• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siklus II

Dalam dokumen PEN E E N R E A R P A A (Halaman 77-87)

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

2. Siklus II

Kegiatan perencanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari senin, 09 April 2012 di ruang guru SMA Negeri 1 Ngemplak. Peneliti bersama guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini. Peneliti dan guru akhirnya sepakat bahwa dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilakukan 3 kali pertemuan dengan rincian masing-masing 2 jam pelajaran dan setiap satu jam pelajaran 45 menit dan sepakat penelitian dalam siklus 1I ini dilaksanakan mulai Senin, 23 April 2012 sampai Senin, 30 April 2012. Untuk lebih jelasnya tahap perencanaan tindakan 1I ini dijadwalkan sebagai berikut:

Tabel 4.6 Jadwal Penelitian Siklus 1I Pertem

uan ke

Hari Tanggal Waktu Kegiatan

1 Senin 23-04-2012 90’ Pemberian konsep materi

pada indikator yang belum tercapai dan sedikit memberi penjelasan materi

mengenai dinamika

kelompok sosial serta melanjutkan pembelajaran dengan teknik make a match.

2 Jumat 27-04-2012 90’ mengulas sedikit materi

sebelumnya dengan tanya jawab dan melanjutkan pembelajaran dengan teknik make a match.

3 Senin 30-04-2012 90’ tes evaluasi pembelajaran dengan teknik make a match pada siklus II.

commit to user

61

Pada perencanaan tindakan kedua peneliti bersama guru berdikusi mengenai skenario pembelajaran sosiologi yaitu mempelajari mengenai materi hubungan antar kelompok sosial dan dinamika kelompok sosial dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match, dengan rincian skenario sebagai berikut :

1) Pertemuan I (2x45 menit)

a) Sedikit mengulas pembelajaran sebelumnya dengan tanya jawab dan memberi penjelasan sedikit mengenai materi yang akan di ajarkan. Guru menanyai siswa mengenai materi sebelumnya.

b) Melanjutkan pembelajaran dengan menerapkan teknik make a match.

Dengan membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada masing-masing siswa

c) Beberapa siswa diminta maju kedepan untuk membacakan hasil pencarian pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang telah mereka temukan.

d) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas

e) Memberi penugasan kepada siswa untuk memperkaya pengetahuan siswa.

2) Pertemuan 2 (2x45 menit)

a) Mengulas sedikit materi sebelumnya dengan tanya jawab. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa.

b) Pembelajaran dengan penerapan teknik make a match yaitu mencari pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban

c) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban pada masing-masing siswa secara acak

d) Beberapa siswa presentasi hasil pencarian atau pencocokan antara kartu soal dan kartu jawaban

e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti

commit to user

f) Mengumumkan kepada siswa bahwa pertemuan yang akan datang akan diadakan tes evaluasi dari siklus II. Siswa diharapkan menyiapkan diri dan belajar mengenai materi yang telah diajarkan oleh guru.

3) Pertemuan 3 (2x45 menit)

a) Sedikit mengulas materi sebelumnya dan memberi kesempatan pada siswa untuk belajar terlebih dahulu sebelum tes dimulai

b) Pelaksanaan tes evaluasi dari siklus II dengan menggunakan tes tertulis dalm bentuk pilihan ganda dan essay.

c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai soal yang dirasa sulit untuk dikerjakan

d) Membahas soal evaluasi dari siklus II b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan 3 kali pertemuan, dengan rincian masing-masing 2 jam pelajaran yang setiap satu kali jam pelajaran berdurasi 45 menit. Jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang telah direncanakan yaitu tanggal 23 April 2012, 27 April 2012, dan 30 April 2012.

Dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini guru menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Sebelum memulai penerapan guru sedikit memberi sedikit penjelasan materi untuk memperkaya pengetahuan siswa dan meningkatkan pemahaman siswa akan materi.

