BAB IV HASIL PENELITIAN
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.7 Budgeting (Penganggaran)
Penganggaran merupakan pembiayaan dalam bentuk rencana anggaran,
perhitungan anggaran dan pengawasan anggaran. Penganggaran pula bisa
diartikan sebagai suatu rencana yang menggambarkan penerimaan dan
pengeluaran yang akan dilakukan pada setiap bidang. Dalam anggaran ini
hendaknya tercantum besarnya biaya dan hasil yang akan diperoleh. Salah satu
fungsi manajemen ini akan dijelaskan oleh I1.1 sebagai berikut:
“Untuk penganggaran ini pihak kami telah mempunyai anggaran untuk membiayai insentif para juru pelihara, anggaran untuk kerusakan-kerusakan yang dialami oleh situs cagar budaya yang ada di Kabupaten Pandeglang serta anggaran untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di luar dari pengelolaan situs cagar budaya.” (wawancara dengan Kepala Bidang Kebudayaan, hari Selasa, 24 Juni 2014 pukul 11:43 WIB di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang)
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa penganggaran yang
ada untuk situs batu goong dan komplek makam Syekh Mansyur ini untuk
membiayai juru pelihara yang ada di Kabupaten Pandeglang, untuk membiayai
kerusakan-kerusakan yang ada di situs batu goong dan komplek makam Syekh
Mansyur dan juga situs-situs lainnya serta untuk mengadakan kegiatan di luar dari
pengelolaan situs seperti diadakannya sosialisasi dan pelatihan. Penganggaran ini
juga berasal dari APBD dan APBN karena memang untuk situs batu goong ini
dibiayai oleh pemerintah pusat.
a. Rencana anggaran
Dalam penganggaran ada rencana anggaran yang berarti suatu anggaran
atau dana yang disesuaikan dengan kegiatan. Rencana anggaran khusus yang
diberikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
mengenai kerusakan dan perawatan situs batu goong dan komplek makam Syekh
Mansyur akan dipaparkan oleh I1.1 sebagai berikut:
“Apabila di situs tersebut ada kerusakan, maka akan kita pantau langsung. Apa saja kerusakannya maka kita data dan kita koordinasikan dengan teman-teman di lapangan, kita koordinasikan di kantor dan juga dengan pemerintah daerah, setelah itu kita ajukan. Bahwa kami membuat untuk merehab ini membutuhkan anggaran sekian, nanti ada laporan dan pertanggung jawaban dari di dinas. Jika anggaran khusus buat kerusakan tidak ada. (wawancara dengan Kepala Bidang Kebudayaan, hari Selasa, 24 Juni 2014 pukul 11:43 WIB di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang)
Dari hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anggaran
khusus untuk kerusakan situs batu goong dan komplek makam Syekh Mansyur
saat ini belum ada. Hanya saja, pihak dinas perlu memantau terlebih dahulu jika di
kantor dan juga pemerintah daerah. Namun dalam hal penganggaran kerusakan ini
sedikit berbeda karena anggaran tersebut sudah dirincikan satu tahun sebelumnya
terlebih dahulu untuk kerusakan yang sangat parah, sedangkan jika dalam tahun
tersebut terdapat situs yang juga mengalami kerusakan parah, maka tidak akan
diperbaiki dulu. Sehingga harus menunggu tahun berikutnya untuk menunggu
anggaran tersebut.
Selain itu pula mengenai anggaran khusus untuk kerusakan situs batu
goong dan komplek makam Syekh Mansyur ini telah dipaparkan oleh I1.2 sebagai
berikut:
“Ada tahun depan. Jadi kita mengusulkan duhulu ke Bapeda nanti di resmikan oleh dewan dan sudah tahu anggarannya, setelah itu baru kita kerjakan. Jika tanah tersebut merupakan tanah pemda atau lingkungan pemda kita yang bangun, kalau diatas 50 juta anggarannya harus pihak ketiga yang melaksanakan. Tapi kalo buat anggaran khusus buat kerusakan sampai saat ini tidak ada.” (wawancara dengan Kasi Muskala dan Jarahnitra, hari Selasa, 24 Juni 2014 pukul 12.03 WIB di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang)
Dari hasil wawancara di atas maka diketahui bahwa anggaran khusus
untuk kerusakan itu tidak ada, karena pihak dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata melihat letak situs tersebut berapa di tanah pemerintah daerah atau
bukan. Jika situs tersebut berdiri bukan di tanah milik pemerintah daerah maka
penganggarannya bukan dari daerah.
Maka berdasarkan hasil wawancara dengan pihak dinas mengenai rencana
anggaran khusus mengenai kerusakan atau perawatan cagar budaya ini tidak ada.
karena anggaran untuk kerusakan ini sudah terinci dalam satu tahu sebelumnya
untuk benda cagar budaya yang mengalami kerusakan parah. Sedangkan jika
kerusakan itu tiba-tiba datang kepada situs yang tidak terdaftar atau tidak
termasuk ke dalam rincian mengalami kerusakan, maka tidak akan diberikan
bantuan atau anggaran kerusakan dan harus menunggu satu tahun berikutnya
untuk mendapatkan anggaran kerusakan tersebut. Selian itu faktor letaknya benda
cagar budaya itu sangat penting, karena jika benda atau situs cagar budaya
tersebut berada di atas tanah pemerintah daerah maka akan memudahkan situs
tersebut untuk diperbaiki dan diberikan anggaran dari pemerintah daerah, namun
jika benda atau situs tersebut berada di atas tanah bukan miliki pemerintah daerah
maka akan dilimpahkan ke pihak ke tiga namun tetap berkoordinasi dengan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
Sedangkan pemaparan dari juru peliharan mengenai anggaran khusus
untuk kerusakan ini disampaikan oleh I2.1 sebagai berikut: “Tidak ada, jika di situs batu goong ini mengalami kerusakan, pihak daerah dinas menyuruh untuk memperbaikinya terlebih dahulu. Naumun untuk anggaran khusus untuk kerusakan memang tidak ada.” (wawancara dengan Juru Pelihara, hari Sabtu, 5 Juli 2014 pukul 10.45 WIB di sekitaran situs batu goong)
Dari hasil wawancara di atas, mengenai rencana anggara khususu yang
diberikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang ini maka
juru pelihara tidak pernah mendapatkan anggaran khusus untuk kerusakan yang di
alami di situs cagar budaya. Mereka juga menjelaskan bahwa jika ada pihak dari
kerusakan. Akan tetapi pihak dari dinas tersebut. Juru pelihara tidak ingin jika
cagar budaya yang telah mereka rawat terlihat semakin rusak dan berakibat
kepada tidak adanya pengunjung. Maka dari itu juru pelihara berinisiatif untuk
memperbaikinya sendiri dengan anggaran seadanya dan sangat terbatas.
Selain rencana anggaran kerusakan dan perawatan juga ada
anggaran-anggaran lain yang keluar yaitu seperti yang telah dipaparkan oleh I1.1 sebagai
berikut: “Selain kerusakan-kerusakan, kita mengadakan sosialisasi seperti ini juga tambahan tentang sarana dan prasarana juru pelihara dan tempat tersebut. Kalau sarana kita akan membelikan sapu, tempat sampah dan lainnya, jadi anggarannya ada.” (wawancara dengan Kepala Bidang Kebudayaan, hari Selasa, 24 Juni 2014 pukul 11:43 WIB di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang)
Dari hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rencana
anggaran lainnya selain untuk kerusakan dan perawatan situs memang ada,
contohnya saja anggaran untuk mengadakan sosialisasi-sosialisasi mengenai
cabagr budaya, anggaran untuk membelikan alat-alat kebersihan untuk keperluan
di lokasi situs cagar budaya. Jadi anggaran lainnya itu ada dan sudah direncanakan
terlebih dahulu.
Hal serupa pula disampaikan oleh I1.2 sebagai berikut: “Ada, kita juga selalu mengadakan sosialisai tentang cagar budaya.” (wawancara dengan Kasi
Muskala dan Jarahnitra, hari Selasa, 24 Juni 2014 pukul 12.03 WIB di Kantor
Dari hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa rencana
anggaran itu untuk sosialisasi yang diberikan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang kepada masyarakat luas mengenai cagar
budaya. Sosialisasi tersebut bisa diberikan kepada para guru-guru sejarah SMP
dan SMA mengenai sejarah museum dan purbakala yang ada di Banten dan juga
sosialisasi mengenai Undang-undang No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Dari kedua hasil wawancara di atas mengenai anggaran selain untuk
kerusakan dan perawatan situs batu goong dan komplek makam Syekh Mansyur
ini maka memang ada. Anggaran tersebut untuk pengadaan sosialisasi mengenai
cagar budaya. Selain itu pula ada anggaran kecil untuk sarana dan prasarana
seperti pembelian alat kebersihan untuk membersihkan situs cagar budaya.
b. Pengawas anggaran
Dalam penganggaran ini juga terdapat indikator mengenai pengawasan
anggaran yang merupakan lembaga atau bidang yang mengawasi pengeluaran
yang dibutuhkan oleh kegiatan yang sedang berjalan. Seperti yang disampaikan
oleh I1.1 sebagai berikut:
“Pengawasan hanya dari pemerintah daerah, jadi jika terjadi sesuatu hal yang kurang bermanfaat maka oleh pemerintah daerah tidak diijinkan, namun jika bermanfaat maka akan diijinkan oleh pemerintah daerah. Tidak semua program yang kita buat langsung disetujui, pasti akan ada mekanisme khusus dari pemerintah daerah.” (wawancara dengan Kepala BIdang Kebudayaan, hari Selasa, 24 Juni 2014 pukul 11:43 WIB di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang)
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan yang
program yang diajukan tersebut bermanfaat untuk situs cagar budaya maka akan
diterima, namun jika program yang diajukan tersebut tidak bermanfaat maka tidak
akan diterima oleh pemerintah daerah dan anggaran tersebut tidak akan turun atau
ada. Semua yang telah disetujui juga ada mekanisme khusus dari pemerintah
daerah dan tidak langsung begitu saja anggaran itu keluar tetapi aka nada
proses-prosesnya.
