• Tidak ada hasil yang ditemukan

BATASAN VARIABEL

Dalam dokumen RANCANGAN 1 STANDAR KOMPETENSI KERJA NAS (Halaman 38-43)

1. Konteks Variabel

1.1 Konsep dan prinsip efektifitas bantuan dan pengembangan masyarakat

termasuk:

• Kepemilikan, termasuk:

• Menggunakan proses penyampaian yang mendukung negara-negara mitra

• Mempraktikkan kepemimpinan yang efektif dalam kebijakan dan strategi pembangunan mereka

• Mengkoordinasikan tindakan-tindakan pembangunan

• Melibatkan masyarakat dan pemerintah setempat dalam pengambilan keputusan, pengimplementasian, pemantauan dan evaluasi

• Mendorong kontribusi masyarakat dan pemerintah lokal dalam pemecahan masalah

• Harmonisasi:

• secara aktif berusaha melakukan kolaborasi dengan mitra-mitra Official Development Assistance (ODA) dalam menciptakan nilai tambah dan keefektifan yang lebih besar bagi pembangunan

• Mengelola hasil, termasuk peningkatan sistem yang berkelanjutan untuk:

• mengelola hasil pembangunan

• mendukung pengambilan keputusan berdasarkan pembuktian

• Akuntabilitas bersama, melibatkan adanya:

• transparansi dan akuntabilitas penuh atas penggunaan sumber-sumber pembangunan dalam penyampaian program

1.2. Konsep etis yang relevan bagi lingkungan lapangan dapat mencakup:

•Hak untuk kehidupan bermartabat

•Pembedaan antara pejuang dan bukan pejuang

•Prinsip non-refoulement (pengusiran atau kembalinya pengungsi ke batas-batas wilayah di mana kehidupan atau kebebasan terancam karena ras, agama,

30

kebangsaan, keanggotaan kelompok sosial tertentu atau opini politik http://id.termwiki.com/ID:refoul

•Tidak ada diskriminasi kelompok (sektarian) dalam memberikan bantuan di lapangan

ement)

•Tidak ada keberpihakan

1.3. Konsep yang peka secara budaya yang relevan di situasi lapangan dapat menjadi sangat rumit dan mencakup isu-isu seperti:

•Isu-isu social

•Hubungan gender

•Hubungan budaya

•Kepercayaan keagamaan

•Praktik-praktik budaya

•Isu-isu politik dan kepekaan

1.4. Kode etik internasional yang relevan dapat mencakup, misalnya:

•ACFID Code of Conduct and Effectiveness

•Code of Conduct for the International Red Cross and Red Crescent Movement and Non Governmental Organisations (NGOs) in Disaster Relief

•People In Aid Code of Good Practice

•International Code of Conduct on the Human Right to Adequate Food 1.5. Standar dan konvensi internasional dapat mencakup:

•Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on Elimination of All Forms of Discrimination Against Women).

•Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

•Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.

•Keputusan Presiden No. 36 tahun 1990 tentang Ratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA).

•Convention against Torture and other Cruel,Inhuman or Degrading Treatment or Punishment (1984)

•Convention on the Elimination of allforms of Discrimination Against Women (1979)

•Convention on the Elimination of allforms of Racial Discrimination (1965)

•Convention on the Prevention and Punishment of the Crime of Genocide(1948)

31

•Convention on the Rights of the Child (1989)

•Convention on the Status of Refugees (1951) and the Protocol Relating to the Status of Refugees (1976)

•Convention on the Status of Refugees (1994)

•Guiding Principles on Internal Displacement (1998)

•Humanitarian Accountability Partnership- International (HAP-International)

•Hyogo Framework for Action (2005)

•International Covenant on Civiland Political Rights (1966)

•International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (1966)

•People in Aid

•Principles of Aid effectiveness as embodied in the Paris Declaration (2005) and Accra principles (2008)

•The four GenevaCovenants of 1949 and their two Additional Protocols of 1977

•The Humanitarian Charter and Minimum Standards in Relief (The Sphere standards) organisation policy and procedure documents

•Universal Declaration of Human Rights (1948) 1.6. Isu-isu peka secara budaya mengacu pada:

•Beragam cara ketika kebudayaan berbeda satu dengan lainnya

•Ketika budaya-budaya yang sangat berbeda menjadi tantangan yang jelas bagi mereka yang pindah ke dalamnya, budaya-budaya yang dipermukaannya--yang muncul secara lebih erat—juga dapat menjadi tantangan karena perbedaan-perbedaanya lebih tidak terlihat nyata

Isu-isu peka secara budaya dapat mencakup:

