• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

K. Teknik Analisis Data

3. Uji Hipotesis

Uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya, yaitu budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya , yaitu kinerja karyawan (Kuncoro, 2007:82).

Tahapan yang dilakukan dalam uji F yaitu :

1) Menentukan H0 = hipotesis nol, Ha = hipotesis alternative

H0 : b1 : b2 = 0, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikan 5%.

H0 : b1 : b2 minimal salah satu ≠ 0, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikan 5%.

2) Menentukan tingkat signifikan (ɑ) dan Ftabel

Tingkat signifikan (ɑ) pada penelitian ini adalah 5%

atau 0,05. Ftabel dapat dicari dengan menentukan besar

derajat kebebasan (degree of freedom) penyebut menggunakan n-k-1.

3) Menentukan Fhitung menggunakan SPSS atau dengan rumus Fhitung (Sunyoto, dalam Riscky 2015:41) :

F

hitung

=

𝑅

2/𝑘 1−𝑅2/(𝑛−𝑘−1)

Dimana :

R2 = koefisien determinasi n = jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas 4) Kriteria pengujian

H0 diterima (Ha ditolak), jika Fhitung ≤ Ftabel, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

H0 ditolak ( Ha diterima), jika Fhitung > Ftabel, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

b. Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pegaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat yaitu budaya organisasi dan gaya kepemimpinan

secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Kuncoro,2007:81).

Tahapan yang dilakukan dalam uji t yaitu :

1) Menentukan H0 = Hipotesis nol dan Ha = Hipotesis alternatif

H0 : b1 = 0, artinya budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Ha : b1 0, artinya budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

H0 : b2 = 0, artinya gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Ha : b2 ≠ 0, artinya gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2) Menentukan tingkat signifikansi (ɑ) dan ttabel

Tingkat signifikansi (ɑ) dalam penelitian ini adalah 5%

atau 0,05. Tabel distribusi dicari pada ɑ = 5% : 2 = 2,5% ( uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) = n-2.

3) Menentukan Thitung menggunakan SPSS atau dengan rumus thitung (Sunyoto, dalam Riscky 2015:42) :

t

hitung

=

bi

sbi

dimana :

bi = koefisien regresi variabel i sbi = standar error dari variabel i

4) Kriteria pengujian

H0 diterima (Ha ditolak), jika thitung ≤ ttabel

H0 ditolak (Ha diterima), jika thitung > ttabel

c. Koefisiensi Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas (budaya organisasi dan gaya kepemimpinan) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (kinerja karyawan) sangat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu variasi nilai variabel-variabel bebas hampir sepenuhnya mampu memprediksi variasi nilai variabel terikat (Kuncoro, 2007:84).

49

BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma

Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H.

Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh Pater W.J. Van Der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide.

Selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955. Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wail Dekan. Nama “Sanata Dharma” diciptakan oleh Pater K, Looymans, S.J.

yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan

Kebudayaan di kantor Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma”

sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma”, yang berarti “kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditunjukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahaan PTPG menajadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77/1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.

Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No.237/B-Swt/U/1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965. Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjaana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka program

Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No.

46/D/O/1993, IKIP Sanata Drma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD.

Dengan perkembangan ini, USD diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannnya. Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 23 Program Studi, 4 Program Pasca Sarjana, 2 Program Profesi, dan Program Kursus Bersertifikat. Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi (sistem informasi, manajemen, biro/lembaga/pusat/serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat.

Nama-nama yang pernah menjabat Rektor Universitas Sanata Dharma:

1. Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955-1967) 2. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)

3. Prof. Dr. A.M. Kardarman, SJ. (1977-1984)) 4. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984-1988) 5. Drs. A. tutoyono, M.Sc. (1988-1993) 6. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001) 7. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001-2006)

8. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006-2014) 9. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. (2014-sekarang)

B. Visi dan Misi

1. Visi

“Menjadi penggali kebenaran yang unggul dan humanis demi terwujudnya masyarakat yang semakin bermartabat”.

