• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Kondisi Daerah

F. Bencana Alam

Tabel 2.35. Sumber Daya Hayati Yang Dilindungi

NO. Golongan Nama Spesies Status

1 Hewan menyusui Sapi Madura endemik

2 Burung Glatik terancam

3 Reptil Biawak terancam

4 Amphibi Kura-kura terancam

5 Ikan Kerang Sempeng endemik

Ikan Betthok terancam

6 Keong Keong Raja endemik

7 Serangga Kupu - kupu berlimpah

8 Tumbuh-tumbuhan Melati Rato Ebu endemik

Salak Kramat endemik

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan

Flora yang menjadi andalan Kabupaten Bangkalan dan dilindungi adalah Melati Rato Ebu dan Salak Kramat. Kedua populasi komuditas tersebut fluktuatif karena banyaknya permintaan baik Regional maupun Nasional, konon pada zaman pemerintahan orde baru sampai sekarang Melati Rato Ebu menjadi pilihan utama bagi Ibu Negara dan setiap hari petani Melati Rato Ebu menyiapkan dan mengirim komuditi tersebut.

F. Bencana Alam

Kabupaten Bangkalan mempunyai dua iklim yaitu musim kemarau dan penghujan, dampak perubahan musim di Kabupaten Bangkalan pada saat musim kemarau terjadi kekeringan yang menyebabkan banyaknya masyarakat kekurangan air bersih selain dampak tersebut terjadi kekeringan di kawasan hutan yang di khawatirkan terjadi kebakaran, apabila tiba musim penghujan dampak yang ditimbulkan oleh perubahan dua musim tersebut di Kabupaten Bangkalan sering terjadi banjir dan longsor yang puncaknya terjadi bencana pada bulan Desember, Januari, Pebruari.

II-73

Tabel 2.36. Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian Tahun 2011

NO Kecamatan Total Area Terendam (Ha) Korban

Mengungsi Meninggal 1 Kamal - - - 2 Labang - - - 3 Kwanyar 245 53 - 4 Modung 396 71 5 Blega 496 95 6 Konang - - - 7 Galis - - - 8 Tanah Merah - - - 9 Tragah - - - 10 Socah 40 - - 11 Bangkalan - - - 12 Burneh - - - 13 Arosbaya - - - 14 Geger - - - 15 Kokop - - - 16 Tanjung Bumi 269 34 - 17 Sepulu 194 25 18 Klampis - - - TOTAL 1,640 278

Sumber Data : Badan Kesbang Linmas Kab. Bangkalan

Tabel bencana banjir dan longsor menunjukkan bahwa yang sering mengalami banjir yaitu Blega, Modung, Socah, Tanjung Bumi, dan Sepuluh.

Tabel 2.37. Bencana Tanah Longsor, Korban, dan Kerugian Tahun 2011

No Kecamatan Jumlah Korban Meninggal

(Jiwa) 1 Klampis - 2 Tanjung Bumi 1 3 Burneh - 4 Konang - Total 1

Sumber Data : Badan Kesbang Linmas Kab. Bangkalan tahun 2011

Bencana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Bangkalan, diakibatkan oleh panjangnya musim kemarau, mengakibatkan rongga-rongga tanah yang berada di perbukitan membesar dan retak, sehingga dengan tingginya intensitas curah hujan, terutama bulan Oktober-Desember 2011, dapat menyebabkan tanah longsor. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kritis, Hutan yang Gundul, Lereng yang terjal, jenis tanah dan batuan yang kurang padat(kuat), meningkatkan ancaman terjadinya longsor di Kabupaten Bangkalan. Di kabupaten Bangkalan, bencana Tanah Longsor terjadi di kecamatan Klampis, Tanjung Bumi, Burneh, dan Konang.

II-74

2.3.1.9. Kependudukan dan catatan sipil

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Kabupaten Bangkalan Tahun 2005 - 2025 Kebijakan pembangunan kependudukan dan pencatatan sipil diarahkan pada pengendalian laju pertumbuhan penduduk, melalui peningkatan tertib administrasi kependudukan dan peningkatan kualitas penduduk. Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dilaksanakan untuk mempermudah masyarakat dalam mengurus penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran serta administrasi kependudukan dengan biaya yang relatif terjangkau.

Dengan makin membaiknya pelayanan administrasi kependudukan, seiring dengan dilaksanakannya penerapan e-KTP pada Tahun 2012, diharapkan kesadaran masyarakat untuk mengurus dokumen kependudukan KTP, KK dan Akta Kelahiran meningkat.

Untuk mengetahui tingkat perkembangan administrasi kependudukan di Kabupaten Bangkalan selama 5 (lima) tahun dapat dilihat pada tabel 2.38 :

Tabel 2.38. Pengurusan KTP, KK dan Akta Kelahiran di Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 – 2012

NO URAIAN TAHUN

2008 2009 2010 2011 2012

1 Kartu Keluarga

Jumlah Kepala Keluarga 239.380 239.961 240.521 326.288 290.768 Jumlah Keluarga ber-KK 24.184 58.224 52.939 63.040 104.196

Prosentase 10,11% 24,26% 22,01% 19,32% 35,83%

2 Kartu Tanda Penduduk

Jumlah Penduduk 970.147 972.798 975.154 1.308.414 1.178.902 Jumlah Penduduk Wajib KTP 727.610 729.599 731.364 973.597 822.635 Jumlah Penduduk

ber-KTP/e-KTP 31.208 90.371 94.962 73.428 495.392

Prosentase 4,29% 12,39% 12,98% 7,54% 60,22%

3 Akte Kelahiran

Jumlah Kelahiran Anak 17.441 17.486 17.444 18.066 18.407

Jumlah Anak ber-Akte 3.064 3.229 6.842 3.773 4.498

Prosentase 17,57% 18,47% 39,22% 20,88% 33,01%

Sumber data : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Keterangan : * Pada tahun 2012 Jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2011. Hal ini merupakan hasil konsolidasi nasional yang disandingkan dengan hasil perekaman e-KTP yang dilakukan oleh Dirjend Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Perbedaan ini juga terjadi di Kabupaten/Kota yang lain.

* Pada tahun 2012 Kabupaten Bangkalan telah menerapkan perekaman e-KTP sampai dengan tahun 2013.

II-75

Dari perkembangan tabel 2.38 di atas menunjukkan bahwa jumlah masyarakat yang mengurus Kartu Keluarga hanya Tahun 2010 yang tidak memenuhi target yang ditetapkan yaitu hanya sebesar 12.98%. Sementara itu untuk penduduk yang ber-KTP Tahun 2010 dan 2011 tidak memenuhi target yang ditetapkan. Hal ini disebabkan berakhirnya masa berlakunya KTP pada Tahun 2008 sehingga penduduk banyak memperpanjang KTP pada Tahun 2009.

2.3.1.10. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

Pembangunan manusia diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya tanpa membedakan jenis kelamin. Sebenarnya potensi yang dimiliki oleh perempuan dalam kualitas maupun kuantitas tidak berbeda dengan laki - laki. Meskipun telah banyak kemajuan pembangunan yang dicapai, namun kenyataannya masih dijumpai kesenjangan antara laki - laki dan perempuan. Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan salah satu faktor yang mendukung dalam peningkatan kesejahteraan dalam keluarga, peningkatan kesetaraan gender dalam pembangunan serta menjamin pemenuhan dan perlindungan terhadap anak.

Untuk memberi perlindungan kepada perempuan dan anak korban kekerasan, maka pada tanggal 30 Maret 2011 Pemerintah Kabupaten Bangkalan membentuk suatu wadah yang khusus menangani korban kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak yaitu Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Penanganan Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, yang bekerja sama dengan instansi terkait seperti Kepolisian, Kejaksaan, RSD Syamrabu, Dinsosnakertrans, dan lain - lain.

Kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Bangkalan pada Tahun 2011 sebanyak 9 kasus meliputi pelecehan seksual 1 kasus, pemerkosaan 5 kasus, persetubuhan 2 kasus dan membawa lari anak dibawah umur 1 kasus. Sedangkan pada Tahun 2012 meningkat menjadi 10 kasus yaitu pemerkosaan 2 kasus, pencurian yang dilakukan anak dibawah umur 3 kasus, sementara pencabulan, penganiayaan, narkoba, perjudian dan membawa kabur anak dibawah umur masing - masing 1 kasus. Sedangkan yang masih dalam proses (belum putusan pengadilan) sebanyak 2 kasus yaitu pemerkosaan dan membawa lari anak dibawah umur.

II-76

Tabel 2.39. Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Kabupaten Bangkalan

NO. JENIS KASUS JUMLAH KASUS KETERANGAN

2011 2012 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pemerkosaan Pelecehan seksual Persetubuhan

Pencurian oleh anak dibawah umur Pencabulan

Penganiayaan

Narkoba oleh anak dibawah umur Membawa lari anak dibawah umur Perjudian oleh anak dibawah umur

5 1 2 - - - 1 - - 2 - - 3 1 1 1 1 1 JUMLAH 9 10

Sumber Data : Badan PP & KB

2.3.1.11. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera

Keluarga Berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan mengatur jarak kelahiran, dengan jumlah anak dalam sebuah keluarga yang ideal adalah dua dengan pengaturan yang bisa dilakukan melalui penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, Implan, IUD/Spiral, dan lain sebagainya. Selain itu Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Keluarga (Bapak ,ibu dan anak) dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk

Keluarga Berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan dan perluasan pelayanan Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang tepat di tengah keberagaman pilihan metode/kontrasepsi, disamping itu terbatasnya jumlah alat kontrasepsi keluarga miskin (gakin) yang tersedia, adanya metode-metode tertentu yang mungkin kurang dapat diterima sehubungan adanya kontrasepsi merk baru yang belum dikenal dan ketidak sesuaian dengan kultur budaya didaerah tertentu, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi, juga perlu mendapat perhatian yang lebih serius dari semua pihak dimasa yang akan datang

Untuk mengetahui tingkat kemajuan Keluarga Berencana di Kabupaten Bangkalan dalam kurun waktu lima tahun dapat kami sajikan pada tabel 2.40 :

II-77

Tabel 2.40. Akseptor Baru menurut Alat Kontrasepsi di Kabupaten Bangkalan

Tahun 2008 - 2012 NO URAIAN TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012 1. IUD 132 432 1.291 1.384 1.448 2. Pil 12.000 11.789 14.639 14.091 14.405 3. Kondom 163 712 708 872 1.054 4. MOP /MOW 176 202 221 359 241 5. Suntik 17.970 16.432 18.231 20.178 15.374 6. Implant 1.870 2.196 1.696 3.276 3.132

Sumber Data : Badan PP & KB

Dari tabel 2.40 dapat dijelaskan bahwa untuk akseptor KB baru di Kabupaten Bangkalan secara kwantitatif dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, akan tetapi secara kwalitatif pengguna alat kontrasepsi metode hormonal (Jangka pendek) lebih mendominasi, Pengguna alat kontrasepsi suntik lebih banyak di gunakan dibanding dengan kontrasepsi lainnya. Pemakaian IUD pada Tahun 2008 - 2012 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 3,27% - 6,50% 0,07% dan 4,62%, untuk pemakaian kondom pada Tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 0,60% selanjutnya pada Tahun 2011 s/d 2012 naik rata - rata sebesar 0,23% dan 20,87%, untuk pemakaian PIL mengalami fluktuasi yaitu pada Tahun 2009 turun sebesar 1,75% pada Tahun 2010 mengalami kenaikan 24,17%, pada Tahun 2011 turun 3,74% dan mengalami kenaikan 2,23% di Tahun 2012.

