• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sarana Dan Prasarana Pendukung Transportasi

Gambaran Umum Kondisi Daerah

B. Sarana Dan Prasarana Pendukung Transportasi

Sarana angkutan umum di Kabupaten Bangkalan dilayani oleh jenis angkutan MPU, bus dan mobil barang serta angkutan laut. Jalur atau rute angkutan umum yang ada berupa angkutan pedesaan yang menghubungkan antar kecamatan di Kabupaten Bangkalan. Angkutan Bus melayani jalur antar kota di Pulau Madura–Surabaya. Sedangkan angkutan laut melayani penyeberangan Bangkalan – Surabaya, Bangkalan – Gresik dan Bangkalan - Kalimantan Data Jumlah angkutan darat di Kabupaten Bangkalan pada Tahun 2008 – 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Untuk mendukung sarana transportasi dan mobilitas saat ini telah dimulai pembangunan terminal Type A yang berlokasi di akses jembatan Suramadu.

II-124

C. Posisi Strategis

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) telah menetapkan Kabupaten Bangkalan dalam ruang lingkup Gerbang Kertasusila (GKS) sebagai Kawasan Strategis Nasional. Kondisi ini mengakibatkan adanya perubahan yang signifikan terhadap peranan dan struktur ruang kabupaten dalam konstelasi Lokal, regional maupun nasional. Dalam ruang lingkup regional Bangkalan akan menjadi primary urban atau perkotaan utama di kluster Madura dalam struktur Surabaya Metropolitan Area (SMA). SMA merupakan antisipasi dari perkembangan kota Surabaya sehingga kawasan sekitarnya menjadi kawasan penyangga termasuk di dalamnya Kabupaten Bangkalan yang meliputi wilayah pengembangan Kamal, Socah, Labang, Burneh, Arosbaya, Klampis, Sepulu dan Tanjung Bumi.

Sebagai daerah penyangga kota Surabaya yang mendukung sektor industri, Kabupaten Bangkalan dapat terus mengoptimalkan kinerja ekonomi wilayah yang telah berkembang. Untuk itu perlu pengembangan sarana dan prasarana infrastruktur transportasi perkotaan yaitu peningkatan fungsi terminal angkutan kota, pengembangan pelabuhan di pantai utara Bangkalan, serta mendukung pembangunan kawasan suramadu dan jalan tol yang mengaksesnya.

II-125

Gambar 2.11. Surabaya Metrpolitan Area

II-126

D. Ketersediaan Air Bersih

Pengembangan industri dan pemukiman di kabupaten Bangkalan membutuhkan ketersediaan air bersih yang salah satunya akan dipenuhi melalui mata air sumber Pocong yang merupakan salah satu mata air yang baku daerah Bangkalan dengan debit sungai hingga mencapai 4,5 m³/det disaat musim hujan dan 5 m³/det.

Adapun kebutuhan air untuk industri yang akan datang direncanakan instalasi pegolahan air baku yang bisa menjangkau kawasan peruntukan industri yang telah ditentukan.

Sumber Daya air merupakan Sumber Daya yang berguna atau potensial sebagai manusia seutuhnya. Kegunaan air meliputi pengggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, aktivitas lingkungan dan rekreasi.

Permintaan air telah melebihi suplai di berbagai kecamatan di Kabupaten Bangkalan yang terus meningkat sehingga mengakibatkan permintaan terhadap air bersih meningkat pula.

Beberapa sumber mata air yang dimanfaatkan oleh PDAM adalah sumber pocong dimana debitnya dari sumber mata air ini adalah 200 liter/detik dgunakan 80% oleh PDAM, debit dari sumber sungai 4500 liter/detik digunakan 30% oleh PDAM. Potensi dari Sumber Mata Air ini sangat besar untuk perencanaan pembangunan ke depan mengingat sampai saat ini pemanfaatan sumber mata air pocong masih relatif rendah khususnya untuk air minum, sebagian besar air dari sumber pocong disalurkan melalui saluran pembuangan.

2.4.3. Iklim Investasi

Kabupaten Bangkalan menjadi primadona baru bagi investor baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN) untuk berbisnis. Pasca pembangunan Jembatan Suramadu dan bencana lumpur di sidoarjo memberikan peluang bagi Kabupaten Bangkalan untuk bersaing dengan - daerah lain dalam usaha menarik pemilik modal baik yang bergerak di bidang konstruksi, industri maupun migas. Hal ini di dasarkan pada pertimbangan biaya transportasi hasil industri menuju pelabuhan baik laut maupun udara guna memasarkan produknya.

