• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

C. Pemahaman Komunitas Ammatoa Terhadap Agama Islam . 56

4. Berhaji Menurut Pemahaman Komunitas Ammatoa

Mengerjakan haji adalah kewajiban bagi setiap manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah Mekah. Komunitas Ammatoa juga melakukan ibadah haji namun pelaksanaanya berbeda dalam syariat Islam.

Dari hasil wawancara bersama Puto Palasa (Ammatoa) mengatakan dan meyakini bahwa Ka’bah yang ada di Mekah merupakan

disebut dengan Poko’ (utama) berada dalam Emba yaitu berada di Tana Toa dalam kawasan adat Ammatoa. Ammatoa melanjutkan penuturannya bahwa Ka’bah yang ada di Mekah asal muasalnya berasal dari tanah kajang yang dibawa ke Mekah sehingga masyarakat komunitas Ammatoa tidak perlu untuk melakukan haji ke Mekah sebab ka’bah yang utama berada dalam kawasan adat Ammatoa yang disebut dengan Poko’

(utama). Poko’ merupakan tempat prosesi upacara ritual Akkattere yang terletak dalam hutan yang dilindungi oleh komunitas Ammatoa, tempat tersebut tidak sembarang orang yang masuk kecuali bagi yang berkepentingan atau pada perayaan upacara keagamaan seperti Akkattere dan lain-lain. (wawancara pada tanggal 15 Juni 2016).

5. Al-Qur’an Menurut Pemahaman Komunitas Ammatoa

Al-Qur’an merupakan pedoman bagi manusia yang diturunkan oleh Allah sebagai petunjuk dalam mengantarkan ke jalan yang benar. Walau demikian dalam memahami Al-Qur’an bagi komunitas Ammatoa sebagai petunjuk yang diturunkan oleh Allah SWT namun tidak dijadikan sebagai pedoman dalam beragama sebab yang dijadikan pedoman dalam beragana maupun peraturan dalam mengambil kebijakan yaitu bersumber dari Pasang.

Dari hasil penelitian dalam wawancara bersama Ammatoa mengatakan bahwa Pasang merupakan bagian dari Al-Qur’an sebagaimana diketahui bahwa Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, namun pada

ditulis dalam kitab sebab Allah memerintahkan bagi manusia untuk mencarinya (wawanacara pada tanggal 15 juni 2016).

65 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Masyarakat komunitas Ammatoa berprinsif Tallasa Kamase-mase hidup sederhana untuk mendapat kekayaan di akhirat. Implikasi hidup sederhana inilah yang membuat masyarakat komunitas Ammatoa susah menerima budaya dari luar yang bersentuhan dengan modernisasi.

2. Komuitas Ammatoa masih menganut paham animisme dimana komunitas Ammatoa masih meyakini tentang adanya kekuatan dari alam dan mempercayai tentang kekuatan roh-roh manusia yang telah meninggal. Walaupun komunitas Ammatoa seluruhnya beragama Islam namun pada pengaplikasian dari syariat Islam masih jauh dari Islam.

3. Mereka meyakini bahwa Islam berasal dari bahasa Konjo yaitu Assi atau Isi. Komunitas Ammatoa tidak mendirikan shalat sebagaimana disyariatkan dalam Islam, paham tersebut dikarenakan bahwa shalat yang mereka laksanakan langsung pada isinya tanpa harus takbiratul ikhram, ruku, sujud dan seterusnya karena yang demikian hanyalah kulit atau pembungkus dari shalat.

4. Mereka meyakini bahwa manusia pertama adalah Ammatoa dan Anrong adalah wanita pertama yang diciptakan oleh Allah. Ammatoa dan Antong diturunkan di Desa Tana Toa Kec. Kajang Kab. Bulukumba merupakan tempat bermukim Ammatoa saat ini yang kemudian menjadi cikal bakal manusia sampai saat ini.

5. Komunitas Ammatoa tidak mengacu pada Al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman dalam beragama. Segala ketentuan perilaku beragama mengacu pada Pasang yaitu pesan leluhur yang disampaikan secara lisan dari generasi kegenerasi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari apa yang penulis simpulkan tadi, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Para pemerhati pendidikan dan para muballiq maupun pemerintah lebih persuasif mendekati generasi muda masyarakat komunitas Ammatoa sebagai langkah untuk memberikan bimbingan sehingga dapat terpotong generasi dari pemahaman yang tidak sesuai dengan idealisme Islam.