Urutan pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama (Senin, 23 April 2012)

a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan mengucap salam dan mengecek kehadiran siswa. Dua orang siswa yang terlambat masuk kelas yaitu Muh. Niko dan Joko Suprityanto, salah satu siswa tidak hadir yaitu taufiq dikarenakan menunggu bapaknya di rumah sakit.

b) Guru memberi tanya jawab materi sebelumnya mengenai hubungan antar kelompok sosial ynag di jawab oleh Khotimatul, Joko, Maulana, Fatonah, dan Diah

c) Guru menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar pertemuan kali ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran

commit to user

63

d) Guru sedikit memberi penjelasan materi untuk memperkaya pengetahuan siswa, namun ada siswa yang tampak tidak memperhatikan yaitu Ummi dan Fitria

e) Guru melanjutkan pembelajaran dengan teknik make a match, guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban secara acak, kemudian guru memerintahkan siswa untuk mencari pasangannya dalam waktu 8 menit, siswa yang telah menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk sebangku dan beberapa siswa maju kedepan untuk membacakan kartu soal dan kartu jawaban yang telah mereka temukan. Teknik ini dilakukan 4 sesi pengocokan kartu dan masing-masing diberi waktu selama 8 menit. Pada pertemuan kali ini siswa lebih paham akan materi yang ada pada kartu.

Tetapi pada pertemuan kali ini masih ada siswa yang belum bisa menemukan jawabannya.

Pada sesi pertama guru memberi kesempatan kepada Rohmah, Khotimatul, Devi, dan Dyah untuk membacakan hasil pencariannya kedepan. Kedua siswa yang maju kedepan adalah Niko, Joko, Maulana, dan Ummi, sesi ketiga dibacakan oleh Fitria, Isnaini, Suprihatin, dan Inasiati. Yang terakhir guru meminta Nurul, Nindi, Yeni dan Faqih untuk kedepan membacakan hasil pencocokan kartu. Pada penerapan make a match pertemuan kali ini hanya ada beberapa siswa saja yang belum bisa mencocokkan kartu jawaban dan soal dalam waktu yang telah diberikan, yaitu Joko, Maulana, Inti, Ina. Ikke, dan Diana.

f) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas, tetapi tidak ada yang bertanya

g) Guru bersama murid bersama-sama memberi kesimpulan tentang materi yang telah di ajrkan

h) Guru menutup pertemuan dengan mengucap salam.

2) Pertemuan Kedua (Jumat, 27 April 2012)

a) Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengucap salm pembuka dan mengecek kehadiran siswa satu persatu. Siswa hadir dan tidak ada yang meninggalkan kelas.

commit to user

b) Guru memberi tanya jawab materi sebelumnya mengenai dinamika kelompok sosial dan guru menunjuk Ummi, Taufiq, Faqih untuk menjawab pertanyaan dari guru

c) Guru menanyakan kesiapan siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan kali ini

d) Guru melanjutkan kegiatan belajar mengajar dengan membagikan kartu soal kepada separuh siswa dan kartu jawaban kepada separuhnya lagi secara acak untuk dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban sampai siswa menemukan pasangannya selama 8 menit.

Siswa yang sudah menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk semeja. Setelah waktu selama 8 menit selesai, guru meminta beberapa pasang siswa maju kedepan untuk membacakan kartu soal dan kartu jawaban yang telah dicarinya apakah sudah cocok dan benar. Ada beberapa siswa yang terlambat menemukan pasangannya. Teknik ini dilakukan sebanyak 5 sesi atau 5 kali pengocokan kartu. Akan tetapi dalam pembelajaran kali ini siswa tampak kurang antusias. Meskipun kurang antusias namun kualitas pembelajarannya cukup baik, semua siswa mampu menemukan pasangannya dengan benar.

Pada sesi pertama guru menunjuk Dewi, Anna, Anik dan fitri untuk kedepan membacakan kartu jawaban dan soal yang mereka pegang.

Selanjutnya sesi kedua guru memberi kesempatan kepada siswa untuk maju kedepan tanpa ditunjuk, disini beberapa siswa tampak antusias untuk maju kedepan. Rohmah, Khotimatul, Joko, dan Maulana adalah siswa membacakan kartunya dalam sesi kedua. Pada sesi ketiga Nur Hidayati, Nur Novita, Rasyidah, dan Rofi’ mencoba untuk maju kedepan. Dan yang keempat Tika, Taufiq, Ummi, dan Yeni memberanikan diri maju ke depan membacakan kartu yang telah dipegang masing-masing. Sesi terakhir dibacakan oleh Rusyati, Asri, Inasiati, Isnaini, Niko dan Maulana. Dalam pertemuan kali ini siswa mampu menemukan pasangannya masing-masing dengan tepat.

commit to user

65

e) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya materi yang belum dimengerti

f) Guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah berlangsung g) Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam

3) Pertemuan ketiga (Senin, 30 April 2012)

a) Guru mengucap salam pembuka untuk mengawali pembelajaran dan tak lupa mengecek kehadiran siswa. Siswa hadir semua dan tak ada siswa yang terlambat masuk kelas.

