• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Dan Pengembangan

Dengan kondisi internal dan eksternal yang dimiliki Kabupaten Bangkalan sebagaimana telah diuraikan di atas, serta memperhatikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan pada Tahun 2011 yang diperkirakan tumbuh sebesar 6,12% lebih tinggi dibanding pertumbuhan Tahun 2010 sebesar 5,44%, maka pertumbuhan ekonomi tahun-tahun yang akan datang diharapkan dapat tumbuh lebih pesat lagi. Pertumbuhan ekonomi sampai dengan Tahun

IV-6

2011 tersebut terutama didukung oleh kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran, industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1. Agregat Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bangkalan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 - 2011

NO Lapangan Usaha 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 1 1 2 3 4 5

Atas Dasar Harga

Berlaku

Regional Bruto Produk Domestik (Juta Rp) Pendapatan Regional (Juta Rp) Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) PDRB per Kapita (Rp) Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah)

6.076.989,69 5.713.894,71 948.664 6.394.982,72 6.023.099,56 6.695.862,60 6.306.482,57 961.172 6.966.352,12 6.561.242,49 7.466.074,28 7.031.904,64 980.395 7.615.370,26 7.172.518,72 8.368.466,95 7.881.821,08 1.000.003 8.368.438,93 7.881.794,68 II 1 2 3 4 5

Atas Dasar Harga

Konstan (2000)

PDRB Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rp) Pendapatan Regional (Juta Rp) Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) PDRB per Kapita (Rp) Pendapatan Regional per Kapita (Rp) 3.115.331,21 2.934.314,66 948.664 3.281.807,73 3.093.103,78 3.269.709,72 3.081.701,40 961.172 3.401.794,60 3.206.191,40 3.447.581,93 3.249.345,96 980.395 3.516.521,79 3.314.321,78 3.658.621,17 3.448.250,45 1.00.003 3.658.608,92 3.448.238,90

Sumber Data : BPS Kabupaten Bangkalan

Kontribusi masing - masing sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam kurun waktu Tahun 2008 - 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.2 :

Tabel 4.2. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bangkalan Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 - 2012

No Lapangan Usaha 2008 (%) 2009(%) 2010(%) 2011(%) 2012(%)

1. Pertanian 32,46 32,52 31,92 30,35 28,90

2. Pertambangan & Penggalian 1,63 1,53 1,50 1,54 1,51

3. Industri Pengolahan 4,06 4,03 4,11 4,14 4,07

4. Listrik, Gas & Air Bersih 1,31 1,24 1,18 1,18 1,18

5. Konstruksi 7,13 7,32 7,73 8,45 9,33

6. Perdagangan, Hotel Dan Restoran 25,24 25,79 26,40 26,95 27,62

7. Pengangkutan & Komunikasi 8,51 8,04 7,51 7,41 7,30

8. Keuangan, Persewaan Dan Jasa

Perusahaan 4,71 4,60 4,52 4,50 4,42

9. Jasa - Jasa 14,97 14,93 15,14 15,48 15,66

IV-7

Tabel 4.2 jelas menunjukkan bahwa kontribusi tertinggi dalam perekonomian Kabupaten Bangkalan masih didominasi oleh tiga sektor andalan yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa.

Sumbangan sektor pertanian terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor tanaman bahan makanan yaitu sebesar 23,57% pada Tahun 2008, sebesar 23,75% pada Tahun 2009, sebesar 23,23% pada Tahun 2010, sebesar 22,27% pada Tahun 2011, dan sebesar 20,77% pada Tahun 2012.

Sumbangan sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 24,78% pada Tahun 2008, sebesar 25,32% pada Tahun 2009, sebesar 25,91% pada Tahun 2010, sebesar 26,44% pada Tahun 2011, dan sebesar 27,11% pada Tahun 2012.

Sedangkan sumbangan sektor jasa-jasa terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor pemerintahan umum yaitu sebesar 8,78% pada Tahun 2008, sebesar 9,08% pada Tahun 2009, sebesar 9,5% pada Tahun 2010, sebesar 10,05% pada Tahun 2011, dan sebesar 10,47% pada Tahun 2012.

Dalam rangka mencapai target pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2013 sebesar 6,3% dan proyeksi Tahun 2018 sebesar 6,7%, strategi yang diterapkan diantaranya sebagai berikut :

1. Melakukan peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam penanggulangan kemiskinan dengan menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak dasar masyarakat miskin secara konsisten dan berkesinambungan;

2. Melakukan peningkatan aksesibilitas, kualitas dan kuantitas pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan;

3. Membangun dan mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan peningkatan produktifitas serta daya saing dan kemandirian UMKM di pasar dalam dan luar negeri;

4. Meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian, komoditas hasil laut,saha perikanan serta populasi peternakan dan penanggulangan penyakit ternak;

IV-8

5. Mengembangkan dan memberikan perhatian secara khusus terhadap komoditas unggulan melalui pemberdayaan masyarakat serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan agribisnis;

6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga, merehabilitasi dan melestarikan hutan dan lahan;

7. Meningkatkan pengembangan informasi peluang pasar dan jaringan pemasaran;

8. Meningkatkan kualitas hasil industri kecil dan menengah terutama produk-produk unggulan daerah seperti batik Madura;

9. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata serta pengembangan promosi pariwisata secara konsisten dan berkesinambungan terutama wisata religi;

10. Percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik;

11. Meningkatkan dan percepatan pembangunan dan pengembangan, pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur yang menunjang pembangunan sektor pertanian dan wilayah perdesaan.

4.3. Isu Strategis

Bertitik tolak dari berbagai kondisi pembangunan dan pengembangan yang akan dihadapi Kabupaten Bangkalan pada tahun 2013 - 2018, maka dibutuhkan solusi - solusi strategis untuk mengatasi permasalahan yang akan muncul selama lima tahun mendatang.

Isu-isu strategis yang mengemuka menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan utama pembangunan 5 (lima) tahun kedepan yang sesuai dengan Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih.

Beberapa informasi dari masing–masing isu strategis ini, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perlunya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, dengan pokok – pokok informasi sebagai berikut :

a. Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bangkalan, meningkat dari tahun ke tahun yaitu, sebesar 59,35% pada tahun 2003, menjadi sebesar 59,69% pada Tahun 2004, sebesar 60,24% pada Tahun 2005,

IV-9

dan berturut-turut sebesar 62,72% pada Tahun 2006, sebesar 62,97% pada Tahun 2007, sebesar 63,40% pada Tahun 2008 dan sebesar 64% untuk Tahun 2009. Adapun pada Tahun 2010, menjadi sebesar 64,51% dan meningkat sebesar 65,36% Tahun 2011

b. Peningkatan dari tahun ke tahun ini, merupakan hal positif, namun demikian dikaitkan dengan level IPM yang harus ditempuh, masih berada pada level menengah bawah oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya Lanjutan dalam rangka menuju level menengah atas.

2. Kekhawatiran terhadap pengikisan budaya agamis, dengan pokok–pokok informasi sebagai berikut :

a. Seiring dengan operasionalisasi Jembatan Suramadu, dapat diprediksi bahwa kedepan, akan tumbuh simpul – simpul ekonomi, diantaranya berupa kawasan industri

b. Melalui tumbuhnya kawasan industri tersebut, diprediksi akan berpengaruh terhadap perubahan pola kehidupan masyarakat Bangkalan, baik sosial budaya maupun sosial ekonomi

c. Pada sisi lain masyarakat Bangkalan memiliki budaya agamis yang perlu dipertahankan, untuk itu, dalam merespons kondisi diatas, diperlukan upaya lanjutan untuk tetap melestarikan budaya agamis di lingkungan masyarakat Bangkalan.

3. Laju pertumbuhan ekonomi relatif lambat, dengan pokok–pokok informasi sebagai berikut :

a. Dominasi sektoral PDRB Kabupaten Bangkalan dari tahun ke tahun berada pada sektor pertanian.

b. Hal ini menggambarkan bahwa struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan meerupakan struktur ekonomi agraris, sehingga dalam menunjang pertumbuhan ekonomi relatif lambat

c. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 sebesar 4,92% yang kemudian menjadi sebesar 4,96% pada Tahun 2009 dan selanjutnya berturut–turut meningkat sebesar 5,44% pada Tahun 2010, sebesar 6,25% pada Tahun 2011 dan diproyeksi sebesar 6,37% pada Tahun 2012.

d. Kondisi ini merupakan hal positif. Namun demikian, dikaitkan dengan laju pertumbuhan masing–masing tahun masih perlu dipacu lebih cepat. Untuk itu, diperlukan upaya lanjutan untuk menggeser