• Tidak ada hasil yang ditemukan

BSC Pola Maqâshid Syarî’ah Bentuk Penilaian Kinerja Maslahah

C. Balanced Scorecard

8. BSC Pola Maqâshid Syarî’ah Bentuk Penilaian Kinerja Maslahah

BSC Pola Maqâshid Syarî’ah merupakan pengembangan penilaian kinerja berbasis konvensional dari Kaplan dan Norton (1992). BSC pola maqâshid syarî’ah merupakan sistem manajemen kinerja organisasi dengan landasan konsep kemaslahatan. BSC pola maqâshid syarî’ah terdiri dari perspektif tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan perspektif al-Darûriyah (hak dasar individu). Dalam pengertian organisasi secara umum, perspektif tanggung jawab sosial perusahaan tercermin dalam orientasi lingkungan sedangkan perspektif al-Darûriyah ter-cermin dalam perlindungan agama (orientasi ibadah), perlindungan jiwa (orientasi bisnis internal), perlindungan akal (orientasi pembelajaran), perlindungan keturun-an dan perlindungan harta (orientasi harta kekayaan). Orientasi lingkungan menjelaskan ikatan dan hubungan antara suatu organisasi dengan lingkungannya dalam konsep syarî’ah akan lebih kuat ketimbang dalam

konsep konvensional, karena konsep syarî’ah bersumber dari dasar-dasar

religuitas. Hal ini kemudian berkembang menjadi suatu konsep tanggung jawab sosial perusahaan dalam konteks syarî’ah. Sejalan dengan semakin meningkatnya

pelaksanaan CSR dalam konteks syarî’ah maka semakin meningkat pula

keinginan untuk membuat pelaporan sosial yang bersifat syarî’ah dimana dalam

pelaporan tersebut terdapat dua hal wajib yang harus diungkapkan kepada publik yaitu pengungkapan penuh (full disclosure) dan akuntabilitas sosial (social accountability).199 Islam memper-hatikan lingkungan sebagai salah satu faktor yang menentukan keberlangsungan suatu perusahaan. Islam mengajarkan etika

199Soraya Fitria dan Dwi Hartanti, ‚Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative indeks dan Islamic Social Reporting Indeks‛. Universitas Sudirman Purwokerto, SNA XII Purwokerto 2010.

menjaga sumber daya alam dengan tidak merusak sebagai bentuk rasa syukur terhadap nikmat yang telah Allah swt berikan kepada manusia, sebagaimana dalam QS al-A’raf/7:56 sebagai berikut:

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.200

Menjaga sumber daya alam agar tidak mengalami kerusakan akan ber-dampak pada keberadaan perusahaan jangka panjang. Pengelolaan perusahaan dengan didasarkan ketakwaan kepada Allah serta senantiasa mengedepankan perasaan diawasi oleh Allah akan menjadikan pengelola perusahaan menjaga semua pemberian Allah termasuk lingkungan sekitar. Dengan menempatkan Allah sebagai satu-satunya pemilik mutlak menjadikan konsep Islam berbeda dengan konsep konvensional dimana akuntabilitas bukan hanya dipertanggung-jawabkan kepada pemimpin atau pemegang saham saja tetapi kepada Allah swt, sang pemilik segala sesuatu. Salah satu kajian khusus didalam akuntansi syariah pada abad ini juga merumuskan sebuah teori akuntansi lingkungan. Misalnya konsep akuntansi syariah yang melibatkan lingkungan sebagai aspek penting. Perusahaan yang didirikan hendaklah memperhatikan aspek lingkungan sekitar. Hal tersebut bermakna bahwa pertanggungjawaban tidak hanya sebatas pertanggungjawaban kepada stockholder saja, tetapi juga kepada stakelolder termasuk lingkungan. Selain itu, Pertanggungjawaban tidak hanya di dunia saja, tetapi ada yang pasti di akhirat.

200 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-quran Tajwid dan Terjemahnya Dilengkapi dengan Ashabul Nuzul dan Hadits Sahih. (Bandung: Syaamil Quran, 2010), h. 167.

Orientasi Ibadah bertujuan untuk memelihara agama organisasi. Agama Islam memiliki tiga pokok kaidah, yaitu akhlak, syariah dan aqidah. Ketiga pokok ini tertuang dalam rukun iman dan rukun Islam. Rukun iman dan rukun Islam terimplementasikan dalam interaksi organisasi dengan Allah swt,

Pemangku ke-pentingan dan lingkungan. 201 Ibadah yang dimaksud dalam

orientasi ini adalah ibadah dalam arti yang luas. Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan di ridhai oleh Allah swt. Baik berupa ucapan maupun perbuatan, yang zhahir mau-pun yang batin.202 Hal ini berarti bahwa ibadah tidak hanya sebatas ritual ibadah seperti shalat, puasa, haji, dan zakat. Setiap aktivitas dilakukan oleh manusia selama koridor syarî’at bisa bernilai ibadah.

