• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Definisi Operasional

Kinerja sebagai variabel terikat (Y) tindakan-tindakan atau pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu dan dapat diukur.

a. Kualitas b. Kuantitas

c. Ketepatan waktu d. Efektivitas e. Kemandirian 2. Budaya Organisasi

Budaya organisasi sebagai variabel bebas (X1) adalah filosofi dasar organisasi yang memuat keyakinan, norma-norma, dan nilai-nilai bersama yang menjadi karakteristik inti tentang bagaimana cara melakukan sesuatu dalam organisasi.

a. Inovasi

b. Pengambilan risiko c. Orientasi hasil d. Orientasi orang e. Orientasi tim f. Keagresifan

3. Gaya Kepemimpinan (X2)

Gaya kepemimpinan sebagai variabel bebas (X2) adalah sejauh mana kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi karyawan lain untuk mencapai tujuan organisasi.

a. Model komunikasi antara atasan dan bawahan b. Kepercayaan atasan terhadap bawahan

c. Kerjasama antara atasan dan bawahan d. Pemberian motivasi atasan untuk bawahan F. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Sunyoto, 2013:13).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan administrasi tetap Universitas Sanata Dharma. Jumlah dari populasi penelitian ini adalah 260 orang.

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti, dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri (Sunyoto, 2013:13). Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan administrasi tetap yang berjumlah 156 orang. Jumlah tersebut didapatkan dari perhitungan dengan menggunakan rumus penetapan jumlah sampel oleh Slovin sebagai berikut :

n=

1+𝑁𝑒𝑁 2

Keterangan :

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

e : persen kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (5%)

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling. Menurut Sugiyono (2010:118) simple random sampling dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Adapun kriteria pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Karyawan Administrasi Tetap Universitas Sanata Dharma.

H. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden.

Dalam penelitian ini peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada karyawan administrasi tetap Universitas Sanata Dharma.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan dan sumber-sumber yang telah ada.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode kuesioner. Metode kuesioner merupakan metode dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawab oleh responden yang dituju (Sugiyono, 2010:199).

J. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin di ukur. Jika peneliti menggunakan kuesioner dalam pegumpulan data, kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya (Umar, 2003:103).

Validitas menggunakan teknik korelasi product moment, yang dirumuskan sebagai beriku, (Umar, 2003:110):

r =

𝑛(𝛴𝑋𝑌)−(𝛴𝑋𝛴𝑌)

√[𝑛𝛴𝑋2][𝑛𝛴𝑌2− 𝛴 𝑌2]

Dimana:

r = koefisien korelasi X = skor butir

Y = skor total butir

N = jumlah sampel (responden)

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut valid atau tidak, digunakan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu makin besar nilai variabel X (independen), makin besar pula nilai variabel Y (dependen). Atau sebaliknya, makin kecil nilai variabel X (independen), maka makin kecil pula nilai variabel Y (dependen).

b. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu makin kecil nilai variabel X (independen), maka makin besar nilai variabel Y (dependen). Atau sebaliknya, makin besar nilai variabel X (independen), maka makin kecil pula nilai variabel Y (dependen).

c. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (independen) dan variabel Y (dependen).

d. Jika, nilai r = 1 atau r = -1 telah terjadi hubungan linier sempurna, sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0 maka hubungan makin melemah.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Husein Umar (2003:113), reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten.

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Arikunto, 2002:171) :

𝑟

11

=

(

𝑛

𝑛 − 1

)(

1 − Σσ

t2

σ

t2 )

Dimana :

r11 = reliabilitas yang dicari

n = jumlah item pertanyaan yang di uji

Σσ

t2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

σ

t2 = varians total

Maka, untuk menyatakan suatu instrumen reliable atau tidak, digunakan ketentuan :

a. Jika nilai Cronbach,s Alpha (𝑟11) > 0,60, maka dinyatakan reliabel b. Jika nilai Cronbach,s Alpha (𝑟11) ≤ 0,60, maka dinyatakan tidak

reliabel

K. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Uji normalitas pada regresi bisa menggunakan beberapa metode, antara lain yaitu dengan metode Kolmogorov-Smirnov Z untuk menguji normalitas data masing-masing variabel dan metode Normal Probability Plots (Priyatno, 2010:54). Persyaratan data dikatakan terdistribusi normal menurut uji Kolmogorov-Smirnov adalah jika angka sig.