Tabel 2.41. Peserta KB Aktif menurut Alat Kontrasepsi di Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 - 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1. IUD 5.185 5.384 6.164 6.474 6.931 2. Pil 34.930 38.494 43.466 43.927 46.368 3. Kondom 542 863 1.151 1.541 2.082 4. MOP /MOW 2.832 2.975 2.887 3.128 3.206 5. Suntik 59.465 64.168 68.400 69.489 68.619 6. Implant 17.621 19.001 18.765 19.615 20.554

Sumber Data : Badan PP & KB

Dari tabel 2.41. untuk peserta KB Aktif secara kwantitatif mengalami kenaikan dari tahun ke tahun akan tetapi metode hormonal (jangka pendek) lebih mendominasi pemakaian kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah jenis suntik, dimana secara umum tiap tahunnya selalu mengalami peningkatan sebesar 7,90% pada Tahun 2009, Tahun 2010 naik sebesar 6,59%, pada Tahun 2011 naik sebesar 1,59% dan pada Tahun 2012 turun sebesar 1,25%, disusul pemakaian Pil dimana Tahun 2009 naik sebesar 10,20% tahun 2010 naik sebesar 12,91%, Tahun 2011 naik sebesar 1,06% dan pada Tahun 2012 menjadi 5,55%.

II-78

2.3.1.12. Sosial

Kesejahteraan sosial diarahkan kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan tingkat sosial yang rendah pula. Salah satu faktor kurangnya kesejahteraan bagi masyarakat adalah kemiskinan. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Bangkalan berdasarkan hasil evaluasi Provinsi Jawa Timur sejak Tahun 2008 sampai Tahun 2010 terus mengalami penurunan yaitu sebesar 306.430 Penduduk atau 32,02% pada Tahun 2008 menjadi 30,45% atau 296.486 penduduk pada Tahun 2009 dan 28,12% atau 254.981 penduduk. Disamping masalah kemiskinan, Kabupaten Bangkalan masih mengalami permasalahan sosial lainnya yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah yaitu penanganan terhadap penduduk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Data-data berikut ini menunjukkan kondisi PMKS di Kabupaten Bangkalan.

Tabel 2.42. Permasalahan Kesejahteraan Sosial Di Kabupaten Bangkalan Tahun 2008-2012 No URAIAN Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Anak Terlantar 5.000 8.403 4.398 169 76 2 Anak Nakal 726 756 557 100 36 3 Korban Narkotika 132 142 87 0 0 4 Eks Napi 417 326 238 36 36 5 Pengemis 79 73 154 54 54

6 Eks. Penyakit Kronis 1.534 1.087 637 157 107

7 Anak Jalanan 641 570 570 88 99

8 Wanita Rawan Sosial Ekonomi 6.189 942 1.171 1.425 164

9 Anak Korban Kekerasan 641 349 45 12 12

10 Wanita Korban Kekerasan 515 716 126 3 43

11 Penyandang Cacat 8.648 3.015 1.974 1.974 1.974

12 Gelandangan 60 76 34 5 10

13 Lanjut Usia Terlantar 7.672 4.670 3.036 548 448

14 Tuna Sosial 0 0 0 0 0

15 Korban Bencana Alam 213 9 5 572 2.207

~Menderita 0 0 0 0 0

~Rumah Rusak 0 0 0 0 0

~Rumah Hancur 0 0 0 0 0

Sumber Data : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

2.3.1.13. Ketenagakerjaan

Kondisi Tenaga Kerja Kabupaten Bangkalan dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011. Pada Tahun 2008 menunjukkan akumulasi Penduduk Usia Kerja sebanyak 681.289 orang, dengan angkatan kerja sebanyak 448.711 orang.

II-79

Dari angka penduduk angkatan kerja dimaksud, terdapat orang yang bekerja sebanyak 416.149 orang, dan terdapat pencari kerja sejumlah 10.413 orang.

Memasuki Tahun 2009, kondisi data Penduduk Usia Kerja di Kabupaten Bangkalan menunjukkan angka sebanyak 695.637 orang dengan jumlah angkatan kerja menunjukkan angka sebesar 473.812 orang. Dari angka angkatan kerja dimaksud, diketahui jumlah orang yang bekerja sebanyak 450.058 orang dan jumlah pencari kerja, diketahui sebanyak 7.078 orang.

