MODERNISASI MAHASISWA SUMATERA BARAT A. Modernisme Mahasiswa Dalam Berfikir
B. Modernisme Mahasiswa Dalam Bertindak
4. Bertindak efektif dan efisien
Bertindak (take action) adalah kata kunci untuk meraih tujuan. Hanya dengan bertindaklah kita melakukan usaha nyata guna meraih apapun yang kita inginkan. Dengan bertindak dan bergerak kita menempuh cara untuk mendapatkan apa yang kita harapkan.339 Orang yang memiliki impian namun hanya berdiam diri adalah pemimpi sejati yang cuma bisa bermimpi.
336
Wawancara dengan Zaherman, kader LDK UIN Imam Bonjol, 5 Desember 2017, pada pukul 10.00 wib
337
Wawancara dengan Ihsan, HMI Unand, 5 Desember 2017, pada pukul 08.00 wib 338
Wawancara dengan Roni Hidayat, kader IMM UIN Imam Bonjol, 5 Desember 2017, pada pukul 08.00 wib
339
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 21.
Orang yang bergerak mengejar impian adalah orang yang realistis. Ia sadar ada harga yang harus dibayar untuk mewujudkan impian. Menyempurnakan ikhtiar agar impian itu bisa terwujud menjadi sebuah kenyataan. Mengetahui impian seyogyanya akan mengetahui apa yang harus dilakukannya.
Sebagai contoh, jika kita ingin uang, kita harus bekerja. jika kita ingin pandai, kita harus belajar, jika kita ingin tampil cantik/tampan, kita harus berhias. jika kita ingin sehat, kita harus rajin berolahraga, jika kita ingin terampil disuatu bidang keahlian, kita harus tekun berlatih. Tidak ada orang sukses yang tidak mengalami trial and error dalam meraih kesuksesan mereka. Mereka yang sukses dalam hidup telah membayar pengorbanan, baik waktu, tenaga, pikiran, maupun biaya yang tidak sedikit.
Bertindak merupakan suatu keharusan bagi setiap orang. Namun, bukan bertindak secara membabi buta dan tanpa perhitungan. Tindakan haruslah tindakan yang efektif dan efisien karena setiap tindakan pasti membawa resiko. Bertindaklah dengan cara yang benar dan menggunakan sumber daya yang tepat untuk mendapatkan sasaran yang telah ditargetkan. Tidak mungkin membunuh seekor nyamuk dengan senapan, walaupun nyamuknya kena dan mati, tempat nyamuk itu hinggap juga akan hancur. Jika nyamuk hinggap di kepala seseorang, tidak hanya nyamuk akan mati, namun diapun akan ikut mati.
Tidak mungkin belajar Matematika hanya dengan cara menghafal semua rumus yang ada tanpa berlatih menyelesaikan soal. Ketika ujian tiba dan ternyata lupa rumusnya, bisa dibayangkan seperti apa hasilnya. Misalnya lagi, menimba air di sumur dengan menggunakan cangkir, seharian penuh baru mendapatkan satu ember air. Padahal kalau menimba dengan menggunakan ember, hanya butuh waktu beberapa menit.
Tindakan tidak hanya harus tepat efektif, tetapi juga harus efisien. Bertindak secara efektif adalah suatu pekerjaan yang diselesaikan tepat waktu, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, efektif adalah sampai tingkat apakah tujuan itu sudah dicapai dalam arti kualitas dan kuantitas. Sedangkan bertindak secara efisien adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output, antara daya usaha dan hasil usaha, atau antara pengeluaran dan pendapatan.340
340
Veithzal Rivai, Education Management Analisis Teori dan Praktik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 10-12.
