• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan dari tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara sendiri-sendiri dan bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan serta berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya, oleh sebab itu dibuat kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar II. 2 Kerangka Konseptual D. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan.

Budaya Organisasi (X1) :

- Model komunikasi antara atasan dan bawahan - Kepercayaan atasan terhadap bawahan - Kerjasama antara atasan dan bawahan - Pemberian motivasi atasan untuk bawahan

Kinerja Karyawan (Y) :

Fungsi budaya organisasi bergelayut dengan fungsi eksternal dan fungsi internal. Fungsi eksternal budaya organisasi adalah untuk melakukan adaptasi terhadap lingkungan di luar organisasi, sementara fungsi internal berkaitan dengan integrasi berbagai sumber daya yang ada di dalamnya termasuk sumber daya manusia. Semakin kuat budaya organisasi, maka makin tidak mudah terpengaruh oleh budaya yang berkembang di lingkungannya. Sementara kekentalan fungsi integrasi internal makin dirasakan menguat jika di dalam organisasi itu sudah berkembang norma-norma, peraturan, tradisi, adat istiadat organisasi yang terus menerus dipupuk oleh para anggotanya, sehingga lama kelamaan makin kuat.

Faktor lain yang mendukung keberhasilan dari suatu organisasi yaitu pemimpin dan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh organisasi tersebut. Pemimpin dikatakan efektif manakala bawahannya merespon karena ingin melakukan tugas dan menemukan kompensasinya, lalu bawahan menghormati, mematuhi dan menaati pemimpin, serta dengan senang hati bekerjasama dengannya. Pemimpin juga diharapkan mampu menangkap harapan dari para karyawan. Pada dasarnya para pengikut akan loyal pada pemimpin apabila harapannya terpenuhi. Oleh karena itu, pemimpin perlu mengakomodasi harapan karyawan sehingga mendapat dukungan penuh untuk mencapai tujuan organisasi yang dibebankan pada pemimpin.

Berdasarkan landasan teori, dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

H2 : Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

H3:Budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan metode deskriptif yang bertujuan untuk mengambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Sunyoto, 2013:31). Penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif.

B. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah tempat di mana data untuk variabel penelitian diperoleh (Arikunto, 2010:120). Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah Karyawan Administrasi Tetap yang bekerja di Universitas Sanata Dharma.

2. Obyek Penelitian

Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:38). Obyek penelitian dari penelitian ini adalah Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan Administrasi Tetap Universitas Sanata Dharma.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2018 di Universitas Sanata Dharma.

D. Variabel Penelitian 1. Identifikasi variabel

a. Variabel bebas (independent variable) menurut Sunyoto (2013:20) adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Budaya Organisasi (X1) dan Gaya Kepemimpinan (X2).

b. Variabel terikat (dependent variable) menurut Sunyoto (2013:20) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah Kinerja Karyawan (Y).

2. Definisi variabel a. Budaya organisasi

Budaya organisasi menurut Stephen P. Robbins (dalam Wibowo, 2016:15) adalah sebuah persepsi umum yang dipegang oleh anggota organisasi, suatu sistem tentang keberartian bersama.

Adapun indikator-indikator dalam budaya organisasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, inovasi dan pengambilan risiko, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan, dan kemantapan.

b. Gaya kepemimpinan

Menurut Wijaya Supardo (2006:4) gaya kepemimpinan adalah suatu cara dan proses kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas, atau suatu sasaran dan mengarahkan organisasi dengan cara yang masuk akal.

Indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, model komunikasi antara atasan dan bawahan, kepercayaan atasan kepada bawahan, kerjasama antara atasan dan bawahan, pemberian motivasi atasan untuk bawahan.

c. Kinerja karyawan

Menurut Mangkunegara (2005:9) Kinerja merupakan suatu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Indikator-indikator pada penelitian ini adalah kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas, kemandirian.