•pilihan pakaian

•imperialisme budaya

•proses pengambilan keputusan

• keterusterangan (atau tidak) dalam percakapan

•orang dengan kebutuhan dan perhatian khusus

•penginjilan atau dakwah

•pemilihan makanan dan minuman

•bentuk pemerintahan

•gender individu yang diwawancara

•gender pewawancara

32

•sapaan

•identifikasi (dengan diri sendiri, keluarga, masyarakat, agama, kelompok budaya atau etnis, dan negara)

•komunikasi nonverbal seperti ekspresi wajah, gerakan, kontak mata, dan ruang pribadi

•pilihan untuk mengungkapkan ketidak setujuan

•pilihan yang berkaitan dengan posisi yang ditawarkan pada perempuan atau manula

•persyaratan tim dengan gender tunggal atau ganda

•peran partai politik

•peran otoritas keagamaan

•peran pemimpin tradisional

•peran militer

•topik pembicaraan yang peka 1.7. Implikasi dapat mencakup:

•Kesalahpahaman dan konflik

•Kebutuhan yang nyata dan penting dari masyarakat sasaran, yang tidak tertangani

•Citra dan reputasi organisasi dapat terkena dampak

•Prosedur program dapat menjadi kurang efektif dan efisien

•Kurangnya partisipasi masyarakat yang terkena dampak 1.8. Pihak eksternal dapat mencakup:

•Pemerintah tuan rumah

Badan donor Partisipan proyek

Organisasi nonpemerintah lainnya

1.9. Program atau proyek yang dipantau dan ditinjau dapat mencakup:

Bagaimana isu etis yang teridentifikasi dipertimbangkan dan digabungkan

dalam rancangan program.

Misalnya, dalam perancangan suatu proyek di daerah konflik, pertimbangan

penyediaan bantuan akan seperti:

mempunyai efek positif pada konflik (dalam hal ini membantu orang

berhenti berseteru)

mempertajam konflik (dalam hal ini meningkatkan persaingan dan

ketidakpercayaan)

33

digabungkan dalam rancangan program. Misalnya, dalam perancangan suatu program, berbagai upaya dilakukan untuk memastikan bahwa:

program tersebut membantu orang-orang yang terkena dampak tanpa

diskriminasi politik, agama, atau gender

program-program dijalankan dengan cara yang menggunakan dan

memperkuat pengetahuan dan keterampilan local

Sasaran dan maksud/tujuan program Hasil program

Aktifitas proyek

Rencana dan jadwal implementasi,

Masukan program atau sumber-sumber yang dibutuhkan Dampak program

Manajemen resiko Kendala dan asumsi Keberlanjutan program

Struktur manajemen dan persyaratan staf

Menanggapi prinsip-prinsip efektifitas pengembangan dan/atau bantuan Manajemen keuangan dan penggunaan sumber-sumber

1.10. Perilaku yang secara budaya tidak peka dapat mengacu pada:

Ketidakmampuan untuk menyadari, memahami, dan menghargai nilai-nilai, praktik-praktik dan perbedaan, pandangan, norma budaya dan kepercayaan keagamaan

2. Peralatan dan Perlengkapan

2.1. Komputer 2.2. Alat tulis kantor 2.3. Printer

2.4. Internet 2.5. Kalkulator

3. Peraturan yang Diperlukan

...

4. Norma dan Standar

4.1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on Elimination of All Forms of Discrimination Against Women). 4.2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

34

4.3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.

4.4. Keputusan Presiden No. 36 tahun 1990 tentang Ratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA).

4.5. Convention against Torture and other Cruel,Inhuman or Degrading Treatment or Punishment (1984)

4.6. Convention on the Elimination of allforms of Discrimination Against Women (1979)

4.7. Convention on the Elimination of allforms of Racial Discrimination (1965)

4.8. Convention on the Prevention and Punishment of the Crime of Genocide(1948)

4.9. Convention on the rights of persons with disabilities 4.10. Convention on the Rights of the Child (1989)

4.11. Convention on the Status of Refugees (1951) and the Protocol Relating to the Status of Refugees (1976)

4.12. Convention on the Status of Refugees (1994) 4.13. Guiding Principles on Internal Displacement (1998)

4.14. Humanitarian Accountability Partnership- International (HAP-International) 4.15. Hyogo Framework for Action (2005)

4.16. International Covenant on Civiland Political Rights (1966)

4.17. International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (1966) 4.18. People in Aid

4.19. Principles of Aid effectiveness as embodied in the Paris Declaration (2005) and Accra principles (2008)

4.20. The four Geneva Covenants of 1949 and their two Additional Protocols of 1977

4.21. The Humanitarian Charter and Minimum Standards in Relief (The Sphere standards) organisation policy and procedure documents

4.22. Universal Declaration of Human Rights (1948)

Dalam dokumen RANCANGAN 1 STANDAR KOMPETENSI KERJA NAS (Halaman 38-43)