Orientasi bisnis internal bertujuan agar terpeliharanya jiwa organisasi. Tubuh dan jiwa organisasi sebagaimana halnya tubuh dan jiwa manusia. Tubuh dan jiwa organisasi dituntut untuk dapat berperan secara ekonomi maupun sosial bagi para pemangku kepentingan. Dalam mewujudkan tujuannya, sebuah organisasi tidak sekedar mengejar profit tinggi, tetapi juga meraih keberkahan dari Allah swt.203Kebutuhan jiwa organisasi dapat dilakukan berbagai cara. Ibn ‘Ashur menyatakan ‚oganisasi seharusnya memenuhi kebutuhan dasar melalui kegiatan mempromosikan kesejahteraan manusia, mencegah tindakan korupsi, menegakkan keadilan, serta menjaga stabilitas dan keharmonisan. Pemenuhan

201 Achmad Firdaus. Maslahah Performa (MaP): Sistem Kinerja untuk Mewujudkan Organisasi Berkemaslahatan, h. 125-126.

202 Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, At Tauhid Li ash-Shaff al-Awwal al-‘Ali, terj. Agus Hasan Bashori, Kitab Tauhid 1 (Jakarta: Darul Haq, 2012), h. 78.

203 Achmad Firdaus. Maslahah Performa (MaP): Sistem Kinerja untuk Mewujudkan Organisasi Berkemaslahatan, h. 125-126.

terhadap ke-butuhan iiwa organisasi menunjang keberlanjutan organisasi (sustainability)‛.204

Orientasi pembelajaran bertujuan agar terpeliharanya akal. Obyek utama proses pembelajaran adalah modal manusia dan modal organisasi. Modal manusia berasal dari akal dan hati. Akal dan hati menciptakan kompetensi orientasi ibadah dan kompetensi pengelolaan organisasi. Kompetensi pergelolaan organisasi merupakan jumlah keseluruhan dari wawasan, pengetahuan, keterampilan, peng-alaman, dan pendidikan. Bentuk pembelajaran yang dilakukan oleh organisasi dapat berupa pendidikan dan latihan. Afzalurrahman205 menyatakan bahwa ke-utamaan pendidikan dan latihan tercantum dalam QS al-Baqarah/2:269 sebagai berikut

ْاىُل ْوُأ ٓ َّلَِّإ ُرَّكَّذَي اَهَو ۗا ٗريِثَك ا ٗرۡيَخ َيِتوُأ ۡدَقَف َتَو ۡكِحۡلٱ َث ۡؤُي يَهَو ُۚءٓاَشَي يَه َتَو ۡكِحۡلٱ يِت ۡؤُي

ِبََٰبۡلَ ۡلأٱ

٩٩٦

Terjemahnya

Allah menganugerahkan hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Quran dan As-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barang siapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar Telah dianugerahi karunia yang banyak. dan Hanya orang-orang yang berakallah yang dapat meng-ambil pelajaran (dari firman Allah).206

Ayat tersebut menjelaskan bahwa pendidikan dan latihan mempunyai manfaat yang banyak yang berarti bahwa Al-Qur’an mengacu pada kualitas sebagai salah satu faktor keberhasilan suatu pekerjaan. Pentingnya pendidikan

204 M. Tahir Ibn ‘Anshur, Maqashid Syariah Islamiyyah. Kuala Lumpur: al-Basa’ir, 1998.

205 Afzalurrahman, Muhammad as A Trader, terj. Dewi Nurjulianti, dkk. Muhammad sebagai Seorang Pedagang, h. 242

206 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-quran Tajwid dan Terjemahnya Dilengkapi dengan Ashabul Nuzul dan Hadits Sahih. (Bandung: Syaamil Quran, 2010), h.45.

juga dapat dilihat dari sejarah turunnya perintah pertama yang diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah untuk mempelajari dan memperoleh pengetahuan melalui surah al-Alaq ayat 1-5. Ayat tersebut merupakan dasar bagi semua manusia bahwa sebelum melakukan sesuatu maka perlu didahului dengan penge-tahuan. Rasulullah dalam sebuah hadisnya juga memerintahkan kepada manusia bahwa menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim laki-laki maurun perempuan. Orientasi harta bertujuan untuk menjaga terpeliharanya harta kekayaan. Agama Islam mengajarkan bahwa organisasi harus dapat menciptakan harta kekayaan. Dengannya, organisasi dapat meningkatkan sesejahteraan pemangku kepentingan, zakat, infak, sadaqah, wakaf, kurban, kegiatan sosial, pendidikan, kesejahteraan masyarakat sekitar hingga meningkatkan fungsi ekonomi dan sosial organisasi.207