• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Kuantitatif

1. Pengujian Instrumen

Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengujian instrumen dengan menguji pernyataan pada kuisioner. Program yang peneliti gunakan adalah program IBM SPSS Statistics 23.

a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin di ukur. Untuk menguji tingkat validitas

instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment (Umar, 2003:110). Untuk menentukan apakah instrumen tersebut valid atau tidak, digunakan ketentuan, jika r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif. Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif. Jika r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel. Jika nilai r = 1 atau r = -1 telah terjadi hubungan linier sempurna. Pada penelitian ini menggunakan α = 5% dengan taraf keyakinan 95%.

Tabel V. 11

Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi

Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

1 0,669 0,361 Valid

2 0,702 0,361 Valid

3 0,644 0,361 Valid

4 0,486 0,361 Valid

5 0,492 0,361 Valid

6 0,802 0,361 Valid

7 0,821 0,361 Valid

8 0,893 0,361 Valid

9 0,532 0,361 Valid

10 0,770 0,361 Valid

11 0,793 0,361 Valid

12 0,577 0,361 Valid

13 0,870 0,361 Valid

Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

14 0,908 0,361 Valid

15 0,359 0,361 Valid

16 0,467 0,361 Valid

17 0,512 0,361 Valid

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah Tabel V. 12

Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan

Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan

1 0,857 0,361 Valid

2 0,775 0,361 Valid

3 0,610 0,361 Valid

4 0,610 0,361 Valid

5 0,858 0,361 Valid

6 0,864 0,361 Valid

7 0,851 0,361 Valid

8 0,884 0,361 Valid

9 0,780 0,361 Valid

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah Tabel V. 13

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan

Pernyataan rHitung rTabel Keterangan

1 0,514 0,361 Valid

2 0,627 0,361 Valid

Pernyataan rHitung rTabel Keterangan

3 0,814 0,361 Valid

4 0,792 0,361 Valid

5 0,759 0,361 Valid

6 0,839 0,361 Valid

7 0,564 0,361 Valid

8 0,819 0,361 Valid

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah Berdasarkan Tabel V.11, V.12 dan V.13 dapat dilihat bahwa nilai signifikan r hitung seluruh butir pernyataan yang terdapat pada kuisioner lebih besar dari nilai r tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan yang tertera pada kuesioner dalam penelitian ini valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten (Husein Umar, 2003:113).

Peneliti menggunakan rumus Cronboarch,s Alpha untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini. Untuk menyatakan suatu instrumen reliabel atau tidak, digunakan ketentuan jika nilai Cronbach,s Alpha > 0,60, maka dinyatakan reliabel. Sedangkan, jika nilai Cronbach,s Alpha ≤ 0,60, maka dinyatakan tidak reliabel.

Dalam uji ini, peneliti menggunakan 30 kuesioner sebagai sampel dari 156 kuesioner yang telah diisi oleh responden yang memenuhi syarat yang diajukan peneliti. Hasil pengujian reliabilitas sebagai berikut:

Tabel V. 14 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronboarch,s Alpha Keterangan

Budaya Organisasi 0,759 Reliabel

Gaya Kepemimpinan 0,798 Reliabel

Kinerja Karyawan 0,773 Reliabel

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah Pada tabel V.14 dapat dilihat bahwa nilai Cronboarch,s Alpha pada penelitian variabel budaya organisasi (memiliki nilai nilai Cronboarch,s Alpha 0,759), gaya kepemimpinan (memiliki nilai nilai Cronboarch,s Alpha 0,798), dan kinerja karyawan (memiliki nilai nilai Cronboarch,s Alpha 0,773). Hal ini berarti nilai nilai Cronboarch,s Alpha lebih tinggi dari 0,60. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur pengukur variabel dari kuesioner adalah reliabel. Sehingga, instrumen variabel yang terdapat pada kuesioner yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini reliabel sebagai alat ukur.

C. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini meliputi, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedasitas, dan uji linearitas. Berikut penjelasan masing-masing uji asumsi klasik pada masing-masing variabel penelitian :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Uji normalitas pada regresi bisa menggunakan beberapa metode, antara lain yaitu dengan metode Kolmogorov-Smirnov Z untuk menguji normalitas data masing-masing variabel dan metode Normal Probability Plots (Priyatno, 2010:54).

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,36719409

Most Extreme Differences Absolute ,053

Positive ,053

Negative -,053

Test Statistic ,053

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Berdasarkan tabel V.15, nilai signifikan pada penelitian ini adalah 0,200. Hal tersebut berarti penelitian ini memiliki nilai signifikannya lebih dari 0,05 yaitu 0,200 > 0,05. Dapat disimpukan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di dalam sebuah regresi ada interkorelasi atau kolinearitas antar variabel bebas. Cara untuk mengetahui adanya multikolineritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Varian Inflation Factor). Model regresi yang bebas multikolinearitas mempunyai nilai VIF < 10 dan mempunyai angka tolerance > 0,1 atau mendekati 1.

Tabel V. 16 Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Bedasarkan hasil pengujian pada tabel V.16, maka dapat dilihat bahwa nilai VIF pada setiap variabel bebas lebih kecil

Coefficientsa

dari 10, yaitu pada variabel budaya organisasi dan gaya kepemimpinan memiliki nilai VIF sebesar 1,211. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebas.

c. Uji Heterokedasitas

Uji heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi.

Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode pola titik-titik scatterplot regresi untuk menguji terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat penyebaran titik-titik. Apabila titik-titik scatterplot menyebar secara merata, maka dalam penelitian tersebut tidak ada masalah heteroskedastisitas.

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Gambar V. 1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil dari gambar V.1, dapat dilihat bahwa terjadi penyebaran yang merata pada titik-titik scatterplot.

Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskidastisitas pada penelitian ini.

d. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan taraf

signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila nilai Fhitung < Ftabel.

Tabel V. 17

Hasil Uji Linieritas Variabel Budaya Organisasi ANOVA Table

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Tabel V. 18

Hasil Uji Linieritas Variabel Gaya Kepemimpinan

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah ANOVA Table

Dari hasil uji linieritas di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai Fhitung pada variabel budaya organisasi kurang dari Ftabel, yaitu Fhitung 1,359 < Ftabel 3,05. Sedangkan pada variabel gaya kepemimpinan dihasilkan Fhitung kurang dari Ftabel, yaitu Fhitung 2,265 < Ftabel 3,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linieritas secara signifikan antara variabel independen, yaitu budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap variabel dependen, yaitu kinerja karyawan.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari pengolahan data dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel V. 19

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Model

Analisis regresi linear berganda ini digunakan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda pada tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 1.606 + 486 X1 + 102 X2

Keterangan :

Y = Kinerja Karyawan X1 = Budaya Organisasi X2 = Gaya Kepemimpinan

D. Uji Hipotesis a. Uji F

Uji F untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya, yaitu budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya, yaitu kinerja karyawan.

Pada uji F terdapat ketentuan apabila nilai probabilitas signifikan kurang dari 5%, maka model penelitian layak untuk dilanjutkan.

Tabel V. 20 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 11,210 2 5,605 41,034 ,000b

Residual 20,899 153 ,137

Total 32,109 155

a. Dependent Variable: kinerja karyawan

b. Predictors: (Constant), gaya kepemimpinan, budaya organisasi

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah 1. Menentukan H0 = hipotesis nol, Ha = hipotesis alternative

H0 : b1 : b2 = 0, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikan 5%.

2. Ha : b1 : b2 minimal salah satu ≠ 0, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikan 5%.

3. Menentukan tingkat signifikan (ɑ) dan Ftabel

Tingkat signifikan (ɑ) pada penelitian ini adalah 5% atau 0,05. Ftabel dapat dicari dengan menentukan besar derajat kebebasan (degree of freedom) penyebut menggunakan n-k-1.