Dengan kata lain, efisien adalah segala sesuatu yang dikerjakan dengan berdaya guna atau segala sesuatunya dapat diselesaikan dengan tepat, cepat, hemat, dan selamat. Cepat, artinya tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu, pekerjaannya selesai dengan tepat sebelum waktu yang ditetapkan. Hemat, artinya dengan biaya yang sekecil-kecilnya tanpa adanya pemborosan dalam bidang pekerjaan apa pun. Tepat, artinya kena sasaran sesuai dengan yang diinginkannya atau semua yang dicita-citakan tercapai. Selamat, artinya segala sesuatu sampai pada tujuan pekerjaan yang dimaksud, tanpa mengalami hambatan-hambatan, kelemahan-kelemahan, atau kemacetan-kemacetan.341
Sebagai contoh modernism mahasiswa dalam bertindak efektif dan efisien adalah ada mahasiswa yang kuliah lulus dalam waktu empat setengah tahun, dan ada juga mahasiswa yang sudah enam tahun belum juga lulus. Saat ditanya kenapa belum lulus juga, mahasiswa yang belum enam tahun beralasan ingin terus menjadi mahasiswa agar tetap mendapat jatah dari orang tua. Setelah diselidiki, ternyata mahasiswa yang belum lulus enam tahun malas belajar sehingga harus mengulang mata kuliah yang sama berkali-kali dan akhirnya drop out (DO).
Modernisme mahasiswa dalam bertindak khususnya, dalam persoalan bertindak secara efektif dan efisien bisa dilihat dari kelompok mahasiswa Sumatera Barat yang tergabung dalam organisasi intra kampus. Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi intra kampus bertindak lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi ekstra kampus.
Seperti pemaparan informan peneliti berikut ini:
“Mahasiswa yang terhimpun dalam organisasi intra kampus jauh lebih bertindak efisien dan efektif dibandingkan dengan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi ekstra kampus dalam merencanakan masa depan mereka. Mulai dari perencanaan masa tempuh studi sampai kepada perencanaan masa depan mahasiswa setelah lulus perguruan tinggi. Hal ini bisa dilihat dari masa studi mahasiswa intra kampus yang rata-rata menamatkan studi mereka di perguruan tinggi selama empat tahun, bahkan ada yang tiga setengah tahun dalam strata S1. Bertindak secara efektif dan efisien sangat erat kaitannya dengan masalah perencanaan yang tepat tentang masa depan mahasiswa. Hal-hal yang dilakukan oleh mahasiswa intra kampus dalam bertindak secara efektif
341
dan efisien adalah dengan cara membentuk kelompok-kelompok belajar yang membahas persoalan perkuliahan masing-masing kader yang sesuai dengan rumpun ilmu mereka”.342
Modernisasi mahasiswa Sumatera Barat dalam bertindak secara efektif dan efisien harus memperhatikan batas waktu dan hasil akhir yang akan dicapai oleh mahasiswa dalam menempuh studi di perguruan tinggi. Untuk segera mencapai tujuan, yang harus dilakukan ialah mempelajari strategi yang harus dijalani dari berbagai sumber. Belajar dari orang lain yang sudah pernah melaluinya, dari buku, dari seminar, dan lain lain. Tanpa tindakan tersebut, mahasiswa tidak akan mendapatkan yang
diinginkan dan tidak akan mencapai target yang ditetapkan. 5. Prestasi Mahasiswa di era Modernitas
Modernitas sangat menghargai bakat dan kemampuan karena keberhasilan suatu rencana atau pekerjaan ditentukan oleh sumber daya manusia yang menangani dan melaksanakannya.
Abdurrahman Wahid melihat bahwa “kesempurnaan sistem” Islam sebagai agama, tidak didasarkan pada kekuatan atau wewenang lembaga tertentu, melainkan pada kemampuan akal manusia untuk melakukan perbandingan sendiri-sendiri.343
Mengetahui tentang pentingnya bakat dan kemampuan dalam mengarungi modernitas, organisasi-organisasi kemahasiswaan tersebut berupaya untuk menciptakan kader-kader yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi serta memiliki prinsip dengan ideologi yang dibawa oleh masing-masing organisasi tersebut.
