• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk-bentuk Deiksis yang Terdapat dalam Wacana di Halaman Pendidikan Harian Solopos Pendidikan Harian Solopos

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

1. Bentuk-bentuk Deiksis yang Terdapat dalam Wacana di Halaman Pendidikan Harian Solopos Pendidikan Harian Solopos

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, ditemukan bentuk-bentuk deiksis dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos. Bentuk-bentuk tersebut adalah (1) deiksis persona, (2) deiksis tempat, (3) deiksis waktu, (4) deiksis wacana, dan (5) deiksis sosial. Dalam setiap deiksis tersebut terdapat kata yang diacu atau ditunjuk dan referennya disebut titik tolak atau titik labuh. Titik tolak bersifat endoforis sehingga dapat digunakan untuk referen deiksis wacana. Akan tetapi, titik labuh bersifat eksoforis sehingga digunakan untuk referen deiksis persona, deiksis tempat, dan deiksis waktu. “Titik tolak berupa kata atau frasa atau kalimat atau wacana, berupa unsur dalam bahasa, sedangkan titik labuh berupa unsur luar bahasa yang dapat berwujud orang, tempat, atau waktu” (Purwo; 1984: 104 – 105). Berikut ini akan diuraikan lebih rinci mengenai bentuk-bentuk deiksis dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos edisi bulan Agustus – Oktober 2011.

a. Deiksis Persona

Deiksis persona adalah pengungkapan acuan atau referen sebuah kata atau kalimat dalam kategori orang atau persona. Pengungkapan tersebut dilakukan dengan menggunakan kata ganti persona yang terdiri atas kata ganti persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga.

1). Bentuk persona pertama

Cahyono (1995: 218) mengemukakan bahwa deiksis persona pertama adalah kategori rujukan pembicara kepada dirinya atau kelompok yang melibatkan dirinya. Bentuk persona pertama terdiri atas persona pertama tunggal dan jamak. a). Persona pertama tunggal

Menurut Purwo (1984: 22 – 23) bentuk persona pertama tunggal adalah kata aku, saya, dan bentuk terikat –ku. Bentuk persona pertama tunggal yang ditemukan di antaranya sebagai berikut.

(1). “Tapi karena ini amanah, maka saya berusaha melaksanakannya dengan baik,” … (D91/Sp/Fi/Rab/24 Agt/2011)

(2). “Saya usahakan ketika pembelajaran, seolah tak ada jarak antara saya sebagai guru dengan siswa. (D130/Sp/Fi/Rab/7 Sept/2011)

commit to user

Kata saya dalam data di atas merupakan deiksis karena acuannya berganti-ganti sesuai dengan orang yang menuturkannya. Kata saya pada kalimat (1) merujuk pada Wisnu Untoro, sedangkan kalimat (2) merujuk pada Rahmat Hariyadi.

b). Persona pertama jamak

Bentuk jamak dari kata ganti persona pertama adalah kata kami dan kita. Purwo (1984: 24) mengungkapkan bahwa kami adalah bentuk eksklusif, sedangkan kita adalah bentuk inklusif. Bentuk persona pertama jamak yang ditemukan di antaranya sebagai berikut.

(3). Oleh karena itu pembahasan di September setelah Lebaran ini kita harapkan Inpres sudah bisa keluar,” ujarnya. (D112/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011)

(4). “Tahun sebelumnya kita pernah membuat kerajinan dari botol bekas dan bambu. (D288/Sp/Paw/Sel/25 Okt/2011)

(5). Kami sengaja meminta seorang seniman terkenal sebagai pembimbing ekstrakurikuler Musik Etnik, Lanjar Sarwanto,” ujarnya. (D65/Sp/Eks/Jum/19 Agt/2011)

(6). “Kami pun tetap memberikan pendidikan karakter bagi siswa dengan membimbing dan membina mereka. (D257/Sp/Paw/Sel/18 Okt/2011)

Bentuk kata ganti persona pertama jamak yang ditemukan adalah kata kami dan kita. Kata kita dalam kalimat (3 dan 4) merujuk pada penutur atau pembicara, beserta mitra tutur dan pendengar secara berkelompok. Sementara itu, kata kami dalam kalimat (5 dan 6) mengacu pada penutur atau pembicara, baik sendiri maupun penutur lain yang ikut terlibat. Kata kami dan kita pada data di atas referennya berbeda-beda karena konteksnya berbeda.

