BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN
5.3. BELANJA KONSOLIDASIAN
Belanja Pemerintahan Umum (General Government Spending) atau Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah adalah konsolidasian antara seluruh belanja Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah suatu wilayah dalam satu periode pelaporan yang sama, dan telah dilakukan eliminasi atas akun-akun resiprokal (berelasi).
a. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Realisasi belanja dan transfer konsolidasian DIY tahun 2019 mencapai Rp26,44 triliun, yang terdiri dari belanja pemerintah pusat/daerah sebesar Rp25,36 triliun dan transfer sebesar Rp1,08 triliun.
Dari total belanja sebesar Rp25,36 triliun tersebut, belanja operasi pemerintah pusat/daerah mencapai Rp19,79 triliun (77,81 persen). Belanja operasi yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial dan belanja tak terduga ini digunakan untuk membiayai kegiatan
sehari-hari pemerintah pusat/daerah
yang memberi manfaat jangka pendek. Sementara itu realisasi belanja modal pemerintah pusat pusat/daerah sebesar Rp5,63 triliun (22,19 persen). Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Rp8,74 T; (44,28%) Rp10,993T; (55,72%) Rp19,73 T; (77,81%) Rp2,56T; (45,56%) Rp3,06T; (54,44%) Rp5,63T; (22,19%) 5 10 15 20 25 30
PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH
BELANJA KONSOLIDASIAN
Triliun
Sumber : GFS Kwl DJPb DIY 2019 unaudited
Grafik 5.6
Proporsi dan Komposisi Realisasi Belanja Operasi dan Belanja Modal Terhadap Total
Belanja Konsolidasian DIY 2019
Belanja Operasi Belanja Modal
Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Tingkat Wilayah DIY
87
Jika dikaitkan dengan kontribusi pemerintah pada pertumbuhan ekonomi di wilayah DIY khususnya dari sisi pengeluaran pemerintah, nampak bahwa kontribusi pemerintah daerah untuk investasi lebih besar dari pemerintah pusat. Belanja modal merupakan bagian dari komponen Investasi pemerintah, sehingga dapat meningkatkan multiplier effect sehingga dapat menstimulus perekonomian di wilayah DIY.
b. Analisis Perubahan
Terjadi perubahan komposisi
proporsi belanja operasi dan
belanja modal di tahun 2019 dibanding tahun 2018. pegawai, belanja barang dan belanja modal ditahun 2019 dibanding tahun 2018. Proporsi Belanja modal pemerintah pusat/daerah nampak sedikit mengalami penurunan, dari 23,16 persen di tahun 2018 menjadi 22,19 persen. Sedangkan
belanja operasi pemerintah pusat/daerah mengalami kenaikan sebesar 1 (satu) poin berbasis persen. Perubahan proporsi ini didorong oleh peningkatan belanja barang sebesar 17,33 persen, meski belanja pegawai justru mengalami penurunan sebesar 1,47 persen. Disisi lain Belanja modal juga mengalami peningkatan meski hanya sebesar 2,71 persen, belanja hibah meningkat 32,04 persen dan belanja bantuan sosial meningkat 81,85 persen. Kondisi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah bahwa belanja pemerintah terutama diarahkan untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan program perlindungan sosial untuk pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan.
0 5 10 15 20 25 30 2019 2018 Belanja Operasi 19,729,023,223,15 18,241,789,188,10 Belanja Modal 5,626,893,049,843 5,507,535,755,798 22,19% 23,16% 77,81% 76,81% Tri liu n R u p iah
Sumber : GFS Kanwil DJPb 2019 unaudited
Grafik 5.7
Perubahan Komposisi Realisasi Belanja Operasi dan Belanja Modal Terhadap Total Belanja Konsolidasian
DIY Tahun 2019 - 2018 10, 046 8, 420 5, 627 1 76 1 ,0 3 5 147 4 10 ,19 5 7, 176 5, 508 2 0 781 81 6 B E L A N J A P E G A W A I B E L A N J A B A R A N G B E L A N J A M O D A L B E L A N J A P E M B A Y A R A N B U N G A U T A N G B E L A N J A S U B S I D I B E L A N J A H I B A H B E L A N J A B A N T U A N S O S I A L B E L A N J A T A K T E R D U G A
SUMBER : GFS KWL DJPB DIY 2019 UNAUDITED
G r a f i k 5 . 8
R e a l i s a s i B e l a n j a K o n s o l i d a s i a n D I Y T M e n u r u r t K l a s i f i k a s i E k o n o m i T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 1 8
Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Tingkat Wilayah DIY
88
c. Analisis Rasio Belanja Operasi Konsolidasian Terhadap Total Belanja Konsolidasian.
Pada tahun 2019 rasio belanja operasi terhadap total belanja konsolidasian di DIY sebesar 77,81 persen, sedangkan tahun 2018 tercatat sebesar 76,81 persen. Hal ini menunjukan bahwa alokasi anggaran pemerintah untuk kegiatan operasi relatif tidak mengalami perubahan.
Tabel 5.4.
