• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdirinya Organisasi-Organisasi Mahasiswa di Indonesia

BAB II : DESKRIPSI PMKRI DAN PERUBAHAN POLITIK DI INDONESIA

3.PROGRAM KEMASYARAKATAN – KENEGARAAN

2.3.1 Berdirinya Organisasi-Organisasi Mahasiswa di Indonesia

Sejak Indonesia merdeka, muncul kebutuhan aliansi antara kelompok-kelompok mahasiswa, di antaranya Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia

36

(PPMI) yang dibentuk melalui kongres mahasiswa pertama di Malang tahun 1947. Pada masa demokrasi liberal (1950-1959), seiring dengan penerapan sistem kepartaian yang majemuk saat itu, oganisasi mahasiswa extra kampus sebagian besar merupakan organisasi di bawah partai-partai politik. Misalnya Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI) dengan Partai Katholik, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dengan Partai Nasional Indonesia(PNI), Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) dengan PKI, Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia (GEMSOS) dengan Partai Sosial Indonesia (PSI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dengan Nahdlatul Ulama, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan Masyumi, dan lain-lain. 37

2.3.2 Kekuatan Dan Pengaruh PKI

CGMI paling menonjol tampil sebagai salah satu anak partai kuat hasil pemilihan umum tahun 1955. CGMI berani menjalankan politik konfrontasi dengan organisasi-organisasi mahasiswa lainnya, bahkan lebih jauh berusaha mempengaruhi PPMI, hal ini menyebabkan perseteruan sengit antara CGMI dengan HMI, terutama dipicu karena banyak jabatan kepengurusan dalam PPMI yang direbut dan diduduki CGMI dan GMNI khususnya setelah Kongres V tahun 1961.

Pada bulan Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Soekarno menetapkan konstitusi ini di bawah Dekrit Presiden dengan dukungan penuh dari PKI. Lalu mengangkat para jendral ke posisi penting untuk memperkuat Angkatan Bersenjata. Soekarno menjalankan demokrasi terpimpin yang disambut hangat oleh PKI, dengan anggapan bahwa ia memiliki mandate untuk persekutuan konsepsi Nasional, Agama, dan Komunis (NASAKOM).

Di era "Demokrasi Terpimpin" kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis nasional gagal menekan pergerakan-pergerakan independen kaum

37

Sulastomo, hari-hari yang panjang transisi orde lama ke orde baru : sebuah memoar jakarta : kompas hal 112

buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politik dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor turun, cadangan devisa turun, inflasi terus naik, korupsi birokrat dan militer mewabah.

Kekuatan PKI mencapai puncak ketika berhasil membangun beberapa perguruan rakyat seperti Panti Pengetahuan Rakyat (PANPERA), Balai Pengetahuan Rakyat (BAPERA), dan Mimbar Pengetahuan Rakyat (MIPERA) di hampir seluruh wilayah dan kota di Indonesia. PKI juga berhasil membangun perguruan tinggi, Akademi Ilmu Sosial Aliarcham, Instititut Pendidikan Harjono, Akademi Ilmu Sejarah Ronggowarsito, Akademi Ilmu Ekonomi Dr. Ratulangi, Akademi Ilmu Teknik Ir. Anwari, Universitas Bachtaruddin, dan IKIP Kujang di kota-kota di Jawa.

PKI pun mendirikan organisasi-organisasi Comite Daerah Besar (CDB) di tingkat propinsi, Comite Seksi (CS) di tingkat kabupaten dan kota, Comite Subseksi (CSS) di tingkat kecamatan, dan Comite Resort (CR) di tingkat kelurahan dan desa di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Bahkan PKI berhasil membentuk dan menggerakkan organisasi bagian dari sayapnya, antara lain : 1). Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (BEPERKI), untuk keahlian warga keturunan Cina. 2). PGRI Non Fak Sentral, untuk keahlian profesi guru-guru, untuk menandingi Persatuan Guru Republik Indonesia.3). Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), untuk keahlian buruh dan pekerja. 4). Barisan Tani Indonesia (BTI), untuk para petani dan nelayan.5). Persatuan Pamong Desa Indonesia (PPDI)untuk menampung keahlian para pegawai tingkat kelurahan/desa. 6). Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) untuk mahasiswa.7). Gerakan Wanita Indonesia (GERWANI) untuk wanita. 8). Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI), untuk pelajar dan siswa.9). Pemuda Rakyat (PR) untuk pemuda dan belia. 10). Himpunan Sarjana Indonesia (HIS), untuk sarjana dan graduan perguruan tinggi.11). Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA) untuk keahlian seniman dan budayawan.

