kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara.

Metode pengambilan sampel penelitian yang digunakan adalah purposive sampling dengan teknik random sampling dengan besar sampel yaitu 72 sempel. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh diuji dengan analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan alat bantu software SPSS 21. Variabel-variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan. Variabel terikat adalah minat menjadi petani.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan secara serempak berpengaruh nyata terhadap minat seseorang menjadi petani. Sedangkan secara parsial variabel pola pikir dan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap minat seseorang menjadi petani.

Kata Kunci: Minat, Pola pikir, Keterampilan, Modal, Pendapatan

(6)

ii ABSTRACT

INDAH SAVIRA (170340111) With Thesis Title "Analysis of Factors Affecting A Person's Interest in Becoming a Farmer (Case Study: Tanjung Kubah Village, Air Putih Subdistrict, Batu Bara Regency)", which was supervised by Mrs. Ir. Lily Fauzia, M.Si as the head of thesis supervisor and Mr. Ir. Luhut Sihombing, MP as a member of the thesis supervisor.

The purpose of this study was to determine and analyze the influence of mindset, skills, capital and income on a person's interest in becoming a farmer in Tanjung Kubah Village, Air Putih sub-district, Batu Bara Regency. The research sampling method used was purposive sampling with random sampling technique with a sample size of 72 samples. The data used are primary data and secondary data. The data obtained were tested by descriptive analysis and multiple linear regression analysis using SPSS 21 software tools. The independent variables in this study were mindset, skills, capital and income. The dependent variable is interest in being a farmer.

The results showed that mindset, skills, capital and income simultaneously significantly affect a person's interest in becoming a farmer. While partially mindset and income variables have a significant effect on a person's interest in becoming a farmer.

Keywords: Interests, Mindset, Skills, Capital, Income

(7)

iii

RIWAYAT HIDUP

INDAH SAVIRA lahir di Kelurahan Lima puluh, Kecamatan Lima puluh, Kabupaten Batu Bara pada tanggal 20 April 1999. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Samsul Rizal dan Ibu Juliani Lubis.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh dan kegiatan yang pernah diikuti penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2004 masuk TK Dharma Wanita Kelurahan Limapuluh, Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batu Bara dan lulus pada tahun 2005.

2. Tahun 2005 masuk SD Negeri 010185 Limapuluh, Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batu Bara dan lulus pada tahun 2011.

3. Tahun 2011 masuk SMP Negeri 1 limapuluh dan lulus tahun 2014.

4. Tahun 2014 masuk Madrasah Aliyah Negeri Limapuluh dan lulus tahun 2017.

5. Tahun 2017 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN.

Kegiatan yang telah diikuti penulis selama masa perkuliahan:

1. Anggota Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) sejak tahun 2017.

2. Anggota Gabungan Mahasiswa Bidikmisi (GAMADIKSI) sejak tahun 2017.

3. Anggota FORMILTAN Fakultas Pertanian sejak 2018.

4. Mengikuti program ruang peran yang diadakan oleh pemerintahan mahasiswa Universitass Sumatera Utara tahun 2019.

5. Menjadi Asisten Lab. Ilmu Usahatani Periode Genap 2019/2020.

6. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kelurahan Gunting Saga, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juli-Agustus tahun 2020.

7. Bulan Juni 2021 Penulis melakukan penelitian di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara.

(8)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Seseorang Menjadi Petani (Studi Kasus : Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara)”. Skripsi ini disusun dalam rangka memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur, penulis secara khusus menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memotivasi penulis tanpa mengenal lelah, serta mendukung dan membantu penulis sejak masa perkuliahan hingga dalam penyelesaian skripsi ini. Kesabaran dan keikhlasan Ibu menjadi panutan bagi penulis. Juga kepada Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku anggota komisi pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan motivasi, memberikan pengarahan dan memberi kemudahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Kebijaksanaan, ketegasan dan ketepatan sikap Bapak menjadi panutan bagi penulis.

Ungkapan rasa terima kasih yang sama juga disampaikan kepada :

1. Kepada Bapak Dr. Rulianda Purnomo Wibowo SP., M.Ec. selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan

(9)

v

Ibu Dr. Sri Fajar Ayu SP., MM selaku Sekertaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang memberikan banyak kemudahan selama mengikuti masa perkuliahan.

2. Kepada seluruh dosen Fakultas Pertanian USU khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan serta kepada seluruh pegawai Fakultas Pertanian, Khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan banyak kemudahan dalam menjalankan perkuliahan dan penyelesaian skripsi.

3. Kepada orangtua tercinta Ayahanda Samsul Rizal dan Ibunda Juliani Lubis yang selalu memberikan semangat, nasihat, doa yang tiada putus-putusnya serta dukungan baik secara materi maupun non materi yang tiada henti-hentinya, juga kasih sayang dan perhatiannya yang membawa penulis hingga sampai pada proses akhir pendidikan sarjana ini.

4. Kepada Kakak tercinta Intan Dewani Amd, dan Adik-adik saya tercinta Nurul Novia Azmi dan Gilang Okta Khairina yang telah memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan proses pendidikan ini. Curahan kasih sayang dan dorongan semangat dari mereka yang selalu menguatkan penulis.

5. Kepada Bapak Siswnono Selaku penyuluh Pertanian Desa Tanjung Kubah, Bapak Sumarno selaku ketua kelompok tani Pelita dan seluruh sampel penelitian yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat dalam proses penelitian dan bersedia meluangkan waktu dan memberikan kesempatan untuk diwawancarai oleh penulis demi kesempurnaan penelitian penulis.

(10)

vi

6. Kepada orang-orang terdekat saya Muhammad Yusril Okta Reza, Mellynia Rizky Haris Bahari Marpaung SE, Ipan Sutioso, Jihan Syafira Ulfa, Nurul Zulkarnaen Rajagukguk, Putri Nurfarihah Pohan SP, Rahmi Nabillah Pohan SP, Nika Fitriani SP, Manda Sipahutar SP, Larasati SP, Sheila Anggia, Ahmad Husein Siregar SP dan Septi Wardanti SP yang telah selalu ada untuk saya sehingga saya selalu semangat dalam setiap proses penulisan skripsi yang saya lewati, serta kepada semua pihak yang terlibat yang telah mendukung yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Namun demikian penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Oktober 2021

Penulis

(11)

vii DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Pustaka ... 9

2.1.1 Pertanian ... 9

2.1.2 Ketersediaan Pangan ... 11

2.1.3 Petani ... 12

2.2 landasan Teori ... 15

2.2.1 Minat ... 15

2.2.2 Pola pikir ... 16

2.2.3 Keterampilan ... 18

2.2.4 Modal ... 19

2.2.5 Teori Pendapatan ... 21

2.3 Penelitian Terdahulu ... 22

2.4 Kerangka Pemikiran ... 25

2.5 Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Penentuan Lokasi ... 28

3.2 Data dan Metode Pengumpulan Data ... 28

3.3 Populasi dan Sampel ... 28

3.4 Metode Analisis Data ... 30

3.5 Definisi dan Batasan Operasional Variabel ... 42

3.5.1 Definisi Operasional Variabel ... 42

3.5.2 Batasan Operasional Variabel ... 42

(12)

viii

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ... 44

4.1. Deskripsi Desa Tanjung Kubah ... 44

4.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah ... 44

4.2. Kependudukan ... 45

4.2.1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin... 45

4.2.2. Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan... 45

4.3. Sarana dan Fasilitas Umum ... 47

4.3.1. Fasilitas Pendidikan ... 47

4.3.2. Fasilitas Pemerintahan ... 48

4.4. Karakteristik Petani Sampel ... 49

4.4.1. Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Usia ... 49

4.4.2. Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 50

4.4.3. Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 50

4.4.4. Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan ... 51

4.4.5. Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Pengalaman Usahatani ... 52

