BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Peneliti melakukan observasi awal atau identifikasi masalah sebelum malaksanakan proses penelitian untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di lapangan. Observasi awal dilakukan pada hari Senin, 5 Maret 2012 dan Jumat, 9 Maret 2012 di SMA Negeri 1 Ngemplak. Hasil dari identifikasi masalah tersebut sebagai berikut :
1. Ditinjau dari segi siswa
Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat, yaitu model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah yang berpusat pada guru menyebabkan siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran sosiologi di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak. Siswa hanya diminta mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi yang sedang dijelaskan oleh guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Keadaan proses pembelajaran yang demikian menjadikan siswa cenderung mengabaikan dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa terlihat ramai sendiri dengan berbicara dengan teman sebelahnya dan mengerjakan tugas yang tidak ada kaitannya dengan mata pelajaran sosiologi. Pembelajaran tersebut juga menjadikan siswa kurang aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa cenderung diam saat diberi pertanyaan oleh guru dan tidak menggunakan kesempatan yang ada untuk bertanya pada guru jika ada materi yang belum dipahami.
Hal tersebut berdampak pada kurangnya pemahaman siswa akan materi-materi yang ada dalam mata pelajaran sosiologi, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Keadaan seperti itu dapat diatasi apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan menumbuhkan antusias dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar kognitif siswa.
commit to user
2. Ditinjau dari segi guru1) Guru kurang inovatif dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat serta menarik untuk meningkatkan pemahaman siswa dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sosiologi.
Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah model konvensional dengan metode ceramah yang berpusat pada guru. Model pembelajaran yang demikian menyebabkan siswa kurang antusias dan kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa kurang memahami materi-materi yang telah dijelaskan akibatnya hasil belajar kognitif siswa kurang memuaskan. Untuk meningkatkan pemahaman siswa, guru mencoba meminta siswa menghafalkan materi-materi yang telah dijelaskan. Akan tetapi, ternyata cara ini belum mampu menumbuhkan antusias siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga belum mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pada mata pelajaran sosiologi.
2) Hasil belajar yang tercermin dari prestasi belajar siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di kelas XI IPS 2 mengenai hasil prestasi belajar kognitif siswa, menunjukkan bahwa prestasi belajar kognitif siswa kurang memuaskan. Kurang maksimalnya hasil belajar siswa ditunjukkan oleh fakta dari nilai ulangan harian pada materi masyarakat multikultural. Dari hasil penilaian yang diperoleh peneliti dari guru menunjukan bahwa masih terdapat 15 siswa dari 34 siswa Kelas XI IPS 2 belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau 44,12% siswa yang nilainya belum memenuhi standar nilai KKM. mata pelajaran sosiologi yaitu 72,00. Dengan demikian prestasi belajar kognitif siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali perlu ditingkatkan. Hasil perolehan nilai siswa pada ulangan harian sebelum tindakan dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 104 dan disajikan pada tabel 4.1 berikut ini :
commit to user
47
Tabel 4.1 Hasil Nilai Ulangan Harian Sebelum Tindakan
(Sumber: Data Primer PTK, 2012)
Dari tabel di atas di atas dapat dilihat bahwa terdapat 19 siswa dinyatakan tuntas (memenuhi standart KKM) dan 15 siswa tidak tuntas (tidak memenuhi standar KKM). Dapat dilihat juga bahwa kebanyakan siswa memperoleh nilai pada rentang nilai 72-75 yaitu sebanyak 12 siswa. Sedangkan hanya 2 siswa yang memperoleh nilai pada rentang nilai 80-83. Dari tabel 4.1 lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Grafik Nilai Ulangan Harian Awal Sebelum Tindakan.
