• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat Surat Kabar a.Definisi Surat Kabar a.Definisi Surat Kabar

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Hakikat Pragmatik 1.Hakikat Pragmatik

5. Hakikat Surat Kabar a.Definisi Surat Kabar a.Definisi Surat Kabar

5. Hakikat Surat Kabar a. Definisi Surat Kabar

Surat kabar merupakan salah satu jenis media cetak yang sangat dikenal masyarakat. Sebagian besar orang menganggap surat kabar adalah pers, tetapi itu tidak sepenuhnya benar. Surat kabar bukan pers, melainkan bagian dari pers. Istilah pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed publications) (Effendy; 2006: 145). Menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 (dalam Djuroto; 2002: 4), pers adalah lembaga kemasyarakatan, alat perjuangan nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa, yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya, diperlengkapi atau tidak diperlengkapi dengan alat-alat milik sendiri berupa percetakan, alat-alat foto, klise, mesin-mesin stensil, atau alat-alat teknik lainnya.

Dalam perekembangannya pers mempunyai dua pengertian, yaitu pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian

commit to user

luas mencakup media cetak dan media elektronik, seperti radio, televisi, dan film. Pers dalam pengertian sempit terbatas pada media cetak saja, misalnya koran, majalah, buletin, brosur, pamflet, dan leaflet (R. Amak Syarifuddin dalam Djuroto; 2002: 5).

Istilah pers dalam pengertian surat kabar (media cetak) berasal dari benua Eropa ketika para pedagang di sana saling bertukar informasi harga pasar yang ditulis pada kulit kayu atau kulit ternak (Djuroto; 2002: 5). Menurutnya, surat kabar adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran plano, terbit secara teratur, bisa setiap hari atau seminggu satu kali (Djuroto; 2002: 11).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa surat kabar adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas yang terbagi atas kolom-kolom dan terbit setiap hari atau seminggu satu kali. Surat kabar umumnya berisi peristiwa-peristiwa aktual yang terjadi di masyarakat. Peristiwa tersebut dapat peristiwa yang berskala lokal, nasional, bahkan internasional.

b. Ciri-ciri Surat Kabar

Surat kabar sebagai salah satu jenis media massa memiliki ciri-ciri sama dengan ciri-ciri komunikasi massa. Effendy (2006: 145) mengungkapkan lima ciri-ciri komunikasi massa. Ciri-ciri komunikasi massa adalah (1) prosesnya berlangsung satu arah, (2) komunikatornya melembaga, (3) pesannya bersifat umum, (4) medianya menimbulkan keserempakan, dan (5) komunikannya heterogen.

Surat kabar (media cetak) juga mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan media elektronik. Ciri khas media cetak adalah pesan-pesannya dapat dikaji, dipelajari, dan disimpan untuk dibaca pada tiap kesempatan. Selain itu, pesan yang disiarkan media cetak juga canggih (sophisticated) dan ilmiah. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan pendapat di antara para cendekiawan yang menyajikan pemikirannya dalam surat kabar.

commit to user

Media cetak juga memiliki daya persuasi yang tinggi karena pesannya lebih banyak ditujukan pada pikiran.

Effendy (2006: 154 – 155) juga mengemukakan ciri surat kabar secara khusus, yaitu (1) publisitas, (2) universalitas, (3) aktualitas, dan (4) periodisitas. Publisitas adalah surat kabar diperuntukkan bagi khalayak umum karena berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain harus menyangkut kepentingan umum. Universalitas maksudnya surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian di seluruh dunia dan segala aspek kehidupan manusia. Aktualitas maksudnya adalah kecepatan penyampaian laporan tentang kejadian di masyarakat kepada khalayak. Aktualitas surat kabar adalah 24 jam. Terakhir, periodisitas adalah penerbitan surat kabar terbitnya secara periodik dan teratur.

c. Fungsi Surat Kabar

Effendy (2006: 149) mengemukakan empat fungsi pers, yaitu (1) fungsi menyiarkan informasi, (2) fungsi mendidik, (3) fungsi menghibur, dan (4) fungsi mempengaruhi.

1). Fungsi menyiarkan informasi (to inform)

Menyiarkan informasi merupakan fungsi utama pers. Pembaca membeli surat kabar karena memerlukan informasi tentang berbagai hal yang terjadi di sekitarnya.

2). Fungsi mendidik (to educate)

Surat kabar memuat tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga pembaca dapat bertambah pengetahuannya. Fungsi ini diwujudkan secara implisit dalam artikel atau tajuk rencana, bahkan kadang-kadang dalam cerita bersambung atau berita bergambar.