3. Pengukuran Variabel a. Pengukuran

Skala yang digunakan untuk mengukur variabel budaya organisasi dan kinerja karyawan adalah skala Likert. Skala Likert merupakan pengukuran terhadap kecocokan dengan skala yang dinyatakan dengan jawaban berjenjang, dimana setiap jawaban dapat diberi

bobot sesuai dengan intensitasnya. Bentuk skala Likert yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010: 132) :

Tabel III. 1 Skala Likert

Kategori Skor

SS (Sangat Setuju) 5

S (Setuju) 4

CS (Cukup Setuju) 3

TS (Tidak Setuju) 2

STS (Sangat Tidak Setuju) 1

b. Deskripsi Data Penelitian

Terdapat perhitungan hasil yang dilakukan berdasarkan nilai rata-rata setiap variabel digunakan untuk menjelaskan deskripsi setiap variabel. Rata-rata dengan skor 5 merupakan penilaian tertinggi dan skor 1 merupakan penilaian terendah. Untuk itu interval yang digunakan yaitu:

Interval = π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘šβˆ’π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘šπ‘–π‘›π‘–π‘šπ‘’π‘š

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘˜π‘’π‘™π‘Žπ‘ 

Maka perhitungannya, yaitu:

=

5βˆ’15 = 0,80

E. Definisi Operasional 1. Kinerja (Y)

Kinerja sebagai variabel terikat (Y) tindakan-tindakan atau pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu dan dapat diukur.

a. Kualitas b. Kuantitas

c. Ketepatan waktu d. Efektivitas e. Kemandirian 2. Budaya Organisasi

Budaya organisasi sebagai variabel bebas (X1) adalah filosofi dasar organisasi yang memuat keyakinan, norma-norma, dan nilai-nilai bersama yang menjadi karakteristik inti tentang bagaimana cara melakukan sesuatu dalam organisasi.

a. Inovasi

b. Pengambilan risiko c. Orientasi hasil d. Orientasi orang e. Orientasi tim f. Keagresifan

3. Gaya Kepemimpinan (X2)

Gaya kepemimpinan sebagai variabel bebas (X2) adalah sejauh mana kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi karyawan lain untuk mencapai tujuan organisasi.

a. Model komunikasi antara atasan dan bawahan b. Kepercayaan atasan terhadap bawahan

c. Kerjasama antara atasan dan bawahan d. Pemberian motivasi atasan untuk bawahan F. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Sunyoto, 2013:13).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan administrasi tetap Universitas Sanata Dharma. Jumlah dari populasi penelitian ini adalah 260 orang.

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti, dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri (Sunyoto, 2013:13). Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan administrasi tetap yang berjumlah 156 orang. Jumlah tersebut didapatkan dari perhitungan dengan menggunakan rumus penetapan jumlah sampel oleh Slovin sebagai berikut :

n=

1+𝑁𝑒𝑁 2

Keterangan :

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

e : persen kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (5%)

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling. Menurut Sugiyono (2010:118) simple random sampling dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Adapun kriteria pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Karyawan Administrasi Tetap Universitas Sanata Dharma.

H. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden.

Dalam penelitian ini peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada karyawan administrasi tetap Universitas Sanata Dharma.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan dan sumber-sumber yang telah ada.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode kuesioner. Metode kuesioner merupakan metode dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawab oleh responden yang dituju (Sugiyono, 2010:199).

J. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin di ukur. Jika peneliti menggunakan kuesioner dalam pegumpulan data, kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya (Umar, 2003:103).