(Sumber: Data Primer PTK, 2012) No Interval Nilai Frekuensi
1 60-63 4
2 64-67 4
3 68-71 7
4 72-75 12
5 76-79 5
6 80-83 2
4 4
7
12
5
2 0
2 4 6 8 10 12 14
60-63 64-67 68-71 72-75 76-79 80-83
Presentase (%)
Nilai
Nilai Ulangan Harian
Frekuensi
commit to user
Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil ulangan harian pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Tes Ulangan Harian
Keterangan Nilai Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa sebelum pelaksanaan tindakan, siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak yang terdiri dari 34 siswa hanya 19 siswa yang mencapai batas kriteria ketuntasan minimal yaitu 72 dengan prosentase siswa tuntas sebesar 55,88%. Sedangkan 15 siswa belum mencapai batas nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 72 dengan prosentase siswa tidak tuntas sebesar 44,12% dengan nilai tertinggi 81, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 71,50. Berdasarkan tabel 4.2 lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Grafik Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan
(Sumber: Data Primer PTK, 2012) Berdasarkan permasalahan ini, maka peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif, yaitu suatu model dalam pembelajaran yang secara sadar mengembangkan kerja sama dan interaksi baik antar siswa mupun siswa dengan
60
Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil ulangan harian pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Tes Ulangan Harian
Keterangan Nilai Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa sebelum pelaksanaan tindakan, siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak yang terdiri dari 34 siswa hanya 19 siswa yang mencapai batas kriteria ketuntasan minimal yaitu 72 dengan prosentase siswa tuntas sebesar 55,88%. Sedangkan 15 siswa belum mencapai batas nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 72 dengan prosentase siswa tidak tuntas sebesar 44,12% dengan nilai tertinggi 81, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 71,50. Berdasarkan tabel 4.2 lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Grafik Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan
(Sumber: Data Primer PTK, 2012) Berdasarkan permasalahan ini, maka peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif, yaitu suatu model dalam pembelajaran yang secara sadar mengembangkan kerja sama dan interaksi baik antar siswa mupun siswa dengan
81 71.5
Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil ulangan harian pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Tes Ulangan Harian
Keterangan Nilai Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa sebelum pelaksanaan tindakan, siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak yang terdiri dari 34 siswa hanya 19 siswa yang mencapai batas kriteria ketuntasan minimal yaitu 72 dengan prosentase siswa tuntas sebesar 55,88%. Sedangkan 15 siswa belum mencapai batas nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 72 dengan prosentase siswa tidak tuntas sebesar 44,12% dengan nilai tertinggi 81, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 71,50. Berdasarkan tabel 4.2 lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Grafik Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan
(Sumber: Data Primer PTK, 2012) Berdasarkan permasalahan ini, maka peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif, yaitu suatu model dalam pembelajaran yang secara sadar mengembangkan kerja sama dan interaksi baik antar siswa mupun siswa dengan
Tes Awal
commit to user
49
guru dalam bentuk kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif berfungsi membuat suasana pembelajaran lebih rileks dan menyenangkan. Hal ini dikarenakan guru bukanlah pemegang peran utama dalam kegiatan pembelajaran, namun siswa yang bergerak melaksanakan kegiatan belajar mereka sendiri. Dan dapat menjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. Guru sebagai fasilitator bukan diktator, sehingga komunikasi antara siswa dan guru akan lebih fleksibel.
Pada penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Make a match merupakan salah satu teknik dalam model kooperatif yang membentuk kelompok berpasangan yang dalam pelaksanaannya menggunakan media kartu soal dan kartu jawaban. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini memberi kesempatan siswa bekerja sama dengan orang lain dan bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Aktivitas belajar dalam kelompok kecil dalam model pembelajaran memungkinkan siswa dapat belajar dengan rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama antar siswa.
Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam penelitian ini dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi mata pelajaran sosiologi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Sebelum penerapan teknik make a match ini siswa diberi penjelasan akan materi yang akan dipelajari. Pembelajaran kooperatif teknik make a match ini membuat siswa menjadi lebih semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Dengan keterlibatan siswa secara aktif dan langsung dapat membantu siswa dalam pemahaman materi yang diberikan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
Penilaian terhadap siswa pada pembelajaran kooperatif teknik make a match ini hanya mencakup ranah kognitif saja untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make match ini.
commit to user
B. Diskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Pada setiap siklusnya peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif di ukur melalui tes evaluasi dan pengamatan secara langsung selama proses belajar.