uji Kolmogorov-Smirnov Sig. > 0,05 menunjukkan data

berdistribusi normal, jika angka Sig. ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

b. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di dalam sebuah regresi ada interkorelasi atau kolinearitas antar variabel bebas. Cara untuk mengetahui adanya multikolineritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Varian Inflation Factor). Model regresi yang bebas multikolineritas mempunyai nilai VIF < 10 dan mempunyai angka tolerance > 0,1 atau mendekati 1 (Gozali, dalam Felisita 2016:36).

c. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas ada beberapa motode, antara lain dengan cara uji Spearman’s, uji Park, uji Glejser dan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi (Priyatno, 2010:67).

d. Uji linearitas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi

atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05 ( < 0,05).

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut Husein Umar (2003:173) secara umum persamaan Regresi Linier Berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b X1 + c X2 + … + k Xk

Dimana:

Y = kinerja karyawan

a = konstanta, yaitu nilai Y pada saat semua variabel X bernilai 0

b = kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien regresi dari variabel X1

c = kemiringan permukaan regresi yang koefisien regresi dari variabel X2

X1 = budaya organisasi X2 = gaya kepemimpinan

k = suku kesalahan, berdistribusi normal dengan rata-rata 0, tujuan perhitungan, e diasumsikan 0

3. Uji Hipotesis a. Uji F

Uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya, yaitu budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya , yaitu kinerja karyawan (Kuncoro, 2007:82).

Tahapan yang dilakukan dalam uji F yaitu :

1) Menentukan H0 = hipotesis nol, Ha = hipotesis alternative

H0 : b1 : b2 = 0, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikan 5%.

H0 : b1 : b2 minimal salah satu ≠ 0, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikan 5%.

2) Menentukan tingkat signifikan (ɑ) dan Ftabel

Tingkat signifikan (ɑ) pada penelitian ini adalah 5%

atau 0,05. Ftabel dapat dicari dengan menentukan besar

derajat kebebasan (degree of freedom) penyebut menggunakan n-k-1.

3) Menentukan Fhitung menggunakan SPSS atau dengan rumus Fhitung (Sunyoto, dalam Riscky 2015:41) :

F

hitung

=

𝑅

2/𝑘 1−𝑅2/(𝑛−𝑘−1)

Dimana :

R2 = koefisien determinasi n = jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas 4) Kriteria pengujian

H0 diterima (Ha ditolak), jika Fhitung ≤ Ftabel, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

H0 ditolak ( Ha diterima), jika Fhitung > Ftabel, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

b. Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pegaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat yaitu budaya organisasi dan gaya kepemimpinan

secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Kuncoro,2007:81).

Tahapan yang dilakukan dalam uji t yaitu :

1) Menentukan H0 = Hipotesis nol dan Ha = Hipotesis alternatif

H0 : b1 = 0, artinya budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Ha : b1 0, artinya budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

H0 : b2 = 0, artinya gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Ha : b2 ≠ 0, artinya gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2) Menentukan tingkat signifikansi (ɑ) dan ttabel

Tingkat signifikansi (ɑ) dalam penelitian ini adalah 5%

atau 0,05. Tabel distribusi dicari pada ɑ = 5% : 2 = 2,5% ( uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) = n-2.

3) Menentukan Thitung menggunakan SPSS atau dengan rumus thitung (Sunyoto, dalam Riscky 2015:42) :

t

hitung

=

bi

sbi

dimana :

bi = koefisien regresi variabel i sbi = standar error dari variabel i

4) Kriteria pengujian

H0 diterima (Ha ditolak), jika thitung ≤ ttabel

H0 ditolak (Ha diterima), jika thitung > ttabel

c. Koefisiensi Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas (budaya organisasi dan gaya kepemimpinan) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (kinerja karyawan) sangat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu variasi nilai variabel-variabel bebas hampir sepenuhnya mampu memprediksi variasi nilai variabel terikat (Kuncoro, 2007:84).

49

BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma

Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H.

Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh Pater W.J. Van Der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide.

Selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955. Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wail Dekan. Nama “Sanata Dharma” diciptakan oleh Pater K, Looymans, S.J.

yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan

Kebudayaan di kantor Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma”

sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma”, yang berarti “kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditunjukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahaan PTPG menajadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77/1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.

Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No.237/B-Swt/U/1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965. Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjaana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka program

Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No.

46/D/O/1993, IKIP Sanata Drma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD.

Dengan perkembangan ini, USD diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannnya. Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 23 Program Studi, 4 Program Pasca Sarjana, 2 Program Profesi, dan Program Kursus Bersertifikat. Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi (sistem informasi, manajemen, biro/lembaga/pusat/serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat.

Nama-nama yang pernah menjabat Rektor Universitas Sanata Dharma:

1. Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955-1967) 2. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)

3. Prof. Dr. A.M. Kardarman, SJ. (1977-1984)) 4. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984-1988) 5. Drs. A. tutoyono, M.Sc. (1988-1993) 6. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001) 7. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001-2006)

8. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006-2014) 9. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. (2014-sekarang)

B. Visi dan Misi

1. Visi

“Menjadi penggali kebenaran yang unggul dan humanis demi terwujudnya masyarakat yang semakin bermartabat”.

2. Misi

a. Mengembangkan sistem pendidikan holistic yang merupakan perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan melalui pendekatan yang berciri cura personalis, dialogis, pluralistic, dan transformatif.

b. Menciptakan masyarakat akademik Universitas yang mampu menghargai kebebasan akademik serta otonomi keilmuan, mampu bekerjasama lintas ilmu, dan mampu mengedepankan kedalaman dari pada keluasan wawasan keilmuan dalam usaha meggali kebenaran lewat kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada.

c. Menghadirkan pencerahan yang mencerdaskan bagi masyarakat melalui publlikasi hasil kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, pengembangan kerjasama dengan berbagai mitra yang memiliki visi serta kepedulian sama, dan pemberdayaan para alumni dalam pengembangan keterlibatan nyata di tengah masyarakat.

C. Lokasi Universitas Sanata Dharma

1. Kampus I

FKIP, F. Sastra, F. Ekonomi

Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002 Telp (0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383 2. Kampus II

Gedung Pusat, Pasca Sarjana, Perpustakaan Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002 Telp (0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383 3. Kampus III

F. Sains dan Teknologi, F. Psikologi, F. Farmasi Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp. (0274) 883037, 883968 Fax. (0274) 886529 4. Kampus IV

F. Teologi

Kentungan, Jl. Kaliurang Km 7, Tromol Pos 1194 Yogyakarta.

Telp. (0274) 880957

5. Kampus V

Pendidikan Agama Katolik

Jl. Ahmad Jazuli No. 2, Yogyakarta.

Telp. (0274) 589035

D. Yayasan dan Pimpinan

Ketua :

Albertus Budi Susanti, S.J., Ph.D Sekretaris:

Prof. Dr. R.A. Supriyono, S.U., Akt.

Bendahara:

Drs. M. Sumarno Darmasuwarna, S.J., M.A.

Anggota:

1. Drs. A. Budi Purnomo Brodjonegoro, M.B.A 2. Antonius Gustawan, S.J

3. Prof. Dr. Ir. Hendricus Priyosulistyo 4. Prof. Dr. Frans Susilo, S.J.

5. Henricus Subekti, S.H.

E. Struktur Organisasi

Gambar IV. 1 Struktur Organisasi Universitas Sanata Dharma

F. Universitas 1. Rektor:

Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D.

2. Wakil Rektor I:

Rohandi, Ph.D.

3. Wakil Rektor II:

Drs. Aufridus Atmadi, M.Si.

4. Wakil Rektor III:

Paulus Bambang Irawan, S.J., S.S., M.Hum., S.T.D.

5. Wakil Rektor IV:

F.X. Ouda Teda Ena, M.Pd., Ed.D.

G. Arti Logo

Gambar IV. 2

Logo Universitas Sanata Dharma

1. Bingkai adalah teratai bersudut lima. Teratai sama dengan kemuliaan.

Sedangkan sudut lima berarti Pancasila.

2. Obor melambangkan hidup dengan semangat yang menyala-nyala.

3. Buku yang terbuka melambangkan ilmu pengetahuan yang selalu berkembang.

4. Teratai warna coklat melambangkan sikap dewasa yang matang.

5. “Ad Maiorem Dei Gloriam” berarti kemuliaan Allah yang lebih besar.