LDK mengistilahkannya dengan daurah, HMI mengadakan pelatihan kader, dan IMM dengan Darul Arqamnya, adalah bentuk-bentuk usaha persiapan yang dilakukan oleh organisasi untuk menciptakan kader berkualitas. Mengingat pentingnya proses kaderisasi dan vitalnya kegiatan ini bagi keberlangsungan organisasi, kegiatan kaderisasi perlu dilakukan dengan terarah dan terorganisasi. Adapun beberapa proses yang mesti dilalui oleh seorang kader untuk mempersiapkan diri agar memahami khittāh organisasinya adalah Tahap Pengenalan (ta‟rīf), Tahap Pembentukan (takwīn) dan Tahap Pengorganisasian (tandzīm).
342
Wawancara dengan Zaherman, kader LDK UIN Imam Bonjol, 15 Februari 2017, pada pukul 10.00 wib
343
Abdurrahman Wahid, Islamku, Islam Anda, Islam Kita, (Jakarta: Democracy Project, 2011), hlm. 13
HMI Sebagai organisasi yang menghimpun anggota secara sukarela, posisi sistem pengkaderan sangat menentukan. Melalui sistem pengkaderan paling tidak diharapkan terbentuk; pertama, identifikasi anggota terhadap organisasi; kedua, berlangsung proses peningkatan kualitas anggota sebagaimana tuntutan idealitas organisasi.
Sedangkan IMM di dalam proses pengkaderan ingin menciptakan kader-kader yang memiliki loyalitas, jati diri, dan kemajuan kolektivitas dalam organisasi. Pada masa kaderisasi, kader dituntut untuk memahami tri kompetensi IMM yang meliputi humanitas, intelektualitas, dan religiusitas.
Walaupun proses kaderisasi serta penerapan nilai berbeda dalam masing-masing organisasi kemahasiswaan, akan tetapi intinya organisasi-organisasi berusaha menciptakan kader-kader yang berkualitas, loyal dan memahami ideologi organisasi. Dan inilah konsep modernisme yang dipahami oleh organisasi mahasiswa seperti LDK, HMI, dan IMM.
Prestasi bagi kelompok mahasiswa yang tergabung dalam organisasi intra kampus merupakan sebuah keharusan, bahkan sudah menjadi wajib ketika bergabung dalam kegiatan organisasi intra kampus. Sebab, mahasiswa yang tergabung dalam organisasi intra kampus mengharapkan beasiswa dari jalur prestasi akademik maupun non akademik.344
Berbanding terbalik ketika kita melihat prestasi dalam organisasi ekstra kampus. Sebab, sebahagian mahasiswa yang tergabung dalam organisasi ekstra kampus memandang bahwa menjadi mahasiswa merupakan sebuah proses pematangan diri. Masih banyak mahasiswa ekstra kampus lebih mengutamakan style (penampilan, gaya) dibandingkan prestasi akademik.
Artikel yang ditulis oleh Indah Sari Rahmaini: “Jual Beli Prestise, Kids Jaman Now”, menunjukan kritikan terhadap fenomena masyarakat modern dihadirkan oleh sejuta kegempitaan budaya konsumsi. Terkungkung atas dasar keinginan dan hasrat untuk memiliki sesuatu yang dibungkus secara tertutup menjadi kebutuhan palsu. Manusia dirantai dalam mengkonsumsi, komoditas tidak lagi dinilai dengan kegunaan,
344
Hasil pengamatan dan wawancara peneliti dari beberapa orang mahasiswa yang tergabung dalam organisasi intra dan ekstra kampus Unand, UNP dan UIN Imam Bonjol Padang pada tanggal 12 Januari 2018.
namun disulap menjadi prestise atas apa yang didapat dari konsumsi masyarakat345. Jam tangan menjadi mahal hanya dengan merek sebagai penentu branded atau tidak, pada hal sama-sama berguna untuk penunjuk waktu. Pakaian tidak lagi dihargai sebagai fungsi pelindung tubuh, tetapi pakaian menjadi trend fashion sehingga warna, corak, serta merek pakaian lebih dihargai.
Modernisasi Mahasiswa dalam Bertindak
Nilai Modernitas Sikap Mahasiswa
Penghargaan
terhadap ilmu pengetahuan
Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi intra dan ekstra kampus sangat menghargai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagai jendela dunia.