1. Siklus 1
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan (6 × 45 menit) yaitu pada tanggal 30 Maret 2012, 02 April dan 09 April 2012. Adapun tahapan-tahapan yang di lakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 05 Maret 2012 dan Jumat, 09 Maret 2012 di SMA Negeri 1 Ngemplak. Peneliti bersama guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini. Peneliti dan guru akhirnya sepakat bahwa dalam pelaksanaan tindakan ini akan dilakukan 3 kali pertemuan (6x45 menit) yang dimulai pada hari Jumat, 30 Maret 2012 sampai Senin, 09 April 2012. Untuk lebih jelasnya tahap perencanaan tindakan1 di jelaskan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Jadwal Penelitian Siklus 1 Pertem
uan ke
Hari Tanggal Waktu Kegiatan
1 Jumat 30-03-2012 90’ Pemberian konsep materi
yang akan diajarkan dan
memberi penjelasan
mengenai pembelajaran kooperatif teknik make a match.
2 Senin 02-04-2012 90’ mengulas sedikit materi dan pelaksanaan pembelajaran dengan teknik make a match.
3 Senin 09-04-2012 90’ tes evaluasi pembelajaran dengan teknik make a match pada siklus I.
Perencanaan tindakan pertama ini peneliti bersama guru berdikusi mengenai skenario pembelajaran sosiologi pada kompetensi dasar menjelaskan
commit to user
51
perkembangan kelompok sosial dalam masayarakat multikultural dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Rencana pelaksanaan pembelajaran telah disesuaikan antara RPP guru dengan RPP masukan dari peneliti. Skenario pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match sebagai berikut:
1) Pertemuan I (2x45 menit)
a) Menyajikan konsep-konsep materi pelajaran yang akan dipelajari, meliputi pokok-pokok bahasan perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.
b) Menjelaskan kepada siswa pokok bahasan materi yang akan diajarkan pada pertemuan ini.
c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas. Guru mengkondisikan siswa untuk bertanya-jawab di kelas.
d) Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai penelitian yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa diberitahu bahwa dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya akan dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda dari biasanya.
e) Memberitahu siswa bahwa pada pertemuan yang selanjutnya proses pembelajaran dengan menerapkan teknik make a match.
f) Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai pembelajaran kooperatif teknik make a match. Siswa diberitahu terlebih dahulu mengenai model pembelajaran yang akan digunakan dengan harapan siswa akan memahami jalannya kegiatan pembelajaran ketika model tersebut dipraktikkan.
g) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya baik mengenai model pembelajaran yang akan dilaksanakan maupun mengenai pokok-pokok bahasan yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
2) Pertemuan 2 (2x45 menit)
a) Mengulas sedikit materi sebelumnya mengenai perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Guru menanyai siswa mengenai materi pelajaran sebelumnya.
commit to user
b) Penerapan teknik make a match yaitu mencari pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban. Masing-masing siswa diberi kartu, dimana setengah jenis kartu soal dan setengah siswa dengan kartu jawaban.
c) Beberapa siswa presentasi hasil pencarian atau pencocokan antara kartu soal dan kartu jawaban.
d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas.
e) Mengumumkan kepada siswa bahwa pertemuan yang akan datang akan diadakan tes evaluasi dari siklus I
f) Siswa diharapkan menyiapkan diri dan belajar mengenai materi yang telah di ajarkan.
3) Pertemuan 3 (2x45 menit)
a) Sedikit mengulas materi sebelumnya meliputi pokok-pokok bahasan perkembangan kelompok social dalam masyarakat multikultural.
b) Pelaksanaan tes evaluasi dari siklus I dengan menggunakan tes tertulis pilihan ganda dan essay.
