• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari ragu sampai percaya

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 44-49)

Judul: Dari ragu sampai percaya

Mengapa Yohanes meragukan Yesus sebagai Mesias, padahal ia sendiri telah nubuatkan

kedatangan-Nya (lih. Mat. 3:11)? Padahal ada bukti-bukti kuat akan kemesiasan Yesus (ayat

4-5), yaitu proklamasi kerajaan Sorga disertai demonstrasi kuasa Ilahi. Rupanya Yohanes tidak

melihat Yesus menghukum orang berdosa (Mat. 3:12), sementara ia sendiri sampai harus

dipenjara karena menegur Herodes (lih. Mat. 14:3-4).

Yesus tidak menegur Yohanes atas keraguannya. Ia memahami Yohanes sedang terpuruk secara fisik dan emosi sehingga sulit bagi dia untuk melihat gambaran yang lengkap mengenai

pelayanan Yesus. Pelayanan Yesus terbagi dua tahap. Tahap pertama adalah tahap anugerah.

Lihat ayat 5. Yesus mengutip Yesaya (Yes. 35:5-6, 61:1) yang menubuatkan pelayanan Sang

Mesias yang menyatakan anugerah. Kedatangan Mesias yang pertama adalah kabar baik tentang anugerah pengampunan dosa dan janji hidup yang kekal. Semua orang yang menerima Dia mendapatkan hidup baru. Namun bagi yang menolak pemberitaan Yesus, pembalasan Allah akan

diberlakukan pada kedatangan-Nya yang kedua kali. Yesus sengaja tidak menyebutkan Yesaya

61:2 mengenai Mesias yang menyatakan penghakiman Allah, karena hal tersebut baru akan

digenapi pada akhir zaman!

Keraguan Yohanes tidak menghapuskan karya yang ia sudah lakukan. Yesus sendiri

meneguhkan Yohanes sebagai nabi yang mengakhiri periode Perjanjian Lama dan mengawali masa anugerah di era Perjanjian Baru. Persoalannya bukan pada Yohanes, tetapi pada dunia yang dibutakan oleh dosa sehingga tidak dapat melihat bahwa keduanya adalah utusan Allah untuk memerdekakan mereka.

Sepanjang sejarah gereja selalu ada orang yang menolak pemberitaan kabar baik. Namun jangan jadi tawar hati karena hal itu. Bersyukurlah atas orang-orang yang oleh anugerah Allah

merespons pemberitaan kita dengan pertobatan. Doakan mereka yang masih mengeraskan hati menolak Yesus, agar sebelum hari penghakiman tiba mereka telah bertobat.

45 Senin, 1 Februari 2010

Bacaan : Matius 11:20-30

(1-2-2010)

Matius 11:20-30

Agar beroleh kelegaan

Judul: Agar beroleh kelegaan

Respons orang terhadap Yesus tidak sama. Ada yang menerima, ada juga yang menolak. Masalahnya, respons itu berdampak pada hidup mereka karena, sadar atau tidak, hidup mereka ada di tangan Yesus. Orang akan celaka bila menolak Yesus dan akan selamat bila menerima Dia.

Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum dikecam oleh Yesus. Padahal Dia banyak mengajar dan melakukan mukjizat di kota-kota itu (ayat 20). Bagaimana respons mereka? Orang-orang di kota itu memang senang mendengar Yesus. Mereka berduyun-duyun mendatangi Yesus untuk

menyaksikan dan mengalami mukjizat-Nya. Malah mereka menginginkan Dia menjadi raja. Lalu mengapa Yesus mengecam mereka? Karena mereka tidak bertobat! Ia melakukan mukjizat bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik mereka. Ia mengajar mereka tentang Kerajaan Allah bukan untuk meraih dukungan politik. Ia melayani untuk menyelamatkan jiwa mereka, dan itu terjadi melalui pertobatan mereka. Maka amat disayangkan, mukjizat tidak membuat mata mereka terbuka melihat siapa Yesus sebenarnya. Jadi kelirulah anggapan bahwa mukjizat membuat orang datang pada Yesus. Datang untuk melihat, mungkin ya. Namun datang untuk bertobat dan percaya? Belum tentu! Yesus menyatakan bahwa penghakimanlah yang akan dihadapi orang semacam itu. Yaitu yang hanya mau melihat dan menerima mukjizat, tetapi tidak mau datang pada Tuhan, yang berkuasa melakukan mukjizat. Namun orang yang mau bertobat diundang Yesus untuk datang pada-Nya agar menemukan kelegaan bagi jiwa mereka.