4) Menentukan Fhitung

F hitung diperoleh dari output SPSS adalah 41,034 dan F tabel dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,06 dengan n-k-1 = 153, didapat nilai F tabel sebesar 3,06.

5) Kriteria pengujian

H0 diterima (Ha ditolak), jika Fhitung ≤ Ftabel

H0 ditolak ( Ha diterima), jika Fhitung > Ftabel 6) Kesimpulan

Dapat dilihat dari hasil yang diperoleh dari F hitung yaitu sebesar 41,034 lebih besar dari F tabel yaitu sebesar 3,06 (41,034 > 3,06). Maka H0 ditolak yang artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

b. Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat yaitu budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara sendiri-sendiri berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan. Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Tabel V. 21 Hasil Uji t

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah 1) Variabel Budaya Organisasi

a) Menentukan H0 = Hipotesis nol dan Ha = Hipotesis alternatif

H0: budaya organisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Ha: budaya organisasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

b) Menentukan tingkat signifikansi (ɑ) dan ttabel

Tingkat signifikansi (ɑ) dalam penelitian ini adalah 5% atau 0,05. Tabel distribusi dicari pada ɑ = 5% : 2 = 2,5% ( uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) = n-2.

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,606 ,261 6,144 ,000

budaya organisasi ,486 ,067 ,524 7,295 ,000

gaya kepemimpinan ,102 ,056 ,132 1,834 ,069

c) Menentukan thitung

t hitung diperoleh dari output SPSS adalah 7,295 dan t tabel dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 dengan n – k – 1 = 153, didapat nilai tabel sebesar = 1,975.

d) Kriteria pengujian

H0 diterima (Ha ditolak), jika thitung ≤ ttabel.

H0 ditolak (Ha diterima), jika thitung > ttabel.

e) Kesimpulan

Dapat dilihat bahwa nilai t hitung budaya organisasi sebesar 7,295 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,975 (7,295 >

1,975) dan nilai sig. uji t pada budaya organisasi lebih kecil dari 0,05 (0,05 > 0,00). Maka H0 ditolak yang artinya budaya organisasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2) Variabel gaya kepemimpinan

a) Menentukan H0 = Hipotesis nol dan Ha = Hipotesis alternatif

H0 : gaya kepemimpinan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Ha : gaya kepemimpinan secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

b) Menentukan tingkat signifikansi (ɑ) dan ttabel

Tingkat signifikansi (ɑ) dalam penelitian ini adalah 5% atau 0,05. Tabel distribusi dicari pada ɑ = 5% : 2 = 2,5% ( uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) = n-2.

c) Menentukan thitung

t hitung diperoleh dari output SPSS adalah 1,834 dan t tabel dicari pada tabel statistic pada signifikansi 0,05 dengan n – k – 1 = 153, didapat nilai tabel sebesar = 1,975.

d) Kriteria pengujian

H0 diterima (Ha ditolak), jika thitung ≤ ttabel

H0 ditolak (Ha diterima), jika thitung > ttabel

e) Kesimpulan

Dapat dilihat bahwa t hitung untuk gaya kepemimpinan sebesar 1,834 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 1,975 (1,834 < 1,975) dan nilai sig. uji t pada gaya kepemimpinan lebih dari 0,05 (0,069 > 0,05). Maka H0 diterima yang artinya gaya kepemimpinan secara parsial tidak berpengaruh pada kinerja karyawan.

E. Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas (budaya organisasi dan

gaya kepemimpinan) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (kinerja karyawan) sangat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu variasi nilai variabel-variabel bebas hampir sepenuhnya mampu memprediksi variasi nilai variabel terikat.