4.4.6 Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Sumber Modal ... 53

4.4.7. Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan 55 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56

5.1 Keadaan Minat, Pola pikir, Keterampilan, Modal dan Pendapatan Petani Padi Sawah Desa Tanjung Kubah ... 56

5.1.1 Minat ... 56

5.1.2 Pola pikir ... 58

5.1.3 Keterampilan ... 61

5.1.4 Modal ... 64

5.1.5 Pendapatan ... 66

5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Seseorang Menjadi Petani di Daerah Penelitian ... 69

5.2.1 Uji validitas dan Reliabilitas ... 69

5.2.2 Uji Asumsi Klasik (Ordinary Least Square) ... 72

5.2.3 Uji Kesesuaian Model (Test Goodness Of Fit) ... 76

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 87

6.1 Kesimpulan ... 87

6.2 Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 1

LAMPIRAN ... 1

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis KelamiKabupaten Batu Bara, 2020

2

1.2 Persentase Pekerja Sektor Pertanian Menurut Kabupaten/Kota (Persen) 2017-2019 Provinsi Sumatera Utara

3

1.3 Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas Padi Sawah di Kecamatan Air Putih, 2018

4 1.4 Produksi Padi Sawah menurut Kecamatan di Kabupaten

BatuBara (ton) 2016-2020

5 1.5 Nilai Tukar Petani pada Subsektor Tanaman Pangan Serta

Persentase Perubahannya

6 3.1 Jumlah Petani Padi Sawah di Desa Tanjung Kubah 29 3.2 Pemberian Bobot Skor Skala Likert Pada Kuesioner 30

3.3 Skala Kriteria Pernyataan 31

4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara

45

4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara

46

4.3 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara

47 4.4 Fasilitas Umum Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air

Putih, Kabupaten Batu Bara

48

4.5 Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia 49

4.6 Karakteristik Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan 50 4.7 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan 51 4.8 Karakteristik Sampel Berdasarkan Luas Lahan 52 4.9 Karakteristik sampel Berdasarkan Pengalaman Usahatani 53 4.10 Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan Sumber Modal 54 4.11 Karakteristik Sampel Berdasarkan Status Kepemilikan

Lahan

55 5.1 Distribusi Jawaban Sampel dari Variabel Minat (Y) 56 5.2 Distribusi Jawaban Sampel dari Variabel Pola pikir (X1) 59 5.3 Distribusi Jawaban Sampel dari Variabel Keterampilan

(X2)

62 5.4 Distribusi Jawaban Sampel dari Variabel Modal (X3) 64 5.5 Distribusi Jawaban Sampel dari Variabel Pendapatan (X4) 67 5.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Minat (Y) 70 5.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pola pikir

(X1)

70 5.8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Keterampilan

(X2)

71

(14)

x

5.9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Modal (X3) 71 5.10 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pendapatan

(X4)

72 5.11 Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov 74

5.12 Hasil Uji Multikolinearitas 75

5.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhui Minat Seseorang Menjadi Petani

76 5.14 Hasil Uji F Pengaruh Pola pikir, Keterampilan, Modal dan

Pendapatan terhadap Minat Seseorang Menjadi Petani

77 5.15 Hasil Uji t Pengaruh Pola pikir, Keterampilan, Modal dan

Pendapatan terhadap Minat Seseorang Menjadi Petani

78

(15)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran 26

3.1 Garis Kontinum 32

5.1 Garis Kontinum Distribusi Jawaban Sampel

dari Variabel Minat (Y) 57

5.2 Garis Kontinum Distribusi Jawaban Sampel

dari Variabel Pola pikir (X1) 60

5.3 Garis Kontinum Distribusi Jawaban Sampel

dari Variabel Keterampilan (X2) 62 5.4 Garis Kontinum Distribusi Jawaban Sampel

dari Variabel Modal (X3) 65

5.5 Garis Kontinum Distribusi Jawaban Sampel

dari Variabel Pendapatan (X4) 68

5.6 Grafik Histogram 73

5.7 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

73

5.8 Scatterplot 75

(16)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

1 Karakteristik Petani Sampel

2 Skor Jawaban Sampel Untuk Pernyataan Variabel Minat (Y) 3 Skor Jawaban Sampel Untuk Pernyataan Variabel Pola pikir

(X1)

4 Skor Jawaban Sampel Untuk Pernyataan Variabel Keterampilan (X2)

5 Skor Jawaban Untuk Pernyataan Variabel Modal (X3) 6 Skor Jawaban Untuk Pernyataan Variabel Pendapatan (X4) 7 Total Skor Pernyataan Seluruh Item Variabel

8 Distribusi Jawaban dari Sampel 9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 10 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda 11 Hasil Uji One-Sample Kolmogorov Smirnov 12 Kuesioner Penelitian

13 Surat Izin Penelitian 14

Balasan Surat Izin Penelitian dari Dinas Pertanian Kabupaten Batu Bara yang telah di disposisikan ke BPP Kecamatan Air Putih

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam melimpah maka tidak heran jika Indonesia dikatakan sebagai negara agraris yang mana penduduknya banyak bekerja di sektor pertanian. Bagi negara agraris sektor pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak terlepas kaitannya dari konstribusi para petani. Sektor pertanian ini juga memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian dan memenuhi kebutuhan pangan negara (Tunjung, 2010).

Sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja, baik yang sudah bekerja, yang sedang mencari kerja, yang sedang mengurus rumah tangga bahkan yang masih sekolah asalkan ia berada di rentang umur 15 tahun sampai 64 tahun (Mara, 2018).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik total penduduk Indonesia pada Februari 2020 diperkirakan sebanyak 270,07 juta jiwa. Dengan jumlah angkatan kerja mencapai 137,91 juta orang (BPS, 2020). Sedangkan jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian jumlahnya mencapai 35,00 juta orang pada Februari tahun 2020.

Jumlah ini merupakan 20,70% dari jumlah tenaga kerja di Indonesia seluruhnya.

Jika dibandingkan data pada bulan Februari tahun 2019 sebesar 35,42 juta orang maka jumlah petani di sektor pertanian mengalami penurunan sebesar 1,17%.

Jumlah penduduk yang bekerja di sub sektor tanaman pangan pada bulan Februari

(18)

2020 hanya sebesar 17,22 juta orang atau 49,2% dari seluruh penduduk yang bekerja di sektor pertanian. Dan jika dibandingkan dengan data Februari 2019 jumlah penduduk yang bekerja di sub sektor tanaman pangan 17,57 juta orang maka jumlah petani yang bekerja di sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 0,27% (Pusdatin-Kementan, 2020).

Sebagian besar makanan pokok masyarakat Indonesia adalah beras. Sumatera Utara termasuk salah satu penghasil beras terbesar dari 10 provinsi di Indonesia dengan luas panen 413.141 ha yang menghasilkan 2.078.901 ton GKG atau setara dengan 1.192.665 ton beras.

Kabupaten Batu Bara merupakan salah satu kabupaten yang hasil pertaniannya lebih banyak memproduksi beras dari semua komoditi tanaman pangan yang diusahakan. Akan tetapi jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian lebih sedikit jumlahnya apabila dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor jasa. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1. dibawah ini.

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Batu Bara, 2020

No. Lapangan Pekerjaan Utama

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian 53.713 11.636 65.349

2. Manufaktur 24.465 10.048 34.513

3. Jasa-Jasa 46.403 48.809 95.212

Jumlah 124.581 70.493 195.074

Sumber: Sakernas, 2020

Penyebab lebih lebih sedikitnya jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dibandingkan sektor jasa adalah karena penurunan jumlah tenaga kerja

(19)

pada sektor pertanian secara terus-menerus, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.2.

dibawah ini.

