• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arus globalisasi bisnis saat ini berlangsung dengan sangat pesat, yang dimana arus bisnis dari berbagai industri datang silih berganti untuk menunjukkan eksistensi di tengah pesatnya persaingan bisnis. Disisi lain, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia juga tidak lepas dari perkembangan industri bisnisnya, salah satunya adalah bisnis ritel yang sedang marak berkembang di Indonesia yang berusaha menjawab kebutuhan dan keinginan konsumen yang bermacam-macam. Hal ini memicu munculnya berkembangnya berbagai macam bisnis perusahaan ritel modern di kota-kota besar di Indonesia.

Seiring meningkatnya kebutuhan konsumen, bisnis ritel merupakan bisnis yang sangat menjanjikan, untuk itu banyak pelaku bisnis mulai berlomba dalam meningkatkan strategi penjualannya. Banyak gerai minimarket yang terbilang menguasai pasar dan mampu merambah ke seluruh nusantara, bahkan banyak perusahaan ritel yang terus melakukan ekspansi pada daerah-daerah potensial di pelosok negeri. Melalui ritel, suatu produk yang dipasarkan dapat bertemu langsung dengan penggunanya. Industri ritel merupakan industri yang menjual produk dan jasa pelayanan yang telah diberi nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga, kelompok, atau pemakai akhir.

Data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengklaim bahwa pertumbuhan industri ritel pada semester I 2018 sebesar 7-7,5%. Angka ini lebih

besar dibandingkan pertumbuhan tahun lalu yang hanya sebesar 5%.(sumber : cnbcindonesia)

Seiiring berkembangannya bisnis ritel modern yang ada di Indonesia, perusahaan harus mengengetahui perilaku konsumen dengan baik, dimana perspektif pengaruh tingkah laku dalam pemahaman perilaku konsumen mengartikan bahwa kekuatan lingkungan memaksa konsumen untuk melakukan pembelian tanpa harus terlebih dahulu membangun perasaan atau kepercayaan terhadap suatu produk. Hal ini mengakibatkan perubahan perilaku dan pergeseran dalam berbelanja konsumen, dimana keinginan seseorang yang ingin berbelanja dengan niatan terencana menjadi tidak terencana. Bagi konsumen, sebenarnya pembelian bukanlah hanya merupakan suatu tindakan saja, melaikan terdiri dari beberapa tindakan yang satu sama lainnya saling berkaitan.

Pengambilan keputusan konsumen pada dasarnya merupakan proses pemecahan masalah, banyak konsumen individu ataupun kelompok hampir sama dalam hal memutuskan pembelian produk dan merek apa yang dibeli. Keputusan pembelian konsumen dapat dilakukan apabila produk tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, saat melakukan keputusan pembelian biasanya salah satu hal pertama yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih suatu produk adalah dengan melihat atribut produk. Maka dari itu, perusahaan harus memahami perilaku konsumen dan desain produk didalam keputusan pembelian.

Perilaku konsumen dapat diartiakan sebagai proses pengambilan keputusan baik itu individu ataupun kelompok secara fisik yang melibatkan proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang

dan jasa. Perilaku konsumen akan muncul apabila seseorang memiliki kebutuhan atau keinginan untuk memperoleh sesuatu. Konsumen sering dihadapkan pada berbagai pilihan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemahaman tentang perilaku sangat penting untuk memproyeksikan permintaan konsumen terhadap produk dan dijadikan modal penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuan pengembangan usahanya.

Perilaku seseorang dalam hal melakukan pembelian barang/jasa bisa dikatakan unik dan beraneka ragam. Karena konsumen berasal dari berbagai kalangan, sehingga apa yang diinginkan dan dibutuhkan berbeda-beda. Dalam hal ini, produsen perlu memahami perilaku konsumen terhadap produk atau merek yang ada di pasar, karena seperti yang diketahui sifat konsumen yang tidak pernah puas membuat produsen harus lebih inovatif dan kreatif.