2). Bentuk persona kedua

Menurut Cahyono (1995: 218) kata ganti persona kedua adalah kategori rujukan pembicara kepada seorang pendengar atau lebih yang hadir bersama orang pertama. Kata ganti persona kedua terdiri atas bentuk tunggal dan jamak. Kata ganti persona kedua tunggal adalah engkau, kamu, dan bentuk terikat –mu. Selain itu, kata ganti persona kedua tunggal juga diungkapkan dengan sebutan ketakziman (seperti anda, saudara); leksem kekerabatan (seperti bapak, kakak); dan leksem jabatan (seperti dokter, mantri). Sementara bentuk kata ganti persona

commit to user

kedua jamak adalah kamu sekalian atau kalian. Dalam penelitian ini bentuk persona kedua jamak tidak ditemukan, sedangkan bentuk persona kedua tunggal yang ditemukan adalah leksem kekerabatan dan leksem jabatan. Bentuk deiksis persona kedua yang ditemukan sebagai berikut.

a). Leksem kekerabatan

Bentuk leksem kekerabatan di antaranya bapak, ibu, kakak, adik, dan sebagainya. Kata bapak, ibu dapat digunakan sebagai kata sapa, tetapi bentuk singkatnya tidak dapat digunakan kecuali diikuti nama diri (Purwo; 1984: 26 – 27). Bentuk-bentuk leksem kekerabatan yang ditemukan di antaranya sebagai berikut.

(7). Di KB Aisyiyah, kata Bu Har, sejak berdiri sampai sekarang rata-rata jumlah murid yang masuk sekitar 20. (D211/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011)

(8). Ayah Feristo Adi Rajasa ini pernah meraih berbagai prestasi. (D222/Sp/Fi/Rab/5 Okt/2011)

Kata Bu Har pada kalimat (7) mengacu pada Hariyah Indradadi. Sementara itu, kata ayah pada kalimat (8) mengacu pada Isharyanto. Kata-kata tersebut merupakan deiksis karena referennya berpindah-pindah sesuai dengan konteks kalimat dan siapa penuturnya.

b). Leksem jabatan

Leksem jabatan merupakan kata-kata yang mengungkapkan jabatan yang dimiliki seseorang. Kata-kata yang merupakan leksem jabatan misalnya dokter, mantri, kepala, psikolog, dan sebagainya. Berikut ini beberapa bentuk-bentuk leksem jabatan yang ditemukan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos.

(9). Kepala SMA Muhammadiyah 1 Solo, Drs Tri Kuat, mengungkapkan kegiatan (D20/Sp/Va/Rab/3 Agt/2011) (10). Hal ini seperti pengalaman Dekan Fakultas Ekonomi,

Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr Wisnu Untoro MS. (D89/Sp/Fi/Rab/24 Agt/2011)

Kata Kepala dan Dekan pada data tersebut merupakan bentuk-bentuk deiksis persona tunggal yang diungkapkan dengan menggunakan leksem jabatan. Kata-kata tersebut termasuk deiksis karena mengacu pada jabatan yang dimiliki

commit to user

oleh seseorang. Selain itu, referen kata-kata tersebut juga berpindah-pindah sesuai dengan orang yang menduduki jabatan tersebut.

3). Bentuk Persona Ketiga

Bentuk persona ketiga merupakan rujukan kepada orang yang bukan pembicara atau pendengar suatu ujaran, baik hadir maupun tidak. Bentuk persona ketiga juga terdiri atas bentuk tunggal dan jamak.

a). Persona ketiga tunggal

Bentuk kata ganti persona ketiga tunggal adalah ia, dia, beliau, dan bentuk terikat –nya. Kata beliau dipakai sebagai bentuk ketakziman, sedangkan ia dan dia dapat digunakan di antara peserta ujaran yang sudah akrab hubungannya. Bentuk persona ketiga tunggal yang ditemukan di antaranya sebagai berikut.

