• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERKELANJUTAN

Bentuk Pengembangan Sistem Kelembagaan Swadaya Masyarakat

Berbicara dalam konteks pelaksanaan pembangunan desa, potensi keswadayaan memiliki nilai yang sangat strategis, sehingga perlu dikembangkan. Namun hal tersebut tergantung juga dari kebijakan pembangunan yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai penentu kebijakan. Selama ini banyak sekali kebijakan pembangunan yang terbukti kurang memberi peluang bagi berkembangnya keswadayaan masyarakat nelayan. Perlu adanya dukungan sikap pemerintah yang bersungguh-sungguh dan hati tulus memperhatikan kebutuhan masyarakat setempat dalam menentukan kebijakan pembangunan.

Sampai saat ini sistem pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan masih dilakukan secara terpusat dan belum ada usaha melibatkan sistem kelembagaan swadaya masyarakat di tingkat desa. Pengelolaan sumberdaya perikanan secara terpusat (centralized) selain membutuhkan biaya yang mahal dalam pengoperasionalannya, juga sangat sulit untuk diimplementasikan di lapangan, karena banyaknya kepentingan sektoral. Sudah saatnya pemerintah memperhatikan potensi sistem kelembagaan swadaya masyarakat nelayan dan memberikan wewenang kepada masyarakat nelayan untuk pengelolaan sumberdaya perikanan dari mulai perencanaan, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangannya, sehingga pengelolaan sumberdaya perikanan tersebut berlandaskan kebutuhan, keinginan dan kepentingan dari masyarakat nelayan.

Konsep Pembangunan berkelanjutan tidak dapat lepas dari adanya sistem kelembagaan swadaya masyarakat yang berkelanjutan. Pembangunan yang berpijak pada keswadayaan masyarakat akan memperhatikan kemampuan mandiri dan tidak bergantung pihak luar dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki, sehingga keswadayaan akan lebih efektif kalau semua elemen masyarakat ikut berpartisipasi dan terlibat dalam sistem kelembagaan swadaya masyarakat yang ada. Usaha pengembangan sistem kelembagaan swadaya berkelanjutan masyarakat nelayan di Desa Morodemak merupakan langkah untuk lebih memfungsikan sistem kelembagaan yang telah ada, sehingga dengan berfungsinya

system kelembagaan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan Desa Morodemak secara berkelanjutan.

Bentuk kelembagaan swadaya masyarakat merupakan usaha untuk mengakumulasikan potensi yang ada di Desa Morodemak dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Pengembangan sistem kelembagaan swadaya masyarakat nelayan di Desa Morodemak perlu mendapatkan dukungan dari perguruan tinggi, swasta, LSM dan Pemerintah Daerah, agar mampu mengefektifkan kinerja sistem kelembagaan tersebut. Mengingat kualitas SDM dan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki masyaralat nelayan Desa Morodemak dalam pelaksanaan pembangunan desa perlu mendapatkan bimbingan secara teknis di lapangan.

Sejak terjadi reformasi dua atau tiga tahun terakhir ini, kalau ada program pembangunan yang masuk desa Morodemak, seharusnya pemerintah desa bersama-sama LKMD yang menangani, tetapi justru dari pemerintah kabupaten langsung yang turun, sehingga pemerintah desa dan LKMD tidak dilibatkan. Praktis fungsi LKMD akhirnya vacuum. Apalagi untuk mengandalkan bantuan swadaya dari masyarakat di Desa Morodemak sangat sulit. LKMD dalam melaksanakan pembangunan fisik untuk meminta peran masyarakat Desa Morodemak berupa dana dan tenaga sangat sulit. Kalau ada program pembangunan senilai Rp 50 juta atau Rp 100 juta itu semua yang menangani dari pemerintah kabupaten melalui instansi yang terkait, pemerintah desa dan LKMD tidak punya hak untuk melaksanakan, sehingga kualitas bangunannya sangat rendah tidak sesuai dengan harapan masyarakat.

Program-program pemerintah yang masuk ke Desa Morodemak apapun bentuknya program tersebut akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan sistem kelembagaan swadaya desa yang baik pula. Lembaga yang paling utama diberdayakan adalah Lembaga Musyawarah, Perencana dan Pelaksana Pembangunan Desa.

