• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karena kasih karunia

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 115-121)

Judul: Karena kasih karunia

Masalah pilihan Allah selalu mengundang pertanyaan mengenai keadilan-Nya. Ia memilih Israel dan menolak bangsa-bangsa lain. Ia memilih Musa, tetapi menghukum Firaun. Adilkah ini? Jika segala sesuatu dalam diri manusia telah berjalan menurut kehendak Allah, lalu mengapa manusia harus disalahkan? Paulus menjelaskan jawabannya.

Pertama, kita tidak mungkin mempertanyakan kehendak Allah (ayat 19-21). Allah itu Maha Bijak maka adalah bodoh jika kita, bejana tanah liat ini, menantang Pencipta kita. Kedua, Allah mempunyai kehendak dalam diri setiap orang (ayat 22-24). Musa menerima kasih karunia Allah dan ia menjadi alat untuk menyatakan kasih karunia itu. Namun Firaun, sang pemberontak, menerima murka Allah. Ia memang tak pantas menerima belas kasih Allah. Lalu apakah Allah dapat dituduh tidak adil atas hal ini? Allah memiliki kebebasan untuk menyatakan kasih karunia kepada orang yang Dia kasihi. Ketiga, semua itu telah dinubuatkan oleh nabi-nabi (ayat 25-29). Paulus mengutip nubuat Hosea yang menyatakan bahwa Allah akan berpaling dari Israel dan

memanggil bangsa-bangsa lain (Hos. 2:22, 1:10). Juga nubuat Yesaya tentang kasih karunia

Allah dalam menyelamatkan sisa Israel yang percaya (Yes. 1:9). Lalu apakah semua itu

memperlihatkan ketidakadilan Allah? Jelas tidak, karena Allah tidak berkewajiban untuk memilih berdasarkan perbuatan manusia atau berdasarkan rasnya. Allah tidak dapat dikatakan tidak adil bila Ia memilih seseorang dan menolak yang lain, karena ini adalah masalah kasih karunia. Kita tidak bisa mempertanyakan mengapa demikian, sebab itu berarti kita telah melampaui hak kita sebagai ciptaan. Lagi pula pilihan Allah telah membuka kesempatan bagi bangsa lain untuk diselamatkan sehingga kita yang berasal dari bangsa lain pun dapat

memperoleh kasih karunia untuk diselamatkan, tanpa memperhitungkan siapa kita.

Kita patut bersyukur dan memuliakan Allah atas hal itu. Dan tentu saja tetap berdoa agar orang lain yang belum menerima keselamatan dapat menerima kasih karunia itu.

116 Selasa, 13 April 2010

Bacaan : Roma 9:30-10:3

(13-4-2010)

Roma 9:30-10:3

Oleh kasih karunia

Judul: Oleh kasih karunia

Memperoleh keselamatan karena perbuatan baik merupakan konsep duniawi yang mudah dipahami. Hidup saleh pasti masuk surga, bukankah ini masuk akal?

Tampaknya setelah dihajar berkali-kali oleh Allah, bangsa Israel jadi bertobat dari penyembahan berhala. Setelah itu hanya Allah Abraham yang mereka sembah dan layani. Mereka bergiat dalam ibadah mereka kepada Allah (ayat 9:31, 10:2). Mereka berupaya memasyarakatkan Hukum Taurat agar setiap umat melakukannya dalam hidup mereka sesehari. Bahkan mereka berusaha melengkapi Hukum Taurat itu dengan peraturan-peraturan yang mereka buat sendiri. Namun sayang, semangat mereka tidak didasarkan pada pengetahuan yang benar (ayat 10:2). Mereka berusaha memperoleh pembenaran Allah dengan perbuatan baik dan kesalehan (ayat 10:3). Bukan dengan iman. Sulit bagi mereka untuk memahami konsep dibenarkan karena "kasih karunia". Mereka begitu bangga akan kesalehan mereka. Padahal dengan demikian mereka telah menggantikan Kristus dengan perbuatan baik. Dan akibatnya mereka tidak memperoleh kasih karunia Allah. Sementara bangsa-bangsa lain menerima kasih karunia Allah dengan iman. Dan mereka dibenarkan Allah.