2. Misi

a. Mengembangkan sistem pendidikan holistic yang merupakan perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan melalui pendekatan yang berciri cura personalis, dialogis, pluralistic, dan transformatif.

b. Menciptakan masyarakat akademik Universitas yang mampu menghargai kebebasan akademik serta otonomi keilmuan, mampu bekerjasama lintas ilmu, dan mampu mengedepankan kedalaman dari pada keluasan wawasan keilmuan dalam usaha meggali kebenaran lewat kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada.

c. Menghadirkan pencerahan yang mencerdaskan bagi masyarakat melalui publlikasi hasil kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, pengembangan kerjasama dengan berbagai mitra yang memiliki visi serta kepedulian sama, dan pemberdayaan para alumni dalam pengembangan keterlibatan nyata di tengah masyarakat.

C. Lokasi Universitas Sanata Dharma

1. Kampus I

FKIP, F. Sastra, F. Ekonomi

Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002 Telp (0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383 2. Kampus II

Gedung Pusat, Pasca Sarjana, Perpustakaan Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002 Telp (0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383 3. Kampus III

F. Sains dan Teknologi, F. Psikologi, F. Farmasi Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp. (0274) 883037, 883968 Fax. (0274) 886529 4. Kampus IV

F. Teologi

Kentungan, Jl. Kaliurang Km 7, Tromol Pos 1194 Yogyakarta.

Telp. (0274) 880957

5. Kampus V

Pendidikan Agama Katolik

Jl. Ahmad Jazuli No. 2, Yogyakarta.

Telp. (0274) 589035

D. Yayasan dan Pimpinan

Ketua :

Albertus Budi Susanti, S.J., Ph.D Sekretaris:

Prof. Dr. R.A. Supriyono, S.U., Akt.

Bendahara:

Drs. M. Sumarno Darmasuwarna, S.J., M.A.

Anggota:

1. Drs. A. Budi Purnomo Brodjonegoro, M.B.A 2. Antonius Gustawan, S.J

3. Prof. Dr. Ir. Hendricus Priyosulistyo 4. Prof. Dr. Frans Susilo, S.J.

5. Henricus Subekti, S.H.

E. Struktur Organisasi

Gambar IV. 1 Struktur Organisasi Universitas Sanata Dharma

F. Universitas 1. Rektor:

Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D.

2. Wakil Rektor I:

Rohandi, Ph.D.

3. Wakil Rektor II:

Drs. Aufridus Atmadi, M.Si.

4. Wakil Rektor III:

Paulus Bambang Irawan, S.J., S.S., M.Hum., S.T.D.

5. Wakil Rektor IV:

F.X. Ouda Teda Ena, M.Pd., Ed.D.

G. Arti Logo

Gambar IV. 2

Logo Universitas Sanata Dharma

1. Bingkai adalah teratai bersudut lima. Teratai sama dengan kemuliaan.

Sedangkan sudut lima berarti Pancasila.

2. Obor melambangkan hidup dengan semangat yang menyala-nyala.

3. Buku yang terbuka melambangkan ilmu pengetahuan yang selalu berkembang.

4. Teratai warna coklat melambangkan sikap dewasa yang matang.

5. “Ad Maiorem Dei Gloriam” berarti kemuliaan Allah yang lebih besar.

58

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data dan Analisis

1. Analisis Deskriptif Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, populasi yang diteliti adalah karyawan administrasi tetap Universitas Sanata Dharma. Jumlah sampel yang diteliti adalah 156 responden. Jumlah tersebut berdasarkan perhitungan dari populasi yang berjumlah 260 responden karyawan administrasi tetap dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, maka dihasilkan jumlah sampel sebanyak 156 responden. Responden dalam penelitian ini dikategorikan dalam beberapa karakteristik responden, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan masa kerja.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada kategori ini, responden di bedakan menjadi pria dan wanita.