Tabel 1.2. Persentase Pekerja Sektor Pertanian Menurut Kabupaten/Kota (Persen) 2017-2019 Provinsi Sumatera Utara

No. Kabupaten Kota Persentase Pekerja Sektor Pertanian Menurut Kabupaten/Kota (Persen)

2019 2018 2017

1. Sumatera Utara 35,54 35,53 37,52

2. Nias 78,48 83,76 80,65

3. Mandailing Natal 48,80 44,96 46,16

4. Tapanuli Selatan 60,45 57,75 64,44

5. Tapanuli Tengah 54,39 44,41 47,34

6. Tapanuli Utara 60,39 67,80 65,91

7. Toba Samosir 55,36 49,31 57,53

8. Labuhan Batu 42,65 38,27 44,54

9. Asahan 33,39 36,30 36,12

10. Simalungun 45,30 50,69 54,60

11. Dairi 70,00 70,95 71,78

12. Karo 61,88 64,90 67,22

13. Deli Serdang 12,61 15,34 15,65

14. Langkat 42,67 32,92 35,89

15. Nias Selatan 77,32 78,43 85,66

16. Humbang Hasundutan 68,45 76,17 77,08

17. Pakpak Bharat 64,27 76,96 76,31

18. Samosir 63,41 59,70 64,45

19. Serdang Bedagai 42,01 39,00 42,00

20. Batu Bara 36,81 38,43 38,08

21. Padang Lawas Utara 69,59 63,16 64,88

22. Padang Lawas 52,57 57,88 57,59

23. Labuhanbatu Selatan 61,02 56,82 60,46

24. Labuanbatu Utara 46,08 51,25 50,78

25. Nias Utara 68,11 71,02 77,92

26. Nias Barat 74,91 79,10 86,97

27. Sibolga 12,48 9,90 9,85

28. Tanjungbalai 20,11 17,97 17,42

29. Pematangsiantar 5,79 4,63 4,19

30. Tebing Tinggi 5,76 6,85 8,08

31. Medan 5,21 4,11 4,69

32. Binjai 7,09 7,44 7,89

33. Padangsidimpuan 15,37 16,28 17,58

34. Gunungsitoli 30,83 32,88 42,50

Catatan: Data dalam persen

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2020

(20)

Dibandingkan data tahun 2017 hingga tahun 2019 persentase pekerja sektor pertanian mengalami penurunan sebesar kurang lebih 2%, dari 37,52% menjadi 35,54%. Untuk Kabupaten Batu bara persentase pekerja sektor pertanian juga mengalami penurunan dari tahun 2017 ke tahun 2019. Persentase pekerja sektor pertanian turun dari 38,08% menjadi 36,81%.

Daerah sentra produksi beras di Kabupaten Batu Bara terletak di Kecamatan Air Putih salah satunya adalah di Desa Tanjung Kubah, hal ini dapat dilihat pada tabel 1.3. berikut:

Sumber: BPP Kecamatan Air Putih, 2019

Terjadinya penurunan jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian khususnya petani padi sawah telah menyebabkan produktivitas padi di Kabupaten Tabel 1.3. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas Padi Sawah di

Kecamatan Air Putih, 2018 Desa/Kelurahan Luas Tanam

(Hektar)

Luas Panen (Hektar)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton/Ha)

(1) (2) (3) (4) (5)

Sipare-pare 396 399 2.473,8 6,2

Pasar Lapan 248 233 1.514,5 6,5

Indrapura 8 8 52 6,5

Tanah Merah 232 232 1.508 6,5

Tanjung Muda 470 470 3.102 6,6

Tanah Tinggi 204 204 1.366,8 6,7

Sukaraja 426 426 2.598,6 6,1

Pematang Panjang 524 564 3.440,4 6,1

Aras 1.046 1.046 6.589,8 6,3

Limau Sundai 1.360 1.360 8.432 6,2

Tanjung Harapan 517 550 3.245 5,9

Tanjung Kubah 588 588 3.822 6,5

Sukaramai 1.180 1.280 7.424 5,8

Titi Payung 66 68 435,2 6,4

Perkotaan 130 130 845 6,5

Indrasakti 20 20 130 6,5

Tanah Rendah 212 222 1.443 6,5

Kampung Kelapa 314 314 1.962,5 6,25

Tanjung Mulia 350 322 2.093 6,5

Air Putih 8.291 8.436 52.477,6 6,2

(21)

Batu Bara ikut menurun. Hal ini dapat dilihat dari menurunnya produksi padi tahun 2016-2020 pada tabel 1.4. berikut:

Kecamatan 2016 2017 2018 2019 2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Sei Balai 21.537,98 29.332,23 24.683,62 26.755,00 23.117,45 Tanjung Tiram 5.450,00 7.087,85 6.775,37 - -

Nibung Hangus - - - 5.177,50 3.377,25

Talawi 11.522,09 17.934,67 14.600,29 4.696,95 4.802,85 Datuk Tanah

Datar

- - - 9.538,02 8.693,26

Lima Puluh 36.333,26 53.461,15 31.919,97 746,50 845,31 Lima Puluh

Pesisir

- - - 17.691,37 17.272,90

Datuk Lima Puluh

- - - 13.743,78 18.780,20

Air Putih 39.748,55 66.733,78 51.034,38 45.782 43.967,15 Sei Suka 12.395,38 23.550,62 13.308,78 12.794,20 20.393,19

Laut Tador - - - 49,92 53,76

Medang Deras 33.946,61 54.167,78 50.033,58 31.996,62 24.750,81 Batu Bara 160.933,87 252.268,08 192.355,99 169.244,93 166.054,13

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Batu Bara, 2021

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Selain itu NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Penurunan NTPP menunjukkan bahwa kemampuan petani tanaman pangan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya menjadi kurang baik. Penurunan Nilai Tukar Petani mengindikasikan bahwa terjadinya penurunan kesejahteraan petani. Keadaan ini sejalan dengan jumlah petani yang dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Penurunan NTP subsektor tanaman pangan dapat dilihat pada tabel 1.5. dibawah ini:

Tabel 1.4. Produksi Padi Sawah menurut Kecamatan di Kabupaten BatuBara (ton) 2016-2020

(22)

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2020

Pada Desember 2020, NTPP telah turun 1,45% dikarenakan It turun 0,73%. Di saat yang sama, Ib meningkat 0,73%. Alasan perubahan tersebut adalah indeks kelompok padi dan sereal turun 0,37% dari 99,74 menjadi 99,37, dan indeks palawija turun 1,90% dari 106,88 menjadi 104,85. Di sisi lain, karena perubahan IKRT naik 0,92% dan indeks BPPBM naik 0,05%, maka terjadi kenaikan Ib.

Bekerja sebagai petani adalah didasari oleh minat. Dikarenakan tanpa adanya minat maka kegiatan usahatani yang dilakukan oleh seseorang tidak akan berhasil. Minat adalah ketertarikan pada suatu aktivitas tanpa ada paksaan dan tidak muncul secara tiba-tiba (Mara, 2018).

Minat ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan. Pola pikir adalah bagaimana pola pikir seseorang dalam memandang pekerjaannya (Suprapto et al., 2017). Kemudian yang kedua adalah keahlian yang merupakan keterampilan petani dalam mengelola pertanian meliputi teknik budidaya pertanian, pengetahuan tentang berbagai hama, pegetahuan alat- alat pertanian, hingga pemasaran hasil pertanian (Suprapto et al., 2017).