Selanjutnya pada Tahun 2010, kondisi data Penduduk Usia Kerja, terhitung sebanyak 640.085 orang, dengan jumlah angkatan kerja menunjukkan angka sebesar 432.099 orang. Dari keseluruhan jumlah angkatan kerja dimaksud, terdiri dari orang yang bekerja sebanyak 407.091 orang dan jumlah pencari kerja sebanyak 7.604 orang.

Berikutnya pada Tahun 2011, kondisi Penduduk Usia Kerja, diketahui sebanyak 644.911 orang. Adapun data jumlah angkatan kerja di Kabupaten Bangkalan menunjukkan angka sebesar 433.586 orang, dengan jumlah orang yang bekerja sebanyak 416.637 orang dan jumlah pencari kerja, terdata sebanyak 6.630 orang. Lebih jelasnya berikut dapat dikemukakan dalam bentuk tabel 2.43 :

Tabel 2.43. Situasi Umum Ketenagakerjaan di Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 - 2011

NO Uraian 2008 2009 2010 2011

1 Penduduk Usia Kerja 681.289 695.637 640.085 644.911

2 Jml Angkatan Kerja 448.711 473.812 432.099 433.586

3 Jml Orang Yg. Bekerja 416.149 450.058 407.091 416.637

4 Jml Pencari Kerja 10.413 7.078 7.604 6.630

Sumber Data : Bangkalan Dalam Angka 2012

2.3.1.14. Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah A. Koperasi

Selain UKM, yang berperan dalam ekonomi kerakyatan adalah koperasi. Sebagai usaha ekonomi tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, tetapi juga pada kualitas kehidupan anggotanya. Dengan demikian, maka keberadaan koperasi perlu didukung agar semakin diminati masyarakat.

II-80

Secara detail perkembangan jumlah koperasi dan UMKM yang ada di Kabupaten Bangkalan pada periode Tahun 2008 – 2012 tersaji dalam tabel 2.44 :

Tabel 2.44. Perkembangan Jumlah Koperasi & UMKM di Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 – 2012 No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 1 Koperasi Pusat a. Jumlah Koperasi b. Jumlah Pengurus c. Jumlah Pengawas d. Jumah Karyawan e. Jumlah Anggota 3 17 9 11 114 3 17 3 11 114 3 17 3 11 114 3 17 9 11 114 3 17 9 11 114 2 Koperasi Primer f. Jumlah Koperasi g. Jumlah Pengurus h. Jumlah Pengawas i. Jumah Karyawan j. Jumlah Anggota 471 2.355 1.413 116 62.314 476 2.380 1.428 116 62.479 763 3.001 2.002 116 65.491 769 3.855 2.026 105 72.303 774 3.870 2.035 105 72.562 3 Pengusaha UKM 5.456 5.257 6.067 6.196 6.496

Sumber : Bangkalan Dalam Angka 2012

B. UMKM

Profesi UMKM adalah potensi yang sangat besar dalam memacu pertumbuhan ekonomi di daerah yang saat ini masih belum tergali secara maksimal. Keberadaan UMKM merupakan sektor yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Khusus Usaha Mikro merupakan unit usaha yang berdirinya belum terorganisir (baik segi usaha, tempat, fasilitas, ijin usaha dan sistem kerjanya) usahanya mudah untuk berpindah - pindah lokasi, tidak menggunakan sarana yang permanen dengan modal dan tehnologi yang relatif sederhana, dalam kegiatannya menjual barang konsumtif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat utamanya golongan ekonomi menengah dan bawah.

Pertumbuhan jumlah usaha mikro, kecil dan menengah dari tahun ke tahun cukup signifikan, Berdasarkan data yang diperoleh Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Bangkalan perkembangan jumlah UMKM terhitung sejak Tahun 2008 - 2012 sebanyak 121.027 unit usaha, yang terdiri dari :

1. Usaha Mikro yang berjumlah 111.290 unit (91,95 %); 2. Usaha Kecil yang berjumlah 9.643 unit (7,97 %); dan 3. Usaha Menengah yang berjumlah 94 unit (0,08 %).