b) Guru menanyakan kesiapan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas dan meminta siswa untuk mempersiapkan diri dalm mengerjakan soal evaluasi

c) Sebelum tes dimulai guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar selama 15 menit

d) Guru bersama kolaborator membagikan soal dan lembar jawab yang akan di kerjakan oleh siswa untuk materi perkembangan kelompok sosial dalam mayarakat multikultural serta meminta siswa untuk mengerjakan tes secara mandiri

e) Siswa mengerjakan soal evaluasi sampai waktu yang telah ditentukan, sedangkan guru bersama kolaborator mengawasi dengan tertib jalannya tes evaluasi. Pada siklus ini guru berkeliling kelas dan lebih memperhatikan siswa yang duduk dibarisan belakang. Sehingga siswa tidak berani bertanya pada teman lain dan suasana kelas tampak tenang. Dibanding pada saat tes evaluasi siklus I pada tes evaluasi siklus II ini berjalan dengan tertib

f) Waktu habis dan hasil kuis segera dikumpulkan dan siswa waktu digunakan guru untuk membahas soal evaluasi

g) Guru menyimpulkan pembelajaran yang telah berlangsung dan menutup pembelajaran dengan mengucap salam.

commit to user

c. Observasi

Peneliti melakukan observasi ini dengan mengacu pada lembar observasi yang telah disusun. Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi akan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sosiologi. Pada saat observasi, kegiatan peneliti adalah berkolaborasi dengan guru serta teman kolaborator dalam mengawasi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif teknik make a match. Peneliti bersama guru berkolaborasi dalam penyajian materi tentang hubungan antar kelompok sosial dan dinamika kelompok sosial serta pelaksanaan pembelajaran dengan menerap kan model pembelajaran kooperatif teknik make a match.

Pada pertemuan pertama siswa terlihat semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan teknik ini. Siswa lebih tanggung jawab dengan tugasnya, meskipun ada beberapa siswa yang belum bisa memasangkan kartu yang dibawanya. Kali ini guru sudah bisa mengkondisikan kelas dengan baik dibandingkan pada siklus I. Suasana kelas terlihat lebih hidup dan lebih menyenangkan. Pertemuan kedua saat pelaksanaan pambelajaran dengan teknik make a match siswa terlihat kurang semangat akan tetapi tidak mengurangi kualitas pembelajaran. Terbukti dari siswa yang mampu bekerja sama dan bertanggung jawab dengan tugasnya dalam mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartu dibawanya. Pada pertemuan kali ini semua siswa mampu mencari pasangan kartu yang dibawanya dengan tepat.interaksi antar siswa semakin baik dengan adanya kerjasama antar siswa. Dan pada pertemuan ketiga saat dilaksankannya tes evaluasi pada siklus I berjalan dengan baik dan siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik.

Pada siklus II ini siswa lebih memahami materi-materi dalam mata pelajaran sosiologi. Peran serta siswa dalam kegiatan belajar mengajar melalui teknik make a match ini lebih meningkat dari siklus I.

commit to user

67

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat meningkatkan hail belajar kognitif siswa. Siswa telah jelas dan paham akan prosedur penerapan teknik make a match karena siswa telah terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Tentu saja dalam penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match ini berdampak pada proses pembelajaran yang lebih efektif dalam pemahaman siswa untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Untuk penilaian hasil belajar dari ranah kognitif mengalami peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7 hasil perolehan nilai siswa pada siklus II.

Tabel 4.7 Hasil Siklus II

No Interval Nilai Frekuensi

1 68-71 5

2 72-75 1

3 76-79 8

4 80-83 10

5 84-87 6

6 88-91 4

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang belum mencapai standart ketuntasan (72) sebanyak 5 siswa, sedangkan siswa yang telah mencapai KKM bejumlah 29 siswa. Dapat dilihat juga bahwa kebanyakan siswa memperoleh nilai pada rentang nilai 80-83 yaitu sebanyak 10 siswa. Sedangkan hanya 1 siswa yang memperoleh nilai pada rentang nilai 72-75. Hal ini dapat dikatakan bahwa nilai siswa mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.5.

commit to user

Gambar 4.5 Frekuensi perolehan nilai siswa pada siklus II (Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil tes awal pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Hasil Tes Siklus II

Keterangan Tes Siklus II

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil tes evaluasi siklus II perolehan nilai terendah siswa adalah 68 sedangkan nilai tertinggi sebesar 90 dengan nilai rata-rata siswa 80,12. Jumlah siswa yang telah mencapai standar ketuntasan sebanyak 29 siswa dari jumlah siswa yaitu 34 siswa. Dengan kata lain indikator ketercapaian siswa pada siklus II telah mencapai 85,29% siswa telah mendapat nilai diatas standar ketuntasan yaitu 72,00 dari 75% target yang telah direncanakan sebelumnya. Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat digambarkan pada gambar 4.6