Tabel 1.5. Nilai Tukar Petani pada Subsektor Tanaman Pangan Serta Persentase Perubahannya

Subsektor Tanaman Pangan (Padi dan Palawija)

November 2020

Desember 2020

Persentase Perubahan

(1) (2) (3) (4)

a. Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP)

96,38 94,98 -1,45 b. Indeks Harga yang Diterima Petani

(It)

101,34 100,59 -0,73

- Padi 99,74 99,37 -0,37

- Palawija 106,88 104,85 -1,90

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 105,14 105,91 0,73 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 105,39 106,36 0,92

- Indeks BPPBM 104,26 104,31 0,05

(23)

Selanjutnya adalah modal, yaitu barang yang digunakan untuk memproduksi barang kembali atau barang yang digunakan untuk meningkatkan pendapatan (Suratiyah, 2018). Pendapatan adalah sesuatu yang diperoleh dari hasil usaha tani oleh petani (Mara, 2018).

Meskipun terjadi penurunan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian khususnya petani, namun di daerah Desa Tanjung Kubah masih sangat banyak masyarakat yang tetap memilih pekerjaan sebagai petani sebagai sumber matapencahariannya hal ini diketahui dari profesi sebagai petani (425 orang) menduduki peringkat ke- dua terbanyak setelah profesi sebagai wiraswasta (674 orang). Kemudian luas lahan yang paling banyak digunakan di Desa Tanjung Kubah adalah untuk areal persawahan yaitu ±349 Ha dari total luas lahan yang ada di Desa Tanjung Kubah yaitu ±551 Ha. Tingginya luas lahan yang digunakan sebagai areal persawahan dan banyaknya jumlah masyarakat yang bekerja sebagai petani telah menunjukkan bahwa kuatnya minat masyarakat yang bekerja sebagai petani dalam menjalankan usahataninya meskipun saat ini di daerah lain telah banyak yang beralih profesi ke sektor jasa dan lainnya.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang menjadi petani (Studi Kasus: Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara)”.

(24)

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana keadaan minat, pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan petani padi sawah di Desa Tanjung Kubah?

2. Bagaimana pengaruh pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan terhadap minat (dorongan atau keinginan dalam diri seseorang untuk melakukan usahatani padi sawah) seseorang menjadi petani?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan minat, pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan petani padi sawah di Desa Tanjung Kubah.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan terhadap minat (dorongan atau keinginan dalam diri sesorang untuk melakukan usahatani padi sawah) seseorang menjadi petani.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah dan instansi terkait, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pembangunan pertanian.

2. Bagi masyarakat tani desa Tanjung Kubah, diharapkan dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan minat masyarakat untuk bekerja di sektor pertanian, sehingga jumlah petani tidak semakin menurun.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya dan pihak-pihak yang membutuhkan.

(25)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pertanian

Berdasarkan UU nomor 19 tahun 2013 pasal 1 ayat 4, pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam agroekosistem.

Dalam penelitian ini sektor pertanian yang dimaksud adalah pertanian ditinjau dalam arti sempit yaitu sawah.

Secara umum pertanian dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pertanian dalam arti luas dan sempit.

1. Pertanian dalam arti luas

Pengertian pertanian secara luas adalah pemanfaatan dari sumber daya hayati yang dilakukan oleh manusia dengan menanam tanaman yang produktif yang bisa menghasilkan serta bisa dipergunakan bagi kehidupan. Ataupun dapat juga diartikan sebagai seluruh kegiatan yang mencakup kedalam pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan juga perikanan yang hasilnya bisa digunakan untuk kebutuhan kehidupan manusia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/2009 tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian menyatakan bahwa kawasan budidaya pertanian adalah wilayah budidaya memiliki potensi budidaya

(26)

komoditas memperhatikan kesesuaian lahan dan agroklimat, efisiensi dan efektifitas usaha pertanian tertentu yang tidak dibatasi wilayah administrasi.

Berdasarkan jenis lahannya pertanian dibagi menjadi dua yaitu pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering.

1. Lahan basah

Lahan basah yaitu wilayah lahan atau tanah jenuh dengan air, baik secara permanen maupun temporer sebagian atau seluruhnya yang tergenangi oleh lapisan air dangkal, jenis dari pertanian lahan basah yaitu lahan basah beririgasi, rawa pasang surut dan lebak dan lahan basah tidak beririgasi serta lahan kering potensial untuk pemanfaatan dan pengembangan tanaman pangan.

2. Pertanian lahan kering

Lahan kering adalah lahan pertanian yang sumber utama pengairannya berasal dan air hujan, kawasan lahan kering potensial untuk pemanfaatan dan pengembangan tanaman hortikultura secara monokultur maupun tumpang sari.

Lahan kering adalah lahan pertanian yang menggunakan air dalam jumlah terbatas, tidak disertai dengan fasilitas irigasi sehingga biasanya hanya mengharapkan air dari curah hujan (Kristy, 2010).

2. Pertanian dalam arti sempit

Pertanian secara sempit ialah proses dari budidaya tanaman pada suatu lahan yang hasilnya bisa mencukupi kebutuhan manusia. Ataupun dapat diartikan sebagai suatu proses bercocok tanam yang dilakukan di lahan yang sebelumnya talah

(27)

disiapkan dan kemudian dikelola dengan secara manual dan tidak terlalu banyak dalam menggunakan manajemen.

Jenis pertanian ini acapkali disebut sebagai pertanian rakyat. Produk utama yang didapatkan dari pertanian ini berupa tanaman pangan untuk dikonsumsi sehari-hari, misalnya beras, palawija, dan hortikultura. Pertanian ini umumnya diusahakan di sawah, ladang serta pekarangan.

2.1.2 Ketersediaan Pangan

Peranan pertanian di Indonesia sangat berarti dilihat dari kewajibannya dalam mencukupi kebutuhan pangan penduduk. Pemerintah wajib mempraktikkan kebijakan pangan, ialah dengan menjamin ketahanan pangan yang meliputi pengadaan pasokan, diversifikasi, keamanan, kelembagaan, serta organisasi pangan. Kebijakan ini diperlukan dalam meningkatkan kemandirian pangan.

Pembangunan yang mengabaikan keswadayaan dalam kebutuhan dasar penduduknya akan membuat suatu negara menjadi sangat bergantung pada negara lain, sehingga negara tersebut menjadi tidak berdaulat (Arifin dalam Purwaningsih, 2008).

Kawasan untuk pertanian telah ditetapkan dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional. Hal ini sesuai dengan UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan khususnya dalam Pasal 45 ditegaskan bahwa pemerintah berkewajiban menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Lebih lanjut dalam pasal 47 ditegaskan guna mewujudkan cadangan pangan nasional,

(28)

pemerintah akan berupaya: a) mengembangkan, membina, dan atau membantu penyelenggaraan cadangan pangan masyarakat, b). mengembangkan, menunjang, dan memberikan kesempatan seluas-Iuasnya bagi peran koperasi dan swasta daIam mewujudkan cadangan pangan setempat dan atau nasional. Dengan demikian melalui penetapan kawasan peruntukan pertanian maka pengembangan pembangunan pertanian akan berorientasi dan fokus pada upaya peningkatan produksi dan produktivitas yang optimal.

Fenomena terus menyusutnya atensi tenaga kerja yang bekerja pada sektor pertanian memiliki konsekuensi bagi keberlanjutan sektor pertanian di masa depan.

Di masa depan beban sektor pertanian akan terus bertambah seiring bertambahnya jumlah penduduk serta meningkatnya permintaan pangan sehingga kenaikan produksi dan produktivitas pangan menjadi aspek kuncinya (Hery, 2016).

Negara harus menjamin ketersediaan pangan dalam jumlah yang mencukupi bukan hanya dalam aspek terjamin mutunya untuk tiap masyarakat, sebab pada hakekatnya tiap masyarakat berhak atas pangan untuk keberlangsungan hidupnya.