(11). Menurut pejabat Humas dan Promosi Unisri C Ikka Sri Litnaniyah dalam rilisnya, Rabu (10/8), … (D44/Sp/Va/Jum/12 Agt/2011)

(12). Ketika mengajar, Rahmat, panggilan akrabnya, berusaha agar dirinya … (D128/Sp/Fi/Rab/7 Sept/2011)

(13). Ia mencontohkan seorang anak yang punya bakat di bidang musik, ada yang belajar Matematika dengan dibuat lagu untuk menghafalkan rumus-rumus. (D68/Sp/Eks/Jum/19 Agt/2011) (14). Saat ini, lanjut dia, pemerintah masih fokus pada perbaikan

sarana pendidikan … (D120/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011)

Berdasarkan data di atas ditemukan bentuk deiksis persona yang diungkapkan dengan kata ia, dia, dirinya, dan bentuk terikat –nya. Kata-kata tersebut merupakan deiksis karena referennya berpindah-pindah sesuai dengan penuturnya.

b). Persona ketiga jamak

Bentuk persona ketiga jamak adalah mereka. Bentuk persona ketiga jamak yang ditemukan antara lain sebagai berikut.

(15). Dia tidak menyalahkan mahasiswa sepenuhnya jika mereka belum bisa kritis … (D231/Sp/Fi/Rab/5 Okt/2011)

(16). … kegiatan seni dan budaya merupakan salah satu wadah bagi siswa-siswi untuk menyalurkan minat mereka di dunia seni dan budaya. (D263/Sp/Paw/Sel/18 Okt/2011)

Kata mereka dalam data di atas merupakan bentuk deiksis persona. Referen kata tersebut berpindah-pindah sesuai dengan konteks kalimat. Referen

commit to user

kata tersebut adalah sekelompok orang yang tidak ikut terlibat dalam peristiwa bahasa.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk deiksis persona yang ditemukan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos adalah bentuk persona pertama tunggal dan jamak, persona kedua tunggal, serta persona ketiga tunggal dan jamak. Frekuensi penggunaan bentuk deiksis persona dalam wacana tersebut terdapat dalam tabel 2 berikut.

Tabel 2. Frekuensi Pemakaian Bentuk Deiksis Persona

No Bentuk Deiksis Persona Frekuensi 1 Persona pertama tunggal

a. saya 12

2. Persona pertama jamak a. kita

b. kami

13 10 3. Persona kedua tunggal

a. Leksem kekerabatan b. Leksem jabatan

6 54 4. Persona ketiga tunggal

a. Bentuk terikat –nya b. ia c. dirinya d. dia 101 15 1 8 5. Persona ketiga jamak

a. mereka 13

Jumlah 233

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa bentuk persona ketiga, yaitu bentuk terikat –nya adalah bentuk deiksis persona yang sering digunakan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos.

commit to user b. Deiksis Tempat (Ruang)

Nababan (1987: 41) mengemukakan bahwa deiksis tempat adalah pemberian bentuk kepada lokasi ruang (tempat) dipandang dari lokasi orang atau pemeran dalam peristiwa berbahasa. Deiksis tempat dapat diungkapkan dengan leksem ruang, preposisi, dan pronomina demonstratif lokatif. Bentuk deiksis tempat yang ditemukan sebagai berikut.

(17). … ulang tahun ke-16 sekaligus buka puasa bersama di kampus setempat, Kamis (5/8). (D43/Sp/Va/Jum/12 Agt/2011)

(18). Palang Merah Remaja Wira SMA Muhammadiyah 1 Solo bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Solo mengadakan donor darah di sekolah setempat, Rabu (27/7). (D19/Sp/Va/Rab/3 Agt/2011)

Kata setempat pada kedua kalimat tersebut merupakan deiksis karena untuk mengetahui letaknya pembaca harus memahami referen kata tersebut dan konteks kalimat. Kata setempat pada kalimat (17) mengacu pada Universitas Slamet Riyadi, sedangkan pada kalimat (18) mengacu pada SMA Muhammadiyah 1 Solo.