Untuk mewujudkan cita dan harapan tersebut, maka dibentuklah forum-forum ilmiah, lembaga kajian dan kelompok-kelompok diskusi yang membahas tentang teori-teori sosial, politik, ekonomi maupn teoeri-teori sesuai dengan jurusan masing-masing.
Pemanfaatan waktu dan etos kerja
LDK menuntut kader memiliki komitmen dalam menjalankan aktivitas di kampus dan dakwah sekaligus. Hal ini berarti bahwa seorang kader harus bisa memanfaatkan waktu dibalik sibuknya perkuliahan dengan aktifitas-aktifitas yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas.
HMI memandang etos kerja dan komitmen merupakan bagian penting dalam pengembangan organisasi dan pembentukan karakter seorang kader HMI. Etos kerja dan komitmen adalah kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap kader yang akan menjamin keberlangsungan organisasi ke tahap yang lebih maju dan berkembang di masa yang akan datang.
Adapun IMM berpendapat etos kerja dan komitmen adalah nilai substantif dan bentuk dari kesungguhan seorang muslim kepada Tuhannya. Komitmen terhadap organisasi adalah salah satu bentuk pengabdian kepada agama.
Menunda
kesenangan sesaat demi kesenangan abadi
LDK menuntut kader agar mampu ber-mujāhadah dalam kehidupannya sebagai seorang aktivis dakwah dan mampu bersusah payah untuk memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya demi kemajuan dakwah di medan dakwah masing-masing. Selain sukses dalam aktivitas dakwah, seorang kader juga dituntut agar
345Indah Sari Rahmaini, “Jual Beli Prestise, Kids Jaman Now”, Mahasiswa Jurusan Sosiologi Unand, dalam Padang Ekspres, 5 Januari 2018.
mampu sukses dalam kegiatan rutinitasnya sebagai seorang mahasiswa, berprestasi dan sukses, sehingga kesuksesan yang dimiliki di masa datang adalah bagian dari dakwah yang mesti dituntaskan oleh seorang kader. HMI melihat sikap menunda kesenangan sementara serta mengejar kesenangan abadi di masa mendatang adalah sebuah contoh dari sikap produktif. Anjuran memperhatikan masa depan, Islam telah mengajarkan kepada umat Islam agar tidak terjebak oleh hal-hal yang bersifat sementara, kekinian. Sebaliknya, Islam menekankan adanya kebahagiaan yang bersifat sempurna, yakni masa depan dan pada batasan yang paling ekstrem adalah akhirat.
Adapun IMM memandang bahwa kesuksesan yang hakiki tidak hanya untuk kesenangan diri sendiri dan juga bukan hanya bagi masa kini, tapi juga kesejahteraan masyarakat luas dan persiapan bagi masa depan.
Bertindak efisien dan efektif
Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi intra kampus jauh lebih bertindak efisien dan efektif dibandingkan dengan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi ekstra kampus dalam merencanakan masa depan. Mulai dari perencanaan masa tempuh studi sampai kepada perencanaan masa depan setelah lulus perguruan tinggi. Hal ini bisa dilihat dari masa studi mahasiswa intra kampus yang rata-rata menamatkan studi mereka diperguruan tinggi selama empat tahun, bahkan ada yang tiga setengah tahun dalam strata S1. Bertindak secara efektif dan efisien sangat erat kaitannya dengan masalah perencanaan yang tepat tentang masa depan mahasiswa. Hal-hal yang dilakukan oleh mahasiswa intra kampus dalam bertindak secara efektif dan efisien adalah dengan cara membentuk kelompok belajar kader sesuai dengan rumpun ilmu mereka masing-masing.
Mengutamakan prestasi dari prestise
Prestasi bagi kelompok mahasiswa yang tergabung dalam organisasi intra kampus merupakan sebuah keharusan, bahkan sudah menjadi wajib ketika bergabung dalam kegiatan organisasi. Sebab, mahasiswa mengharapkan beasiswa dari jalur prestasi akademik maupun jalur prestasi non akademik.