Rasio Belanja Operasi Provinsi DIY Tahun 2019 dan 2018 Uraian
2019 2018
Konsolidasian Rasio Konsolidasian Rasio
Belanja Operasi 19.729.023.223.151 77,81% 5.507.535.755.798 76,81%
Total Belanja
Konsolidasian 25.355.916.272.994 18.241.789.188.109
Sumber : GFS Kanwil DJPb DIY 2019 unaudited
d. Rasio Belanja Konsolidasian Perkapita (spending per citizen)
Rasio belanja konsolidasian terhadap jumlah penduduk (belanja konsolidasian perkapita) menunjukkan seberapa besar belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk menyejahterakan per penduduk di suatu daerah. Rasio total belanja konsolidasian terhadap jumlah penduduk DIY tahun 2019 adalah Rp6,60 juta per kapita. Hal ini berarti dalam rangka meningkatkan kesejahteraan penduduknya, selama tahun 2019 pemerintah telah membelanjakan sebesar Rp6,60 juta untuk setiap jiwa penduduknya, meningkat jika dibanding dengan tahun 2018 yang sebesar Rp6,26 juta per jiwa.
Jika dilihat secara spasial, ditahun 2019 angka rasio tertinggi ada pada Kota Yogyakarta. Rasio kota Yogyakarta mencapai Rp16,36 juta per jiwa. Sedangkan terendah adalah Kabupaten Bantul yang tercatat sebesar Rp4,44 Juta per jiwa. Apabila dibandingkan antar regional, terdapat kesenjangan/ perbedaan yang
cukup tinggi. Hal ini antara lain karena terdapat kesenjangan jumlah belanja
5.00 10.00 15.00 20.00
Kab Bantul Kab.Sleman Kab.Gunung Kidul Kab.Kulon Progo Kota Yogyakarta 4.44 6.77 5.45 7.61 16.36 Juta R up iah
Sumber : GFS Kanwil DJPb DIY 2019 unaudited; BPS DIY (Diolah)
Grafik 5.9
Belanja Konsolidasian DIY Per Kapita Per Kabupaten/Kota Tahun 2019
Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Tingkat Wilayah DIY
89
pemerintah dan kesenjangan jumlah penduduk antar kabupaten/kota. Kota Yogyakarta dengan penduduk relatif sedikit (431.939 jiwa) namun jumlah belanja pemerintahnya tinggi (Rp7,07 triliun). Sebaliknya, Kabupaten Bantul yang memiliki penduduk relatif banyak (1.018.402 jiwa) mempunyai jumlah belanja pemerintah yang lebih sedikit (Rp4,52 triliun).
e. Rasio Belanja Per Kapita Terhadap Sektor Ekonomi Unggulan
Indikator ini cenderung berfungsi sebagai perbandingan secara indikatif antara fokus anggaran pemerintah dengan kontribusi sektor-sektor ekonomi unggulan kepada pertumbuhan. Sektor ekonomi unggulan di DIY tahun 2019 diantaranya adalah : Sektor Pendidikan dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (sebagai salah satu pendukung pariwisata)
Rasio belanja pendidikan konsolidasian terhadap jumlah penduduk menunjukkan seberapa besar belanja pendidikan pemerintah pusat dan daerah yang digunakan untuk meningkatkan pendidikan per penduduk di suatu daerah. Pada tahun 2019, rasio belanja pendidikan konsolidasian di DIY terhadap jumlah
penduduk mencapai Rp1.887.177,27/Jiwa. Rasio ini meningkat jika dibanding
tahun 2018 yang mencapai Rp1.753.225,47/jiwa.
Secara spasial, di tahun 2019 Kabupaten Kulon Progo merupakan daerah yang mempunyai belanja pendidikan per kapita terbesar, yaitu Rp2,06 juta/jiwa. Angka ini naik 57,24 persen dibanding tahun lalu. Kota Yogyakarta yang merupakan pusat pendidikan di DIY hanya membelanjakan sebesar Rp1,65 juta/jiwa, menurun dibanding tahun lalu yang sebesar Rp1,89 juta/jiwa.
Rasio belanja fungsi pariwisata konsolidasian terhadap jumlah pendiuduk DIY tahun 2019 sebesar Rp292.169/jiwa, meningkat dibanding tahun 2018 yang sebesar Rp222.203/jiwa. Nilai belanja ini relatif kecil. Meski demikian,
1,006 1,094 … 2,056 1,654 916 2,004 987 1,307 1,892 9.84% -45.40% 36.54% 57.24% -12.55% -100.00% -50.00% 0.00% 50.00% 100.00% 500 1,000 1,500 2,000 2,500
Kab. Bantul Kab.Sleman Kab.Gunung Kidul Kab.Kulon Progo Kota Yogyakarta
R
ibu
R
up
iah
Sumber : GFS Kwl DJPb DIY (Diolah)
Grafik 5.10
Belanja Pendidikan Konsolidasian DIY Per Kapita Per Kabupaten/Kota Tahun 2019-2018
Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Tingkat Wilayah DIY
90
menyadari bahwa sektor pariwisata DIY memiliki potensi yang luar biasa baik wisata alam maupun wisata budaya yang mampu mendorong dan menopang perkembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan/ transportasi dan komunikasi, sektor industri pengolahan (batik, kayu, gerabah) serta sektor jasa-jasa melalui kegiatan promosi wisata, pemerintah pusat memberikan Dana Keistimewaan DIY sebagai salah satu bentuk perhatian untuk mengembangkan pariwisata di DIY.