• Tidak ada hasil yang ditemukan

CAPAIAN ATAS TARGET JANGKA MENENGAH PRIORITAS NASIONAL

3.5 ANALISIS CAPAIAN DAN KEBERHASILAN LAINNYA

3.5.2 CAPAIAN ATAS TARGET JANGKA MENENGAH PRIORITAS NASIONAL

Secara umum dampak perubahan iklim adalah peningkatan suhu muka air laut, peningkatan muka air laut, peningkatan derajat keasaman air laut, bahkan dapat menyebabkan intrusi air laut hingga ke akuifer pesisir, hingga kehilangannya keanekaragaman hayati laut dan pesisir. Berdasarkan pada keragaman dampak tersebut diatas, maka pada Sektor Pembangunan Kelautan dan Perikanan, perubahan iklim dikelompokkan dapat berdampak kepada:

a. Lingkungan laut dan pesisir b. Perikanan Laut

c. Perikanan Umum Darat

d. Sosial ekonomi masyarakat pesisir

Terkait dengan hal tersebut, Balitbang KP telah menyusun Policy Paper (Kertas Kerja) Status

Terkini Litbang Kelautan dan Perikanan dalam Mengantisipasi Dampak Perubahan Iklim yang diterbitkan di tahun 2015 yang melaporkan kontribusi Balitbang KP sesuai dengan amanat RPJMN II

2010 – 2014, di tingkat nasional, secara aktif berkontribusi didalam penyusunan dokumen Rencana Aksi Nasional Gerakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) yang dikoordinir oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) sekaligus sebagai Menteri Pembangunan Nasional. Terdapat 4 rencana kegiatan Badan Litbang KP yang tercatat di dalam dokumen Lampiran II Matrik Kegiatan Pendukung RAN-GRK pada Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 yang ditandangani oleh Presiden RI pada 20 September 2011.

Dalam dokumen RPJMN III 2015 – 2019, Balitbang KP mengemban amanat untuk mendukung Bidang Prioritas Lintas Bidang “ Perubahan Iklim” dengan perumusan Program/Kegiatan dan target atas Indikator Kinerja dalam kurun waktu 2015 – 2019 sebagai berikut :

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan| 96 Tabel 50 : Target Kinerja Dukungan Prioritas Lintas Bidang

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA T R TARGET

Program Penelitian dan Pengembangan

IPTEK Kelautan dan Perikanan 2015 2016 2017 2018 2019

Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kewilayahan, Dinamika

dan Sumber Daya Laut dan Pesisir

Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan KP berdasarkan data dan informasi ilmiah litbang

kewilayahan, dinamika, dan SD laut

dan pesisir

Jumlah rekomendasi terkait pengelolaan dan pemanfaatan

sumberdaya laut dan pesisir secara

berkelanjutan

8 8 8 8 8 8

Jumlah Kawasan Pesisir yang terpetakan sumberdayanya

(SDLP) 5 5 5 5 5 5 Jumlah data dan/atau

informasi

sumberdaya dan kerentanan pesisir

dan laut

5 5 5 5 5 5

Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan

Perikanan

Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan KP berdasarkan data dan informasi ilmiah Litbang

IPTEK KP

Data dan/atau informasi fenomena

alam laut dan perubahan iklim 2 5 2 2 2 2

Gambar 30 : Peta Kenaikan Muka Air Laut Relatif di Perairan Indonesia

Beberapa kegiatan penelitian yang telah dilakukan untuk mengkaji dampak perubahan iklim, antara lain :

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan| 97

1) Marine Research Carbon in Indonesia

Konsep rencana strategis litbang Karbon Laut di Indonesia pertama untuk pertama kalinya disampaikan pada UNFCCC COP-17 Tahun 2011 yang diselenggarakan di Durban, Afrika Selatan, Badan Litbang KP berkesempatan memaparkan konsep kebijakan perubahan iklim dengan judul “Towards (Draft) on Blue Carbon Policy 2014/2015” pada Workshop on Managing Coastal

Ecosystems For Climate Mitigation yang diselenggarakan oleh International Union for Conservation Nature (IUCN). Secara catatan konseptual bahwa ekosistem laut dan pesisir merupakan satu

kesatuan ekosistem yang dikaji sebagai “Karbon Biru” atau Blue carbon, namun ekosistem mangrove dan lamun (seagrass) menjadi fokus utamanya karena peran potensialnya yang sangat besar dalam menyerap emisi karbon dari kegiatan anthropogenik.