3). Fungsi menghibur diri (to entertain)

Hal-hal yang bersifat hiburan dimuat oleh surat kabar untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, berita yang mengandung human interest, dan kadang-kadang tajuk rencana.

commit to user 4). Fungsi mempengaruhi (to influence)

Fungsi ini membuat surat kabar mempunyai peran penting dalam masyarakat. Fungsi mempengaruhi secara implisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel.

d. Sifat Surat Kabar

Surat kabar mempunyai sifat yang berbeda dibandingkan media elektronik, seperti radio dan televisi, dalam menyiarkan berita. Ditinjau dari ilmu komunikasi sifat surat kabar sebagaimana diungkapkan Effendy (2006: 155 – 159) sebagai berikut.

1). Terekam

Berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun dalam alinea, kalimat, dan kata-kata yang terdiri atas huruf-huruf dan dicetak pada kertas. Oleh karena itu, setiap peristiwa atau hal yang diberitakan dapat dikaji kembali, dapat dijadikan dokumentasi, dan dapat dipakai sebagai bukti untuk keperluan tertentu. 2). Menimbulkan perangkat mental secara aktif

Pembaca untuk memahami berita yang disiarkan surat kabar harus menggunakan perangkat mentalnya secara aktif. Hal ini menyebabkan wartawan harus menggunakan bahasa yang umum dan lazim agar pembaca mudah memahaminya. Selain itu, pembaca surat kabar sifatnya heterogen, tingkat pendidikannya juga tidak sama, dan mayoritas rata-rata berpendidikan rendah sampai menengah.

3). Pesan menyangkut kebutuhan komunikan

Dalam proses komunikasi pesan yang akan disampaikan kepada komunikan menyangkut teknik transmisinya agar mengenai sasarannya dan mencapai tujuannya. Wilbur Schramm (dalam Effendy; 2006: 157) menyatakan:

a). pesan hendaknya dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud;

b). pesan hendaknya menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran sehingga sama-sama dapat dimengerti;

c). pesan hendaknya membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhannya itu; dan

commit to user

d). pesan hendaknya menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi, yang layak bagi situasi kelompok tempat sasaran berada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Untuk menerapkan saran Wilbur Schramm tersebut, wartawan harus membuat perencanaan jurnalistik (communication planning) secara matang sebelum membuat sebuah karya.

4). Efek sesuai dengan tujuan

Efek yang diharapkan dari pembaca surat kabar bergantung pada tujuan wartawan sebagai komunikator. Tujuan komunikasi melalui surat kabar (Effendy; 2006: 157 – 159) dirumuskan dengan pertanyaan berikut.

a). Apakah tujuannya agar pembaca tahu?

Pesan yang disampaikan surat kabar dituangkan dalam bentuk berita karena surat kabar bersifat informatif.

b). Apakah tujuannya agar pembaca berubah sikap dan perilakunya?

Pesan surat kabar disiarkan dengan tujuan agar khalayak mempunyai sikap tertentu, pendapat tertentu, atau melakukan tindakan tertentu. Berita-berita tersebut dituangkan dalam tajuk rencana (editorial), reportase dengan gaya pelaporan interpretatif (interpretative reporting), atau dalam pojok.

c). Apakah tujuannya agar pembaca meningkat intelektualitasnya?

Efek yang diharapkan agar pembaca meningkat intelektualitasnya dapat diperoleh dengan menyajikan artikel-artikel mengenai aspek kehidupan tertentu. Sebuah artikel di surat kabar yang mengandung pendidikan dapat disajikan secara ilmiah populer.

5). Yang harus dilakukan oleh wartawan sebagai komunikator

Wartawan harus memahami ciri-ciri dan sifat-sifat komponen komunikasi. Dalam pelaksanaannya Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers dan pasal-pasal dalam Kode Etik Persatuan Wartawan Indonesia harus selalu diperhatikan oleh wartawan. Selain itu, seorang wartawan harus dapat menyajikan karya yang menarik, akurat, objektif, dan bermanfaat bagi para pembaca.

commit to user e. Kategorisasi Isi Surat Kabar

Surat kabar berisi berita-berita seputar kehidupan manusia, seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Paul J. Deutschmann (dalam Flournoy (ed.); 1989: 30) menggolongkan kategori isi surat kabar menjadi sebelas sebagai berikut.

1). Perang, pertahanan, dan diplomasi; berisi (a) perang dan pemberontakan; (b) pertahanan, (c) diplomasi dan hubungan luar negeri, (d) peluru kendali dan ruang angkasa, (e) bom atom, dan sebagainya.

2). Politik dan pemerintahan; berisi (a) politik, (b) kegiatan-kegiatan pemerintah, (c) komunisme, (d) perpajakan, dan sebagainya.