Seluruh organisasi dan lembaga tersebut menghimpun tidak kurang dari 20 juta anggota dan simpatisan, terdiri dari 3,5 juta anggota, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya, pergerakan 3,5 juta anggota serikat buruh, 9 juta anggota barisan tani Indonesia, pergerakan wanita (GERWANI), organisasi penulis, artis, dan pergerakan sarjananya. Sehingga PKI menjadi salah satu partai komunis terbesar di dunia, setelah Cina dan Uni Sovyet. Untuk menyebarluaskan komunisme dan ajaran-ajarannya PKI menerbitkan tiga surat kabar, yaitu : Harian Rakyat, Warta Bhakti, dan Bintang Timur. PKI mampu mempengaruhi isi surat kabar lain seperti Harian Zaman Baru, Harian Republik, Pendorong, Sin Po, dan terompet Masyarakat. Untuk memperkuat kedudukannya PKI menguasai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dan lembaga Kantor Berita Antara. Dan melalui tangan Soekarno, memperalat proses Nasakomisasi, PKI berhasil menguasai banyak lembaga negara, lembaga tinggi negara, dan angkatan udara. Dari tahun 1963, kepemimpinan PKI semakin menghindari bentrokan-bentrokan antara aktivis massanya dengan polisi dan militer. Para pemimpin PKI mengutamakan kepentingan bersama polisi dan rakyat. Pemimpin PKI D. N. Aidit mengilhami slogan untuk ketentraman umum "Bantu Polisi". Pada bulan Agustus 1966, Aidit menganjurkan semua anggota PKI membersihkan diri dan tidak bersikap sectarian terhadap Angkatan Bersenjata, menghimbau semua pengarang dan seniman sayap kiri membuat "massa tentara" sebagai subjek karya-karya mereka.Akhir tahun 1964 dan awal tahun 1965, kaum buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan minyak milik Amerika Serikat. Kepemimpinan PKI menjawab ini dengan memasuki pemerintahan secara resmi.Pada saat bersamaan jendral-jendral militer tingkat tinggi juga menjadi anggota kabinet, karena jabatannya di militer oleh Presiden Soekarno disamakan dengan mentri. Terbukti dengan adanya jabatan Mentri Panglima Angkatan Bersenjata (Menpangab), Mentri Panglima Angkatan Darat (Menpangad), dan lain-lain.

Menteri-menteri PKI yang duduk di sebelah para petinggi militer dalam kabinet Soekarno mendorong ilusi yang sangat berbahaya, bahwa angkatan bersenjata

merupakan bagian dari revolusi demokratis rakyat. Aidit pernah berceramah kepada sekolah angkatan bersenjata tentang "perasaan kebersamaan dan persatuan" yang semakin kuat setiap hari antara Tentara Nasional Indonesia dan unsur-unsur masyarakat Indonesia, termasuk para komunis.Pada kunjungan Mentri Luar Negri Subandrio ke Cina, Perdana Mentri Zhou Enlai berjanji akan mempersenjatai dengan lengkap 40 batalyon Tentara Nasional Indonesia, gratis tanpa syarat. Kemudian dilaporkan kepada Presiden Soekarno, tetapi belum juga ditentukan waktunya sampai meletusnya G 30 S Pada awal tahun 1965 Bung Karno mengungkapkan ide pembentukan angkatan ke lima yang berdiri sendiri terlepas dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Pandangan lain mengatakan PKI-lah yang mengusulkan pembentukan angkatan ke lima ini dan mempersenjatai mereka. Tetapi para petinggi Angkatan Darat tidak setuju, sehingga masalah ini menimbulkan nuansa saling mencurigai antara militer dan PKI. Rezim Soekarno, melarang aksi-aksi mogok para pekerja di industri. Kepemimpinan PKI tidak keberatan karena industri menurut mereka adalah milik pemerintahan NASAKOM. 38