II-127

Beberapa investor yang telah menanamkam modalnya di Kabupaten Bangkalan antara lain PT. Pelabuhan Socah , dan PT MISI (Madura Industrial Seaport City), Wings Group, PT. Adi luhung, PT Suramadu Sukses Sejahtera , PT. Unilever dll.

2.4.3.1. Keamanan dan Ketertiban

Keamanan dan Ketertiban masyarakat Kabupaten Bangkalan yang terjaga dengan baik akan menjadi situasi yang kondusif dan sangat mendukung bagi terlaksananya segala kegiatan pembangunan. Oleh karena itu segenap lapisan masyarakat harus berperan aktif dalam menciptakan Kamtibmas. Keberadaan Satuan Tugas Perlindungan masyarakat desa (Satgas Linmas) merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam ikut menjaga kamtibmas. Jumlah personil Linmas pada tahun 2012 adalah sebanyak 14.206 Personil. Selain itu peran Pemerintah Daerah melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang bertugas dalam pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

Dalam 10 tahun terakhir kondisi keamanan dan ketertiban di Kabupaten Bangkalan kondusif. Hal ini dapat digambarkan bahwa tidak ada kejadian-kejadian yang berpotensis mengganggu stabilitas keamanan.

2.4.3.2. Pelayanan Perijinan

Pelayanan menjadi suatu hal yang sangat penting untuk di telusuri perkembangannya mengingat dengan berlakunya Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Berlakunya undang – undang tersebut akan mengakibatkan interaksi antara aparat daerah dan masyarakat menjadi lebih intens. Hal ini ditambah dengan semakin kuatnya tuntutan demokratisasi dan pengakuan akan hak-hak asasi manusia akan melahirkan tuntutan terhadap manajemen pelayanan yang berkualitas.

Peran pemerintah Daerah dalam pelayanan publik mungkin yang terbesar dalam pengertian interaksinya secara langsung dengan masyarakat sebagai penyedia pelayanan. Kepentingan pemerintah Daerah terhadap pelayanan perizinan mempengaruhi pendapatan dan iklim investasi Daerah.

II-128

Kewenangan untuk memungut pajak dan retribusi serta penerbitan izin menurut Undang – Undang dan peraturan yang berlaku. Namun untuk mencegah terjadinya pungutan pajak dan retribusi yang berlebihan serta perizinan yang menghambat telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

Dalam rangka menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif di daerah, maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Penting dan perlunya pengembangan kinerja birokrasi pemerintah yang kompetitif seiring dengan perubahan trend globalisasi telah menjadi agenda penting bagi pemerintahan di banyak Negara. Tetapi upaya kearah tersebut masih banyak mengalami permasalahan serius, terutama menyangkut keberadaan dan penerapan system dan lembaga birokrasi pemerintah yang masih belum sepenuhnya mampu mengembangkan sistem adaftif terhadap dinamika masyarakat, mengadopsi nilai-nilai yang relevan dari dunia bisnis untuk memperbaiki kinerja pelayanan publik.

Hakekat pelayanan perizinan adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan wujud dari kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Menggunakan Asas Transparansi, Akuntabilitas, Kondisional, Partisipasif, Kesamaan Hak dan Kewajiban Penyelenggaraan serta memperhatikan dan menerapkan prinsip standar pelayanan, pola penyelenggaraan, tingkat kepuasan masyarakat, pengawasan penyelenggaraan penyelesaian pengaduan sengketa serta evaluasi kinerja penyelenggaraan pelayanan perizinan.

Untuk lebih jelasnya kinerja dan persyaratan pada masing-masing jenis dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.77. Lama Proses Perijinan Kabupaten Bangkalan

No Uraian Lama Mengurus (Hari) Jumlah Persyaratan (Dokumen)

1 SIUP 3 Hari 4 Dokumen

2 TPD 3 Hari 10 Dokumen

3 IUI 5 Hari 17 Dokumen

4 TDI 5 Hari 6 Dokumen

5 IMB 45 Hari 8 Dokumen

6 HO 14 Hari 6 Dokumen

II-129

2.4.4. Sumber Daya Manusia

Perkembangan IPM Kabupaten Bangkalan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bangkalan pada tahun 2008 mencapai angka 63,40 pada Tahun 2009 meningkat menjadi 64,00 dan pada tahun 2010 telah mencapai 64,51.

2.4.4.1. Kualitas SDM

Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka pembangunan daerah adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang berpendidikan sarjana.

Berikut disampaikan kualitas SDM pencari kerja di Kabupaten Bangkalan sebagaimana tabel 2.78 :

Tabel 2.78. Pencari Kerja Terdaftar Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan No Uraian 2008 2009 2010 2011 1 Tidak Tamat SD 37 7 3 3 2 SD 135 17 3 3 3 SLTP 141 35 17 15 4 SLTA 601 549 288 103 5 Diploma 142 601 322 26 6 Sarjana 256 1.097 490 74

Sumber Data : Bangkalan Dalam Angka 2012

2.4.4.2. Tingkat Ketergantungan

Usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.

II-130

Tabel 2.79. Angka Beban Ketergantungan

No Uraian 2008 2009 2010 2011

1 Jumlah Penduduk < 15 Tahun 298.738 312.831 252.143 382.358

2 Jumlah Penduduk > 65 Tahun 83.675 57.101 58.066 91.630

3 Jumlah Penduduk Usia Tidak Produktif (1+2)

382.413 369.932 310.209 473.988

4 Jumlah Penduduk 15 – 64 Tahun 574.583 603.749 548.192 834.426

5 Ratio Ketergantungan (3/4) 67,18 61,27 56,59 56,80

Sumber Data : Bangkalan Dalam Angka 2012

Kesejahteraan sosial diarahkan kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan tingkat sosial yang rendah pula. Salah satu faktor kurangnya kesejahteraan bagi masyarakat adalah kemiskinan. Untuk tingkat kemiskinan di Kabupaten Bangkalan berdasarkan hasil evluasi Provinsi Jawa Timur sejak Tahun 2008 samapi Tahun 2010 tedrus mengalami penurunan yaitu sebesar 32,02% atau 306.430 Penduduk pada Tahun 2008 menjadi 30,45% atau 296.486 penduduk pada Tahun 2009 dan 28,12% atau 254.981 penduduk. Disamping masalah kemiskinan, Kabupaten Bangkalan masih mengalami permasalahan sosial lainnya yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah yaitu penanganan terhadap penduduk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Data-data berikut ini menunjukkan kondisi PMKS di kabupaten Bangkalan.

Tabel 2.80. Permasalahan Kesejahteraan Sosial Di Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 - 2012 NO Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Anak Terlantar 5.000 8.403 4.398 169 76 2 Anak Nakal 726 756 557 100 36 3 Korban Narkotika 132 142 87 0 0 4 Eks Napi 417 326 238 36 36 5 Pengemis 79 73 154 54 54

6 Eks. Penyakit Kronis 1.534 1.087 637 157 107

7 Anak Jalanan 641 570 570 88 99

8 Wanita Rawan Sosial Ekonomi 6.189 942 1.171 1.425 164

9 Anak Korban Kekerasan 541 349 45 12 12

10 Wanita Korban Kekerasan 515 716 126 3 43

11 Penyandang Cacat 7.444 3.015 1.974 1.974 1.974

12 Gelandangan 60 76 34 5 10

13 Lanjut Usia Terlantar 7.672 4.670 3.036 548 448

14 Tuna Sosial 0 0 0 0 0

15 Korban Bencana Alam 213 9 5 572 322

II-131

Dari tabel 2.80 memperlihatkan bahwa untuk anak terlantar dan anak nakal dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan ini menunjukkan bahwa pembinaan terhadap anak nakal dan terlantar di Kabupaten Bangkalan cukup baik/berhasil, disamping itu untuk korban narkotika dalam tiga tahun terakhir juga mengalami penurunan, seiring dengan giatnya sosialisasi kepada masyarakat/pelajar yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bangkalan yang bekerjasama dengan instansi terkait juga menunjukkan kesadaran masyarakat pada umumnya dan pemuda khususnya akan dampak bahaya narkoba baik secara fisik maupun materi.

Permasalahan-permasalahan sosial yang ada, secara signifikan tidak berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan keluarga, seperti tampak pada Tabel 2.81 :

Tabel 2.81. Perkembangan Keluarga Sejahtera Di Kabupaten Bangkalan

No Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 1. Pra KS KK 57.159 56.962 56.089 54.684 55.002 2. KS Tahap I KK 80.788 80.988 85.117 88.667 89.070 3. KS Tahap II KK 54.505 56.836 59.140 61.619 64.110 4. KS Tahap III KK 35.694 36.398 36.786 37.115 37.605 5. KS Tahap III+ KK 3.781 4.283 4.530 4.861 7.038

III-1

Bab III

Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah