• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISA DATA

3.2.1 Mempertahankan Ideologi Pancasila

Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah barang tentu perlu memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh.Ideologi secara praktis diartikan sebagai sistem dasar seseorang tentang nilai-nilai dan tujuan-tujuan serta sarana-sarana pokok untuk mencapainya. Jika diterapkan oleh Negara maka ideologi diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai individu, sosial, maupun dalam kehidupan bernegara.Pancasila dianalogikan seperti halnya air yang mutlak perlu dalam kehidupan kita. Namun ada perbedaan mendasar. Air mampu menjelmakan dirinya dalam bermacam bentuk, sedangkan Pancasila tidak. Pancasila tidak bisa

49

http://kata-waktu.blogspot.com/2012/05/saat-saat-jatuhnya-presiden-soekarno.html diunduh pada tanggal 2 Oktober 2013, pukul 12.45 Wib.

menjelmakan diri, akan tetapi penjelmaannya dalam bentuk-bentuk pelaksanaan yang dilaksanakan oleh segenap bangsa Indonesia.50

Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah dibuktikan dengan kenyataan sejarah bahawa Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan karena menjadikan bangsa Indonesia bersatu.Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi.51

Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena setiap sila dalam pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti bahwa kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan.

Pancasila sebagai Ideologi nasional yang pada dasarnya menampilkan nilai-nilai universal menunjukan wawasan yang integral integratif dan sebagai ideologi modern mampu memberikan gairah dan semangat yang tinggi. Berbeda dengan ideologi-ideologi Barat, Pancasila yang dilahirkan dalam budaya dan sejarah peradapan timur sangat menjunjung tinggi peran religiusitas yang justru sangat didambakan dalam alam kehidupan dan peradapan teknokratis sekarang ini.

50

http://ideologinasional.blogspot.com/ diunduh pada 24 juli 2013 pukul 17.35 wib

51

http://denchiel78.blogspot.com/2010/05/pancasila-sebagai-ideologi-bangsa_371.html/ diunduh pada 24 juli 2013 pukul 17.47 wib

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebaikan dan kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa sendiri yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh karena itu, Pancasila adalah khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa. Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-istiadat, kebudayaan, dan agama-agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.

Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila juga berperan sebagai pedoman dan penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, ia menjadi sebuah ukuran/kriteria umum yang diterima dan berlaku untuk semua pihak Secara sederhana, ideologi dipahami sebagai gagasan-gagasan dan nilai-nilai yang tersusun secara sistematis yang diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat dan diwujudkan di dalam kehidupan nyata. Nilai-nilai yang tercermin di dalam pandangan hidup ditempatkan secara sistematis kedalam seluruh aspek kehidupan yang mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan didalam upaya mewujudkan cita-citanya. Jadi, dengan kata lain ideologi berisi pandangan hidup suatu bangsa yang menyentuh segala segi kehidupan bangsa. Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat membutuhkan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas, suatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mereka memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup sebagai ideologi, sebuah bangsa akan membangun diri dan negerinya.52

52

Sebagaimana kita ketahui, kondisi masyarakat sejak permulaan hidup kenegaraan adalah serba majemuk. Masyarakat Indonesia bersifat multietnis, multireligius, dan multiideologis. Kemajemukan tersebut menunjukkan adanya berbagai unsur yang saling berinteraksi. Berbagai unsur dalam bidang-bidang kehidupan masyarakat merupakan benih-benih yang dapat memperkaya khazanah budaya untuk membangun bangsa yang kuat, tetapi sebaliknya dapat memperlemah kekuatan bangsa dengan berbagai percekcokan dan perselisihan.

Fungsi mengharuskan bangsa Indonesia selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dihadapinya. Kemajuan ilmu pengetahuan, kecanggihan teknologi, dan pesatnya perkembangan sarana komunikasi membuat dunia makin kecil dan independensi di kalangan bangsa-bangsa di dunia semakin menguat.53

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu menempati peran yang sangat strategis dari setiap peristiwa penting yang terjadi. Bahkan dapat dikatakan bahwa pemuda menjadi tulang punggung dari keutuhan perjuangan melawan penjajahan Belanda dan Jepang ketika itu. Peran tersebut juga tetap disandang oleh pemuda Indonesia hingga kini; selain sebagai pengontrol independen terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan penguasa, pemuda Indonesia juga secara aktif melakukan kritik, hingga mengganti pemerintahan apabila pemerintahan tersebut tidak lagi berpihak ke masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada kasus jatuhnya Pemerintahan Soekarno oleh gerakan pemuda, yang tergabung dalam kesatuan-kesatuan aksi mahasiswa dan pemuda tahun 1966. Peran yang disandang pemuda Indonesia sebagai agen perubahan (Agent of Change) dan agen kontrol social (Agent of Social Control) hingga saat ini masih sangat efektif dalam memposisikan peran pemuda Indonesia. Sebab, sebagai sebuah negara dengan wilayah yang besar dan pendidikan politik masyarakatnya yang relatif rendah, setiap pemerintahan yang

53

http://www.pusakaindonesia.org/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/ diunduh pada 24 juli 2013 pukul 17.25 wib

berkuasa di Indonesia akan cenderung melakukan penyimpangan dalam setiap kebijakannya. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat sebagai stakeholder Republik Indonesia secara politis belum cukup aktif dalam mengupayakan pengkontrolan terhadap kebijakan dan prilaku politik penguasanya, sehingga peran pemuda dalam hal ini menjadi sangat penting dalam menstimulus partisipasi politik rakyat dalam upaya mengontrol setiap kebijakan yang dibuat penguasa.

Dasar negara yang menjadi pedoman bangsa Indonesia dalam mengambil suatu keputusan menjadi harga mati untuk dipertahankan. Pancasila merupakan nyawa yang keberadaannya harus selalu diperhatikan dan merupakan citra kepada dunia bahwa pijakan dasar ini harus dihormati.

Seperti yang disebutkan di awal, yang ada di dalam kerangka teori bahwa perubahan politik yang terjadi di sebuah negara disebabkan karena adanya tekanan, baik dari dalam maupun dari luar. Hal ini terjadi mengingat adanya gesekan-gesekan yang terjadi di dalam ranah kekuasaan khususnya di pemerintah yang mana stabiltas politik menjadi terganggu dan seperti yang dijelaskan pada teori, masalah seperti itu terjadi karena kurangnya partisipasi politik dan pelembagaan politik yang tidak berjalan dengan baik.

Bangsa indonesia yang menjadi kekuatan baru dalam percaturan politik dunia terutama asia banyak didekati negara-negara yang melakukan perang dingin saat itu. Dimana dua kekuatan besar pada saat itu yaitu ideologi liberal yang dimotori oleh negara Amerika Serikat yang menjadi pemimpin dari blok barat dan ideologi komunis yang dimotori oleh Uni Soviet yang menjadi pemimpin dari blok timur berusaha saling menyebarkan ideologinya ke semua negara berkembang.

Salah satu kekuatan yaitu komunis berusaha masuk ke dalam negara indonesia untuk menjadi bagian dari aliansi kubunya mulai menjajah ke tegah-tengah masyarakat. Masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya di bawah garis kemiskinan menggangap mereka sebagai teman senasib. Kekuatan komunis pun

begitu besar pada saat itu dan Partai Komunis Indonesia menjadi alat mereka untuk ikut berperan dalam percaturan politik di indonesia. Partai Komunis Indonesia yang pada tahun 1955 berhasil meraih suara terbanyak ketiga setelah PNI dan Masyumi.

Karena menjadi salah satu pemenang dari partai ketiga maka Soekarno mencetuskan ideologi NASAKOM menjadi ideologi yang boleh bergerak di negara indonesia. Nasakom yang menjadi kepanjangan dari ideologi Nasional, Agama, dan Komunis menjadi boomerang pemerintahan saat itu. Keberadaan komunis yang berusaha menguasai negara Indonesia sangat dirisaukan banyak orang karena akan merusak sendi-sendi dasar falsafah negara kita, yang mana komunis sendiri dalam keyakinannya tidak mengenal Tuhan atau yang sering disebut Atheis. Konsep sama rata dan sama rasa yang mereka anut tidaklah sesuai dengan ideologi negara kita.

Akibat dari kondisi politik saat itu yang semakin memanas apalagi menjelang peristiwa G30S/PKI, Kelompok komunis terus meningkatkan upayanya menekan kelompok yang antikomunis, terutama mahasiswa dan organisasi pemuda, menggalang kekuatan menghadapi gerakan kelompok komunis tersebut.

PMKRI yang menjadi salah satu organisasi mahasiswa yang berperan di masa itu sangat menentang kehadiran komunis di negera ini. Hal ini bukan tidak beralasan, PMKRI sangat berlawanan dengan ideologi komunis yang begitu ekstrem. PMKRI yang memiliki ideologi untuk menjalankan semua perintah Tuhan dengan menghargai setiap kebebasan yang harusnya dimiliki setiap manusia menentang keberadaan komunis yang memiliki konsep tak berTuhan yang tidak mengakui apalagi melarang orang-orang untuk beribadah. Dengan demikian pola pikir bahwa Negara Republik Indonesia yang berideologikan Pancasila harus berjuang agar kekuatan komunis jangan menjadikan kekuatan yang dominan di negeri ini.

PMKRI pada saat itu adalah organisasi yang sangat kuat untuk menentang garis-garis yang tidak sesuai dengan pancasila, apalagi aliran pandangan yang sangat

komunistis sifatnya. Untuk sikapnya yang tegas ini mereka selalu mendapat dukungan dari organisasi mahasiswa lainnya yang sesuai dengan aliran mereka.

Karenanya, melihat hal itu PMKRI semakin memantapkan kaderisasi terhadap mahasiswa katolik khususnya yang menjadi anggota organisasi tersebut. Salah satunya dengan melakukan kaderisasi di berbagai daerah dan menekankan kepada anggotanya di daerah agar tetap mengikuti dengan cermat perkembangan kelompok komunis. Jika ada hal – hal yang mencolok, kader –kader didaerah langsung berkoordinasi dengan PMKRI pusat dan melihat daerah mana yang menjadi basis kuat dari PKI.

Selain itu, PMKRI juga membuat dokumentasi mengenai perkembangan kegiatan komunis. Hal ini dilakukan untuk melihat dan mengamati langkah-langkah yang ditempuh PKI dalam melakukan setiap aksinya. PMKRI juga mengadakan hubungan dengan angkatan darat, ini dilakukan karena pada saat itu angkatan darat juga menentang secara keras keberadaan komunis yang dibawa oleh PKI. Angkatan darat dan tentara menggalang kekuatan dengan membentuk Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) pada 20 oktober 1964, sekber ini merupakan himpunan berbagai organisasi yang berseberangan dengan komunis.

PMKRI mendekati militer karena ini merupakan urgensi yang tidak terelakkan, hal yang pokok, karena mereka adalah kekuatan yang sangat dapat diandalkan untuk menghadapi komunis. Penggalangan kekuatan menghadapi komunis itu semakin ditingkatkan karena kelompok komunis mulai mengadakan latihan kemiliteran untuk pemuda rakyat (PR), buruh dan tani yang nantinya akan menjadi angkatan ke-5 setelah angkatan bersenjata,

PMKRI mendekati militer karena secara ideologis ada persamaan antara keduanya di samping penggalangan kekuatan kelompok tentara dan kelompok mahasiswa Katolik ini adalah jawaban terhadap perkembangan politik saat itu. Pihak

tentara sendiri merasa perlu mendekati kelompok-kelompok nonkomunis karena kekuatan ini dapat bergandengan tangan dengan mereka menghadapi musuh bersama.

PMKRI bersama organisasi mahasiswa lainnya berusaha menentang keberadaan komunis dan bersama-sama menumpas semua gerakan yang mereka lakukan. Kebebasan yang harusnya dimiliki setiap masyarakat ataupun warga negaranya sudah dilanggar oleh paham-paham yang komunis yang mereka bawa ke negara indonesia. Paham Pancasila yang selalu mengajarkan kepada setiap warganya untuk selalu menjunjung tinggi kebebasan dalam memeluk agama sangat bertolak belakang dengan keberadaan komunis.

Karenanya, PMKRI bersama semua gerakan mahasiswa yang berperan aktif pada saat itu menolak keras keberadaan mereka. Perjuangan yang dirasa sangat berat karena pada saat itu PKI yang menjadi tiga partai terbesar yang menjadi pemenang di tahun 1955 namun perjuangan yang keras dari seluruh elemen mahasiswa yang ingin mengembalikan negara ke jalur pancasila akhirnya membuahkan hasil. PKI akhirnya bisa ditumpas walaupun banyak jenderal yang wafat pada saat itu di pertempuran yang sering kita dengar lubang buaya.

Hal ini sejalan dengan wawancara saya dengan Japonti Sinaga yang mengatakan Sebenarnya PMKRI tidak antipati dengan pemerintah namun antipati terhadap komunis. Bukan menumbangkan pemerintah ataupun menumbangkan soekarno bukan pemerintah yang salah, langkah soekarno yang dianggap salah. Komunisme dianggap anti tuhan dan kita sangat percaya dengan tuhan. Soekarno terlalu dekat dengan komunis dan komunis memperalatnya karena nama soekarno selalu dijual oleh mereka. PMKRI tidak diarahkan ke berpolitik lebih kepada keterampilan dan etika. PMKRI mulai berpolitik setelah tahun 1965. PMKRI selalu mendapat berita terdepan mengenai pemerintah karena ada orang-orang katolik di dalamnya. PMKRiI saat itu lebih dekat dengan ABRI (angkatan darat).54