• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budaya dosa masuk dalam keluarga

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 191-194)

Judul: Budaya dosa masuk dalam keluarga

Betapa karut-marut kehidupan keluarga Yakub. Semua gara-gara apa yang lazim berlaku dalam budaya diikuti begitu saja oleh keluarga orang beriman.

Kalau dilihat dari perspektif kaum laki-laki, justru nikmat bukan punya istri dua? Tanpa harus membujuk istri pertama, mertua sendiri malah mengatur agar kedua putrinya menjadi istri Yakub. Eh kenikmatan lain nomplok lagi. Masing-masing istri malah menawarkan pembantu mereka jadi gundik Yakub, gara-gara mereka bersaing memperebutkan cinta Yakub dengan jalan berlomba siapa yang paling tokcer memberi anak (30:3, 9). Nah jadilah laki-laki bernama Yakub ini dimanja kelelakiannya. Betapa kacau keluarga itu. Bagaimana bisa jadi laki-laki bahagia bila cinta para istri dan gundiknya merosot menjadi racun dan saling berusaha membuat "racun cinta" mujarab bagi suami mereka?

Jangan ditanya lagi bagaimana melihat kehidupan keluarga Yakub dari sudut pandang perempuan. Dari para perempuan yang mengalami langsung, yaitu Lea, Rahel, dan masing-masing budak mereka yaitu Zilpa dan Bilha, terpapar jelas kecemburuan, persaingan, pertikaian, kemarahan, tindakan memperalat, emosi, dan sikap luka-melukai. Terjadi persaingan,

persekongkolan, kecemburuan, dlsb., seperti yang akan kita lihat dalam kisah-kisah mereka selanjutnya.

Mengapa keluarga Yakub jadi morat-marit begini? Hanya karena dosa yang dilazimkan dalam budaya, yaitu budaya yang mempraktikkan poligami, diizinkan masuk dalam keluarga bapa leluhur ini. Juga karena awalnya dimulai oleh dosa Laban yang mendustai Yakub. Dusta dan poligami dalam interaksi Laban dan Yakub, mengakibatkan keluarga Yakub menjadi keluarga yang tidak ada bedanya dari budaya dosa.

Keluarga orang beriman harus waspada terhadap berbagai hal yang dilazimkan dalam budaya. Ketika budaya jadi tekanan dosa yang berat atas keluarga kita, kita harus terbuka pada firman-Nya dan bersandar pada kuasa anugerah-firman-Nya untuk mengalami pembaruan.

192 Senin, 28 Juni 2010

Bacaan : Kejadian 30:25-43

(28-6-2010)

Kejadian 30:25-43

Fokus pada panggilan

Judul: Fokus pada panggilan

Empat belas tahun Yakub harus bekerja mati-matian tanpa upah karena ia telah berjanji untuk mengabdi demi mendapatkan istrinya. Selama itu ia telah memperkaya Laban. Apabila ternak peliharaan yang Yakub urus beranak tiap tahun, dan karena berkat Allah masing-masing yang beranak menghasilkan banyak anak, entah sudah berapa puluh kali lipat jumlah ternak Laban berkembang. Namun tak ada laporan bahwa Yakub mengeluh atau tergoda untuk mengganggu pertambahan ternak Laban. Pengabdian yang berat dan tidak adil dia tanggung dengan tekun karena memenuhi janji. Dari seorang yang menggunakan tipu daya untuk beroleh hasrat secara cepat, Yakub jadi pekerja keras yang jujur.

Diakhir masa pengabdian, Yakub memohon pergi ke tanah asalnya. Banyak orang yang sesudah pergi ke perantauan lupa tanah asal leluhurnya. Apalagi bila alasan merantau adalah menghindari kemalangan atau ada sesuatu yang ia takuti seperti kasus Yakub ini atau apabila di perantauan ia telah mendapatkan masa depan menjanjikan. Namun Yakub tidak demikian. Tanah kelahirannya adalah tanah yang Allah janjikan. Janji Allah yang telah ia terima tidak menjadi pupus selama masa yang lama itu. Bukan saja karakternya menga-lami pemurnian, panggilan Ilahi pun semakin mengakar. Ini mendorong ia kembali ke sasaran yang telah Allah tetapkan.