Hasil analisis data berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel V. 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah Presentase (%)

Pria 97 62,1

Wanita 59 37,9

Jumlah 156 100

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah Berdasarkan tabel V.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa dari 156 responden, terdapat responden dengan jenis kelamin pria berjumlah 97 responden atau sebesar 62,1%. Sedangkan responden yang berjenis kelamin wanita berjumlah 59 responden atau sebesar 37,9%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak dibandingan dengan jumlah responden wanita.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia responden pada penelitian ini di bedakan menjadi 5 kelompok umur. Pengelempokan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel V. 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Usia (tahun) Jumlah Presentase (%)

1 < 25 0 0

2 25-34 11 7,0

3 35-44 62 39,8

4 45-54 70 44,9

5 > 55 13 8,3

Jumlah 156 100

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Dari tabel V.2 dapat disimpulkan bahwa tidak ada responden yang memiliki usia < 25. Sedangkan jumlah responden untuk penelitian dengan usia interval 25-34 tahun sebanyak 11 responden atau 7,0%. Jumlah responden untuk penelitian dengan usia interval 35-44 tahun sebanyak 62 responden atau 39,8%. Jumlah responden untuk penelitian dengan usia interval 45-54 tahun sebanyak 70 responden atau 44,9%. Jumlah responden untuk penelitian dengan usia > 55 tahun sebanyak 18 responden atau 8,3%.

c. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan responden pada penelitian ini dikelompokkan menjadi lima kelompok pendidikan, pengelompokkan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel V. 3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Presentase (%)

1 SMA/SMK 92 59

2 D3 10 6,5

3 S1 46 29,4

4 S2 6 3,9

5 Lain-lain (SD) 2 1,2

Jumlah 156 100

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Dari tabel V.3, dapat disimpulkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SMA/SMK memiliki jumlah paling tinggi yaitu sebanyak 92 responden atau 59%. Sedangkan untuk responden yang memiliki tingkat pendidikan Diploma 3 (D3) berjumlah 10 responden atau 6,5%. Untuk responden yang memiliki tingkat pendidikan Strata 1 (S1) berjumlah 46 responden atau 29,4%.

Responden yang memiliki tingkat pendidikan S2 yaitu berjumlah 6 responden atau 3,9. Adapun responden dengan pendidikan lain-lain (SD) berjumlah 2 responden atau 1,2%.

d. Karakteristik berdasarkan masa kerja

Dalam penelitian ini, masa kerja responden dikelompokkan menjadi tiga kelompok seperti tabel di bawah ini:

Tabel V. 4

Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja (tahun) Jumlah Presentase (%)

1 1-10 20 12,9

2 11-20 76 48,7

3 >20 60 38,4

Jumlah 156 100 Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Dari tabel V.4, dapat disimpulkkan bahwa responden dengan masa kerja interval 1-10 tahun memiliki jumlah paling rendah yaitu 20 responden atau 12,9%. Kemudian disusul oleh responden dengan masa kerja > 20 tahun yaitu sebanyak 60 responden atau 38,4%.

Responden dengan masa kerja interval 11-20 tahun memiliki jumlah paling tinggi yaitu sebanyak 76 atau 48,7%.

2. Deskripsi Variabel

a. Hasil rekapitulasi variabel budaya organisasi

Pada kuesioner variabel budaya organisasi menggunakan skala 1-5, yang menunjukkan bahwa skala 1 berarti bahwa responden sangat tidak setuju, sedangkan skala 5 berarti bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan-pernyataan pada variabel budaya organisasi. Adapun tabel skala data sebagai berikut:

Tabel V. 5

Tabel Skala Data Budaya Organisasi

Skala Data Kelas Keterangan

1 1,00-1,79 Sangat Tidak Setuju

2 1,80-2,59 Tidak Setuju

3 2,60-3,39 Cukup Setuju

4 3,40-4,19 Setuju

5 4,20-5,00 Sangat Setuju

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Berdasarkan dari 156 kuisioner yang telah disebar, didapatkan hasil rekapitulasi variabel budaya organisasi sebagai berikut:

Tabel V. 6

Tabel Hasil Rekapitulasi Variabel Budaya Organisasi

No. Pernyataan Rata-rata Kategori

1. Saya diminta oleh pimpinan untuk memiliki inisiatif dalam mengerjakan tugas

4,04 Setuju

2. Pimpinan mendorong saya untuk meningkatan kreativitas agar pekerjaan dapat

diselesaikan dengan cepat dan aman

4,11 Setuju

3. Pimpinan mendorong saya utuk melakukan inovasi atau gagasan baru dalam pekerjaan

4,03 Setuju

4. Dalam menjalankan aktivitas kerja, saya terkadang

mendapat masalah dalam melaksanakan pekerjaan

3,73 Setuju

5. Saya sering harus berhadapan dengan risiko dalam upaya menyelesaikan tugas

3,58 Setuju

6. Bila terjadi kesalahan maka saya siap menanggung risikonya

3,98 Setuju

7. Saya berusaha meningkatkan efektivitas cara bekerja guna memperoleh hasil yang optimal

4,52 Sangat Setuju

8. Saya selalu berfikir bagaimana menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dengan hasil yang optimal

4,42 Sangat Setuju

No. Pernyataan Rata-rata Kategori 9. Saya selalu dituntut untuk

berorientasi kepada hasil

11. Saya merasa senang dengan pekerjaan yang saya jalani

12. Pihak manajemen selalu memberi perhatian kepada karyawan

3,92 Cukup

Setuju

13. saya berusahan menjalin kerjasama dengan anggota

14. Saya dituntut untuk menjadi anggota satuan kerja yang

15. Di dalam perusahaan tempat saya bekerja, pekerjaan diselesaikan dengan kerjasama tim sesuai penugasan dari atasan

4,08 Setuju

No. Pernyataan Rata-rata Kategori 16. Saya dituntut untuk bekerja

giat dalam melaksanakan tugas-tugas yang sudah menjadi tanggung jawab saya

4,06 Setuju

17. Saya tidak puas dengan satu tugas, sehingga saya

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Dari hasil rekapitulasi variabel budaya organisasi dapat dilihat bahwa pernyataan saya berusaha meningkatkan efektivitas cara bekerja guna memperoleh hasil yang optimal memiliki nilai rata-rata paling tinggi dibandingan pernyataan lainnya, yaitu nilai rata-ratanya berjumlah 4,52. Hal tersebut berarti menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya membuat karyawan sekedar menyelesaikan tugas yang diterima tetapi juga mampu mendorong karyawan untuk bekerja lebih efektif untuk memperoleh hasil yang maksimal. Sedangkan, pernyataan yang memiliki nilai rata-rata paling rendah yaitu pada pernyataan saya tidak puas dengan satu tugas, sehingga saya tertantang dengan tugas berikutnya memiliki nilai rata-rata sebesar 3,11. Menurut hasil tersebut dapat dikatakan bahwa karyawan cukup setuju terhadap pernyataan tersebut. Akan tetapi karyawan kurang merasa tertantang untuk mengerjakan tugas-tugas selanjutnya ataupun mengharapkan tugas yang lebih

berat dari tugas sebelumnya. Dari jumlah rata-rata total yang dihasilkan dari rekapitulasi variabel budaya organisasi, didapatkan hasil sebesar 4,05. Hasil yang diperoleh secara keseluruhan cukup baik, maka dapat diartikan bahwa responden setuju terhadap butir pernyataan-pernyataan yang terdapat pada variabel budaya organisasi. Hal ini juga menunjukkan bahwa budaya organisasi yang dianggap baik bagi karyawan maka mutu karyawan juga semakin baik.

b. Hasil rekapitulasi variabel gaya kepemimpinan

Pada kuesioner variabel gaya kepemimpinan menggunakan skala 1-5, yang menunjukkan bahwa skala 1 berarti bahwa responden sangat tidak setuju, sedangkan skala 5 berarti bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan-pernyataan pada variabel gaya kepemimpinan. Adapun tabel skala data sebagai berikut:

Tabel V. 7

Tabel Skala Data Gaya Kepemimpinan

Skala Data Kelas Keterangan

1 1,00-1,79 Sangat Tidak Setuju

2 1,80-2,59 Tidak Setuju

3 2,60-3,39 Cukup Setuju

4 3,40-4,19 Setuju

5 4,20-5,00 Sangat Setuju

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Berdasarkan dari 156 kuesioner yang telah disebar, didapatkan hasil rekapitulasi variabel gaya kepemimpinan sebagai berikut:

Tabel V. 8

Tabel Hasil Rekapitulasi Variabel Gaya Kepemimpinan

No. Pernyataan Rata-rata Kategori

1. Pimpinan selalu melakukan evaluasi dua arah antara

No. Pernyataan Rata-rata Kategori

7. Pimpinan berbuat sesuatu yang membuat anggota

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Dari rekapitulasi variabel gaya kepemimpinan, didapatkan hasil bahwa pernyataan pimpinan berupaya mengembangkan suasana baru memiliki nilai rata-rata paling rendah yaitu 2,8. Hal tersebut berarti karyawan cukup setuju bahwa pemimpin mereka berupaya untuk mengembangkan suasana baru dalam lingkungan kerja. Akan tetapi hal ini juga berarti bahwa pemimpin kurang mencoba untuk menciptakan suasana baru untuk dapat memotivasi karyawan dalam bekerja. Sedangkan pernyataan yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi adalah pada pernyataan pimpinan melibatkan partisipasi anggota dalam kegiatan dengan nilai rata-rata 3,95. Karyawan memberikan penilaian yang baik terhadap

pernyataan tersebut, hal ini menunjukkan bahwa pemimpin menggunakan model komunikasi yang baik dengan karyawan yaitu pemimpin tidak bersikap acuh atau tidak peduli terhadap karyawan tetapi pemimpin mengapresiasi atau melibatkan partisipasi dari karyawan.

Pada keseluruhan hasil rekapitulasi variabel gaya kepemimpinan menghasilkan rata-rata total sebesar 3,57. Hal ini berarti bahwa responden setuju terhadap keseluruhan setiap butir pernyataan pada variabel gaya kepemimpinan. Namun pemimpin perlu memperhatikan atau meningkatkan indikator-indikator pada variabel gaya kepemimpinan sehingga mampu menciptakan suasana yang dapat memotivasi karyawan untuk lebih produktif dan efisien dalam bekerja.

c. Hasil rekapitulasi variabel kinerja karyawan

Pada kuesioner variabel kinerja karyawan menggunakan skala 1-5, yang menunjukkan bahwa skala 1 berarti bahwa responden sangat tidak setuju, sedangkan skala 5 berarti bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan-pernyataan pada variabel kinerja karyawan. Adapun tabel skala data sebagai berikut:

Tabel V. 9

Tabel Skala Data Kinerja Karyawan

Skala Data Kelas Keterangan

1 1,00-1,79 Sangat Tidak Setuju

2 1,80-2,59 Tidak Setuju

3 2,60-3,39 Cukup Setuju

4 3,40-4,19 Setuju

5 4,20-5,00 Sangat Setuju

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Berdasarkan dari 156 kuesioner yang telah disebar, didapatkan hasil rekapitulasi variabel kinerja karyawan sebagai berikut:

Tabel V. 10

Tabel Hasil Rekapitulasi Variabel Kinerja Karyawan

No. Pernyataan Rata-rata Kategori

1. Saya menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan keahlian yang saya miliki

4,27 Sangat setuju

2. Saya menyelesaikan tugas secara teliti, akurat, dan tepat waktu sehingga mancapai hasil yang diharapkan

4,22 Sangat setuju

3. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang ditetapkan oleh perusahaan

3,92 Cukup setuju

No. Pernyataan Rata-rata Kategori 4. Saya selalu menetapkan

target dalam bekerja

4,02 Setuju

5. Saya melakukan pekerjaan dengan tidak menunda – nunda waktu pengerjaannya

4,07 Setuju

6. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan

3,93 Cukup setuju

7. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa bimbingan dari atasan

3,26 Cukup setuju

8. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa

pengawasan dari atasan

3,77 Cukup setuju

Rata-rata Total 3,93 Cukup setuju

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah

Dari hasil rekapitulasi variabel kinerja karyawan, didapatkan hasil dengan rata-rata tertinggi yaitu sebesar 4,27.