(19). “Kebanyakan, anak-anak yang sekolah di sini justru dari luar kota Solo. (D148/Sp/Paw/Sel/13 Sept/2011)

(20). Dulu, kami pindah-pindah hingga lima kali karena belum punya gedung sampai akhirnya 2003 punya gedung di sini,” … (D202/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011)

(21). Di sana, siswi Kelas VII SMPN Al Azhar 21 Solo Baru, Grogol … (D169/Sp/Fi/Rab/21 Sept/2011)

Kalimat-kalimat tersebut menggunakan preposisi di untuk menggambarkan hal ruang. Preposisi tersebut menggambarkan hal yang diam (statis). Hal ini sebagaimana diungkapkan Purwo (1984: 39) bahwa preposisi di menggambarkan hal yang diam karena penunjukan hal ruang dengan menggunakan preposisi dapat bersifat statis atau dinamis. Selain preposisi juga digunakan bentuk pronomina demonstratif lokatif, yaitu kata sini dan sana.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk deiksis tempat (ruang) yang ditemukan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos adalah leksem bukan verba dan pronomina demonstratif lokatif. Frekuensi penggunaan bentuk deiksis tempat (ruang) dalam wacana tersebut terdapat dalam tabel 3 berikut.

commit to user

Tabel 3. Frekuensi Pemakaian Bentuk Deiksis Tempat (Ruang)

No Bentuk Deiksis Tempat (Ruang) Frekuensi 1 Leksem bukan verba

a. setempat 2

2. Pronomina demonstratif lokatif a. sini

b. sana

4 1

Jumlah 7

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa bentuk pronomina demonstratif lokatif sini adalah bentuk deiksis tempat (ruang) yang sering digunakan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos.

b. Deiksis Waktu

Cahyono (1995: 218) mengemukakan bahwa deiksis waktu adalah pemberian bentuk pada rentang waktu seperti yang dimaksudkan penutur dalam peristiwa bahasa. Deiksis waktu dapat diungkapkan dengan leksem waktu, leksem ruang, dan penambahan kata ini atau itu yang dirangkaikan pada leksem waktu. Bentuk-bentuk deiksis waktu yang ditemukan antara lain sebagai berikut.

(22). Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat mengenal teknologi informasi yang ada di era global saat ini. (D2/Sp/Va/Sen/1 Agt/2011)

(23). Tahun ini, kuota BOMM SMK mencapai 21.546 siswa. (D11/Sp/Ar/Sel/2 Agt/2011)

(24). “Menurut informasi terakhir, dana tersebut akan cair bulan Agustus ini,” jelasnya. (D15/Sp/Ar/Sel/2 Agt/2011)

(25). Oleh karena itu pembahasan di September setelah Lebaran ini kita harapkan Inpres sudah bisa keluar,” ujarnya. (D112/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011)

(26). Salah satu kebijakan yang diberlakukan mulai tahun ajaran ini adalah bagi guru kelas IV nantinya akan mengikuti keberadaan siswa hingga kelas VI. (D250/Sp/Paw/Sel/18 Okt/2011)

(27). Tapi kegiatan penelitian saya sekarang tidak sebanyak dulu sebelum menjadi dekan,” … (D97/Sp/Fi/Rab/24 Agt/2011)

commit to user

(28). Jika diarahkan dengan benar, bakat dan potensi itu akan berkembang dengan baik dan menunjang profesi yang nanti dipilih anak. (D58/Sp/Eks/Jum/19 Agt/2011)

(29). Anggota KIR dan Mading, ungkapnya, tahun lalu mengadakan pertemuan rutin sepekan sekali pada Selasa pukul 14.00-15.30 WIB. (D27/Sp/Eks/Jum/5 Agt/2011)

