• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Berfikir

Dalam dokumen PEN E E N R E A R P A A (Halaman 48-0)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kerangka Berfikir

Pada umumnya materi dalam mata pelajaran sosiologi cukup kompleks.

Didalamnya banyak terdapat materi konsep-konsep yang harus dimengerti oleh siswa, misalnya pada materi perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multicultural. Penggunaan metode yang kurang tepat dalam pembelajaran

commit to user

sosiologi akan mengakibatkan kurangnya pemahaman materi oleh siswa. Hal ini akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang cenderung rendah.

Dalam pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Ngemplak khususnya Kelas XI IPS 2, metode yang digunakan guru adalah metode ceramah. Pada pelaksanaan pembelajarannya materi disampaikan guru dengan metode ceramah kemudian guru menyuruh siswa untuk menghafalkan materi yang telah disampaikan. Pembelajaran yang seperti ini hanya berpusat pada guru sementara siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini menimbulkan kebosanan pada siswa dan siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran. Akibatnya pada akhir pembelajaran, prestasi belajar siswa cenderung rendah. Buktinya hanya 55,88% siswa yang prestasinya mencapai KKM (72). Untuk itu perlu adanya tindakan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran guna menghasilkan kualitas hasil pembelajaran yang memuaskan. Salah satunya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match.

Model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan salah satu teknik dalam model pembelajaran kooperatif yang membentuk kelompok berpasangan yang dalam pelaksanaanya menggunakan media kartu soal dan kartu jawaban. Salah satu keunggulan teknik make a match adalah siswa belajar tentang suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan. Dengan pembelajaran menerapkan teknik make a match ini dapat tercipta interaksi baik antar siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru.

Selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat memupuk kerjasama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang ada ditangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan tampak sebagian besar siswa lebih antusias mencari pasangan kartunya masing-masing. Dengan menerapkan pembelajaran teknik make a match diharapkan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan materi yang disampaikan oleh guru akan lebih mudah diingat oleh siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat dimungkinkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam penelitian ini akan

commit to user

33

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak.

Penjelasan di atas dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan Gambar 2.1

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan Hasil belajar siswa.

Kondisi Akhir

Guru ; pelaksanaan pembelajaran masih tradisional yakni berpusat pada guru sedangkan siswa pasif.

Dalam pembelajaran guru menggunakan model

pembelajaran kooperatif teknik make a match.

Diduga melalui model pembelajaran kooperatif teknik make a match.dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Siswa : hasil prestasi siswa rendah

Siklus I : Dalam pembelajaran sosiologi guru menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match.

Siklus II : Dalam pembelajaran sosiologi guru menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match yang disempurnakan.

Tindakan Kondisi Awal

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Ngemplak. SMA Negeri 1 Ngemplak ini terletak di Desa Donohudan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. SMA Negeri 1 Ngemplak ini jauh dari pusat kota akan tetapi lebih dekat dengan Kota Surakarta dengan kata lain SMA ini berada di perbatasan daerah.

Dipihnya SMA Negeri 1 Ngemplak sebagai tempat penelitian dengan alasan sebagai berikut:

a. Sarana dan prasarana di sekolah ini bisa dikatakan sudah cukup memadai dalam menunjang proses pembelajaran, walaupun sarana dan prasarana cukup memadai akan tetapi masih terdapat masalah-masalah dalam proses pembelajarannya.

b. Guru sosiologi di SMA Negeri 1 Ngemplak sangat terbuka untuk memperbaiki pembelajaran sehingga dapat bekerja sama dalam penelitian untuk membentuk profesionalisme guru.

c. Banyak tenaga pendidik di SMA Negeri 1 Ngemplak yang masih memerlukan peningkatan ketrampilan dalam hal penerapan metode atau model pembelajaran yang lebih inovatif guna memperbaiki kegiatan pembelajaran di kelas sehingga dapat pula ikut memberikan warna dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga tidak membosankan untuk siswa.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada semester genap tahun Pelajaran 2011/2012 selama 6 bulan, yaitu dari bulan Februari 2012 sampai bulan Juli 2012.