Suatu produk dikatakan inovatif jika produk tersebut memiliki sesuatu yang baru atau keunikan dari suatu realisasi gagasan baru, yang dimana kebaruan dan keunikan ini tidak dimiliki produk yang ada sebelumnya atau produk sejenis dalam kelasnya. Sehingga konsumen akan tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan, maka dari itu, produsen sebaiknya membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen mulai dari harga, kualitas hingga desain produk yang dapat menimbulkan minat beli yang tinggi oleh konsumen sehingga konsumen tersebut akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang telah ditawarkan.

Salah satu faktor utama yang dapat mendukung keberhasilan penjualan produk yakni dari segi rancangan desain produk. Dapat dilihat pada masa kini, hampir semua produsen berkompetesi untuk menjadi inovator dalam segi desain produk. Produk yang berhasil di pasaran umumnya memiliki desain futuristic

(mengikuti tren/selera) anak muda pada masa kini. Desain produk merupakan salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk karena desain dari suatu produk akan mempengaruhi penampilan, dengan kata lain desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan konsumen.

Semakin berkembangnya petumbuhan perekonomian dunia, merek-merek premium dari negara luar menjadi semakin disukai di kalangan konsumen, disisi lain barang-barang tiruan dengan kualitas rendah dengan mudahnya memasuki pasaran, yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya perbedaan pola belanja konsumen yang sangat ekstrem. Refleksi dan kritik terhadap fenomena umum inilah yang menyebabkan dilahirkannya merek Miniso.

PT Miniso Lifestyle Trading Indonesia merupakan ritel yang menjual barang-barang unik keperluan masyarakat urban sehari-hari mulai dari aksesori fesyen, alat kebutuhan rumah tangga hingga produk elektronik. Dalam waktu delapan bulan sejak hadir pertama kali pada Desember 2016, perusahaan ini telah memiliki 50 gerai.

Sepanjang tahun 2017 lalu, Miniso berhasil membuka 88 gerai. Setengah dari gerai tersebut berlokasi di luar Pulau Jawa. tanggap ritel besutan kolaborasi desainer Jepang Miyake Jenya dan pengusaha China Ye Guofu ini bakal dilanjutkan dengan target pembukaan toko sebanyak 100 gerai pada tahun 2018. Menurut keterangan perusahaan, 50% dari gerai baru itu akan dikelola dengan sistem waralaba. Sisanya lagi, Miniso akan membangun sendiri gerainya yang konon menyedot investasi sebesar Rp 1 miliar per gerai. Jika target tersebut realistis, artinya akan ada satu gerai Miniso baru setiap minggunya. Di ranah global, target Miniso terbilang fantastis.

Ritel yang berdiri sejak tahun 2013 ini menargetkan memiliki 10.000 gerai di 100 negara dalam waktu dua tahun ke depan. Saat ini, Miniso telah mengoperasikan 2.600 gerai di 27 negara. (sumber: marketeers)

Gambar 1. 1

Perkembangan Jumlah Toko Miniso Per-Bulan Tahun 2017

Sumber : Minisoindo (www.miniso.com)

Berdasarkan data diatas, pada bulan Februari 2017, Miniso membuka tiga toko pertamanya di Indonesia. Pada bulan Maret hingga Mei 2017 Miniso menambah jumlah tokonya menjadi lima toko. Pada bulan Juni 2017 Miniso menambah sembilan toko. Kemudian pada bulan Juli Miniso menambah kembali jumlah tokonya sebanyak delapan toko. Bulan Agustus 2017 Miniso membuka empat toko baru. Kemudian pada bulan September 2017 Miniso kembali membuka sembilan toko baru. Pada bulan Oktober 2017, Miniso meresmikan 17 toko baru, dilanjutkan pada bulan November 15 toko baru, dan Desember 12 toko baru. Saat ini Miniso telah membuka 79 toko di Indonesia yang akan terus bertambah seiring dengan kebutuhan konsumen yang semakin meningkat. ( sumber : Miniso.com)

Dalam melakukan keputusan pembelian pada suatu produk konsumen akan mempertimbangkan beberapa hal sebelum membeli produk tersebut. Berdasarkan urain diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut dalam bentuk penelitian dengan judul Pengaruh Perilaku Konsumen dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Miniso di Sun Plaza Medan.