Tabel V. 22

a. Predictors: (Constant), gaya kepemimpinan, budaya organisasi b. Dependent Variable: kinerja karyawan

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Berdasarkan hasil dari tabel V.22, dapat dilihat hasil dari determinasi R2 adalah 0,341 = 34,1%. Artinya variasi variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel budaya organisasi dan gaya kepemimpinan sebesar 34,1%, sedangkan sisanya sebesar 65,9%

diterangkan oleh faktor lain di luar variabel budaya organisasi dan gaya kepemimpinan.

F. Pembahasan

1. Deskriptif Data dan Analisis

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Responden pada penelitian ini adalah karyawan administrasi tetap Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Responden pada penelitian ini dikategorikan dalam beberapa karakteristik responden, yaitu : Berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden, diketahui bahwa responden perempuan berjumlah 59, sedangkan responden lak-laki berjumlah 97. Karakteristik responden berdasarkan usia didominasi oleh usia 45-54 tahun yaitu berjumlah 70 responden. Hal ini dikarenakan usia karyawan yang sebanding dengan masa kerja yang cukup lama dan pengalaman kerja yang sesuai dengan bidangnya. Pada penelitian ini, tidak ada usia responden dibawah 25 tahun yang menjabat sebagai karyawan administrasi tetap.

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan didominasi oleh lulusan SMA/SMK yaitu berjumlah 92 responden, disusul oleh lulusan Strata 1 (S1) yang berjumlah 46 responden, kemudian lulusan Diploma (D3) yang berjumlah 10 responden dan lulusan lain-lain (SD) berjumlah 2 responden. Banyaknya jumlah lulusan SMA/SMK disebabkan oleh sesuainya keterampilan lulusan SMA/SMK dengan bidang administrasi. Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan masa kerja yaitu untuk responden dengan interval masa kerja 1-10 tahun berjumlah 20 responden, responden dengan interval masa kerja 11-20 tahun berjumlah 76 responden dan responden dengan interval masa kerja lebih dari 20 tahun berjumlah 60. Dapat disimpulkan bahwa karyawan administrasi tetap Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta telah memiliki masa kerja yang cukup lama.

2. Analisis Deskriptif Variabel

Hasil deskripsi variabel budaya organisasi dapat dilihat bahwa pernyataan saya berusaha meningkatkan efektivitas cara bekerja guna memperoleh hasil yang optimal memiliki nilai rata-rata paling tinggi dibandingan pernyataan lainnya, yaitu nilai rata-ratanya berjumlah 4,52. Hal tersebut berarti menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya membuat karyawan sekedar menyelesaikan tugas yang diterima tetapi juga mampu mendorong karyawan untuk bekerja lebih efektif untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Sedangkan, pernyataan yang memiliki nilai rata-rata paling rendah yaitu pada pernyataan saya tidak puas dengan satu tugas, sehingga saya tertantang dengan tugas berikutnya memiliki nilai rata-rata sebesar 3,11. Menurut hasil tersebut dapat dikatakan bahwa karyawan cukup setuju terhadap pernyataan tersebut. Akan tetapi karyawan kurang merasa tertantang untuk mengerjakan tugas-tugas selanjutnya ataupun mengharapkan tugas yang lebih berat dari tugas sebelumnya.

Dari jumlah rata-rata total yang dihasilkan dari rekapitulasi variabel budaya organisasi, didapatkan hasil sebesar 4,05. Hasil yang diperoleh secara keseluruhan memiliki rata-rata tinggi, maka dapat diartikan bahwa responden setuju terhadap butir pernyataan-pernyataan yang terdapat pada variabel budaya organisasi. Dalam

variabel budaya organisasi terdapat indikator inovasi, pengambilan risiko, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan, dan kemantapan dengan hasil rata-rata tinggi, sehingga budaya organisasi pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tergolong kuat karena memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja karyawan administrasi tetap. Hal ini juga menunjukkan bahwa budaya organisasi yang dianggap baik bagi karyawan maka mutu karyawan juga semakin baik.