Penyediaan pangan oleh negara wajib diusahakan lewat peningkatan produksi pangan dalam negeri, dimana produksi ini wajib tetap bertambah dari tahun ke tahun sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk (Purwaningsih, 2008).

2.1.3 Petani

Menurut Cancian (1989) dalam Iskandar (2006), Petani merupakan orang yang mempunyai mata pencaharian utama dalam bidang pertanian. Di dalam kesehariannya, petani umumnya hidup dalam dua dunia. Pada satu sisi, warga petani pada biasanya tinggal di daerah-daerah pedesaan, terpisah dari dunia luar.

(29)

Mereka sangat sungguh-sungguh di dalam mengelola pertanian di desanya serta cenderung mempunyai orientasi pemikiran ke dalam ( inward looking orientation).

Tetapi, di sisi lain, warga petani sangat bergantung dari dunia luar. Mereka dipengaruhi oleh ekonomi pasar serta sebagai subordinasi, objek politik pihak penguasa/ pemerintah serta pihak luar, warga luas.

Menurut Slamet (2000) dalam Ambun (2020), petani ialah orang yang mempunyai dan mengolah tanah/lahan miliknya sendiri. Akan tetapi pengertian tersebut memiliki bias, sehingga perlu dilakukan pembagian jenis petani sesuai dengan cakupan komoditas.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) sub sektor petani berdasarkan cakupan komoditas dibagi menjadi:

1. Sub Sektor Tanaman Pangan seperti: padi, sorgum, jagung.

2. Sub Sektor Hortikultura seperti: Sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan.

3. Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) seperti: kelapa, kopi robusta, cengkeh, tembakau, dan kapuk.

4. Sub Sektor Peternakan seperti: ternak besar (sapi, kerbau), ternak kecil (kambing, domba, babi, dll), unggas (ayam, itik, bebek dll), hasil-hasil ternak (daging, susu, kulit, telur dll).

5. Sub Sektor Perikanan, baik perikanan tangkap maupun budidaya. Sub sektor perikanan mencakup semua aktivitas penangkapan, pembenihan, dan budidaya berbagai jenis ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air tawar, air payau maupun air laut.

(30)

Menurut Sastraatmadja (2010), berdasarkan kepemilikan tanah, petani dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu:

1. Petani buruh/ buruh tani, adalah petani yang sama sekali tidak mempunyai lahan sawah.

2. Petani gurem, adalah petani yang memiliki lahan sawah, luasnya berkisar 0,1 s/d 0,50 hektar.

3. Petani kecil, adalah petani yang memiliki lahan sawah, luasnya berkisar 0,51 s/d 1 hektar.

4. Petani besar, adalah petani yang memiliki lahan sawah dan luasnya lebih dari satu hektar.

Selain itu, petani juga diklasifikasikan sesuai dengan keadaan status sosial ekonominya:

1. Petani tidak memiliki lahan dan modal, adalah petani yang paling miskin dan paling rentan karena hanya memiliki tenaga kerja.

2. Petani memiliki lahan sempit namun tidak memilikit modal. Petani ini hanya memiliki lahan sebgai tempat berdiri rumah/gubuknya.

3. Petani memiliki lahan sedang namun tidak memiliki modal. Produksi yang dihasilkan petani masih rendah.

4. Petani punya lahan cukup/luas dan modal cukup/besar. Produksi yang dihasilkan petani sudah besar.

Petani yang dimaksud disini merupakan orang yang mengusahakan bisnis pertanian (tanaman pangan) berdasarkan resiko sendiri yang bertujuan untuk dijual, baik itu petani pemilik maupun petani penggarap (sewa/kontrak/bagi hasil). Orang yang

(31)

bekerja pada sawah/ladang orang lain menggunakan mengharapkan upah (buruh tani) bukan termasuk dikategorikan sebagai petani.

2.2 landasan Teori 2.2.1 Minat

Menurut The American Heritage Dictionary of the English Language, dalam Djaali (2013) minat merupakan perasaan ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau mempunyai sesuatu. Selain itu minat adalah bagian dari ranah afeksi, mulai dari tahap kesadaran hingga dalam pilihan nilai.

Minat adalah perilaku jiwa seorang yang tertuju dalam suatu objek tertentu dari ketiga bagian jiwanya (kognisi, emosi dan konasi). Pada interaksi tersebut unsur perasaan merupakan yang terkuat. Unsur kognisi, pada arti minat yaitu pengetahuan dan fakta tentang objek yang dituju. Unsur emosi, dalam partisipasi atau pengalaman disertai perasaan tertentu sedangkan unsur konasi adalah kelanjutan dari kedua unsur sebelumnya, yaitu kognisi dan emosi yang merupakan sesuatu yang direalisasikan dalam bentuk kemauan dan harapan untuk melakukan suatu aktivitas (Ahmadi, 2003).

Minat merupakan aspek kunci kesesuaian antara orang dan pekerjaannya yang menjadi alasan mengapa petani padi sawah masih tetap bertahan untuk menjalankan usahataninya saat ini hingga nanti (Panurat et al., 2014).

Secara umum minat dimaknai sebagai dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu.

(32)

Menurut Mappiare (1982) dalam Panurat et al (2014) menjelaskan bahwa latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman mempengaruhi bentuk minat seseorang.

Menurut Crow (1973) dalam Isnaeni (2019) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi minat seseorang yaitu: (1) faktor dorongan dari dalam individu, (2) motif sosial, dan (3) faktor emosional.

Menurut safari (2003) dalam Isnaeni (2019), Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur minat, yaitu:

1. Keseriusan, yang diukur dengan melihat bagaimana keseriusan seseorang dalam mengerjakan suatu aktivitas atau kegiatan.

2. Ketertarikan, yang diukur dengan melihat bagaimana respon yang diberikan seseorang dalam menanggapi sesuatu yang menggambarkan seseorang tersebut cenderung tertarik terhadap orang, benda atau pengalaman yang ada dalam suatu kegiatan.

3. Rasa senang, yang diukur dengan melihat rasa kegairahan pada diri seseorang dalam melakukan kegiatan tanpa adanya rasa terpaksa.

4. Keterlibatan, yang diukur dengan melihat peran aktif seseorang dalam melakukan kegiatan.

2.2.2 Pola pikir

Secara etimologi Pola pikir berasal dari bahasa inggris yang disebut mindset, yang terdiri atas gabungan dua kata yaitu: mind dan set. “Mind” berarti seat of thought and memory; the center of consciousness that generates thoughts, feelings, ideas, and perceptions, and stores knowledge and memories (sumber pikiran dan memori;

(33)

pusat kesadaran yang membuahkan pikiran, perasaan, ide, dan persepsi, dan menyimpan pengetahuan dan memori). “Set” berarti a preference for or increased ability in a particular activity (memprioritaskan peningkatan kemampuan dalam suatu aktivitas). Dengan demikian pola pikir adalah beliefs that affect somebody’s attitude; a set of beliefs or a way of thinking that determine somebody’s behavior and outlook (kepercayaan-kepercayaan yang mempengaruhi seseorang untuk bersikap; sekumpulan kepercayaan atau suatu cara berpikir yang menentukan seseorang dalam berperilaku dan berpandangan, bersikap, dan bagaimana masa depan seseorang) (Gunawan, 2007).

Menurut Darmawan (2008), pola pikir merupakan inti dari self learning atau pembelajaran diri. Hal Inilah yang menentukan bagaimana seseorang memandang sebuah potensi, kecerdasan, tantangan dan peluang sebagai sebuah proses yang wajib diupayakan dengan tekun dan kerja keras serta usaha agar tercapainya tujuan.