58

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data dan Analisis

1. Analisis Deskriptif Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, populasi yang diteliti adalah karyawan administrasi tetap Universitas Sanata Dharma. Jumlah sampel yang diteliti adalah 156 responden. Jumlah tersebut berdasarkan perhitungan dari populasi yang berjumlah 260 responden karyawan administrasi tetap dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, maka dihasilkan jumlah sampel sebanyak 156 responden. Responden dalam penelitian ini dikategorikan dalam beberapa karakteristik responden, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan masa kerja.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada kategori ini, responden di bedakan menjadi pria dan wanita.

Hasil analisis data berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel V. 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah Presentase (%)

Pria 97 62,1

Wanita 59 37,9

Jumlah 156 100

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah Berdasarkan tabel V.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa dari 156 responden, terdapat responden dengan jenis kelamin pria berjumlah 97 responden atau sebesar 62,1%. Sedangkan responden yang berjenis kelamin wanita berjumlah 59 responden atau sebesar 37,9%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak dibandingan dengan jumlah responden wanita.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia responden pada penelitian ini di bedakan menjadi 5 kelompok umur. Pengelempokan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel V. 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Usia (tahun) Jumlah Presentase (%)

1 < 25 0 0

2 25-34 11 7,0

3 35-44 62 39,8

4 45-54 70 44,9

5 > 55 13 8,3

Jumlah 156 100

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Dari tabel V.2 dapat disimpulkan bahwa tidak ada responden yang memiliki usia < 25. Sedangkan jumlah responden untuk penelitian dengan usia interval 25-34 tahun sebanyak 11 responden atau 7,0%. Jumlah responden untuk penelitian dengan usia interval 35-44 tahun sebanyak 62 responden atau 39,8%. Jumlah responden untuk penelitian dengan usia interval 45-54 tahun sebanyak 70 responden atau 44,9%. Jumlah responden untuk penelitian dengan usia > 55 tahun sebanyak 18 responden atau 8,3%.

c. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan responden pada penelitian ini dikelompokkan menjadi lima kelompok pendidikan, pengelompokkan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel V. 3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Presentase (%)

1 SMA/SMK 92 59

2 D3 10 6,5

3 S1 46 29,4

4 S2 6 3,9

5 Lain-lain (SD) 2 1,2

Jumlah 156 100

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Dari tabel V.3, dapat disimpulkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SMA/SMK memiliki jumlah paling tinggi yaitu sebanyak 92 responden atau 59%. Sedangkan untuk responden yang memiliki tingkat pendidikan Diploma 3 (D3) berjumlah 10 responden atau 6,5%. Untuk responden yang memiliki tingkat pendidikan Strata 1 (S1) berjumlah 46 responden atau 29,4%.

Responden yang memiliki tingkat pendidikan S2 yaitu berjumlah 6 responden atau 3,9. Adapun responden dengan pendidikan lain-lain (SD) berjumlah 2 responden atau 1,2%.

d. Karakteristik berdasarkan masa kerja

Dalam penelitian ini, masa kerja responden dikelompokkan menjadi tiga kelompok seperti tabel di bawah ini:

Tabel V. 4

Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja (tahun) Jumlah Presentase (%)

1 1-10 20 12,9

2 11-20 76 48,7

3 >20 60 38,4

Jumlah 156 100 Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Dari tabel V.4, dapat disimpulkkan bahwa responden dengan masa kerja interval 1-10 tahun memiliki jumlah paling rendah yaitu 20 responden atau 12,9%. Kemudian disusul oleh responden dengan masa kerja > 20 tahun yaitu sebanyak 60 responden atau 38,4%.

Responden dengan masa kerja interval 11-20 tahun memiliki jumlah paling tinggi yaitu sebanyak 76 atau 48,7%.

2. Deskripsi Variabel

a. Hasil rekapitulasi variabel budaya organisasi

Pada kuesioner variabel budaya organisasi menggunakan skala 1-5, yang menunjukkan bahwa skala 1 berarti bahwa responden sangat tidak setuju, sedangkan skala 5 berarti bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan-pernyataan pada variabel budaya organisasi. Adapun tabel skala data sebagai berikut:

Tabel V. 5

Tabel Skala Data Budaya Organisasi

Skala Data Kelas Keterangan

1 1,00-1,79 Sangat Tidak Setuju

2 1,80-2,59 Tidak Setuju

3 2,60-3,39 Cukup Setuju

4 3,40-4,19 Setuju

5 4,20-5,00 Sangat Setuju

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Berdasarkan dari 156 kuisioner yang telah disebar, didapatkan hasil rekapitulasi variabel budaya organisasi sebagai berikut:

Tabel V. 6

Tabel Hasil Rekapitulasi Variabel Budaya Organisasi

No. Pernyataan Rata-rata Kategori

1. Saya diminta oleh pimpinan untuk memiliki inisiatif dalam mengerjakan tugas

4,04 Setuju

2. Pimpinan mendorong saya untuk meningkatan kreativitas agar pekerjaan dapat

diselesaikan dengan cepat dan aman

4,11 Setuju

3. Pimpinan mendorong saya utuk melakukan inovasi atau gagasan baru dalam pekerjaan

4,03 Setuju

4. Dalam menjalankan aktivitas kerja, saya terkadang

mendapat masalah dalam melaksanakan pekerjaan

3,73 Setuju

5. Saya sering harus berhadapan dengan risiko dalam upaya menyelesaikan tugas

3,58 Setuju

6. Bila terjadi kesalahan maka saya siap menanggung risikonya

3,98 Setuju

7. Saya berusaha meningkatkan efektivitas cara bekerja guna memperoleh hasil yang optimal

4,52 Sangat Setuju

8. Saya selalu berfikir bagaimana menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dengan hasil yang optimal

4,42 Sangat Setuju

No. Pernyataan Rata-rata Kategori 9. Saya selalu dituntut untuk

berorientasi kepada hasil

11. Saya merasa senang dengan pekerjaan yang saya jalani

12. Pihak manajemen selalu memberi perhatian kepada karyawan

3,92 Cukup

Setuju

13. saya berusahan menjalin kerjasama dengan anggota

14. Saya dituntut untuk menjadi anggota satuan kerja yang

15. Di dalam perusahaan tempat saya bekerja, pekerjaan diselesaikan dengan kerjasama tim sesuai penugasan dari atasan

4,08 Setuju

No. Pernyataan Rata-rata Kategori 16. Saya dituntut untuk bekerja

giat dalam melaksanakan tugas-tugas yang sudah menjadi tanggung jawab saya

4,06 Setuju

17. Saya tidak puas dengan satu tugas, sehingga saya

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Dari hasil rekapitulasi variabel budaya organisasi dapat dilihat bahwa pernyataan saya berusaha meningkatkan efektivitas cara bekerja guna memperoleh hasil yang optimal memiliki nilai rata-rata paling tinggi dibandingan pernyataan lainnya, yaitu nilai rata-ratanya berjumlah 4,52. Hal tersebut berarti menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya membuat karyawan sekedar menyelesaikan tugas yang diterima tetapi juga mampu mendorong karyawan untuk bekerja lebih efektif untuk memperoleh hasil yang maksimal. Sedangkan, pernyataan yang memiliki nilai rata-rata paling rendah yaitu pada pernyataan saya tidak puas dengan satu tugas, sehingga saya tertantang dengan tugas berikutnya memiliki nilai rata-rata sebesar 3,11. Menurut hasil tersebut dapat dikatakan bahwa karyawan cukup setuju terhadap pernyataan tersebut. Akan tetapi karyawan kurang merasa tertantang untuk mengerjakan tugas-tugas selanjutnya ataupun mengharapkan tugas yang lebih

berat dari tugas sebelumnya. Dari jumlah rata-rata total yang dihasilkan dari rekapitulasi variabel budaya organisasi, didapatkan hasil sebesar 4,05. Hasil yang diperoleh secara keseluruhan cukup baik, maka dapat diartikan bahwa responden setuju terhadap butir pernyataan-pernyataan yang terdapat pada variabel budaya organisasi. Hal ini juga menunjukkan bahwa budaya organisasi yang dianggap baik bagi karyawan maka mutu karyawan juga semakin baik.

b. Hasil rekapitulasi variabel gaya kepemimpinan

Pada kuesioner variabel gaya kepemimpinan menggunakan skala 1-5, yang menunjukkan bahwa skala 1 berarti bahwa responden sangat tidak setuju, sedangkan skala 5 berarti bahwa responden

Pada kuesioner variabel gaya kepemimpinan menggunakan skala 1-5, yang menunjukkan bahwa skala 1 berarti bahwa responden sangat tidak setuju, sedangkan skala 5 berarti bahwa responden

Dokumen terkait