Gambar 4.5 Frekuensi perolehan nilai siswa pada siklus II (Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil tes awal pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Hasil Tes Siklus II

Keterangan Tes Siklus II

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil tes evaluasi siklus II perolehan nilai terendah siswa adalah 68 sedangkan nilai tertinggi sebesar 90 dengan nilai rata-rata siswa 80,12. Jumlah siswa yang telah mencapai standar ketuntasan sebanyak 29 siswa dari jumlah siswa yaitu 34 siswa. Dengan kata lain indikator ketercapaian siswa pada siklus II telah mencapai 85,29% siswa telah mendapat nilai diatas standar ketuntasan yaitu 72,00 dari 75% target yang telah direncanakan sebelumnya. Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat digambarkan pada gambar 4.6

Gambar 4.5 Frekuensi perolehan nilai siswa pada siklus II (Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil tes awal pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Hasil Tes Siklus II

Keterangan Tes Siklus II

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil tes evaluasi siklus II perolehan nilai terendah siswa adalah 68 sedangkan nilai tertinggi sebesar 90 dengan nilai rata-rata siswa 80,12. Jumlah siswa yang telah mencapai standar ketuntasan sebanyak 29 siswa dari jumlah siswa yaitu 34 siswa. Dengan kata lain indikator ketercapaian siswa pada siklus II telah mencapai 85,29% siswa telah mendapat nilai diatas standar ketuntasan yaitu 72,00 dari 75% target yang telah direncanakan sebelumnya. Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat digambarkan pada gambar 4.6

Frekuensi

commit to user

69

Gambar 4.6 Hasil perolehan nilai tes pada siklus II (Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam proses pembelajaran pada siklus II telah berhasil sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Guru lebih bisa meningkatkan motivasi siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan dari guru

2) Guru lebih bisa mengkondisikan kelas sehingga siswa tidak ramai dalam kegiatan pembelajaran melalui teknik make a match

3) Siswa telah mengikuti pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dengan baik. Siswa lebih tanggung jawab akan tugasnya masing-masing pada kegiatan pembelajaran melalui teknik make a match

4) Siswa sudah berani maju kedepan untuk mempresentasikan hasil pencarian pasangan kartunya tanpa ditunjuk oleh guru

68

Gambar 4.6 Hasil perolehan nilai tes pada siklus II (Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam proses pembelajaran pada siklus II telah berhasil sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Guru lebih bisa meningkatkan motivasi siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan dari guru

2) Guru lebih bisa mengkondisikan kelas sehingga siswa tidak ramai dalam kegiatan pembelajaran melalui teknik make a match

3) Siswa telah mengikuti pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dengan baik. Siswa lebih tanggung jawab akan tugasnya masing-masing pada kegiatan pembelajaran melalui teknik make a match

4) Siswa sudah berani maju kedepan untuk mempresentasikan hasil pencarian pasangan kartunya tanpa ditunjuk oleh guru

90

Gambar 4.6 Hasil perolehan nilai tes pada siklus II (Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam proses pembelajaran pada siklus II telah berhasil sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Guru lebih bisa meningkatkan motivasi siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan dari guru

2) Guru lebih bisa mengkondisikan kelas sehingga siswa tidak ramai dalam kegiatan pembelajaran melalui teknik make a match

3) Siswa telah mengikuti pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dengan baik. Siswa lebih tanggung jawab akan tugasnya masing-masing pada kegiatan pembelajaran melalui teknik make a match

4) Siswa sudah berani maju kedepan untuk mempresentasikan hasil pencarian pasangan kartunya tanpa ditunjuk oleh guru

Tes Siklus I

commit to user

5) Guru telah mengawasi jalannya tes evaluasi dengan ketat sehingga siswa lebih tertib dalam mengerjakan soal.

Berdasarkan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Guru perlu lebih meningkatkan lagi dalam mengkondisikan kelas

2) Guru harus lebih memperhatikan siswa sehingga siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dapat teratasi

3) Guru lebih kreatif dan inovatif dalam kegiatan belajar mengajar, seperti menerapkan berbagai model pembelajaran ataupun dengan penggunaan media pembelajaran yang lebih menarik agar siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran.

Dalam dokumen PEN E E N R E A R P A A (Halaman 77-87)