Bentuk bimbingan tersebut baik berupa pendidikan formal maupun pendidikan non formal.

2. Menggaet generasi muda Ammatoa dalam melibatkan berbagai kegiatan yang telah menginjak jenjang pendidikan di sekolah agar kemudian dapat berinteraksi lebih dengan keadaan dunia luar. Pemahaman seperti ini

terjadi diakibatkan kurangnya interaksi terhadap dunia luar dan terbelakangnya pendidikan mengenai Islam.

AL-Bary, Dahlan, M. Partanto, A. Plus. 1994. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkolo.

Ali, Daud, Muhammad, H. Prof.1997. Pendidikan Agama Islam, Jakarta : RajaGrapindo Persada.

Aminuddin, Dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Galia Indonesia Anas, Yusuf. 2009. Managemen Pembelajaran Dan Instruksi

Pendidikan, Jogja: Ircisod

Bungin, M. Burhan. 2013. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi Faktor – Faktor Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Menajemen, dan Pemasaran. Cet.1. Kencana

Daradjat, Zakiah. dkk 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan, dan R&D, Cet. 13

Bandung: CV. Alfabeta.

Elizabeth, B. Hurlock. 1995. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

HD, Kaelany, M.A. Drs. 2000. Islam & Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Cet.II, Jakarta: Bumi Aksara.

Hsubky, Badruddin 1991. Bid’ah-Bid’ah di Indonesia. Cet. VI. Jakarta:

gema Insani Press

Ilyas, Yunandar, Lc, Drs. 1992. Kuliah Aqidah Islam, Jogjakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI)

Indrawijaya, Ibrahim, Adam, 2005. Perilaku Organisasi, Cet IV. Bandung:

Sinar Baru

Ishomuddin 2002. Pengantar sosiologi Agama. Jakarta : ghalia Indonesia.

M.A. Nata, Abuddin, H. Dr. Prof. 1998. Metodologi Studi Islam, Jakarta:

P.T. RajaGrapindo Persada.

Munir, A. Drs. Dkk, 1992. Dasar – Dasar Agama Islam, Jakarta: P.T.

Rineka Cipta.

Musgami, Awaliah. 2011. Sistem Pendidikan Islam Dalam Mengatasi Konflik Sara di Indonesia. Makassar: Alauddin University Press.

Nasution, Harun 2001. Islam Ditinjau dari Aspeknya. Jakarta : UI Pres Purwanto, Ngalim, 1997. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi

pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Soekanto, Soerjono, 2002. Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudiyono, Anas, 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Cet. 21.

Alfabeta: Bandung

Syihab, Umar, H. 1990. Al-Qur’an dan Rekayasa Sosial, Jakarta: Pustaka Mantiq,

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo, Setiady. 2003. Metodelogi Penelitian Sosial. Ct.4., Jakarta : PT. Bumi Aksara

DAFTAR RIWAYAT PENULIS

MASJAYA. Seorang peneliti yang di lahirkan dari Kabupaten Bulukumba Kecamatan Kajang tepatnya di Desa Mattoangin, buah hati dari pasangan Hasani dengan Jidang yang lahir pada tanggal 20 Mei 1986. Merupakan anak kedelapan dari delapan bersaudara. Peneliti menamatkan pendidikan pada jenjang sekolah dasar di SDN 340 Mattoanging Kecamatan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba pada tahun 1998, dan melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba pada tahun 2001. Pada tahun 2004 peneliti menamatkan pendidikan di SMK 2 Gajah Mada Balikpapan Kalimantan Timur. Setelah sempat menganggur kemudian melanjutkan pendidikannya pada tahun 2012 di Universitas Muhammadiyah Makassar dan terdaftar di jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) hingga selesai pada Tahun 2016.

DOKUMENTASI

Batas Kawasan Adat Ammatoa

Rumah Dalam Kawasan Adat Ammatoa

Mata Air Dalam Kawasan Adat Ammatoa

PEDOMAN WAWANCARA

Pertanyaan

1. Upacara ritual apa saja yang dilakukan dalam hidup beragama?

2. Bagaimana pemahaman anda tentang proses penciptaan manusia pertama di Muka Bumi?

3. Bagaimana pemahaman anda tentang Islam?

4. Apa yang menjadi konsep hidup anda dalam beragama?

5. Bagaimana pemahaman anda tentang shalat, zakat, puasa, dan Haji?

6. Bagaimana pemahaman anda tentang Al-Qur’an?

Dokumen terkait