SASTRA DAN MASALAH LI NGKUNGAN
PEMBAHASAN TENTANG LI NGKUNGAN
Dalam kehidupan sehari-hari di bumi, manusia tidak dapat dilepaskan dari segala macam kelengkapan isi bumi. Mahluk hidup di bumi terdiri dari, manusia, hewan dan tanaman. Manusia menjadi mahluk yang memiliki kemampuan atau kecerdasan paling tinggi. Sebagai mahluk yang memiliki kemampuan atau kecerdasan yang paling tinggi, manusia dapat menentukan lebih leluasa apa yang diinginkan. Satu hal yang dimiliki oleh manusia adalah kemampuan untuk mengungkapkan pemikiran dan kreatifitasnya dalam memenuhi segala kebutuhan kehidupan manusia. Satu dari sekian banyak kreatifitas manusia dalammemenuhi kebutuhan hidup adalah dengan menciptakan karya sastra. Karya sastra menjadi sarana pengungkapan kebutuhan akan hiburan dan pengetahuan. Karya sastra juga menjadi sarana komunikasi dari generasi ke generasi bagi masyarakat untuk mewariskan budaya, pengetahuan, dan yang lain-lain. Memang tidak mudah mewariskan kekayaan pengetahuan melalui karya sastra. Penguasaan bahasa, penguasaan kode budaya maupun kode pengetahuan menjadi hal yang sangat penting. Melalui tulisan ini penulis ingin menunjuk usaha masyarakat di masa lalu dalam mewariskan pengetahuan tentang lingkungan alam melalui karya sastra. Penulis mengambil satu bentuk karya sastra yang dikenal ditulis pada jaman Jawa Kuno yaitu
karya sastra yang berjudul Śiwarātrikalpa yang ditulis oleh ulahmpu Tanakuń.
Pembahasan mengenai bentang alam dilakukan pada bagian awal dari pembahasan teks yang ada pada canto pertama. Kutipannya seperti di bawah ini,
Canto 1:
1. Nāhan tambayan iṅkathā taliṅanen de saṅ widagdhṅ laṅ Sambbadhanya hanaṅṅiṣāda winuwus khyāti-ṅ haran Lubdhaka sthityâṅher i pucak nikaṅhacala śobhâtyanta rāmyâlaṅ
nora-ṅ saṅśaya kewalâsukha-sukhan lāwan swabhāryātmaja.
Terjemahan bebas:
Saat ini dimulailah kisah yang puitis nan indah,
cerita atau kisah seorang pemburu yang dikenal dengan nama Lubdhaka. Dia tinggal di puncak gunung, di lingkungan dengan pemandangan
4. luṅh ikṅwetan aṅalor rmya-ṅ lurah koṅkulan
tman maṇḍala parhyaṅan paṅalusan katygan aṅde lnṅ thanygṅ suku niṅ gunuṅ-gunuṅ anektanduran tt hiriṅ lwah gṅ-gṅ tumḍun sakṅ wukir anak tusnyṅnb tanduran
Terjemahan bebas:
Perjalanan tersebut membawanya ke (arah) utara-timur,
(terdapat) sebuah dataran rendah yang indah, di dalamnya terdapat kebunyang melingkar, cagar alam, tempat peristirahatan danpertapaan-pertapaan yang membuatnya tertegun, di sepanjang lereng kaki gunung terdapat berbagai jenis tumbuhan di sepanjanglereng, ada juga sebuah sungai besar yang mengalir mengairi tanaman.
5. deṥa pwki kunṅ katuṅkulan і sor muṅgwṅ slwaṅnіṅ ggr nyṥanyr ja tinon hatp rahab i raṅkaṅnylamuk katruhan umrṅlandṅ ikaṅ kukus malimunan sampun mamiṥrṅ tawaṅ hb niṅ wṇḍіra taṅ bale kinalakah pintn pagoṣṭhyan sad
Terjemahan bebas:
Ada satu desa yang terletak di sebuah lembah pegunungan,
di kejauhan tampak sekumpuan bangunan yang atapnya dari ilalang,
juga tampak ada asap membumbung, lalu ada awan hitam yang menggumpal di langit dia (tokoh cerita) berlindung di bawah sebuah pohon yaitu pohon pohon beringin.
6. kilyanyki ggr-ggr paswahanykrp galṅnylaris kubwanyrṇb adanta-danta tirisanykweh paḍsoṅ limut kuntul mr kumḍap-kḍap lyp adoh muṅgwiṅ tṅah nіṅ rmṅ mukṣmiṥra lawan limut kahiḍpanypan tlas tan katon.
Terjemahan bebas:
Di bagian barat lereng gunung terdapat banyak sawah, terlihat jelas pematang sawah tempat orang berjalan, juga terdapat perkebunan kelapa dengan pohon kelapa yang tampak berdiri berderet-deret, di kejauhan tampak berkilauan sayap burung bangau yang sedang terbang, di tengah awan dan makin lama menghilang dari pendangan.
7. saṇḍіṅnyki kadewagurwan aṅuṅaṅ lwah gṅ bañunydalm dwranyṅililan wiṥuddha maruhur taṅ bapra prṇlaris tañjuṅ campaka bṇa ngakusuma mrik mr skarnynḍṅ kapwtt lalayan binañjar alaṅ kumbaṅ humuṅ tan pgat
Terjemahan bebas:
Ada sebuah padepokan yang menghadap ke sungai besar yang airnya dalam. Di depannya terdapat gapura yang sangat bersih dan terbuat dari dinding bata. Di halaman tampak pohon tanjung, pohon banga dan pohon bunga nagakusuma yang menyebarkan aroma bunga nan lembut. Tanaman tersebut tertata rapi berjajar, seolah berbaris di tepi dinding.
8. muṅgwiṅ jronya mahantn arja hinduk skṣt glar niṅ tulis luṅ niṅ jaṅgha lume ri lambaṅ awilt kambaṅ sugandhṅi aglar taṅ skar iṅ kataṅa ri hatpnypan rur kṅinan
himpr dyah masusup-susup gluṅan aṅde harṣa niṅ wwaṅ mulat
Terjemahan bebas:
Di dalam padepokan terdapat sebuah bangunan beratapkan serat aren, Seperti sebuah lukisan bunga-bunga jangha yang tumpah di atas atap
Kelopak bunga katanga yang bertaburan di atas atap, seperti gadis-gadis yang memanfaatkan bunga untuk menghiasi gelung rambutnya.
9. karṅah lornya payajñan arsik i natarnytaṇḍs aṥryhijo tuṅkub-tuṅkub ikruhur kalamukan de niṅ himrantayan
ṥunyṅhiṅ panaṅis nikaṅ hpiṅ aṥabdṅhrik swaranylalh
ṥaṅksraṅ karṅ masaṅghyani lawan ghaṇṭtri tan pantara.
Terjemahan bebas:
Pada bagian utara dari bangunan kuil tersebut, terdapat tempat persembahan yang terbuka dan hijau. Di dalam kabut pagi hari kuil tersebut seperti disemuti oleh tanaman bunga. Suara kumbang yang mendengung seperti seolah-olah menangis. Seolah-olah ada keong kecil dan suara kumbang yang mendengung di antara dengan suara lonceng doa.
Bait dua dan tiga tidak dikutip karena diskripsi tentang bentang alam tidak banyak dilakukan. Pada bagian ini lebih banyak membahas atau mendiskripsikan tentang tokoh cerita. Tokoh utama cerita tersebut adalah Lubdhaka. Lubdhaka seorang yang pekerjaan sehari-harinya adalah memburu hewan di hutan.