Sedangkan untuk unit wira usaha baru (WUB) dari Tahun 2008 - 2012 sebanyak 27.274 unit usaha. Hal ini diperkirakan akan bertambah

II-81

seiring dengan pesatnya pembangunan di Kabupaten Bangkalan pasca beroperasinya jembatan Suramadu.

Menyadari hal tersebut, Kabupaten Bangkalan sebagai akses Jembatan sisi Madura menangkap berbagai peluang ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Hal ini diawali dengan bermunculan usaha mikro berupa PK-5 baru di kawasan perkotaan yang memerlukan penanganan pemerintah daerah dengan segera. Menjamurnya PK-5 yang perlu dikendalikan agar tidak berpotensi menjadi masalah sosial. Sudah saatnya apabila sektor informal seperti penataan dan pemberdayaan PK-5 mendapat prioritas utama untuk segera diwujudkan.

Dalam Undang–undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM disebutkan bahwa UMKM merupakan bagian integral dari dunia usaha yang mempunyai kedudukan dan potensi serta peranan yang sangat strategis, karena sebagai usaha kecil yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan luas kepada masyarakat dapat berperan juga dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat. Keberadaan PK-5 harus dipandang sebagai potensi, maka haruslah dilakukan upaya yang dapat menjadikan sektor ini memiliki nilai jual suatu daerah.

Tabel 2.45. Data Jumlah UMKM Kabupaten Bangkalan Periode Tahun 2008 – 2012

No Tahun

Mikro Kecil Menengah

Jumlah Ket Jumlah (Unit) (%) Jumlah (Unit) (%) Jumlah (Unit) (%) 1 2008 100,331 91,45% 9,219 8,40% 160 0,15% 109,710 WUB tahun 2008, 5.456 unit 2 2009 105,483 91,75% 9,324 8,10% 160 0,14% 114,967 WUB tahun 2009, 5.257 unit 3 2010 108,106 91,80% 9,562 8,12% 94 0,08% 117,967 WUB tahun 2010, 2.796 unit 4 2011 110,690 91,91% 9,643 8,00% 94 0,08% 120,427 WUB tahun 2011, 2.730 unit 5 2012 111,290 91,95% 9,643 7,98% 94 0,08% 121,027 WUB tahun 2012, 600 unit

Sumber Data : Dinas Kopersai UMKM Kab. Bangkalan (Data sampai Bulan Desember 2012)

2.3.1.15. Penanaman modal

Pada tahun 2012 investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Bangkalan hanya bersifat Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Namun demikian nilai investasi yang mengalir ke Kabupaten Bangkalan pada periode Tahun 2008 - 2012 telah memberikan arti dalam meningkatkan perekonomian

II-82

Bangkalan. Perkembangan investasi secara kumulatif pada periode ini dapat dilihat dari angka persetujuan dan realisasi Penanaman Modal sebanyak 393 pada Tahun 2008. Tetapi pada Tahun 2009 terjadi penurunan hingga hanya sebesar 140, dan menurun lagi hingga hanya 106 pada Tahun 2010. Pada Tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan masing-masing sebanyak 446 dan 388.

Sedangkan jika ditinjau dari besaran nilai investasi yang telah terjadi di Kabupaten Bangkalan selama periode Tahun 2008 hingga 2012 mengalami fluktuatif. Secara lengkap besarnya investasi selama Tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada tabel 2.46 :

Tabel 2.46. Besaran Nilai Realisasi Investasi Selama Tahun 2008 – 2012

Tahun Jumlah Proyek Nilai Investasi (Rp)

2008 140 30.477.097.766

2009 106 39.088.791.997

2010 446 329.847.795.530

2011 388 163.162.183.554

2012 446 419.818.028.000

Sumber : Bagian Penanaman Modal dan Kerjasama

Perkembangan investasi sebagaimana digambarkan diatas, harus menjadi perhatian bagi semua pihak dalam hal kelengkapan infrastruktur yang memadai, kesiapan SDM yang berkualitas, pemberian layanan perijinan yang prima serta jaminan stabilitas keamanan yang mantap serta peraturan daerah yang mendukung dan kepastian hukum.