(30). … berhasil meraih medali perak dan perunggu pada Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) 2011 Tingkat Nasional, di Solo awal Oktober lalu. (D296/Sp/Fi/Rab/26 Okt/2011)

(31). “Tahun ajaran depan (2012/2013-red) mungkin gedungnya sudah dapat digunakan,” ... (D213/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011) (32). Saat itu siswa SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari adalah

lulusan TK Alam Surya … (D76/Sp/Paw/Sel/23 Agt/2011) (33). … pameran dan Astronomy Day pada medio April sampai

medio Mei,” papar Ustad AR saat ditemui Espos belum lama ini. (D272/Sp/Eks/Jum/21 Okt/2011)

(34). Pertengahan September pelaksanaan seleksi dan akhir September diharapkan … (D105/Sp/Ar/Sab/27 Agt/2011) (35). Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-kanak (TK)

Aisyiyah Karangasem, Laweyan Solo kini telah mengalami banyak perubahan. (D200/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011)

(36). Sejak lima tahun terakhir, jumlah siswa yang masuk di atas 120-an. (D206/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011)

(37). “Tahun sebelumnya kita pernah membuat kerajinan dari botol bekas dan bambu. (D288/Sp/Paw/Sel/25 Okt/2011)

Deiksis waktu dalam data di atas diungkapkan dengan leksem waktu, leksem ruang, serta penambahan kata ini dan itu pada leksem waktu. Leksem waktu yang digunakan adalah nantinya, sekarang, dulu, nanti, belum lama ini, medio, kini, lima tahun terakhir, dan tahun sebelumnya. Leksem ruang yang digunakan adalah kata depan dan lalu. Penambahan kata ini dan itu yang digunakan terdapat pada kata-kata saat ini, tahun ini, Agustus ini, Lebaran ini, dan saat itu. Referen kata-kata tersebut berpindah-pindah sesuai dengan saat terjadinya tuturan. Frekuensi pemakaian bentuk deiksis waktu tersebut dapat dilihat dalam tabel 4 berikut.

commit to user Tabel 4. Frekuensi Pemakaian Bentuk Deiksis Waktu

No Bentuk Deiksis Waktu Frekuensi

1 Leksem waktu a. nantinya b. sekarang c. dulu d. nanti

e. belum lama ini f. medio g. pertengahan h. awal i. akhir j. kini k. … terakhir l. … sebelumnya 5 5 3 3 2 2 2 3 1 6 1 1 2. Leksem ruang a. depan b. lalu 3 5 3. Penambahan kata ini dan itu pada leksem waktu

a. saat ini b. tahun ini c. Agustus ini d. Lebaran ini e. tahun ajaran ini f. saat itu 13 2 1 1 1 1 Jumlah 61

commit to user

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa bentuk saat ini adalah bentuk deiksis waktu yang sering digunakan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos.

c. Deiksis Wacana

Deiksis wacana merupakan rujukan pada bagian-bagian tertentu dalam wacana yang telah diberikan dan/atau sedang dikembangkan (Nababan; 1984: 42). Deiksis wacana diungkapkan dengan kata-kata yang berbeda-beda. Deiksis wacana dibagi menjadi dua, yaitu anafora dan katafora.

1). Anafora

Cahyono (1995: 218) mengemukakan bahwa anafora adalah penunjukan kembali kepada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya dalam wacana dengan pengulangan atau substitusi. Bentuk-bentuk anafora yang ditemukan di antaranya sebagai berikut.

(38). (Salah satu hasil penelitiannya adalah penelitian tentang lingkungan yang tercemar akibat limbah pabrik batik.) “Dari penelitian itu, siswa kemudian menyusun solusi agar limbahnya … (D29/Sp/Eks/Jum/5 Agt/2011)

(39). (Selama menjadi dosen mulai tahun 2007, dia menilai mahasiswa masih sulit diajak kritis.) “Orientasi mereka biasanya yang penting hapal materi dan bisa lulus,” imbuhnya. (D230/Sp/Fi/Rab/5 Okt/2011)