Untuk hasil deskripsi variabel gaya kepemimpinan, didapatkan hasil bahwa pernyataan pimpinan berupaya mengembangkan suasana baru memiliki nilai rata-rata paling rendah yaitu 2,8. Hal tersebut berarti bahwa karyawan cukup setuju bahwa pemimpin mereka berupaya untuk mengembangkan suasana baru dalam lingkungan kerja. Akan tetapi hal ini juga berarti bahwa pemimpin kurang mencoba untuk menciptakan suasana baru untuk dapat memotivasi karyawan dalam bekerja. Untuk itu, perlu adanya tindakan dari pemimpin untuk menciptakan suasana baru, seperti memberikan fasilitas atau menjalin suasana yang hangat antara pemimpin dengan karyawan.

Sedangkan pernyataan yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi adalah pada pernyataan pimpinan melibatkan partisipasi anggota dalam kegiatan dengan nilai rata-rata 3,95. Karyawan memberikan penilaian yang baik terhadap pernyataan tersebut, hal ini menunjukkan

bahwa pemimpin menggunakan model komunikasi yang baik dengan karyawan yaitu pemimpin tidak bersikap acuh atau tidak peduli terhadap karyawan tetapi pemimpin mengapresiasi atau melibatkan partisipasi dari karyawan.

Pada keseluruhan hasil rekapitulasi variabel gaya kepemimpinan menghasilkan rata-rata total sebesar 3,57. Hal ini berarti bahwa responden setuju terhadap keseluruhan setiap butir pernyataan pada variabel gaya kepemimpinan. Berdasarkan hasil tersebut pun dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cukup kuat, namun pemimpin perlu meningkatkan indikator model komunikasi antara atasan dan bawahan, kepercayaan atasan terhadap bawahan, kerjasama antara atasan dan bawahan, dan pemberian motivasi atasan untuk bawahan, sehingga dapat memotivasi karyawan untuk lebih produktif dan efisien dalam bekerja serta dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Pada variabel kinerja karyawan, didapatkan hasil dengan rata-rata tertinggi yaitu sebesar 4,27. Pernyataan yang memiliki rata-rata tertinggi adalah pada pernyataan saya menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan keahlian yang saya miliki. Maka dapat dijelaskan bahwa, responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Selain itu, karyawan juga merasa bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan jobdesk dari masing-masing karyawan dan minimnya

karyawan yang mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahlian dari karyawan, sehingga hal ini dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Sedangkan, pernyataan yang memiliki nilai rata-rata terendah yaitu pada pernyataan saya dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa bimbingan dari atasan. Pernyataan tersebut memiliki nilai rata-rata 3,26. Dapat dikatakan bahwa responden selaku karyawan cukup setuju dengan pernyataan tersebut akan tetapi pernyataan ini memiliki rata-rata paling rendah, oleh karena itu dapat diartikan karyawan merasa bahwa setiap pekerjaan yang akan dilakukan memerlukan bimbingan dari atasan atau pemimpin. Hal tersebut dapat terjadi apabila karyawan ingin meminimalisir kesalahan dalam bekerja. Dari rata-rata total yang diperoleh yaitu sebesar 3,93, maka dapat dikatakan bahwa responden cukup setuju dengan pernyataan-pernyataan yang terdapat pada variabel kinerja karyawan. Namun dengan rata-rata tersebut, kinerja karyawan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta belum termasuk dalam kategori kuat sehingga responden perlu meningkatkan setiap indikator yang terdapat pada kinerja karyawan, seperti kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas, dan kemandirian agar kinerja karyawan pun semakin meningkat.

3. Hasil Analisis Uji F

Berdasarkan uji hipotesis yaitu uji F yang dilakukan, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan ( F hitung 41,034 > F tabel 3,06). Hal

tersebut berarti bahwa kinerja karyawan akan semakin meningkat apabila dikaitkan dengan budaya organisasi dan gaya kepemimpinan.