Pernyataan yang memiliki rata-rata tertingi adalah pada pernyataan saya menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan keahlian yang saya miliki. Maka dapat dijelaskan bahwa, responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Selain itu, karyawan juga merasa bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan jobdesk dari masing-masing karyawan dan minimnya karyawan yang mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahlian dari karyawan, sehingga hal ini dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Sedangkan, pernyataan yang memiliki nilai rata-rata terendah yaitu pada pernyataan saya dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa bimbingan dari atasan. Pernyataan tersebut memiliki nilai rata-rata 3,26. Dapat dikatakan bahwa responden selaku karyawan cukup setuju dengan pernyataan tersebut akan tetapi karyawan merasa bahwa setiap pekerjaan yang akan dilakukan memerlukan bimbingan dari atasan atau pemimpin. Hal tersebut dapat terjadi apabila karyawan ingin meminimalisir kesalahan dalam bekerja.

Dari rata-rata total yang diperoleh yaitu sebesar 3,93, maka dapat dikatakan bahwa responden cukup setuju dengan pernyataan-pernyataan yang terdapat pada variabel kinerja karyawan dan secara keseluruhan instrumen-instrumen tersebut mampu merepresentasikan kondisi dari masing-masing karyawan.

B. Analisis Kuantitatif

1. Pengujian Instrumen

Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengujian instrumen dengan menguji pernyataan pada kuisioner. Program yang peneliti gunakan adalah program IBM SPSS Statistics 23.

a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin di ukur. Untuk menguji tingkat validitas

instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment (Umar, 2003:110). Untuk menentukan apakah instrumen tersebut valid atau tidak, digunakan ketentuan, jika r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif. Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif. Jika r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel. Jika nilai r = 1 atau r = -1 telah terjadi hubungan linier sempurna. Pada penelitian ini menggunakan α = 5% dengan taraf keyakinan 95%.

Tabel V. 11

Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi

Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

1 0,669 0,361 Valid

2 0,702 0,361 Valid

3 0,644 0,361 Valid

4 0,486 0,361 Valid

5 0,492 0,361 Valid

6 0,802 0,361 Valid

7 0,821 0,361 Valid

8 0,893 0,361 Valid

9 0,532 0,361 Valid

10 0,770 0,361 Valid

11 0,793 0,361 Valid

12 0,577 0,361 Valid

13 0,870 0,361 Valid

Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

14 0,908 0,361 Valid

15 0,359 0,361 Valid

16 0,467 0,361 Valid

17 0,512 0,361 Valid

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah Tabel V. 12

Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan

Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan

1 0,857 0,361 Valid

2 0,775 0,361 Valid

3 0,610 0,361 Valid

4 0,610 0,361 Valid

5 0,858 0,361 Valid

6 0,864 0,361 Valid

7 0,851 0,361 Valid

8 0,884 0,361 Valid

9 0,780 0,361 Valid

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah Tabel V. 13

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan

Pernyataan rHitung rTabel Keterangan

1 0,514 0,361 Valid

2 0,627 0,361 Valid

Pernyataan rHitung rTabel Keterangan

3 0,814 0,361 Valid

4 0,792 0,361 Valid

5 0,759 0,361 Valid

6 0,839 0,361 Valid

7 0,564 0,361 Valid

8 0,819 0,361 Valid

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah Berdasarkan Tabel V.11, V.12 dan V.13 dapat dilihat bahwa nilai signifikan r hitung seluruh butir pernyataan yang terdapat pada kuisioner lebih besar dari nilai r tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan yang tertera pada kuesioner dalam

Sumber: Data Hasil Penelitian April 2018 yang telah diolah Berdasarkan Tabel V.11, V.12 dan V.13 dapat dilihat bahwa nilai signifikan r hitung seluruh butir pernyataan yang terdapat pada kuisioner lebih besar dari nilai r tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan yang tertera pada kuesioner dalam

Dokumen terkait