Validitas menggunakan teknik korelasi product moment, yang dirumuskan sebagai beriku, (Umar, 2003:110):

r =

𝑛(π›΄π‘‹π‘Œ)βˆ’(π›΄π‘‹π›΄π‘Œ)

√[𝑛𝛴𝑋2][π‘›π›΄π‘Œ2βˆ’ 𝛴 π‘Œ2]

Dimana:

r = koefisien korelasi X = skor butir

Y = skor total butir

N = jumlah sampel (responden)

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut valid atau tidak, digunakan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu makin besar nilai variabel X (independen), makin besar pula nilai variabel Y (dependen). Atau sebaliknya, makin kecil nilai variabel X (independen), maka makin kecil pula nilai variabel Y (dependen).

b. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu makin kecil nilai variabel X (independen), maka makin besar nilai variabel Y (dependen). Atau sebaliknya, makin besar nilai variabel X (independen), maka makin kecil pula nilai variabel Y (dependen).

c. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (independen) dan variabel Y (dependen).

d. Jika, nilai r = 1 atau r = -1 telah terjadi hubungan linier sempurna, sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0 maka hubungan makin melemah.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Husein Umar (2003:113), reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten.

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Arikunto, 2002:171) :

π‘Ÿ

11

=

(

𝑛

𝑛 βˆ’ 1

)(

1 βˆ’ Σσ

t2

Οƒ

t2 )

Dimana :

r11 = reliabilitas yang dicari

n = jumlah item pertanyaan yang di uji

Σσ

t2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

Οƒ

t2 = varians total

Maka, untuk menyatakan suatu instrumen reliable atau tidak, digunakan ketentuan :

a. Jika nilai Cronbach,s Alpha (π‘Ÿ11) > 0,60, maka dinyatakan reliabel b. Jika nilai Cronbach,s Alpha (π‘Ÿ11) ≀ 0,60, maka dinyatakan tidak

reliabel

K. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Uji normalitas pada regresi bisa menggunakan beberapa metode, antara lain yaitu dengan metode Kolmogorov-Smirnov Z untuk menguji normalitas data masing-masing variabel dan metode Normal Probability Plots (Priyatno, 2010:54). Persyaratan data dikatakan terdistribusi normal menurut uji Kolmogorov-Smirnov adalah jika angka sig.

uji Kolmogorov-Smirnov Sig. > 0,05 menunjukkan data

berdistribusi normal, jika angka Sig. ≀ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

b. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di dalam sebuah regresi ada interkorelasi atau kolinearitas antar variabel bebas. Cara untuk mengetahui adanya multikolineritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Varian Inflation Factor). Model regresi yang bebas multikolineritas mempunyai nilai VIF < 10 dan mempunyai angka tolerance > 0,1 atau mendekati 1 (Gozali, dalam Felisita 2016:36).

c. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas ada beberapa motode, antara lain dengan cara uji Spearman’s, uji Park, uji Glejser dan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi (Priyatno, 2010:67).

d. Uji linearitas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi

atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05 ( < 0,05).

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut Husein Umar (2003:173) secara umum persamaan Regresi Linier Berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b X1 + c X2 + … + k Xk

Dimana:

Y = kinerja karyawan

a = konstanta, yaitu nilai Y pada saat semua variabel X bernilai 0

b = kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien regresi dari variabel X1

c = kemiringan permukaan regresi yang koefisien regresi dari variabel X2

X1 = budaya organisasi X2 = gaya kepemimpinan

k = suku kesalahan, berdistribusi normal dengan rata-rata 0, tujuan perhitungan, e diasumsikan 0

3. Uji Hipotesis a. Uji F

Uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya, yaitu budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya , yaitu kinerja karyawan (Kuncoro, 2007:82).

Tahapan yang dilakukan dalam uji F yaitu :

1) Menentukan H0 = hipotesis nol, Ha = hipotesis alternative

H0 : b1 : b2 = 0, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikan 5%.

H0 : b1 : b2 minimal salah satu β‰  0, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikan 5%.

2) Menentukan tingkat signifikan (Ι‘) dan Ftabel

Tingkat signifikan (Ι‘) pada penelitian ini adalah 5%

atau 0,05. Ftabel dapat dicari dengan menentukan besar

derajat kebebasan (degree of freedom) penyebut menggunakan n-k-1.

3) Menentukan Fhitung menggunakan SPSS atau dengan rumus Fhitung (Sunyoto, dalam Riscky 2015:41) :

F

hitung

=

𝑅

2/π‘˜ 1βˆ’π‘…2/(π‘›βˆ’π‘˜βˆ’1)

Dimana :

R2 = koefisien determinasi n = jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas 4) Kriteria pengujian

H0 diterima (Ha ditolak), jika Fhitung ≀ Ftabel, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

H0 ditolak ( Ha diterima), jika Fhitung > Ftabel, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

b. Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pegaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat yaitu budaya organisasi dan gaya kepemimpinan

secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Kuncoro,2007:81).

Tahapan yang dilakukan dalam uji t yaitu :

1) Menentukan H0 = Hipotesis nol dan Ha = Hipotesis alternatif

H0 : b1 = 0, artinya budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Ha : b1 β‰  0, artinya budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

H0 : b2 = 0, artinya gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Ha : b2 β‰  0, artinya gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2) Menentukan tingkat signifikansi (Ι‘) dan ttabel

Tingkat signifikansi (Ι‘) dalam penelitian ini adalah 5%

atau 0,05. Tabel distribusi dicari pada Ι‘ = 5% : 2 = 2,5% ( uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) = n-2.

3) Menentukan Thitung menggunakan SPSS atau dengan rumus thitung (Sunyoto, dalam Riscky 2015:42) :

t

hitung

=

bi

sbi

dimana :

bi = koefisien regresi variabel i sbi = standar error dari variabel i

4) Kriteria pengujian

H0 diterima (Ha ditolak), jika thitung ≀ ttabel

H0 ditolak (Ha diterima), jika thitung > ttabel

c. Koefisiensi Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas (budaya organisasi dan gaya kepemimpinan) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (kinerja karyawan) sangat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu variasi nilai variabel-variabel bebas hampir sepenuhnya mampu memprediksi variasi nilai variabel terikat (Kuncoro, 2007:84).

49

BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma

Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H.

Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh Pater W.J. Van Der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide.

Selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955. Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wail Dekan. Nama β€œSanata Dharma” diciptakan oleh Pater K, Looymans, S.J.

yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan

Kebudayaan di kantor Wali Gereja Indonesia. β€œSanata Dharma”

sebenarnya dibaca β€œSanyata Dharma”, yang berarti β€œkebaktian yang sebenarnya” atau β€œpelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditunjukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahaan PTPG menajadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status β€œdisamakan” dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77/1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.

Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No.237/B-Swt/U/1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965. Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjaana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka program

Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No.

46/D/O/1993, IKIP Sanata Drma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD.

Dengan perkembangan ini, USD diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannnya. Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 23 Program Studi, 4 Program Pasca Sarjana, 2 Program Profesi, dan Program Kursus Bersertifikat. Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi (sistem informasi, manajemen, biro/lembaga/pusat/serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat.

Nama-nama yang pernah menjabat Rektor Universitas Sanata Dharma:

1. Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955-1967) 2. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)

3. Prof. Dr. A.M. Kardarman, SJ. (1977-1984)) 4. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984-1988) 5. Drs. A. tutoyono, M.Sc. (1988-1993) 6. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001) 7. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001-2006)

8. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006-2014) 9. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. (2014-sekarang)

B. Visi dan Misi

1. Visi

β€œMenjadi penggali kebenaran yang unggul dan humanis demi terwujudnya masyarakat yang semakin bermartabat”.

2. Misi

a. Mengembangkan sistem pendidikan holistic yang merupakan perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan melalui pendekatan yang berciri cura personalis, dialogis, pluralistic, dan transformatif.

b. Menciptakan masyarakat akademik Universitas yang mampu menghargai kebebasan akademik serta otonomi keilmuan, mampu bekerjasama lintas ilmu, dan mampu mengedepankan kedalaman dari pada keluasan wawasan keilmuan dalam usaha meggali kebenaran lewat kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada.

c. Menghadirkan pencerahan yang mencerdaskan bagi masyarakat melalui publlikasi hasil kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, pengembangan kerjasama dengan berbagai mitra yang memiliki visi serta kepedulian sama, dan pemberdayaan para alumni dalam pengembangan keterlibatan nyata di tengah masyarakat.