Sebagai orang yang mengikut Kristus, merupakan bagian kita untuk menceritakan Kristus kepada mereka yang jiwanya dahaga. Mereka perlu memperoleh kelegaan, dan itu hanya bisa diperoleh bila mereka memercayai Kristus, Juruselamat dunia. Kita harus mendorong mereka agar bertobat dari segala dosa, menerima pengampunan, dan memulai hidup sebagai murid Kristus agar makin banyak orang yang menemukan kelegaan di dalam Kristus.

46 Selasa, 2 Februari 2010

Bacaan : Matius 12:1-21

(2-2-2010)

Matius 12:1-21

Hukum untuk umat

Judul: Hukum untuk umat

Orang Farisi punya daftar hukum yang dibuat berdasarkan aturan yang tertulis dalam Kitab Suci. Hukum itu dianggap sama derajatnya dengan Kitab Suci. Salah satunya adalah hukum Sabat. Orang dilarang bekerja pada hari Sabat.

Murid-murid Yesus dituduh melanggar Sabat karena bekerja (ayat 1-8). Padahal mereka hanya memetik gandum dan memakannya! Menjawab tuduhan itu, Yesus menceritakan kisah Daud saat

melarikan diri dari Saul (1Sam. 21:1-6). Waktu la-par, Daud ke Rumah Allah dan menerima roti

kudus dari imam Ahimelekh (bdk. Kel. 25:30; Im. 24:5-9). Sebenarnya roti itu hanya boleh

dimakan oleh imam. Bersalahkan Ahimelekh dan Daud? Terbukti kemudian bahwa dengan memberi roti itu kepada Daud, Ahimelekh memenuhi maksud Allah.

Kisah kedua adalah para imam. Mereka bekerja, melayani umat, justru pada hari Sabat. Salahkah mereka? Allah yang menyuruh mereka! Salahkah Allahkah? Tentu tidak. Ia punya maksud tersendiri. Pernyataan Yesus bahwa Dia Tuhan atas Sabat menyatakan bahwa Dia punya otoritas atas Sabat.

Lalu Yesus menyembuhkan orang yang sebelah tangannya lumpuh pada hari Sabat itu juga. Agar orang Farisi paham, Yesus membandingkan dengan kisah domba yang jatuh ke lubang pada hari Sabat. Salahkah orang bila menolong domba itu? Dengan kisah itu, Yesus ingin mengajarkan bahwa makna Sabat bukan sekadar berhenti dari semua aktivitas melainkan bagaimana melakukan kehendak Allah di hari itu. Jika Sabat dirancang sebagai hari kudus, hari untuk beristirahat dan dipulihkan, hari perayaan kasih karunia Allah, bukankah memberi makan mereka yang lapar dan menyembuhkan orang yang sakit sesuai juga dengan makna Sabat? Sebab itu mari kita bijak melihat maksud Allah dalam tiap hukum-Nya. Ingatlah bahwa Ia merancang hukum untuk kesejahteraan umat dan bukan sebaliknya. Maka jangan hanya bersikap keras dan menghakimi orang yang melakukan kesalahan. Melainkan bersikaplah seperti Yesus yang melayani dengan lemah lembut (ayat 19) dan penuh belas kasihan (ayat 20).

47 Rabu, 3 Februari 2010 Bacaan : Matius 12:22-37

(3-2-2010)

Matius 12:22-37

Penghujatan

Judul: Penghujatan

Konfrontasi orang Farisi dengan Yesus masih berlanjut. Kali ini peristiwa pengusiran setan dipakai oleh orang Farisi sebagai senjata.

Orang yang dikuasai setan itu bisu dan buta. Yesus menyembuhkan dia sehingga ia dapat melihat dan berbicara kembali. Takjubnya orang banyak terhadap Yesus dipatahkan orang Farisi dengan mengatakan bahwa Yesus memakai kuasa Beelzebul, pemimpin setan, untuk mengusir setan (ayat 24). Mereka berasumsi, jika setan tunduk pada perintah Yesus untuk pergi dari orang yang dirasuknya, bukankah itu berarti Yesus memiliki kuasa pemimpin setan, yaitu Beelzebul.