Hal lainnya disampaikan oleh I1.2 sebagai berikut: “Kita serahkan ke konsultan. Kita tidak tahu biayanya berapa jadi di hitung terlebih dahulu anggarannya oleh konsultan.”(wawancara dengan Kasi Muskala dan Jarahnitra, hari Selasa, 24 Juni 2014 pukul 12.03 WIB di Kantor Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang)
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan
anggran ini dilakukan oleh konsultan. Biaya anggarannya pun diketahui oleh
konsultan, karena memang yang memantau mengenai jenis kerusakan dan apa saja
yang dibutuhkan itu adalah konsultan cagar budaya. Namun tetap dipantau juga
oleh dinas dan dinas mengetahui hal tersebut karena mereka bekerja sama untuk
membangun dan merawat situs cagar budaya yang sudah rusak.
Dari kedua hasil wawancara di atas mengenai pengawasan anggaran yaitu
bahwa semua pengawasan oleh pemerintah daerah dan juga konsultan. Setiap
anggaran yang akan dirincikan akan di serahkan atau ditunjukkan terlebih dahulu
kepada pemerintah daerah. Jika anggaran tersebut sangat penting dan sifatnya
tersebut tidak terlalu penting dan tidak ada manfaatnya maka anggaran tersebut
tidak akan ada. Tidak semua program yang diajukan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang pasti langsung disetujui, pasti harus melalui
tahap-tahap terlebih dahulu. Selain itu pula, pengawasan anggaran ini dilakukan
oleh konsultan cagar budaya yang mengerti kerusakan apa saja yang terjadi di
situs cagar budaya.
Indikator yang terakhir yaitu mengenai darimanakah anggaran yang di
dapat untuk situs cagar budaya tersebut di dapat. Sebagai mana yang telah
disampaikan oleh I1.1 sebagai berikut:
“Anggarannya itu dikelola oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Jika kita merasa berat untuk memperbaikinya maka akan kita serahkan ke pemerintah pusat dan tergantung kerusakannya saja. Tetapi jika ringan oleh pemerintah daerah. Dari UU No. 11 tahun 2010 tentang cagar budaya juga sudah dijelaskan bisa dikelola oleh pemerintah daerah dan pusat.” (wawancara dengan Kepala Bidang Kebudayaan, hari Selasa, 24 Juni 2014 pukul 11:43 WIB di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang)
Dari hasi wawancara di atas, maka anggaran tersebut di dapatkan dari
pemerintah daerah dan juga pemerintah pusat. Sebagaimana tingkatan dari situs
cagar budaya, jika berada dibawah pemerintah pusat maka akan dianggarkan dari
APBD dan jika cagar budaya tersebut berada dibawah pemerintah pusat maka
dianggarkan dari APBN.
Hal lainnya disampaikan oleh I1.3 sebagai berikut: “Untuk situs batu goong ini anggarannya dari pemerintah pusat, tetapi jika tahun ini tidak ada anggaran untuk situs batu goong, maka tidak akan kami anggarkan. Tetapi diserahkan ke pemerintah daerah.” (wawancara dengan Kasi Perlindungan, Pengembangan dan
Pemanfaatan, hari Rabu, 27 Agustus 2014 pukul 15:55 WIB di Kantor Balai
Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang)
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa penganggaran
untuk situs batu goong ini dari pemerintah pusat. Tetapi sebagaimana dengan
rencana anggarannya, jika untuk tahun ini tidak dianggarkan kepada situs batu
goong, maka tidak akan mendapatkan anggaran dan harus menunggu tahun
berikutnya atau anggaran tersebut dilakukan oleh pemerintah daerah.
Maka dari kedua hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
anggaran untuk kerusakan situs batu goong dan komplek makam Syekh Mansyur
ini di dapat dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah sebagaimana yang sudah
tercantum di Undang-undang No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Untuk
situs batu goong ini karena sudah diakui oleh pemerintah pusat yaitu Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Peninggalan Sejarah dan Purbakala dan
Permuseuman yang memiliki wilayah kerja Provinsi Banten, Jawa Barat, DKI
Jakarta dan Lampung yang pengelolaannya berada di bawah UPT Balai
Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang maka untuk anggaran kerusakan situs
batu goong ini diterima dari pemerintah pusat. Namun jika pemerintah pusat tidak
memberikan anggaran untuk situs batu goong, maka akan dilimpahkan kepada
pemerintah daerah yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang. Sedangkan untuk komplek makam Syekh Mansyur anggarannya