Laban berusaha menahan Yakub. Ketika akhirnya ia menawarkan upah yang boleh Yakub minta, itu hanya basa basi atau karena terdesak. Permintaan Yakub bagai orang yang mempertaruhkan nasib pada kebetulan. Trik apa yang akan ia buat? Apakah batang-batang kayu terkupas yang ia taruh di tempat minum ternak dan menyebabkan ternak melahirkan anak-anak berbintik-bintik adalah trik? Namun permintaannya bukan nasib-nasiban. "Trik" yang ia buat pun bukan tindakan magis atau tipuan. Jawabnya hanya satu, ia meminta sesuatu yang dia pasrahkan penuh pada penyelenggaraan Ilahi. Allah, sumber berkat dan yang mempunyai rencana besar untuknya, membuat hal mustahil jadi kenyataan.

193 Selasa, 29 Juni 2010

Bacaan : Kejadian 31:1-21

(29-6-2010)

Kejadian 31:1-21

Allah terus mengikuti

Judul: Allah terus mengikuti

Jika Anda adalah Yakub yang mengalami empat belas tahun masa sulit dalam kerja keras tanpa upah, apa yang akan Anda pikirkan tentang Allah? Percayakah Anda bahwa segala yang terjadi di masa itu merupakan penyertaan Allah?

Sesudah empat belas tahun Yakub jadi pekerja keras berintegritas, barulah dibukakan bahwa selama itu Allah terus menerus menyertai dia. Hasil kerja Yakub yang menguntungkan Laban pun sebenarnya adalah bukti penyertaan dan berkat Allah. Penyertaan dan berkat Allah paling berharga adalah berbagai pelajaran yang harus Yakub terima, yang berpengaruh pada perubahan drastis dalam karakter dan tindak tanduknya. Sungguh penyertaan dan berkat terbesar Allah bagi umatNya adalah ketika Ia memecah dan menggosok kita dari batu rongsokan jadi batu berharga yang gemerlapan.

Ada saat Allah menyertai diam-diam seperti Yakub alami empat belas tahun. Ada saat Allah membuat penyertaan-Nya nyata, yaitu saat Ia mengintervensi sampai sepuluh kali dengan mementahkan upaya Laban untuk tidak berbagi anak ternak kepada Yakub. Jelas bahwa "trik" bodoh yang terpikir oleh Yakub sesungguhnya adalah cara intervensi Tuhan. Di bolak-balik bagaimana pun oleh Laban, berkat Allah tetap jatuh ke Yakub. Dari kejadian ini terlihat kontras orang dunia yang terikat harta dengan umat yang mengandalkan Tuhan.

Di puncak episode ini, Allah menjelaskan apa yang telah Ia lakukan kepada Yakub;

mengokohkan panggilan dan berkat-Nya kepada Yakub sebagai penerus kakek dan ayahnya. Sangat mengharukan ketika Allah menegaskan bahwa Dialah Allah yang menyatakan diri kepada Yakub di Betel. Empat belas tahun Allah mengikuti Yakub, tetapi sampai detik genting itu belum juga keluar pengakuan Yakub bahwa Allah kakek dan ayahnya adalah juga Allahnya pribadi. Allah mengejar Yakub dan menunggu sampai pengakuan itu lahir, tanda bahwa relasi sedang terjalin!

Dalam rencana Allah, berkat sesungguhnya adalah relasi dengan Allah, bukan sekadar berkat moral atau material.

194 Rabu, 30 Juni 2010

Bacaan : Kejadian 31:22-42

(30-6-2010)

Kejadian 31:22-42

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 191-194)

Dokumen terkait