(40). (… SOLOCOM bekerja sama dengan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Gajahan Colomadu, Karanganyar mengadakan pendidikan dan latihan (Diklat) komputer … .) Kegiatan ini bertujuan agar … (D2/Sp/Va/Sen/1 Agt/2011) (41). (Jabatan yang disandang seseorang selalu menuntut waktu

lebih banyak untuk melaksanakan amanah yang melekat pada jabatan itu.) Hal ini seperti pengalaman Dekan Fakultas Ekonomi … (D89/Sp/Fi/Rab/24 Agt/2011)

(42). (… ada ketentuan bahwa seorang dosen yang sudah mendapatkan tunjangan profesi khususnya, harus mau menulis.) Hal itu sekaligus merupakan potensi … (D195/Sp/Ar/Kam/29 Sept/2011)

(43). (Bagi Ica, kemampuan mengaji telah terlatih semenjak orangtuanya mendatangkan ustazah ke rumahnya.) Meski demikian, mengaji di rumah berbeda … (D177/Sp/Fi/Rab/21 Sept/2011)

Pemarkah anaforis yang ditemukan berdasarkan data di atas adalah itu, bentuk terikat –nya, mereka, ia, ini, tersebut, dan demikian. Bentuk-bentuk

commit to user

tersebut merupakan deiksis karena referen atau hal yang diacu oleh kata-kata tersebut berpindah-pindah sesuai dengan konteks kalimat. Bentuk-bentuk tersebut mengungkapkan hal yang telah diungkapkan sebelumnya dalam wacana. Frekuensi pemakaian bentuk anafora tersebut dapat dilihat dalam tabel 5 berikut. Tabel 5. Frekuensi Pemakaian Bentuk Anafora

No Bentuk Anafora Frekuensi

1 Leksem bukan persona a. itu

b. Bentuk terikat –nya c. ini d. tersebut e. inilah f. hal ini g. hal inilah h. hal itu i. hal itulah j. demikian 61 37 22 31 2 6 1 4 1 1 2. Leksem persona a. mereka b. ia 10 5 Jumlah 181

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa bentuk pronomina demonstratif itu adalah bentuk anafora yang sering digunakan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos.

2). Katafora

Cahyono (1995: 218) menyatakan bahwa katafora adalah penunjukan ke sesuatu yang disebut kemudian. Bentuk-bentuk katafora yang ditemukan di antaranya sebagai berikut.

commit to user

(44). Afiksasi sendiri terdiri atas prefiks (awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), konfiks (gabungan awalan-akhiran) dan simulfiks (awalan-akhiran). (D138/Sp/BK/Kam/8 Sept/2011) (45). Salah satu kegiatan ekstrakurikuler di SMKN 6 Solo adalah

Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) dan Majalah Dinding (Mading). (D22/Sp/Eks/Jum/5 Agt/2011)

(46). Pertama, siswa tidak hanya akan terbiasa meneliti, tapi ia juga dilatih menulis laporan hasil penelitian dan bentuk karya tulis lainnya untuk selanjutnya diinformasikan kepada banyak orang. (D31/Sp/Eks/Jum/5 Agt/2011)

(47). Perhatikan contoh berikut ini “Yuyun tidak bergeming mendengar berita itu”. (D47/Sp/BK/Kam/18 Agt/2011)

(48). Dengan demikian, kata M Nuh, anggaran pendidikan dalam APBN harus terlebih dahulu disisihkan untuk pembangunan gedung sekolah rusak sebelum dialokasikan untuk kebutuhan yang lain. (D114/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011)

(49). Kata berimbuhan ini sering kita temui dan digunakan … (Penulis menemui banyak orang menggunakan kata merubah …) (D100/Sp/BK/Kam/25 Agt/2011)

(50). Ada juga sebuah kata serapan yang salah, tetapi sering digunakan oleh masyarakat, yakni standarisasi. (D158/Sp/BK/Kam/15 Sept/2011)

(51). “Kegiatan CASA yaitu belajar astronomi teori dan praktik. (D271/Sp/Eks/Jum/21 Okt/2011)