c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai soal yang dirasa sulit untuk dikerjakan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan I dalam penelitian ini dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan selama 2 jam pelajaran seperti yang telah direncanakan yaitu hari 30 Maret 2012, 02 April 2012, dan 09 April 2012 di ruang Kelas XI IPS 2. Pelaksanaan dilaksanakan selama 6x45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Materi pada penelitian ini adalah perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Pada saat mengawali pelaksanaan tindakan ini siswa diberi pengarahan tentang langkah-langkah model pembelajaran kooperatif teknik maka a match dengan tujuan agar dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teknik make a match ini dapat berjalan dengan lancar. Langkah-langkah tersebut meliputi: membagi kartu soal dan jawaban pada siswa, siswa mencari pasangan yang cocok dengan kartu yang dibawanya, siswa yang sudah menemukan pasangan kartunya dikondisikan untuk
commit to user
53
duduk satu meja, dan beberapa siswa akan ditunjuk maju kedepan untuk membacakan kartu soal dan kartu jawaban yang telah mereka temukan. Dengan adanya pengarahan tersebut siswa akan memahami gambaran yang jelas mengenai model pembelajaran kooperatif teknik make a match, sehingga siswa mampu melaksanakan kegiatan belajar dengan baik setiap tahapnya.
Langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama (Jumat, 30 Maret 2012)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa dengan absensi siswa, semua siswa hadir.
b) Menciptakan suasana yang kondusif, menanyakan kesiapan siswa, dan memberi motivasi kepada siswa dengan tanya jawab mengenai konsep masyarakat multikultural. 4 siswa yang mencoba menjawab, yaitu Rohmah, Fatonah, Diah, dan Maulana.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini
d) Guru memberi penjelasan tentang materi perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikukultural untuk memperkaya pengetahuan siswa e) Guru memberi penjelasan mengenai model pembelajaran kooperatif teknik
make a match yang akan di terapkan dalam penelitian ini
f) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum jelas. Disini ada siswa yang bertanya mengenai pembelajaran teknik make a match, yaitu Fitria dan Rohmah. Mereka belum jelas mengenai teknik make a match ini, dan guru mengulangi penjelasan mengenai langkah pembelajaran dengan teknik make a match ini
g) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan h) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam penutup
2) Pertemuan kedua ( Senin, 02 April 2012)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan mengecek kehadiran siswa.Dua siswa tidak hadir dikarenakan sakit, yaitu Fakih Andi dan Nurul Sholikhah, 1 siswa ijin mengikuti latihan paduan suara untuk mengikuti perlombaan, yaitu Dewi Arum.
commit to user
b) Guru memberi tanya jawab mengenai perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Guru menunjuk Ummi dan Khotimatul untuk menjawab dan jawaban mereka cukup memuaskan.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
d) Guru melanjutkan kegiatan belajar mengajar dengan membagikan kartu soal kepada separuh siswa dan kartu jawaban kepada separuhnya lagi secara acak untuk dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban sampai siswa menemukan pasangannya selama 8 menit.
Siswa yang sudah menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk semeja. Setelah waktu selama 8 menit selesai, guru meminta beberapa pasang siswa maju kedepan untuk membacakan kartu soal dan kartu jawaban yang telah dicarinya apakah sudah cocok dan benar. Teknik ini dilakukan sebanyak 5 sesi atau 5 kali pengocokan kartu.
Pada sesi pertama siswa yang diminta untuk membacakan hasilnya adalah Niko, Joko, Suprihati, Devi. Dan ada beberapa siswa yang terlambat menemukan pasangannya, yaitu Taufiq, Yeni, Tika, Rohmah, Ria, dan inti. Sesi kedua dibacakan oleh Ikke, Isnaini, Khotimatul, dan Rasyidah dan siswa yang tidak menemukan pasangannya adalah Devi, Joko, dan Diana. Ketiga Annafiyatul. Anik, Asri, dan Diana membacakan hasil pencariannya, sedangkan Diah, Tika belum berhasil menemukan jawabannya. Sesi keempat Diah dan Tika yang maju kedepan untuk membacakan hasilnya dan pada sesi ini Khotimatul dan Niko tidak dapat menemukan pasangannya. Dan sesi terakhir siswa yang maju kedepan adalah Taufiq, Joko, Rohmah, dan Yeni. Dan pada sesi ini semua siswa dapat menemukan pasangannya masing-masing. Dengan penerapan teknik make a match ini dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan lebih menyenangkan
e) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya materi yang belum jelas. Satu siswa yang bertanya mengenai perbedaan asimilasi dan akulturasi yaitu Ummi
commit to user
55
f) Guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah diberikan g) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.