Seharusnya semua program pembangunan yang masuk ke desa lewat LKMD dengan pengawasan BPD dan pemerintah desa. Pemerintah desa memegang adminstrasi pemerintahan, sedangkan LKMD memegang Musyawarah Masyarakat Desa, Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Desa, sehingga musyawarah menjadi budaya dan kebutuhan masyarakat nelayan Desa Morodemak. Didukung dengan pembangunan kapasitas aparat dan masyarakatnya harus berjalan beriringan dan menyatu bekerjasama perguruan tinggi.

LKMD yang sekarang ini terbentuk di Desa Morodemak sudah memiliki SDM yang baik, pengurusnya banyak yang sarjana, tinggal mereka itu mau atau tidak. Kalau mereka mau, desa Morodemak akan berkembang pembangunannya. Karakter pimpinan dan pengurus LKMD yang utama itu harus mau dan mampu. Mau kalau tidak mampu, tidak akan berhasil. Mampu tetapi tidak mau, maka pembangunan tidak berjalan dengan baik.

Pengembangan sistem kelembagaan swadaya berkelanjutan masyarakat nelayan Desa Morodemak cukup dengan mengembangkan kelembagaan swadaya yang sudah ada dan berjalan, misalnya LKMD yang sekarang ada, ini perlu dikembangkan, karena semenjak dibentuk belum pernah menyentuh dan membicarakan masalah nelayan sebagai mayoritas penduduk Desa Morodemak. LKMD selama ini hanya menjalankan tugas pembangunan fisik yang berhubungan dengan pemerintahan desa. Setelah dibentuk BPD di masa reformasi, LKMD seakan-akan tidak ada fungsinya, hanya sebagai lembaga formalitas.

Pengembangan LKMD menjadi Lembaga Musyawarah, Perencana dan Pelaksana Pembangunan Desa yang menaungi kelembagaan rumah tangga, agama, pendidikan, ekonomi, politik, penegakan hukum dan kelembagaan nelayan sebagai sistem kelembagaan swadaya berkelanjutan bagi masyarakat nelayan Desa Morodemak dalam menentukan arahan prioritas kebijakan Pembangunan desa didampingi oleh konsultan teknis dari perguruan tinggi, LSM, swasta, dan tim teknis instansi pemerintah. Konsultan teknis memberikan bimbingan, nasehat dan masukan secara teknis di lapangan dan berfungsi menjembatani dan mensinkronkan antara rencana kebijakan pemerintah kabupaten dengan rencana yang disusun oleh Lembaga Musyawarah, Perencana dan Pelaksana Pembangunan Desa, sehingga terjadi hubungan timbal balik.

Setelah terbentuk sistem kelembagaan swadaya sebagai media partisipasi masyarakat nelayan Desa Morodemak dalam pembangunan perlu dibuat rumusan langkah-langkah strategis, agar sistem kelembagaan swadaya tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan.

Masukan dari beberapa responden dan informan serta hasil diskusi dalam Forum Diskusi Kelompok yang dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh nelayan, tokoh pendidikan, tokoh politik, tokoh ekonomi, tokoh pemuda, aparat desa Morodemak, Staf Kantor Kecamatan Bonang dan beberapa instansi terkait Kabupaten Demak, seperti BAPPEDA Demak, DKP Demak dan Kantor

Pemberdayaan Masyarakat Demak, maka usulan bentuk sistem kelembagaan swadaya masyarakat nelayan Desa Morodemak adalah sebagai berikut:

Gambar 18 Struktur Sistem Kelembagaan Swadaya Masyarakat Nelayan

Strategi Pengembangan Sistem Kelembagaan Swadaya Berkelanjutan

Suatu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan mayarakat nelayan Desa Morodemak dalam rangka mengentaskan kemiskinan yang membelit kehidupan mereka adalah melalui pengembangan sistem kelembagaan swadaya masyarakat nelayan berkelanjutan yang nantinya diharapkan semua elemen masyarakat

Lembaga Musyawarah,