(52). “Ratusan lowongan kerja, baik untuk fresh graduate maupun mereka yang sudah berpengalaman tersedia dalam job fair mendatang,” jelasnya dalam rilis yang diterima Espos, Rabu (12/10). (D244/Sp/Va/Sab/15 Okt/2011)

Pemarkah kataforis yang ditemukan berdasarkan data di atas adalah terdiri atas, adalah, merupakan, pertama, berikut ini, demikian, ini, yakni, yaitu, dan mereka. Bentuk-bentuk tersebut merupakan deiksis karena referen atau hal yang diacu oleh kata-kata tersebut berpindah-pindah sesuai dengan konteks kalimat. Bentuk-bentuk tersebut mengungkapkan hal yang akan diungkapkan setelah penggunaan kata tersebut dalam wacana. Frekuensi pemakaian bentuk katafora tersebut dapat dilihat dalam tabel 6 berikut.

commit to user Tabel 6. Frekuensi Pemakaian Bentuk Katafora

No Bentuk Katafora Frekuensi 1 Leksem bukan persona

a. terdiri atas b. adalah c. merupakan d. pertama e. berikut ini f. demikian g. ini h. yakni i. yaitu 2 30 7 1 1 3 1 1 4 2. Leksem persona a. mereka 1 Jumlah 51

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa bentuk pemarkah kataforis berupa leksem bukan persona adalah merupakan bentuk katafora yang sering digunakan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos.

d. Deiksis Sosial

Deiksis sosial adalah pengungkapan realita sosial dalam tindak bahasa yang dilakukan oleh penutur kepada mitra tutur. Pengungkapan tersebut terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan kemasyarakatan yang terdapat di antara peserta tindak ujaran. Selain itu, pengungkapan realita sosial dengan deiksis sosial dilakukan sebagai bentuk kesopanan dalam berbahasa. Bentuk-bentuk deiksis sosial yang ditemukan antara lain sebagai berikut.

(53). Rektor UNS, Prof Dr Ravik Karsidi MS, mengungkapkan ketika seorang dosen … (D188/Sp/Ar/Kam/29 Sept/2011) (54). … zakat fitrah dibagikan kepada kaum duafa dan masyarakat

commit to user

(55). Lelaki yang senang travelling itu ternyata juga pernah menjadi Tenaga Ahli DPRD Solo dalam Pembahasan Perda Pendidikan, Kesetaraan Difabel, Administrasi Kependudukan, Retribusi Daerah 2007-2010. (D224/Sp/Fi/Rab/5 Okt/2011)

(56). “Bahkan ditengarai pungutan SPS juga masih ditarik dari orangtua siswa yang masuk kategori gold atau tidak mampu. (D234/Sp/Ar/Sel/11 Okt/2011)

(57). Di KB Aisyiyah, kata Bu Har, sejak berdiri sampai sekarang rata-rata jumlah murid yang masuk sekitar 20. (D211/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011)

(58). CASA didirikan pada 16 April 2005 oleh Ustad AR Sugeng Riyadi dan almarhum Ustad Budi Prasetyo. (D270/Sp/Eks/Jum/21 Okt/2011)

Bentuk-bentuk deiksis sosial yang ditemukan berdasarkan data di atas adalah pemakaian gelar, kata sapaan, dan penggunaan kata-kata khusus. Pemakaian gelar dan kata sapaan merupakan bentuk honorifics, sedangkan kata-kata khusus merupakan bentuk eufemisme. Frekuensi pemakaian bentuk deiksis sosial tersebut dapat dilihat dalam tabel 7 berikut.

Tabel 7. Frekuensi Pemakaian Bentuk Deiksis Sosial

No Bentuk Deiksis Sosial Frekuensi

1 Pemakaian gelar 21

2. Pemakaian kata sapaan a. Bu Har

b. Ustad

3 3 3. Pemakaian kata khusus

a. difabel b. kaum duafa c. tidak mampu d. almarhum 1 1 3 1 Jumlah 33

commit to user

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa bentuk pemakaian gelar merupakan bentuk deiksis sosial yang sering digunakan dalam wacana di halaman