Sampai kini pun masih banyak orang yang berusaha hidup saleh secara sungguh-sungguh, dengan harapan akan masuk surga ketika mereka meninggal dunia kelak. Namun sayangnya, kesungguhan hati dan kesalehan seseorang tidak akan pernah dapat menyelamatkan jiwanya. Ia tidak akan beroleh perkenan Allah maka kesudahannya adalah kebinasaannya. Paulus, yang ngeri membayangkan akhir hidup orang-orang sebangsanya, merindukan pertobatan mereka. Ia berdoa agar Allah menyelamatkan mereka (ayat 10:1).

Bagaimana dengan kita? Seberapa pedulikah kita pada orang-orang terhilang di sekitar kita? Adakah Anda pernah mengingat mereka dalam doa Anda? Adakah Anda memiliki kerinduan agar mereka diselamatkan? Masukkan mereka dalam pokok doa Anda mulai sekarang.

117 Rabu, 14 April 2010 Bacaan : Roma 10:4-15

(14-4-2010)

Roma 10:4-15

Beritakanlah

Judul: Beritakanlah

Hukum Taurat adalah kebenaran Ilahi, yang berfungsi sebagai rambu-rambu penunjuk jalan. Orang tak akan pernah sampai kepada Allah hanya dengan berpedoman Hukum Taurat. Kristuslah jalan. Hanya melalui Dia sajalah orang dapat sampai kepada Allah. Namun orang Israel merasa sulit menerima pemahaman tersebut. Bagaimana mungkin meniadakan kesalehan dan mengutamakan kasih karunia?

Padahal pengajaran Paulus begitu sederhana: mereka hanya perlu beriman kepada Yesus Kristus dan mengakui Dia sebagai Tuhan yang telah bangkit dari maut (ayat 9-10). Keselamatan ini tidak lagi terbatas hanya pada sekelompok orang tertentu, melainkan terbuka bagi setiap orang yang mau per-caya, tanpa memandang ras (ayat 11-13). Tak ada seorang pun yang perlu meragukan bahwa dia tak akan kebagian kasih karunia ini. Tak ada istilah bangsa pilihan dalam hal ini. Karena Allah menujukan keselamatan bagi semua bangsa, tanpa memandang ras, tentu perlu ada orang yang menyebarluaskan berita keselamatan ini. Banyak orang di berbagai penjuru dunia yang belum pernah mendengar tentang Kristus, sebab itu perlu ada orang yang mau pergi ke tempat mereka dan memberitakan keselamatan di dalam Dia (ayat 14-15).

Sebagai orang yang telah menerima anugerah keselamatan, kita pun beroleh tugas untuk memberitakan warta keselamatan itu. Di mana kita dapat melakukannya? Di rumah, di kantor, atau di lingkungan sekitar kita? Namun ada juga orang-orang yang memiliki kerinduan untuk mewartakan Injil ke tempat-tempat asing yang belum pernah dia ketahui sebelumnya. Untuk mereka, kita perlu berdoa agar banyak pintu yang terbuka bagi pemberitaan mereka.

Gereja pun, terutama yang sudah lama berdiri, seharusnya tidak hanya berkutat dengan masalah pelayanan internal. Sudah saatnya memikirkan dan mendoakan secara serius untuk mengirimkan utusan Injil ke tempat-tempat jauh itu agar semakin banyak orang yang memiliki kesempatan untuk mendengar dan merespons Injil.

118 Kamis, 15 April 2010 Bacaan : Roma 10:16-21

(15-4-2010)

Roma 10:16-21

Beritakan terus!

Judul: Beritakan terus!

Israel dikenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk. Mereka memang keras kepala dan tidak mudah percaya. Sehingga walaupun telah mendengar firman Tuhan, mereka belum tentu mau

memberikan respons positif (ayat 18).

Begitu pula mengenai pemberitaan tentang keselamatan di dalam Kristus. Mereka menolak Mesias yang sebenarnya sudah dinanti-nantikan oleh bangsa Israel sejak lama. Maka Allah

beralih kepada bangsa-bangsa lain (bdk. Yes. 65:10). Allah memperdengarkan berita

keselamatan itu kepada bangsa-bangsa di luar Israel. Bangsa-bangsa ini kemudian merespons dengan iman dan menerima anugerah keselamatan. Walau demikian Allah tidak menutup pintu rapat-rapat bagi orang Israel. Meski Allah telah menyatakan belas kasih-Nya kepada bangsa-bangsa lain, kasih-Nya kepada bangsa-bangsa Israel masih tetap tercurah. Mereka masih melekat di hati-Nya. Sebab itu Allah selalu berusaha menjangkau Israel (ayat 21). Ia mau mengajak mereka untuk kembali kepada-Nya dan menikmati kasih karunia-Nya.

Kisah kasih setia Allah kepada bangsa Israel ini mengingatkan kita pada orang-orang yang sudah berulang kali kita perdengarkan beritakan keselamatan, tetapi belum juga terbuka pada Injil dan mau bertobat. Jangan pernah menyerah. Allah masih ingin memakai kita untuk berbicara kepada orang-orang yang mengeraskan hati dan menutup diri terhadap Injil. Walaupun ada masa kita merasa bahwa pemberitaan kita sia-sia, bagai menguap tak berbekas, ingatlah bahwa Roh Kudus masih setia bekerja. Jadilah seperti Paulus, yang tetap memiliki keterbebanan agar bangsanya diselamatkan walaupun mereka menolak Kristus. Yakinlah bahwa pemberitaan kita tidak akan sia-sia. Benih Injil itu masih punya kesempatan untuk bertumbuh. Ketahuilah bahwa Allah tidak

menghendaki seorang pun binasa, Ia ingin semua orang bertobat (2Ptr. 3:9). Bila kita tetap setia

dan tidak jemu, orang dapat terus mendengar Injil dan punya kesempatan menerima kasih karunia Allah.

119 Jumat, 16 April 2010

Bacaan : Roma 11:1-10

(16-4-2010)

Roma 11:1-10

"Sisa" umat di tengah yang ditolak

Judul: "Sisa" umat di tengah yang ditolak

Bagaimanakah sikap dan reaksi kita ketika kesaksian kita tentang Injil Yesus Kristus ditolak sebagian besar orang? Bagaimanakah menurut kita sikap Allah dalam kasus tersebut? Samakah sikap dan reaksi kita dengan sikap Allah?

Penolakan Israel terhadap Yesus menimbulkan permasalahan teologis. Israel adalah umat pilihan Allah untuk menjadi berkat bagi segala bangsa, yaitu menjadi bangsa yang melahirkan

Juruselamat dunia. Kedudukan mereka dalam rencana keselamatan Allah untuk dunia sangat istimewa. Namun sebagaimana Abraham diperhitungkan benar karena imannya dan bukan karena perbuatan atau status, demikian juga keselamatan semua orang Israel harus didasarkan atas iman kepada Juruselamat. Tragis sekali ketika Mesias benar-benar datang dan melayani mereka, Ia ditolak dan disalibkan.

Masalahnya ialah, apakah Israel yang menolak Yesus itu tetap umat Allah? Atau karena telah menolak Yesus sang Penggenap janji Mesias, yaitu hal hakiki yang menjadikan Israel umat pilihan, maka mereka bukan lagi umat pilihan? Apakah Allah membuang mereka? Jika begitu, betapa sedih Paulus. Sebagai orang Yahudi, ia rindu bangsanya tetap umat Allah dan mengalami keselamatan yang dijanjikan Allah dan digenapi dalam Yesus. Alangkah ironis karena salah satu dari umat terbuang itu kemudian menjadi rasul bagi orang kafir!