4. Hasil Analisis Uji t

Budaya organisasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan (t hitung 7,296 > t tabel 1,975 atau sig. 0,000 < 0,05).

Artinya, apabila perusahaan mampu mendorong karyawannya untuk melakukan inovasi serta berani mengambil risiko, cermat dan mampu menganalisis suatu pekerjaan dengan baik, lebih memperhatikan hasil, memiliki jiwa berkerja dalam tim, bertanggung jawab atas pekerjaan, serta mendorong karyawan untuk lebih kompetitif, maka akan dapat menghasilkan kinerja karyawan yang tinggi.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maria Lusiana Inuh (2016) dengan judul

“Pengaruh Lingkungan Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan” studi kasus pada karyawan Bandara Tambolaka Sumba Barat Daya. Pada penelitian tersebut dihasilkan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Hasil hipotesis ini berkaitan dengan hasil nilai determinasi (R2) pada penelitian ini yaitu sebesar 0,341 (34,1%) yang berarti bahwa variasi variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel budaya organisasi dan gaya kepemimpinan sebesar 34,1%, sedangkan sisanya yang berjumlah 65,9% diterangkan oleh faktor lain,

misalnya pengaruh lingkungan kerja seperti yang diteliti pada penelitian sebelumnya.

Gaya kepemimpinan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan (t hitung 1,834 < 1,975 atau sig. 0,069 > 0,05).

Tingkat kinerja karyawan tidak dapat dipengaruhi oleh pemimpin yang partisipatif. Artinya bahwa model komunikasi yang digunakan oleh pemimpin, kepercayaan pemimpin terhadap karyawan, kerjasama yang dilakukan, serta pemberian motivasi tidak dapat meningkatkan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Emilia Ika Andriyani (2016) dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan” dan Aurelia Potu (2013) dengan judul “Kepemimpinan, Motivasi, dan Lingkungan Kerja Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Suluttenggo dan Maluku Utara di Manado”. Dalam penelitian tersebut, didapatkan hasil bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

98

BAB VI

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang didapatkan pada variabel budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan Universitas Sanata Dharma, maka dapat ditarik kesimpulan sesuai perumusan masalah sebagai berikut :

1. Budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2. Budaya organisasi secara terpisah (parsial) berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sedangakan gaya kepemimpinan secara terpisah (parsial) tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan oleh pihak perusahaan dan penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

a. Dari hasil rekapitulasi variabel bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, namun beberapa instrumen masih memiliki rata-rata paling rendah. Terdapat 2 instrumen terendah yaitu pada instrumen nomer 5, dan 17.

Pernyataan-pernyataan tersebut, yaitu pernyataan nomer 5) Saya

sering harus berhadapan dengan risiko dalam upaya menyelesaikan tugas (memiliki rata-rata 3,58). Pernyataan nomer 17) Saya tidak puas dengan satu tugas, sehingga saya tertantang dengan tugas berikutnya (memiliki rata-rata 3,11). Untuk itu, peneliti menawarkan saran seperti:

1) Sebaiknya pihak Universitas Sanata Dharma tidak hanya mendorong karyawan melakukan inovasi atau mengembangkan ide-ide tetapi juga di dorong untuk berani mengambil risiko yang bertanggung jawab serta tidak lepas dari pengawasan.

Untuk itu pihak universitas seharusnya membimbing karyawan untuk selalu siap dengan segala konsekuensi yang mungkin akan dihadapi dalam bekerja. Hal yang dapat dilakukan seperti memberikan pelatihan atau seminar secara berkala kepada karyawan sehingga karyawan mampu menghadapi segala risiko

Untuk itu pihak universitas seharusnya membimbing karyawan untuk selalu siap dengan segala konsekuensi yang mungkin akan dihadapi dalam bekerja. Hal yang dapat dilakukan seperti memberikan pelatihan atau seminar secara berkala kepada karyawan sehingga karyawan mampu menghadapi segala risiko

Dokumen terkait