C. Lokasi Universitas Sanata Dharma

1. Kampus I

FKIP, F. Sastra, F. Ekonomi

Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002 Telp (0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383 2. Kampus II

Gedung Pusat, Pasca Sarjana, Perpustakaan Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002 Telp (0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383 3. Kampus III

F. Sains dan Teknologi, F. Psikologi, F. Farmasi Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp. (0274) 883037, 883968 Fax. (0274) 886529 4. Kampus IV

F. Teologi

Kentungan, Jl. Kaliurang Km 7, Tromol Pos 1194 Yogyakarta.

Telp. (0274) 880957

5. Kampus V

Pendidikan Agama Katolik

Jl. Ahmad Jazuli No. 2, Yogyakarta.

Telp. (0274) 589035

D. Yayasan dan Pimpinan

Ketua :

Albertus Budi Susanti, S.J., Ph.D Sekretaris:

Prof. Dr. R.A. Supriyono, S.U., Akt.

Bendahara:

Drs. M. Sumarno Darmasuwarna, S.J., M.A.

Anggota:

1. Drs. A. Budi Purnomo Brodjonegoro, M.B.A 2. Antonius Gustawan, S.J

3. Prof. Dr. Ir. Hendricus Priyosulistyo 4. Prof. Dr. Frans Susilo, S.J.

5. Henricus Subekti, S.H.

E. Struktur Organisasi

Gambar IV. 1 Struktur Organisasi Universitas Sanata Dharma

F. Universitas 1. Rektor:

Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D.

2. Wakil Rektor I:

Rohandi, Ph.D.

3. Wakil Rektor II:

Drs. Aufridus Atmadi, M.Si.

4. Wakil Rektor III:

Paulus Bambang Irawan, S.J., S.S., M.Hum., S.T.D.

5. Wakil Rektor IV:

F.X. Ouda Teda Ena, M.Pd., Ed.D.

G. Arti Logo

Gambar IV. 2

Logo Universitas Sanata Dharma

1. Bingkai adalah teratai bersudut lima. Teratai sama dengan kemuliaan.

Sedangkan sudut lima berarti Pancasila.

2. Obor melambangkan hidup dengan semangat yang menyala-nyala.

3. Buku yang terbuka melambangkan ilmu pengetahuan yang selalu berkembang.

4. Teratai warna coklat melambangkan sikap dewasa yang matang.

5. β€œAd Maiorem Dei Gloriam” berarti kemuliaan Allah yang lebih besar.

58

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data dan Analisis

1. Analisis Deskriptif Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, populasi yang diteliti adalah karyawan administrasi tetap Universitas Sanata Dharma. Jumlah sampel yang diteliti adalah 156 responden. Jumlah tersebut berdasarkan perhitungan dari populasi yang berjumlah 260 responden karyawan administrasi tetap dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, maka dihasilkan jumlah sampel sebanyak 156 responden. Responden dalam penelitian ini dikategorikan dalam beberapa karakteristik responden, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan masa kerja.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada kategori ini, responden di bedakan menjadi pria dan wanita.

Hasil analisis data berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel V. 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah Presentase (%)

Pria 97 62,1

Wanita 59 37,9

Jumlah 156 100

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah Berdasarkan tabel V.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa dari 156 responden, terdapat responden dengan jenis kelamin pria berjumlah 97 responden atau sebesar 62,1%. Sedangkan responden yang berjenis kelamin wanita berjumlah 59 responden atau sebesar 37,9%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak dibandingan dengan jumlah responden wanita.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia responden pada penelitian ini di bedakan menjadi 5 kelompok

Usia responden pada penelitian ini di bedakan menjadi 5 kelompok

Dokumen terkait