Tuduhan ini jelas berbahaya karena bagi orang Yahudi, mempraktekkan kuasa setan diancam hukuman rajam (dilempari batu). Namun logiskah pernyataan mereka? Jika setan ingin berkua-sa di dunia ini, mungkinkah ia mengusir sekutunya dari orang yang sedang dia kuasai? Ini tidak masuk akal. Argumen Yesus jelas: kerajaan atau kota yang terpecah belah pasti akan jatuh. Ini juga berlaku untuk kerajaan setan. Jika Yesus meng-usir setan, bukankah berarti Ia tidak

bersekutu dengan setan? Sebaliknya jika bukan karena setan, tentu mudah dipahami bahwa yang dapat melakukannya hanyalah kuasa yang lebih besar daripada kuasa setan. Lalu kuasa siapakah yang lebih besar dari kuasa setan? Jelas kuasa Allah!

Respons orang Farisi terhadap mukjizat yang Yesus lakukan sesungguhnya berbicara tentang hati yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah. Ketidakpercayaan itu diekspresikan melalui perkataan mereka (ayat 30-32). Ini adalah penghujatan! Jika orang menolak Yesus, bisa saja karena orang itu tidak kenal Yesus dengan baik. Namun jika Roh Kudus telah memberi pencerahan, tetapi orang itu masih juga menolak Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka ia tidak akan diampuni (ayat 37). Sebab itu mari kita mendoakan orang-orang yang kita layani untuk menerima Injil. Doakan agar Roh Kudus melembutkan setiap hati yang keras agar terbuka pada kebenaran bahwa Kristus adalah Anak Allah.

48 Kamis, 4 Februari 2010

Bacaan : Matius 12:38-50

(4-2-2010)

Matius 12:38-50

Minta tanda lagi?

Judul: Minta tanda lagi?

Dikasih hati minta jantung, mungkin begitulah gambaran orang Farisi. Mereka dan para ahli Taurat meminta tanda dari Yesus untuk meyakinkan mereka agar memercayai Dia. Namun benarkah mereka ingin percaya Yesus? Yesus tahu hati mereka. Mereka sudah melihat Yesus mengusir setan, tetapi mereka malah menuduh Dia melakukan mukjizat dengan kuasa Beelzebul. Jelas bahwa mereka bukan tertarik pada tanda, melainkan sedang mencari cara untuk

mendiskreditkan Yesus. Maka tak ada kesempatan bagi mereka untuk diyakinkan karena permintaan mereka lahir dari hati yang tak mau percaya (ayat 39). Mereka telah menolak setiap tanda yang Yesus berikan. Tinggal satu tanda lagi yang akan diberikan kepada mereka, tetapi mereka masih harus menunggu. Itulah tanda Yunus yang akan mengkonfirmasi siapa Yesus sesungguhnya. Tanda itu hanya dapat dikenali setelah mereka menyalibkan Dia. Sama seperti Yunus ada di perut ikan selama tiga hari tiga malam, begitulah Mesias akan berada di dalam kubur tiga hari tiga malam sebelum Ia bangkit.

Lalu Yesus memberi peringatan terkait ketidakpercayaan mereka, yakni tentang iman orang Niniwe dan Ratu Sheba. Mereka bukan orang Yahudi yang percaya pada Allah. Namun orang Niniwe mau percaya pada perkataan Yunus dan Ratu Sheba mengagumi hikmat Salomo dan bersedia datang dari negeri yang jauh. Bukankah mereka seharusnya lebih percaya pada Yesus karena Dia lebih besar daripada Salomo?

Hasrat untuk melihat tanda/mukjizat juga masih besar di kalangan Kristen masa kini. Salahkah? Sebenarnya tidak, asal ditempatkan dalam porsi iman yang benar. Namun jangan sampai tanda menjadi syarat untuk beriman kepada Yesus. Iman yang menyelamatkan bukan didasarkan pada tanda melainkan pada firman Tuhan. Lalu apa yang harus kita lakukan bila kita telah ikut Kristus? Hiduplah dalam komitmen penuh untuk setia kepada Dia. Lakukan kehendak Allah (ayat 46-50). Dan ingatlah bahwa jika Anda mulai undur, si jahat akan berusaha menduduki hati Anda (ayat 43-45).

49 Jumat, 5 Februari 2010

Bacaan : Matius 13:1-23

(5-2-2010)

Matius 13:1-23

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 44-49)

Dokumen terkait