3). Kegiatan ekonomi, berisi (a) kegiatan perekonomian umum, (b) harga-harga, (c) uang, (d) angkutan dan perjalanan, (e) pertanian, (f) tenaga kerja dan upah, (g) sumber-sumber alamiah, dan sebagainya. 4). Kejahatan, berisi (a) kejahatan orang dewasa, (b) kejahatan remaja,

(c) penegakan hukum dan badan-badan penegak hukum, dan sebagainya.

5). Masalah-masalah moral masyarakat, berisi (a) masalah-masalah moral masyarakat, (b) minuman keras, (c) perceraian, (d) seks, (e) persidangan pengadilan sipil, (f) hubungan-hubungan kesukuan, dan sebagainya.

6). Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, berisi (a) penanganan masalah-masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, (b) kesehatan, (c) kesejahteraan masyarakat, (d) penanganan soal-soal sosial dan keselamatan, (e) kesejahteraan anak-anak, dan sebagainya. 7). Kecelakaan-kecelakaan dan bencana-bencana, berisi kecelakaan yang

disebabkan oleh manusia maupun bencana-bencana alam.

8). Ilmu dan penemuan, berisi (a) ilmu, penemuan, dan penelitian; (b) angkasa, non-pertahanan; (c) energi atom, non-pertahanan; dan sebagainya.

9). Pendidikan dan seni klasik, berisi (a) pendidikan, (b) seni klasik dan kebudayaan, (c) agama, (d) perikemanusiaan, dan sebagainya.

10). Hiburan rakyat, berisi (a) hiburan, (b) Hollywood, (c) halaman berita olahraga, (d) TV dan radio, (e) pers, dan sebagainya.

11). Human interest, berisi (a) kepentingan manusiawi secara umum, (b) cuaca, (c) kematian alamiah dan berita-berita dukacita, (d) binatang, (e) minat remaja, dan sebagainya.

Selain kategori-kategori tersebut, isi berita surat kabar juga dikelompokkan menurut ukurannya, seperti lokal, nasional, dan internasional (Flournoy; 1989: 30). Berita lokal adalah berita yang memuat kejadian-kejadian di wilayah lokal. Berita nasional adalah berita yang memuat kejadian-kejadian di

commit to user

wilayah nasional. Berita internasional adalah berita-berita yang tidak dianggap lokal atau nasional yang bersifat penting tentang negara-negara lain dan organisasi-organisasi internasional.

f. Bahasa Surat Kabar

Bahasa jurnalistik, termasuk juga bahasa berita atau bahasa surat kabar, memiliki ciri dan gaya yang berbeda dibandingkan bahasa yang digunakan dalam bidang lain. Bahasa yang digunakan harus efektif agar pembaca dapat memahami dan menerima amanat yang disampaikan oleh penulis atau pembicara. Koesworo, dkk. (1994: 86) mengemukakan lima karakteristik bahasa jurnalistik sebagai berikut.

1). Sederhana, singkat, padat, jelas, dan langsung (to the point).

2). Hidup, lincah, sesuai dengan zamannya, mengandung kekayaan bahasa rakyat.

3). Kalimat singkat dan kata-kata positif, mengandung banyak fakta dengan menggunakan kata sesedikit mungkin (more and less words).

4). Bahasanya memasyarakat dengan mengutamakan isi. 5). Memiliki banyak gaya (style) bahasa.

Style yang dimiliki bahasa pers berbeda-beda sesuai dengan jenis beritanya. Style bahasa pers terdiri atas style bahasa head-line (berita utama), style bahasa lead, bahasa berita, bahasa tajuk rencana (editorial), bahasa pojok, dan bahasa iklan (advertensi). Style bahasa head-line (berita utama) singkat dan merangsang (provocatif), sedangkan awalan dan akhiran tidak dipentingkan. Style bahasa lead sederhana, singkat, padat, menarik, langsung menuju perhatian pembaca, jelas, dan memudahkan pembaca. Bahasa berita singkat, jelas, menggunakan kata-kata biasa, familiar, dan positif. Bahasa tajuk rencana menggunakan kata “kita”, sugestif, mengajak berpikir, mempengaruhi, logis-analitis, dan kadang-kadang bersifat literair. Bahasa pojok humoritis, menyindir, kalau perlu mengejek tetapi tidak sarkastis, kemahiran mempermainkan bahasa atau kata-kata, dan dapat dicampur bahasa asing atau bahasa daerah. Bahasa iklan menarik, sugestif, singkat, jelas, bisa menggunakan semboyan-semboyan, kata-kata positif, jauhkan dari bahasa klise, dan kalimat ringkas (Koesworo, dkk.; 1994: 86).

commit to user