Menurut Dweck (2006 ), pola pikir terbagi dua, yaitu pola pikir bertumbuh dan pola pikir tetap. Pola pikir bertumbuh adalah seseorang meyakini bahwa inteligensi, bakat dan keterampilannya adalah suatu hal yang bisa dikembangkan dengan upaya kerja keras dan usaha yang giat, tekun dan juga melalui proses pembelajaran.

Sementara pola pikir tetap adalah seseorang meyakini bahwa kecerdasan, keterampilan, dan bakat telah ditentukan dalam jumlah tertentu dan tidak bisa dikembangkan lagi.

 Indikator pola pikir bertumbuh adalah:

1. Percaya bahwa kecerdasan, bakat, dan karakter bukanlah fungsi dari keturunan

(34)

2. Menerima tantangan dan menghadapinya dengan sungguh-sungguh 3. Berpandangan ke depan secara konsisten dari kegagalan

4. Memiliki pandangan positif tentang bisnis 5. Belajar dari kritik yang ada

 Indikator pola pikir tetap adalah:

1. Percaya bahwa kecerdasan, bakat, dan karakter adalah fungsi yang diwariskan dan tidak dapat diubah

2. Menghindari tantangan 3. Mudah menyerah

4. Berpikir bahwa usaha tidak berguna

5. Tidak mengambil manfaat/pembelajaran dari kritikan orang lain.

2.2.3 Keterampilan

Menurut Soemarjadi et al (1992) keterampilan ialah perilaku yang diperoleh melalui tahapan pembelajaran, keterampilan berasal dari gerakan-gerakan yang kasar atau tidak terkoordinasi memlalui training ini, secara bertahap gerakan tidak teratur itu berangsur-angsur berubah menjadi gerakan- gerakan yang lebih halus, melalui proses koordinasi diskriminasi (perbedaan) serta integrasi (perpaduan) sebagai akibatnya diperoleh suatu keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan dalam melaksanakan beberapa pekerjaan yang merupakan pengembangan diri sebagai hasil dari training dan pengalaman yang didapat (Dunnette, 1976). Keterampilan merupakan salah satu poin yang menjadi pertimbangan bagi seseorang dalam memilih jenis

(35)

pekerjaan. Bekerja di bidang apapun harus mempunyai keterampilan agar hasil yang diperoleh memuaskan (A’yun, 2015).

Berdasarkan penelitian Irawan dan Mulyadi (2016), Indikator ketermpilan meliputi:

a. Keterampilan Teknis

adalah kemampuan seseorang dalam menguasaidan mengelola pengetahuan dan teknologi baru

b. Keterampilan Manajemen

adalah kemampuan seseorang dalam merencanakan dan mengorganisasikan fungsi-fungsi manajemen untuk mengelola sumberdaya yang ada dalam membangun usahanya.

c. Keterampilan Kewirausahaan

Adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membangun dan mengembangkan usahanya.

d. Keterampilan Kedewasaan Pribadi

kemampuan seseorang untuk menjadi swadaya/mandiri untuk menemukan permasalahannya sendiri dan mencari solusi untuk permasalahannya itu sendiri.

2.2.4 Modal

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Von Bohm Bawerk (1959), modal atau capital adalah adalah segala jenis barang yang dihasilkan dan oleh masyarakat disebut kekayaan warga. Sebagian dari kekayaan itu dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk menghasilkan barang-barang. Jadi modal ialah setiap hasil atau produk yang digunakan dalam menghasilkan suatu produk.

(36)

Dan modal bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu modal tetap dan modal bergerak.

Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh model tersebut (Soekartawi, 2002). Modal tetap ialah barang-barang modal yang digunakan pada proses produksi yang bisa digunakan beberapa kali meskipun akhirnya barang-barang modal yang digunakan dalam proses produksi yang dapat digunakan beberapa kali tadi akan habis (Rahmanta, 2014). Faktor produksi seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin termasuk dalam kategori modal tetap. Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang relatif pendek dan tidak berlaku untuk jangka panjang (Soekartawi, 2002).

Dalam usahatani, besar kecilnya modal tergantung pada:

1. Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar atau kecilnya modal yang digunakan, semakin besar skala usaha maka semakin besar pula modal yang digunakan.

2. Macam komoditas, jenis komoditas yang digunakan dalam proses produksi pertanian juga menentukan besar ataupun kecilnya modal yang digunakan.

3. Tersedianya kredit bagi masyrakat tani sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani (Rahim dan Hastuti, 2007).

Menurut penelitian Putri et al (2014), Indikator Modal Usaha meliputi:

a. Struktur permodalan meliputi; modal sendiri dan modal pinjaman b. Pemanfaatan modal tambahan

c. Hambatan dalam pendanaan eksternal d. Status bisnis setelah melakukan investasi

(37)

2.2.5 Teori Pendapatan

Menurut Soekartawi (2002) menjelaskan bahwa pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsi dan juga kualitas dari barang yang dikonsumsi.

Misalnya sebelum terjadinya penambahan pendapatan, beras yang dikonsumsikan adalah kualitas yang biasa ataupun kurang baik, namun setelah terjadi penambahan pendapatan maka konsumsi beras menjadi kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

Menurut Warsana (2007), Pendapatan merupakan penerimaan yang berasal dari hasil penjualan kemudian dikurangi dengan biaya total yang dikeluarkan. Secara matematis bisa dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

TR = Penerimaan Kotor (Rp)

TC = Total Cost/ Total biaya yang dikeluarkan (Rp)

Dimana:

TC = Biaya (Rp) FC = Fixed Cost (Rp)

Menurut Soekirno (1985), terdapat empat ukuran pendapatan:

Pendapatan = TR – TC

TC = FC + VC

(38)

1. Pendapatan kerja petani, Pendapatan ini diperoleh dengan cara menghitung semua penerimaan dan peningkatan investasi yang kemudian dikurangi dengan pengeluaran baik tunai maupun bunga modal dan investasi nilai kerja keluarga.

2. Penghasilan kerja petani, Pendapatan ini diperoleh dari selisih Total penerimaan usahatani setelah dikurangi dengan bunga modal.

3. Pendapatan kerja keluarga, Pendapatan yang didapatkan dari balas jasa dan kerja serta pengelolaan yang dikerjakan oleh petani dan anggotanya dengan tujuan menambah penghasilan rumah tangga.

4. Pendapatan keluarga, Angka ini diperoleh dengan menghitung pendapatan dari sumber-sumber lain yang diterima petani bersama keluarga disamping kegiatan pokoknya.

Menurut Bramastuti (2009), indikator pendapatan antara lain:

1. Penghasilan diterima setiap bulan 2. Bekerja

3. Anggaran biaya penidikan 4. Beban keluarga

2.3 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian Purwaningsih (2019), yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Minat Pemuda Usia 21 – 30 Tahun Pada Sektor Pertanian di Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang”, Metode analisis data menggunakan tabulasi, analisis deskriptif, uji normalitas dan analisis regresi linier sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan anak muda petani di Desa Sidomulyo menunjukkan bahwa sebagian besar jenjang

(39)

pendidikan adalah tamatan SLTA, sedangkan proporsi jenjang pendidikan remaja di Desa Tambak Agung pada tingkatan SLTA dan SLTP proporsinya sama, Pemuda di Desa Sidomulyo dan Tambak Agung berada pada tingkat peminat yang sedang di sektor pertanian. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap minat Pemuda pada sektor pertanian di Desa Sidomulyo memiliki nilai R Square 0.248 sedangkan nilai R-squared di Tambak Agung sebesar 0,428 arah pengaruh negatif.

Arvianti et al (2015) melakukan penelitian dengan judul “Minat Pemuda Tani Terhadap Transformasi Sektor Pertanian Di Kabupaten Ponorogo”, Melalui penggunaan metode kuantitatif diperoleh kesimpulan bahwa pendapatan, keluarga, masyarakat dan kondisi sosial berpengaruh signifikan terhadap kepentingan petani, dan sebagian besar sampel masih harus berusahtani.