Adapun jadwal selengkapnya pada tabel 3.1.

commit to user

35

Tabel 3.1. Alokasi Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian

Bulan

Feb Mar Apr Mei Juni Juli 1. Persiapan penelitian

a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru yang

Subyek penelitian ini sendiri adalah siswa. Penelitian ini difokuskan pada Kelas XI IPS 2, pada kelas tersebut ditemukan adanya

permasalahan-commit to user

permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran sosiologi, yaitu dengan 34 siswa, yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 29 siswa perempuan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012, Sehingga sangat potensial sekali dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang inovatif guna meningkatkan keaktifan siswa untuk mencapai hasil belajar sosiologi yang memuaskan dan dapat pula memperbaiki proses pembelajaran yang telah berlangsung.

C. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam PTK berupa segala gejala atau peristiwa yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang telah diterapkan dalam pembelajaran. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber-sumber yang telah ditentukan. Data dan sumber data dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data informasi tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif berupa data hasil observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip. Aspek kuantitatif yang dimaksud adalah hasil penilaian belajar siswa dari materi pokok perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural berupa nilai yang diperoleh siswa dari penilaian kemampuan berupa aspek kognitif melalui ulangan harian pratindakan, tes evaluasi siklus I, tes evaluasi siklus II.

2. Sumber Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dari beberapa sumber yang meliputi:

a. Informan

Informan merupakan orang yang dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan rinci yang berkaitan dengan penelitian, sehingga dapat diperoleh data yang obyektif. Informan disini adalah guru mata pelajaran sosiologi Kelas XI Tahun Pelajaran 2011/2012 yaitu Ibu Saptatiarti dan beberapa siswa . b. Dokumen dan arsip

commit to user

37

Dokumen dan arsip ini merupakan sumber data yang penting dalam penelitian yang akan dilaksanakan, dokumen maupun arsip ini dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas ini, yaitu : silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta arsip nilai siswa.

D. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Salah satu cara untuk mengumpulkan data ialah dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada subyek penelitian. Wawancara ini dilakukan kepada guru mata pelajaran sosiologi kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak yaitu Ibu Saptatiarti dan beberapa siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak pada saat penelitian telah selesai mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam proses pembelajaran di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak.

b. Observasi

Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok.

Peran peneliti dalam kegiatan ini adalah melaksanakan pembelajaran dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan berkolaborasi bersama guru kelas yang berperan sebagai pengamat jalannya pembelajaran dikelas.

Dalam hal ini pengamat mengambil tempat duduk belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung serta membantu dalam mengkondisikan kelas. Observasi siswa difokuskan pada hasil belajar sosiologi dan interaksi siswa dalam pembelajran dengan teknik make a

commit to user

match. Sedangkan observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam menerapkan model pempelajaran kooperatif teknik make a match.

Hasil observasi didiskusikan bersama guru kelas untuk kemudian di analisis bersama untuk mengetahui berbagai kelemahan ataupun kelebihan dalam penerapan model pempelajaran kooperatif teknik make a match yang telah dilakukan untuk kemudian diupayakan solusinya untuk pembelajaran pada siklus II.

c. Tes

Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada siswa dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka.

Tes diberikan pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/2012 guna mengukur kemampuan materi perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.

Tes ini diberikan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan mutu hasil belajar siswa. Dengan perkataan lain tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif siswa sesuai dengan siklus yang ada.

d. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, data identitas siswa, silabus sosiologi kelas XI, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, daftar nilai siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match.

E. Uji Validitas Data

Menurut Priyono dalam Basrowi (2008:123), trianggulasi merupakan proses memastikan sesuatu dari berbagai sudut pandang. Dalam penelitian, trianggulasi juga bisa berarti suatu cara untuk mendapatkan keakuratan data dengan menggunakan berbagai cara, prosedur, dan metode, agar data yang diperoleh dapat dipercaya kebenarannya. Menurut Moleong dalam Basrowi (2008:123), terdapat tiga macam trianggulasi, yaitu pemeriksaan yang menggunakan sumber data, metode dan teori. Trianggulasi sumber data digunakan

commit to user

39

dengan mengecek beberapa sumber data, misalnya dari beberapa orang guru, metode ini digunakan dengan membandingkan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara maupun dokumen, sedangkan teori digunakan dengan melakukan kaji ulang setelah tindakan selesai dilaksanakan, mengenai apakah teori yang dipakai sebagi landasan masih sesuai atau tidak.

Dalam penelitian ini, untuk menjamin keabsahan data dan mengembangkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi metode. Trianggulasi metode yaitu dengan mengumpulkan data sejenis yang menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Dalam penelitian ini, ditekankan pada penggunaan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara yang berbeda yang mengarahkan pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasi tersebut.

F. Analisis Data

Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Huberman dalam Sutopo (2004:96) yang dilakukan dalam empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.

Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data terkumpul disajikan secara sistematik dan perlu diberi makna. Selanjutnya untuk mempermudah verifikasi dan analisis data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang ada, diidentifikasi secara khusus pada tiap-tiap siklus pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan skema pada bagan gambar 3.1.

commit to user

Gambar 3.1 Bagan Siklus Analisis Interaktif Milles Huberman.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan materi perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural melalui model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Indikator kinerja dalam penelitian ini berasal dari silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sosiologi kelas XI IPS dan Kriteria Ketuntasan Minimal 72. Yaitu siklus 1 dinyatakan berhasil jika 75%, dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 72 keatas, untuk siswa yang mendapatkan nilai 72 dianggap telah mencapai ketuntasan belajar. Dan siklus II dinyatakan berhasil jika >75% dari jumlah siswa mendapatkan nilai diatas 72.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan pembelajaran dalam satu siklus ada tiga kali tatap muka yang masing-masing 6x45 menit, sesuai dengan rencana pembelajaran. Tiap siklus

Pengumpulan Data (Data Collection)

Reduksi Data (Data Reduction)

Penyajian Data (Data Display)

Kesimpulan-Kesimpulan Penarikan / Verifikasi

commit to user

41

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain.

Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali, diadakan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan temuan di kelas, maka peneliti berusaha meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali, dengan penanaman konsep melalui model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam pembelajaran.

Adapun prosedur penelitian tindakan kelas untuk lebih jelasnya dapat di visualisasikan dalam gambar 3.2

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas.

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa prosedur penelitian tindakan kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus Pertama (Siklus I) a. Perencanaan

1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

2) Menyiapkan materi mengenai perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

Perencanaan

SIKLUS I

Observasi

Refleksi Tindakan

Perencanaan

SIKLUS II

Observasi

Refleksi Tindakan

commit to user

3) Menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model peembelajaran kooperatif teknik make a match

4) Menyiapkan media pasangan kartu soal dan kartu jawaban 5) Menyiapkan soal evaluasi

6) Menyiapkan lembar penilaian observasi b. Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata pelajaran sosiologi dengan KD masyarakat multikultural yang di tulis dalam model pempelajaran kooperatif teknik make a match. Dalam hal ini, pelakasanaan pembelajaran dilakukan dalam tiga kali pertemuan setiap siklusnya.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran sosiologi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match pada pembelajaran sosiologi.

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator.

1) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai adalah :.

a) Pelaksanakan kegiatan pembelajaran.

b) Pengelolaan interaksi kelas.

c) Sikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran.

d) Pelaksanaan tes evaluasi evaluasi hasil belajar.

2) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah:

a) Perhatian siswa saat proses pembelajaran.

b) Kerjasama siswa saat proses pembelajaran.

c) Keaktifan siswa saat proses pembelajaran.

d) Tanggung jawab siswa saat mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban.

e) Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes.

commit to user

43

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika dalam pembelajaran pada siklus I pertama tentang perkembangan kelompok sosial didapatkan suatu kendala yaitu adanya nilai siswa yang belum mencapai hasil yang diharapkan atau tindakan belum tercapai secara optimal, maka perlu adanya perbaikan pada siklus II.

2. Siklus Kedua (Siklus II) a. Perencanaan

1) Guru mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan masalah pada refleksi siklus I

2) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

3) Menyiapkan media pasangan kartu soal dan kertu jawaban 4) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran 5) Menyiapkan lembar penilaian observasi

b. Tindakan

Menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam pembelajaran perkembangan kelompok sosial dalam maasyarakat multikultural dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat pada perencanaan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran sosiologi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan pembelajaran kooperatif teknik make a match pada pembelajaran sosiologi.

1) Sama halnya pada siklus I untuk siklus II tahap observasi ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator.

2) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai adalah:

a) Pelaksanakan kegiatan pembelajaran.

commit to user

b) Pengelolaan interaksi kelas.

c) Sikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran.

d) Pelaksanaan evaluasi proses dan hasil belajar.

3) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah:

a) Perhatian siswa saat proses pembelajaran.

b) Kerjasama siswa saat proses pembelajaran.

c) Keaktifan siswa saat proses pembelajaran.

d) Tanggung jawab siswa saat mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban.

e) Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan. Hasil refleksi akan menentukan perlu ada tidaknya melaksanakan siklus berikutnya. Apabila dalam siklus kedua peneliti belum berhasil maka peneliti melaksanakan siklus ketiga dan seterusnya.

commit to user

45

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Peneliti melakukan observasi awal atau identifikasi masalah sebelum malaksanakan proses penelitian untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di lapangan. Observasi awal dilakukan pada hari Senin, 5 Maret 2012 dan Jumat, 9 Maret 2012 di SMA Negeri 1 Ngemplak. Hasil dari identifikasi masalah tersebut sebagai berikut :

1. Ditinjau dari segi siswa

Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat, yaitu model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah yang berpusat pada guru menyebabkan siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran sosiologi di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak. Siswa hanya diminta mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi yang sedang dijelaskan oleh guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Keadaan proses pembelajaran yang demikian menjadikan siswa cenderung mengabaikan dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa terlihat ramai sendiri dengan berbicara dengan teman sebelahnya dan mengerjakan tugas yang tidak ada kaitannya dengan mata pelajaran sosiologi. Pembelajaran tersebut juga menjadikan siswa kurang aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa cenderung diam saat diberi pertanyaan oleh guru dan tidak menggunakan kesempatan yang ada untuk bertanya pada guru jika ada materi yang belum dipahami.

Hal tersebut berdampak pada kurangnya pemahaman siswa akan materi-materi yang ada dalam mata pelajaran sosiologi, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Keadaan seperti itu dapat diatasi apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan menumbuhkan antusias dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar kognitif siswa.

commit to user

2. Ditinjau dari segi guru

1) Guru kurang inovatif dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat serta menarik untuk meningkatkan pemahaman siswa dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sosiologi.

Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah model konvensional dengan metode ceramah yang berpusat pada guru. Model pembelajaran yang demikian menyebabkan siswa kurang antusias dan kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa kurang memahami materi-materi yang telah dijelaskan akibatnya hasil belajar kognitif siswa kurang memuaskan. Untuk meningkatkan pemahaman siswa, guru mencoba meminta siswa menghafalkan materi-materi yang telah dijelaskan. Akan tetapi, ternyata cara ini belum mampu menumbuhkan antusias siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga belum mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pada mata pelajaran sosiologi.

2) Hasil belajar yang tercermin dari prestasi belajar siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di kelas XI IPS 2 mengenai hasil prestasi belajar kognitif siswa, menunjukkan bahwa prestasi belajar kognitif siswa kurang memuaskan. Kurang maksimalnya hasil belajar siswa ditunjukkan oleh fakta dari nilai ulangan harian pada materi masyarakat multikultural. Dari hasil penilaian yang diperoleh peneliti dari guru menunjukan bahwa masih terdapat 15 siswa dari 34 siswa Kelas XI IPS 2 belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau 44,12% siswa yang nilainya belum memenuhi standar nilai KKM. mata pelajaran sosiologi yaitu 72,00. Dengan demikian prestasi belajar kognitif siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali perlu ditingkatkan. Hasil perolehan nilai siswa pada ulangan harian sebelum tindakan dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 104 dan disajikan pada tabel 4.1 berikut ini :

commit to user

47

Tabel 4.1 Hasil Nilai Ulangan Harian Sebelum Tindakan

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Dari tabel di atas di atas dapat dilihat bahwa terdapat 19 siswa dinyatakan tuntas (memenuhi standart KKM) dan 15 siswa tidak tuntas (tidak memenuhi standar KKM). Dapat dilihat juga bahwa kebanyakan siswa memperoleh nilai pada rentang nilai 72-75 yaitu sebanyak 12 siswa. Sedangkan hanya 2 siswa yang memperoleh nilai pada rentang nilai 80-83. Dari tabel 4.1 lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Grafik Nilai Ulangan Harian Awal Sebelum Tindakan.

(Sumber: Data Primer PTK, 2012) No Interval Nilai Frekuensi

1 60-63 4

2 64-67 4

3 68-71 7

4 72-75 12

5 76-79 5

6 80-83 2

4 4

7

12

5

2 0

2 4 6 8 10 12 14

60-63 64-67 68-71 72-75 76-79 80-83

Presentase (%)

Nilai

Nilai Ulangan Harian

Frekuensi

commit to user

Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil ulangan harian pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Tes Ulangan Harian

Keterangan Nilai Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa sebelum pelaksanaan tindakan, siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak yang terdiri

Keterangan Nilai Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa sebelum pelaksanaan tindakan, siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak yang terdiri

Dalam dokumen PEN E E N R E A R P A A (Halaman 48-0)