Penolakan Israel tidak membuat rencana Allah buyar, tidak juga membuat Israel kehilangan status keterpilihannya (ayat 2). Di balik penolakan yang akibat ngerinya harus dipikul tiap orang Yahudi yang menolak Injil, Allah tetap mempertahankan sisa umat (ayat 5). Seperti halnya Paulus akhirnya merespons Yesus dengan benar, seperti pada zaman Elia Allah memelihara 7000 orang yang tetap setia pada-Nya, demikian pun secara misterius Allah pasti membuat ada

sebagian orang Israel yang akhirnya percaya pada Yesus. Sungguh ajaib anugerah dan jalan Allah! Maka dalam kesaksian kita pun, jangan mudah putus asa karena penolakan orang. Berharaplah penuh pada keajaiban anugerah dan jalan-jalan Allah!

120 Sabtu, 17 April 2010

Bacaan : Mazmur 92:13-16

(17-4-2010)

Mazmur 92:13-16

Berbuah bagi Tuhan

Judul: Berbuah bagi Tuhan

Ada seorang kawan saya yang memiliki rumah dengan halaman belakang kebun buah yang luas. Di kebun itu ia menanam berbagai pohon buah: rambutan, mangga, duku, durian, dan entah apa lagi lainnya. Ketika pohon-pohon itu berbuah, dengan bangga dan senang teman saya itu membagikan buah-buah itu kepada kami, kawan-kawannya. Atau kadang kami diundang bertandang ke rumahnya, lalu menikmati waktu untuk ngobrol dan menikmati buah. Pernahkah terpikir oleh Anda mengapa banyak bagian Alkitab khususnya Mazmur, yang menggambarkan hidup orang beriman sebagai pohon buah dan diharapkan mengeluarkan buah yang baik dan lebat? Dalam kehidupan nyata apakah Anda tergolong pohon yang berbuah baik dan lebat, atau sebaliknya? Jika kita berbuah baik dan lebat, sang pemilik kebun yaitu Allah akan bersukacita. Ketika kita mengeluarkan banyak buah karakter, perilaku, dan pelayanan yang indah serta serasi dengan maksud-maksud Allah untuk hidup kita, kita juga menyukakan banyak pihak. Hidup yang berbuah baik dan lebat adalah hidup yang menyenangkan hati Allah dan membawa berkat bagi sesama.

Apa prasyarat agar kita me-miliki hidup yang berhasil, menyukakan hati Allah, dan jadi berkat bagi sesama? "Mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita." Seperti semua pohon di kebun kawan saya mendapat perhatian dan perawatan sampai berbuah lebat, demikian juga kita harus benar-benar ada dalam lingkup pemeliharaan, hadirat, dan berbagai ungkapan campur tangan-Nya dalam hidup kita. Apakah Anda memiliki hubungan akrab dengan Allah? Apakah Anda memelihara komunikasi intim dalam doa dan menerima siraman firman-Nya secara teratur? Apakah Anda menyambut dengan taat ketika Ia

membersihkan bagian hidup yang mengganggu proses pertumbuhan dan pematangan buah karakter serta pelayanan Anda? Apakah dalam keterbukaan pada pertolongan Roh-Nya Anda makin menyatu dengan Allah hingga semua aspek hidup Anda sepenuhnya dihidupi dalam hadirat-Nya? Bila ya, kita pasti menghasilkan berbagai ungkapan hidup dan karya yang memuliakan Dia.

121 Minggu, 18 April 2010

Bacaan : Roma 11:11-24

(18-4-2010)

Roma 11:11-24

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 115-121)

Dokumen terkait