Panurat et al (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Petani Berusahatani Padi Di Desa Sendangan Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa” Dengan menggunakan metode regresi linier berganda dan perangkat lunak SPSS 16, hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani adalah luas lahan, pengalaman, pendapatan, bantuan dan pendidikan. Pengaruh sangat nyata terhadap minat menjadi petani ditunjukkan oleh luas lahan dan pendapatan. Sedangkan bantuan dan pengalaman hanya berpengaruh nyata terhadap minat, sebaliknya yang tidak berpengaruh nyata terhadap minat adalah variabel pendidikan. Kemudian diperoleh nilai R2 sebesar 72% dari faktor luas lahan, pengalaman, pendapatan, bantuan dan pendidikan.

Menurut penelitian A’yun (2015) yang berjudul “Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Pekerjaan Masyarakat dari Sektor Pertanian ke Sektor Industri di

(40)

Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik”, yang menggunakan metode pendekatan deskriptif-kualitatif. Dapat disimpulkan bahwa dibandingkan dengan sektor pertanian, pendapatan sektor industri yang tinggi dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tingkat pendidikan dan tingginya keterampilan yang dimiliki individu juga menjadi faktor yang memotivasi masyarakat untuk berpindah pekerjaan ke sektor industri. Pengaruh lingkungan sosial budaya, pertama-tama adalah interaksi yang erat antara keluarga, teman, tetangga dan industri, serta antusiasme masyarakat untuk berkarya yang lebih baik, yang juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Kecamatan Cerme yang berdekatan dengan zona pengembangan industri juga mempengaruhi perpindahan masyarakat ke sektor industri. Meski hanya 18% yang bekerja di sektor pertanian dan 36% yang bekerja di sektor industri, pemerintah tetap mempertahankan Kabupaten Cerme sebagai kabupaten pengembangan tanaman pangan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya program pemerintah yang meliputi Jalan Usaha Tani (JUT), perluasan waduk, penambahan kapasitas waduk, serta penyediaan pupuk, bibit, obat-obatan dan alat pertanian.

Dari penelitian Losvitasari et al (2017) dengan judul “Persepsi Generasi Muda terhadap Minat Bertani di Kawasan Pariwisata Tanah Lot (Kasus Subak Gadon III, Tabanan), dengan menggunakan metode analisis kualitatif, maka didapatkan hasil bahwa generasi muda non pariwisata masih cukup berminat pada sektor pertanian sedangkan generasi muda pariwisata tidak memiliki minat bertani, dan terdapat perbedaan persepsi/pandangan generasi muda mengenai dampak pariwisata terhadap minat bertani pada generasi muda non pariwisata dan generasi muda pariwisata rumah tangga petani di Subak Gadon III, Beraban,Tabanan. Perbedaan

(41)

ini dapat dilihat dari: 1) generasi muda lebih senang menekuni bidang pertanian daripada bidang pariwisata; 2) Kegembiraan generasi muda mengunjungi pameran bertema pertanian; 3) Generasi muda berharap untuk berpartisipasi lebih luas dalam pertanian daripada pariwisata.

2.4 Kerangka Pemikiran

Indonesia merupakan negara agraris yang mana sektor pertanian merupakan sektor penyumbang devisa terbesar. Akan tetapi dari tahun ke tahun terus terjaadi penurunan dari jumlah petani. Hal ini sejalan dengan penurunan NTPP di Sumatera Utara pada Desember 2020 yang mengindikasikan bahwa terjadinya penurunan kesejahteraan petani subsektor tanaman pangan.

Kabupaten Batu Bara merupakan salah satu dari 10 kabupaten penghasil beras terbanyak di Sumatera Utara. Sentra produksi beras di Kabupaten Batu Bara berada di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih. Beras merupakan makanan pokok masyarakat Sumatera Utara yang sangat dibutuhkan selalu ketersediaannya untuk memenuhi kebutuhan pangan setempat.

Berdasarkan data dari badan pusat statistik Kabupaten Batu Bara maka terlihat terjadinya penurunan produktivitas padi sawah, hal ini disebabkan oleh semakin menurunnya jumlah masyarakat yang berprofesi sebagai petani. Meskipun demikian, di desa Tanjung Kubah masih sangat banyak masyarakat yang bertahan menjadikan pekerjaan sebagai petani sebagai sumber mata pencahariannya serta luas lahan yang dominan digunakan untuk areal persawahan menunjukkan tingginya minat masyarakat yang bekerja sebagai petani dalam menjalankan usahataninya.

(42)

Minat menjadi petani merupakan dorongan pada diri masyarakat untuk melakukan usahatani padi sawah secara sadar tanpa paksaaan. Faktor yang mempengaruhi minat untuk menjadi petani yaitu pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan.

Untuk itulah peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap minat seseorang menjadi petani. Berikut adalah skema Kerangka pemikiran yang yang ditunjukkan dalam gambar 2.1.

berikut:

Keterangan:

: Terdapat pengaruh

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Seseorang Menjadi Petani di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara.

Pola pikir (X1)

Keterampilan (X2)

Modal (X3)

Pendapatan Petani (X4)

Minat Menjadi Petani (Y)

(43)

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan landasan teori, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan berpengaruh terhadap minat seseorang menjadi petani.

(44)

28 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara. Penentuan daerah tersebut dilakukan secara purposive (sengaja) karena terjadi penurunan jumlah pekerja di sektor pertanian di Desa Tanjung Kubah yang merupakan salah satu daerah sentra produksi beras.

3.2 Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan petani yang memanfaatkan dengan menggunakan daftar pernyataan (kuesioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti Badan Pusat Stastik Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu Bara, penelitian terdahulu serta literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi sawah Desa tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara. Besar populasi petani di desa ini adalah 253 petani yang terdiri dari 9 kelompok tani. Jumlah petani tersebut merupakan hasil rekapan data dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Air Putih. Petani yang digunakan sebagai populasi dalam penelitian ini merupakan petani yang sudah memiliki NIK dan terdaftar dalam RDKK. Pengambilan sampel

(45)

penelitian dilakukan secara random sampling. Dengan metode ini, semua nama sampel yang ada berpeluang sama untuk menjadi sampel dan tujuannya agar diperoleh kesimpulan yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya/ akurat.

Kemudian jumlah sampel untuk penelitian ditentukan dengan menggunakan metode Slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 72 petani padi sawah.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Dimana :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Taraf kesalahan dalam pengambilan sampel (dalam penelitian ini digunakan α

= 10%) n = 253

1+253 (0,12)

n = 253

3,53

n = 71,67 menjadi 72 sampel.

Tabel 3.1. Jumlah Petani Padi Sawah di Desa Tanjung Kubah

No. Kelompok Tani Jumlah Petani (orang)

1 Damai 27

2 Tunas Baru 14

3 Sekata 37

4 Pelita 45

5 Cinta Maju 30

6 Sandang Pangan 18

7 Anggiatma 33

8 Sumber Pangan 16

9 Maju tani 33

Total 253

Sumber: BPP Kecamatan Air Putih, 2021

n =

N

1+N (e²)

(46)

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menjawab masalah 1, digunakan metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah langka awal yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran umum data yang dikumpulkan dari sampel. Analisis deskriptif sampel dimaksudkan untuk mengkaji bagaimana keadaan pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan dalam mempengaruhi minat menjadi petani. Metode analisis deskriptif ini dilakukan penulis melalui metode survei dengan kuesioner mengunakan skala likert.