2.3.1.16. Kepemudaan dan olah raga

Peran pemuda bagi suatu bangsa adalah sangat strategis, karena pemuda adalah generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan proses pembangunan. Perkembangan organisasi Pemudadan Olahraga Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 tabel 2.47 :

II-83

Tabel 2.47. Organisasi Pemuda dan Olah raga Tahun 2008 - 2012

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 PemudadanOlahRaga

a. Organisasi kepemudaan (buah) 10 12 14 18 20

b. KarangTaruna(buah) 281 281 281 281 281

c. Organisasi OlahRaga (buah) - 130 139 150 154

d. Sarana Olah Raga

1) Standar Internasional (buah) - - - - -

2) StandarNasional(buah) 1 1 1 2 2

2 Pembinaan Pemuda

1) Kelompokusahapemudaproduktif(kelompok) 1 2 4 5 5

2) Lembagakepemudaanyangdibina(kelompok) 4 5 6 7 2

Sumberdata : Disporabudpar Kabupaten Bangkalan

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah organisasi kepemudaan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Untuk organisasi Karang Taruna sesuai dengan peraturan Menteri Sosial No. 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna, disebutkan bahwa keorganisasian Karang Taruna dibentuk ditiap Desa/Kelurahan, dilingkup Kecamatan dan lingkup Kabupaten/Kota. Sehingga jumlah organisasi Karang Taruna di Kabupaten Bangkalan sebanyak 281 organisasi. Untuk jumlah organisasi olah raga dari Tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

2.3.1.17. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Pembangunan politik sebagai suatu bagian dari pembangunan secara menyeluruh, dimana adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, Pembangunan politik suatu hal yang wujudnya tak kelihatan, namun dampaknya begitu dominan, partisipasi politik merupakan suatu masalah yang dianggap penting pada akhir-akhir ini, banyak dipelajari orang terutama dalam kaitannya dengan perkembangan suatu negara/daerah. Partisipasi politik merupakan salah satu aspek penting demokrasi, secara konseptual, partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, selain itu tingkat partisipasi masyarakat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya umur, jenis kelamin, status ekonomi dan sosial, pendidikan dan pekerjaan.

II-84

Tabel 2.48. Partisipasi Masyarakat Dalam Berpolitik di Kabupaten Bangkalan

Tahun 2008 - 2012 NO URAIAN TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012 1 Unjuk Rasa Bidang Sosbud 4 12 - 38 32 Bidang Politik 8 5 14 28 8 Bidang Ekonomi 2 4 10 - 8 2 Linmas Desa/Kelurahan - 5.933 5.933 5.933 5.941 3 Linmas Kecamatan - 585 585 585 590 4 Linmas Pemda - 635 635 695 695 5 Linmas Kabupaten - 7.053 7.053 71.13 7.226

Sumber Data : Bakesbangpol dan Linmas

Dari tabel 2.48 dapat digambarkan bahwa kesedaran masyarakat dalam berpolitik semakin meningkat, hal ini menggambarkan salah satu bentuk menyampaikan aspirasinya melalui unjuk rasa dalam dua tahun terakhir meningkat sangat signifikan dimana pada Tahun 2010 sebanyak 14 kali atau 250% dibanding Tahun 2009 sebanyak 4 kali dan Tahun 2011 naik sebesar 100%. Sedangkan untuk petugas linmas yang mengalami kenaikan cukup besar terjadi pada Tahun 2011 sebanyak 0,4% dan Tahun 2012 juga mengalami kenaikan sebanyak 113 orang atau 0,8%.

2.3.1.18. Pemerintahan umum A. Pelayanan Perijinan

Berkaitan dengan pelayanan perijinan di Kabupaten Bangkalan telah diselenggarakan secara terpadu oleh Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu. Meningkatnya pelayanan perijinan dalam beberapa tahun terakhir dipengaruhi oleh meningkatnya pembukaan usaha ekonomi baru dalam masyarakat berupa restoran atau toko souvenir seiring dengan meningkatnya kunjungan wisata baik domistik maupun asing ke berbagai obyek wisata, baik wisata alam, wisata budaya maupun wisata religi ke Kabupaten Bangkalan seiring dengan mudahnya mobilitas manusia dan barang antara pulau Madura dan Jawa setelah di operasikannya jembatan Suramadu.

Meskipun dalam jangka pendek, bila ditijau dari sisi PADS sejak dioperasikan Tol Jembatan Suramadu, Kabupaten Bangkalan mengalami penurunan penerimaan restribusi sebesar 2,5 Milyard yang berasal dari bagi hasil jasa penyebrangan dermaga Kamal. Namun dalam jangka panjang diharapkan Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bangkalan memperoleh

II-85

banyak keuntungan dan manfaat, dengan terbentuknya peluang geliat ekonomi berupa jasa kuliner, perindustrian, perdagangan dan pariwisata.

Pemerintah Kabupaten Bangkalan senantiasa mengevaluasi dan menyempurnakan pelayanannya pada masyarakat baik system dan prosedur atau peraturan pelaksana, sarana dan prasarana maupun ketrampilan sumberdaya manusia dalam mendukung berbagai pelayanan sehingga memperoleh pelayanan yang mudah, murah, cepat dan memuaskan.

Adapun bentuk perijinan yang dilayani berupa ijin mendirikan bangunan (IMB), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Ijin Tower Stasiun Telepon Seluler.

B. Kepegawaian

Dalam rangka meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat, diperlukan aparatur yang memadai dan mempunyai kompetensi di bidangnya masing-masing, sebagai landasan dalam peningkatan pemerintahan yang baik. Aparatur daerah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat selalu mengedapankan kepentingan/pelayanan kepada masyarakat dari pada kepentingan pribadi/golongan, sebagaimana dituangkan dalam panca prasetya korpri.

Untuk mengetahui komposisi/jumlah pegawai negeri sipil di Kabupaten Bangkalan dapat dilihat pada Tabel 2.49 :

Tabel 2.49. Jumlah Pegawai Negeri Berdasarkan Golongan Di Kabupaten BangkalanTahun 2008 - 2012 Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah PNS 9.022 9.862 9.870 10.928 10.395 ~ Gol I 298 530 431 384 261 ~ Gol II 2.303 2.622 3.018 3.177 2.821 ~ Gol III 4.252 4.061 3.706 4.573 4.446 ~ Gol IV 2.169 2.649 2.715 2.794 2.867

Sumber Data : Bangkalan dalam angka 2012 dan Badan Kepegawaian Daerah Kab. Bangkalan

Tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah pegawai negeri sipil golongan I pada Tahun 2010, 2011 dan 2012 jumlahnya mengalami penurunan masing - masing sebesar 18,67% atau 99 orang, 10,90% atau 47 orang dan 32,03% atau 123 orang, hal ini disebabkan karena adanya pegawai negeri sipil yang telah mencapai batas usia pensiun dan naik pangkat setingkat lebih

II-86

tinggi pada golongan II. Pada Golongan II tiap tahunnya mengalami kenaikan masing - masing sebesar 13,85% atau 319 orang, 15,10% atau 396 dan 5,26% atau 159 orang. Sedangkan pada Tahun 2012 jumlah pegawai negeri sipil golongan II mengalamai penurunan sebesar 11,20% atau 356 Orang. Sedangkan golongan III terjadi fluktuasi, sama halnya dengan golongan II selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Namun pada Tahun 2012 golongan III mengalami penurunan sebesar 2,77% atau 127 Orang. Untuk Golongan IV tiap tahun mengalami kenaikan, kenaikan yang sangat signifikan