3) Pertemuan ketiga (Senin, 09, April 2012)
a) Membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan mengecek kehadiran satu persatu, semua siswa hadir.
b) Guru menanyakan kesiapan siswa dan memberi kesempatan kepada siswa mempersiapkan diri untuk menjawab soal-soal dalam tes evaluasi siklus I c) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang
belum jelas.
d) Guru dan peneliti membagikan soal evaluasi untuk materi perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multicultural serta meminta siswa untuk mengerjakan secara mandiri
e) Siswa mengerjakan soal evaluasi dan guru bersama peneliti mengawasi jalannya tes dengan baik agar hasil tes benar-benar dari kemampuan mereka. Pada saat tes berlangsung ada beberapa siswa yang mencoba bertanya pada teman sebelahnya, yaitu Faqih, Devi, Maulana, Joko dan guru langsung menegurnya untuk mengerjakan sendiri dan siswa tampak tenang kembali.
f) Kegiatan tes evaluasi berjalan cukup tertip dan pekerjaan tes evaluasi dikumpulkan saat itu juga
g) Guru sedikit membahas soal tes supaya diketahui letak permasalahan-permasalahan yang dialami siswa sehingga dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya.
h) Guru mengakhiri pertemuan pada siklus I dengan salam penutup.
Setelah tes evaluasi selesai maka kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini berakhir yang kemudian akan dilanjutkan pada siklus ke II.
c. Observasi
Peneliti melakukan observasi ini dengan mengacu pada lembar observasi yang telah disusun. Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi akan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sosiologi.
commit to user
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selama observasi berlangsung guru memantau penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match serta membantu siswa yang kurang paham terhadap materi yang diberikan. Guru menjelaskan materi mengenai terbentuknya kelompok sosial, perkembangan kelompok sosial dalam mayarakat multikultural dan hubungan antar kelompok sosial. Pada saat pelaksanaan tindakan peneliti juga berperan dalam mengawasi jalannya pelaksanaan pembelajaran melalui teknik make a match ini.
Pada pertemuan pertama, siswa terlihat masih kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan pratindakan, siswa sudah mulai terlihat lebih antusias. Hal ini ditunjukkan dengan sikap siswa yang lebih memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru secara ceramah interaktif. Setelah materi selesai, guru menjelaskan bahwa pertemuan yang selanjutnya pembelajaran akan berbeda, yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Mendengar hal tersebut, siswa tampak lebih antusias. Pada pertemuan kedua saat pelaksanaan pambelajaran dengan teknik make a match terlihat siswa sudah bekerja sama dengan cukup baik meskipun ada beberapa siswa yang kurang tanggung jawab dengan tugasnya. Suasana pembelajaran terlihat lebih aktif dan lebih menyenangkan dengan adanya interaksi antar siswa dan guru. Dalam pembelajaran ini siswa kurang terkondisikan. Tampak sebagian siswa kebingungan dalam mencari kartu yang cocok dengan kartu yang dibawanya.
Pada pertemuan ketiga saat dilaksanakannya tes evaluasi pada siklus I berjalan dengan baik walaupun ada beberapa siswa yang tidak sportif dengan bertanya pada teman sebelahnya. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh baik melalui observasi maupun nilai tes siswa dikumpulkan untuk dianalisis. Hasil tindakan yang dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match mampu meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
commit to user
Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I terdapat 23 siswa yang telah mencapai batas nilai minimum yaitu 72 dan 11 siswa dari semua jumlah siswa belum mencapai nilai minimal. Jumlah siswa yang memiliki nilai mencapai KKM ini meningkat jika dibandingkan dengan pada saat pratindakan.
Dapat dilihat juga bahwa kebanyakan siswa memperoleh nilai pada rentang nilai 72-75 yaitu sebanyak 10 siswa. Sedangkan hanya 1 siswa yang memperoleh nilai pada rentang nilai 60-63. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Grafik hasil perolehan nilai siswa pada siklus I (Sumber: Data Primer PTK, 2012)
Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I terdapat 23 siswa yang telah mencapai batas nilai minimum yaitu 72 dan 11 siswa dari semua
Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I terdapat 23 siswa yang telah mencapai batas nilai minimum yaitu 72 dan 11 siswa dari semua