Untuk pengisian kuesioner telah tersedia alternatif jawaban dari setiap item, sehingga sampel bisa memilih satu jawaban yang sesuai dengan pendapat dan keadaannya sendiri. Terdapat lima alternatif pilihan yang digunakan pada setiap item pernyataan dalam pengukuran. Lima alternatif yang akan digunakan diberi skor 1, 2, 3, 4, 5.

Tabel 3.2. Pemberian Bobot Skor Skala Likert Pada Kuesioner

Jawaban Simbol Skor

Sangat Tidak Setuju STS 1

Tidak Setuju TS 2

Kurang Setuju KS 3

Setuju S 4

Sangat Setuju SS 5

Sumber: Sugiyono, 2014

Data yang diperoleh dari sampel dikelompokkan dan lalu ditabulasikan dalam bentuk kuantitatif untuk kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi menggunakan alat bantu Ms. Excel.

Adapun dalam pelaksanaan mentabulasikan data yang diperoleh agar dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi dilakukan tahapan-tahapan berikut:

(47)

1. Mendata skor pada setiap item pernyataan pada masing-masing variabel yang ada.

2. Untuk menganalisis setiap pernyataan atau indikator, maka terlebih dahulu menghitung frekuensi jawaban setiap kriteria atau pilihan jawaban.

3. Kemudian menjumlahkan frekuensi jawaban setiap kriteria atau pilihan jawaban.

4. Menghitung rata-rata jumlah dari setiap indikator agar diperoleh bobot dari setiap indikator.

5. Menentukan nilai jenjang interval dengan rumus = Nilai Tertinggi−Nilai Terendah Jumlah Kriteria Pernyataan

Adapun nilai jenjang interval yang diperoleh dalam penelitian ini adalah = 5−1

5

= 0,8.

6. Menentukan skala kriteria pernyataan atau indikator, adapun skala kriteria pernyataan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.3.

berikut:

Tabel 3.3. Skala Kriteria Pernyataan

Skala Kategori

1,00 - 1,80 Sangat Tidak baik

1,81 - 2,60 Tidak baik

2,61 - 3,40 Kurang baik

3,41 - 4,20 Baik

4,21 - 5,00 Sangat Baik

Sumber: Sugiyono, 2014

7. Membuat garis kontinum untuk memudahkan dalam melihat kategori penilaian mengenai variabel yang diteliti. Adapun garis kontinum yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1. berikut:

(48)

Sangat Tidak Baik

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

Sumber: Sugiono, 2014

Gambar 3.1. Garis Kontinum

8. Menentukan kategori data hasil tanggapan sampel dengan menyesuaikan bobot indikator dengan skala kategori pernyataan.

9. Menghitung rata-rata bobot indikator atau pernyataan, kemudian menyesuaikan bobot rata-ratanya dengan skala kriteria pernyataan sehingga dapat diketahui kategori dari variabel yang diteliti.

10. Kategori yang ada pada skala kriteria dan garis kontinum disesuaikan dengan konteks variabel yang diteliti.

Ada lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini sehingga dilakukan lima kali pembuatan tabel distribusi agar dapat diketahui dengan jelas bagaimana keadaan minat, pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan petani sampel di daerah penelitian.

Untuk menjawab masalah 2, data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan alat bantu IBM SPSS Statistics version 21. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu pola pikir, keterampilan, modal dan pendapatan terhadap variabel terikat yaitu minat menjadi petani. Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00

(49)

Keterangan:

Y = Variabel dependen (Minat Menjadi Petani) b0 = Konstanta

b1 - b4 = Koefisien Regresi X1 = Pola pikir

X2 = Keterampilan X3 = Modal

X4 = Pendapatan

μ = error/Kesalahan Penganggu

Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis variabel yang diukur, yaitu variabel dependen (terikat) dan variabel independen (tidak terikat).

1. Variabel dependen:

 Minat menjadi petani (Y), yaitu dorongan atau keinginan dalam diri

seseorang untuk bekerja sebagai petani. Adapun indikator yang akan diteliti meliputi:

- Keseriusan - Ketertarikan - Perasaan senang - Keterlibatan 2. Variabel independen:

Y = b

0

+ b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+ b

4

X

4

+ μ

(50)

 Pola pikir (X1), yaitu bagaimana seorang petani memandang pekerjaannya, terdiri dari dua jenis yaitu pola pikir bertumbuh dan pola pikir tetap. Adapun indikator yang akan diteliti meliputi:

- Keyakinan (belief) terhadap intelegensi, bakat dan sifat - Pengambilan risiko terhadap tantangan

- Penyikapan terhadap halangan dan rintangan - Usaha yang dilakukan

- Penerimaan terhadap kritik dan saran

- Kemauan untuk mempelajari dan mengambil inspirasi dari pengalaman orang lain

 Keterampilan (X2), yaitu kapasitas atau kemampuan yang dimiliki oleh seorang petani dalam menjalankan usahataninya yang diperoleh melalui pendidikan non formal. Adapun indikator yang akan diteliti meliputi:

- Keterampilan Teknis - Keterampilan Manajemen - Keterampilan Kewirausahaan - Keterampilan Kedewasaan Pribadi

 Modal (X3), yaitu barang yang dimiliki baik materi maupun non materi yang dimiliki petani untuk dapat menjalankan usahataninya. Adapun indikator yang akan diteliti meliputi:

- Struktur permodalan : modal sendiri dan modal pinjaman - Pemanfaatan modal tambahan

- Hambatan dalam mengakses modal eksternal - Keadaan usaha setelah menanamkan modal.

(51)

 Pendapatan (X4): Dilihat dari jumlah pendapatan yang diperoleh tiap petani yang diberikan range pada tiap jumlah pendapatannya. Adapun indikator yang akan diteliti meliputi:

- Penghasilan yang diterima perbulan - Bekerja

- Anggaran biaya pendidikan - Beban keluarga yang ditanggung

Kemudian, data yang diperoleh dari lapangan akan diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas, uji Reliabilitas.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2005) uji validitas dipergunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Rumus yang digunakan adalah dengan rumus korelasi product moment. Syarat minimum suatu butir instrument untuk dianggap valid adalah jika nilai indeks validitasnya ≥ 0.3 dan koefisien korelasi Pearson Product Moment ≤ r tabel.

Semua pertayaan yang memiliki tingkat korelasi dibawah r tabel atau 0,3 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid. Untuk mengukur validitasnya, dalam penelitian ini akan digunakan program SPSS for Windows.

Rumus Korelasi Product Moment :

r

xy

=

(𝐧∑𝐗𝐘) – (∑𝐗∑𝐘)

√{𝐧(∑𝐗²) – (∑𝐗)²} {𝐧(∑𝐗²) – (∑𝐘)²}

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis persepsi dan sikap serta faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani untuk menggunakan sumber pembiayaan formal

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola kemitraan antara petani dengan perusahaan, tingkat pendapatan dan keuntungan petani, menganalisis kelayakan

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui seberapa besar pengaruh faktor produksi lahan, tenaga kerja dan modal terhadap pendapatan petani tanaman hias di Desa

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besar R/C per Ha dan per Petani usahatani jeruk di daerah penelitian, untuk menganalisis hubungan R/C per Ha dan per Petani dengan luas

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga pada Petani Padi dan Nelayan serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya di Desa Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu

Dalam penelitian ini juga dilakukan uji t untuk membuktikan apakah secara parsial faktor modal (X1), pendapatan petani padi (X2), pendapatan petani tambak (X3)

Dalam penelitian ini juga dilakukan uji t untuk membuktikan apakah secara parsial faktor modal (X1), pendapatan petani padi (X2), pendapatan petani tambak (X3)

Dengan demikian bahwa faktor pendidikan, pengalaman, lahan, modal, penyuluhan, dan jumlah tanggungan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani