• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTANG ALAM YANG ADA DALAM KARYA SASTRA

Dalam dokumen Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta (Halaman 69-71)

SASTRA DAN MASALAH LI NGKUNGAN

BENTANG ALAM YANG ADA DALAM KARYA SASTRA

Pada bagian ini tampak atau digambarkan seorang tokoh cerita bernama Lubdhaka yang dalam tersebut perjalanan dia melalui sebuah lokasi yang memiliki bentang alam nan indah. Perhatikan pada bait ke 4 yang mendiskripsikan ketika tokoh cerita tersebut tiba-tiba menjumpai sebuah tempat yang dilihatnya dari ketinggian.

4. luṅh฀ ik฀ṅwetan aṅalor r฀mya-ṅ lurah koṅkulan

t฀man maṇḍala parhyaṅan paṅalusan katy฀gan aṅde l฀n฀ṅ thany฀g฀ṅ suku niṅ gunuṅ-gunuṅ anek฀tanduran t฀t hiriṅ lwah g฀ṅ-g฀ṅ tum฀ḍun sak฀ṅ wukir anak tusny฀ṅ฀n฀b tanduran

Terjemahan bebas:

Perjalanan tersebut membawanya ke (arah) utara-timur,

(terdapat) sebuah dataran rendah yang indah, di dalamnya terdapat kebun yang melingkar, cagar alam, tempat peristirahatan dan pertapaan-pertapaan yang membuatnya tertegun, di sepanjang lereng kaki gunung terdapat berbagai jenis tumbuhan di sepanjang lereng, ada juga sebuah sungai besar yang mengalir mengairi tanaman.

Lokasi tersebut pastinya berada di sebuah daerah yang tinggi karena diskripsinya seolah- olah tokoh cerita memandangi sebuah lembah dan mendiskripsikan kebun yang melingkar, adanya bangunan yang tampak dari kejauhan. Tumbuhan yang hidip di sepanjang lereng gunung dan sebuah sungai besar yang mengalir.

Setelah mendiskripsikan tentang bentang alam dari kejauhan, kemudian didiskripsikan tentang situasi sebuah desa atau pemukiman yang di dalamnya terdapat bangunan tempat tinggal. Bahkan ada asap mengepul di antara bangunan tersebut. Sambil memandangi situasi ini si tokoh cerita di gambar duduk di bawah pohon beringin (mungkin menikmati pemandangan yang indah tersebut). Perhatikan kutipan ini,

5. deṥa pw฀ki kun฀ṅ katuṅkulan і sor muṅgw฀ṅ sl฀waṅnіṅ g฀g฀r ny฀ṥany฀r ja tinon hat฀p rahab i raṅkaṅny฀lamuk katruhan lumr฀ṅland฀ṅ ikaṅ kukus malimunan sampun mamiṥr฀ṅ tawaṅ

h฀b niṅ w฀ṇḍіra taṅ bale kinalakah pint฀n pagoṣṭhyan sad฀

Terjemahan bebas:

Ada satu desa yang terletak di sebuah lembah pegunungan,

di kejauhan tampak sekumpulan bangunan yang atapnya dari ilalang,

juga tampak ada asap membumbung, lalu ada awan hitam yang menggumpal di langit dia (tokoh cerita) berlindung di bawah sebuah pohon yaitu pohon pohon beringin.

Selanjutnya digambarkan tentang situasi desa tersebut. Pada lereng gunung terdapat hamparan sawah dan perkebunan. Di perkebunan tersebut tampak pohon kelapa berdiri berderet-deret seolah berbaris. Di kejauhan tampak burung bangau yang sedang terbang kemudian menghilang tak terlihat lagi seolah hilang ditelan awan.

6. kilyany฀ki g฀g฀r-g฀g฀r paswahany฀kr฀p gal฀ṅny฀laris kubwany฀rṇ฀b adanta-danta tirisany฀kweh paḍ฀soṅ limut kuntul m฀r kum฀ḍap-k฀ḍap l฀y฀p adoh muṅgwiṅ t฀ṅah nіṅ r฀m฀ṅ mukṣ฀miṥra lawan limut kahiḍ฀pany฀pan t฀las tan katon.

Terjemahan bebas:

Di bagian barat lereng gunung terdapat banyak sawah, terlihat jelas pematang sawah tempat orang berjalan,

juga terdapat perkebunan kelapa dengan pohon kelapa yang tampak berdiri berderet-deret, di kejauhan tampak berkilauan sayap burung bangau yang sedang terbang,

di tengah awan dan makin lama menghilang dari pandangan.

Diskripsi alam dilanjutkan dengan lebih menukik lagi ke diskripsi sebuah kelompok bangunan. Kelompok bangunan tersebut terletak di tepi sungai besar yang airnya dalam dan mungkin mengalir dengan deras. Di depan bangunan terdapat gapura yang sangat baik dan dindingnya terbuat dari bata. Dalam bait yang sama digambarkan bahwa di halaman bangunan tersebut terdapat pohon bunga banga dan pohon bunga nagakusuma yang menyebarkan aroma bunga nan lembut. Tanaman tersebut ditata rapi berjajar, seolah berbaris di tepi dinding bangunan.

7. saṇḍіṅny฀ki kadewagurwan aṅuṅaṅ lwah g฀ṅ bañuny฀dal฀m dw฀rany฀ṅililan wiṥuddha maruhur taṅ bapra p฀rṇ฀laris tañjuṅ campaka b฀ṇa n฀gakusuma mrik m฀r s฀karny฀n฀ḍ฀ṅ kapw฀t฀t lalayan binañjar alaṅ฀ kumbaṅ humuṅ tan p฀gat

Terjemahan bebas:

Ada sebuah padepokan yang menghadap ke sungai besar yang airnya dalam. Di depannya terdapat gapura yang sangat bersih dan terbuat dari dinding bata. Di halaman tampak pohon tanjung, pohon banga dan pohon bunga nagakusuma yang menyebarkan aroma bunga nan lembut. Tanaman tersebut tertata rapi berjajar, seolah berbaris di tepi dinding.

Pada bait ke delapan diskripsi menukik pada satu bangunan saja yang memiliki atap dari serat aren. Digambarkan di atap dari serat aren tersebut terdapat bunga- bungan jangha yang bertaburan jatuh di atas atap. Jika dilihat dari kejauhan bunga- bunga tersebut seperti menghiasi gelung rambut seorang anak perempuan. Perlu diketahui bahwa atap dari serat aren tersebut berwarna hitam. Akibatnya di sekitar bangunan tersebut tersembul aroma wewangian yang lembut.

8. muṅgwiṅ jronya mahant฀n arja hin฀duk s฀kṣ฀t g฀lar niṅ tuli luṅ niṅ jaṅgha lume ri lambaṅ awil฀t kambaṅ sugandh฀ṅ aglar taṅ s฀kar iṅ kataṅa ri hat฀pny฀pan rur฀ k฀ṅinan

himp฀r dyah masusup-susup g฀luṅan aṅde harṣa niṅ wwaṅ mulat

Terjemahan bebas:

Di dalam padepokan terdapat sebuah bangunan beratapkan serat aren, Seperti sebuah lukisan bunga-bunga jangha yang tumpah di atas atap

bagaikan benang yang dipintal bersama dan mengeluarkan aroma yang harum. Kelopak bunga katanga yang bertaburan di atas atap,

seperti gadis-gadis yang memanfaatkan bunga untuk menghiasi gelung rambutnya

Pada bait yaitu bait ke 9 yang juga bait terakhir dari canto pertama, diskripsi ditujukan penuh pada bangunan kuil yang terdapat di tempat terbuka dan hijau. Dalam kabut pagi kuil tersebut terlihat ada hamparan tanaman bunga yang dikerumuni oleh kumbang da juga ada keong kecil di sekitarnya. Suara-suara kumbang yang mendengung berbarengan dengan suara-suara doa yang mengalun dan bunyi lonceng doa.

9. karṅah lornya payajñan arsik i natarny฀taṇḍ฀s aṥry฀hijo tuṅkub-tuṅkub ik฀ruhur kalamukan de niṅ him฀rantayan

ṥuny฀ṅhiṅ panaṅis nikaṅ h฀piṅ aṥabd฀ṅhrik swarany฀lal฀h

ṥaṅk฀sraṅ kar฀ṅ฀ masaṅghyani lawan ghaṇṭ฀tri tan pantara.

Terjemahan bebas:

Pada bagian utara dari bangunan kuil tersebut, terdapat tempat persembahan yang terbuka dan hijau.

Di dalam kabut pagi hari kuil tersebut seperti diselimuti oleh tanaman bunga. Suara kumbang yang mendengung seperti seolah-olah menangis.

Seolah-olah ada keong kecil dan suara kumbang yang mendengung di antara dengan suara lonceng doa.

Ada beberapa hal yang didapat dari kutipan di atas. Pertama, adalah narrator atau penulis cerita yang sangat ahli tentang lingkungan. Diskripsi bentang alam yang dilakukan oleh narrator/ penulis cerita sangat teliti sekali. Dimulai dari arah perjalanan, posisi gunung, posisi lembah, diskripsi gapura, diskripsi bangunan, diskripsi taman, diskripsi sawah dan diskripsi perkebunan serta diskripsi sungai. Lokasi yang diangkat dalam cerita seolah ingin menunjukan bahwa bentang alam tersebut nyata sekali. Kedua fauna yang didiskripsikan terdiri dari unggas dan serangga. Unggas ditunjukan melalui burung bangau yang terbang hingga ditelan awan, sedangkan serangga ditunjukan melalui kumbang yang mendengung mengitari bunga-bunga di taman. Kedua hal tersebut menunjukan bahwa penulis cerita sangat mengenal daerah tersebut. Dibarengi dengan kemampuannya menulis ia dapat mendiskripsikan semua yang dilihatnya ke dalam bentuk karya sastra.

Dalam dokumen Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta (Halaman 69-71)