Beberapa kegiatan survei dan penghitungan potensi variabilitas fluks karbon, dan kemampuan penyimpanan karbon, telah dilakukan oleh Badan Litbang KP sejak tahun 2008 yang kemudian hasil-hasil tersebut dijadikan bahan diskusi dalam berbagai workshop dan forum diskusi baik nasional dan internasioanal yang diselenggarakan oleh Badan Litbang KP. Salah satunya adalah

Coastal carbon Technical Workshop yang dilakukan di Jakarta pada 15-16 April 2015 yang

diselenggarakan oleh Badan Litbang KP bekerjasama dengan World Bank. Rekomendasi dari workshop tersebut yang akan ditindaklanjuti secara nasional dalam kerangka periode kerja 2015-2019 adalah melakukan peningkatan standarisasi metode ilmiah yang dapat diterima oleh komunitas internasional untuk pengukuran dalam rangka memantau potensi emisi dan serapan karbon oleh ekosistem pesisir Indonesia.

2) Implementasi Indonesia Global Ocean Observing System (INAGOOS)

Indonesia Global Ocean Observing System (INAGOOS) pertama kali didengungkan secara nasional adalah pada tahun 2005 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Seiring perkembangannya, pada tahun 2014 diresmikanlah fasilitas sistem operasionaliasi pemantauan iklim-laut untuk kegiatan perikanan (Ocean Climate Operational System for marine and Fisheries Activities) yang terdiri dari 3 komponen utama yakni: Infrastructure Development for Space Oceanography (INDESO); Indonesia Ocean Forecasting System (INAOFS); dan Forum komunikasi data dan informasi nasional INAGOOS yang melibatkan Komnas Intergovernmental Oceanographic Commisssion (IOC) Indonesia yang dikoordinatori oleh LIPI.

Secara mandiri, Indonesia, melalui INAGOOS, mampu melakukan kegiatan pemantauan laut dari tekanan IUU Fishing di wilayah laut teritorial Indonesia sebagai salah satu dampak perubahan iklim terhadap kegiatan perikanan di Asia tenggara, dan juga melakukan serangkaian kegiatan pemantauan dan pengkajian stok ikan, terumbu karang, budidaya perikanan, dinamika pesisir, dan cemaran tumpahan minyak. Kegiatan layanan publik sebagai langkah adaptif terhadap dampak perubahan iklim telah dihasilkan dan akan berlanjut dilaksanakan. Layanan publik tersebut adalah berupa penyediaan informasi berupa prakiraan daerah penangkapan ikan untuk 3 hari kedepan; prakiraan estimasi stok ikan tuna jenis Mata Besar, Cakalang, dan Sirip kuning; prakiraan suhu dan arus permukaan laut 5 hingga 10 hari kedepan; dan prakiraan pasang surut di pelabuhan perikanan Indonesia untuk 14 hari kedepan.

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan| 98

3) Implementasi Indonesia-China Ocean and Climate Research Centre

Pusat Kelautan-Iklim Indonesia Tiongkok atau Indonesia-China Ocean and Climate Research

Centre telah dilaksanakan dengan baik secara bilateral berdasarkan Nota kesepahaman antara

Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan State Oceanic Administration P.R China pada tahun 2012. Serangkaian kegiatan bersama telah dilaksanakan dalam mempelajari perubahan iklim pada masa lampau, masa sekarang dan masa depan dalam bentuk: survei pelayaran ilmiah, pengiriman mahasiswa tugas belajar ke China, pertukaran pakar/peneliti, dan penyelenggaraan summer school yang juga melibatkan negara-negara di Asia Tenggara dan beberapa negara yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan Pasifik.

4) Peningkatan Suhu Permukaan Laut dan Muka Laut

Pada Assessment Report-nya yang ke-5 IPCC (2014) melaporkan bahwa suhu permukaan laut di wilayah perairan Asia Tenggara yang 70% didominasi oleh wilayah teritorial laut Indonesia, diprakirakan akan mengalami kenaikan 1 – 3 °C pada tahun 2081-2100. Hasil penelitian terkini yang dikontribusikan oleh Indonesia-China Palaeo-Ocean-Climate BENTHIC Studies menginformasikan adanya peningkatan suhu muka laut di Barat Sumatra sebesar 0.017 – 0.071 °C/tahun dalam kurun masa 1962 hingga 2014. Adapun untuk prediksinya tentang laju kenaikan muka laut Indonesia sebesar 1,1 – 1,2 mm/tahun. Sedangkan berdasarkan studi yang dilakukan oleh Badan Litbang KP (2009) kenaikannya justeru lebih tinggi yakni berkisar 0.73-0.76 cm/tahun. Berdasarkan hasil observasi di 5 (lima) pelabuhan perikanan di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun (2004-2008), kemudian diprakirakan muka laut di tahun 2026 akan bertambah 65 cm hingga 117 cm

5) Potensi Energi Laut Terbarukan

Badan litbang KP sementara ini bukanlah sebagai aktor utama dalam kegiatan litbang identifikasi potensi energi laut terbarukan, namun beberapa kajian teoritis dan eksperimental telah dilakukan berdasarkan data pengukuran deret waktu (time series) yang cukup panjang (periode 1-3 tahun) hasil kerjasama multinasional untuk mengkaji Arus Lintas Indonesia. Data panjang tersebut dapat merekam karakteristik laut Indonesia dengan fitur fenomenanya secara lengkap yang dapat digunakan untuk identifikasi potensi energi listrik yang mampu dihasilkan oleh arus di perairan Indonesia. Selain itu kegiatan eksperimental untuk mengidentifikasi potensi energi terbarukan dari

Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) juga telah diinisiasi, namun diperlukan litbang

komprehensif lebih lanjut secara konsorsium nasional.

6) Tata Kelola Kelembagaan & Kemasyarakatan Perubahan Iklim

Konsep Kebijakan Dasar Litbang Kelautan dan Perikanan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di sektor kelautan dan perikanan dalam rangka ketahanan pangan sebagai langkah mengantisipasi perubahan iklim. Dimana secara lebih detil untuk implementasi hingga kepada masyarakat kelautan dan perikanan, dikembangkan Kebijakan Dasar Badan Litbang KP untuk Model Kerentanan Pelaku Usaha terhadap Perubahan Iklim. Badan Litbang KKP dalam upayanya mendukung program Kementerian Kelautan dan Perikanan menangani dampak perubahan iklim membagi tugas kepada pusat dan balai besar litbang di lingkupnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan| 99 Litbang sosial ekonomi kelautan dan perikanan adalah ujung tombak dari fungsional penghasil konsep rekomendasi dan kebijakan untuk pembangunan sektor kelautan dan perikanan terkait dengan program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Tentunya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh teknologi pemantauan/observasi terhadap dinamika/variabilitas iklim-laut, yang menghasilkan data dan informasi yang tepat dan akurat dalam rangka mengelola secara berkelanjutan sumberdaya laut, pesisir dan perikanan. Berbagai upaya invensi dan inovasi terhadap teknologi mekanisasi, strain unggul tahan terhadap perubahan iklim, dan bioteknologi pengolahan hasil kelautan dan perikanan juga dilakukan oleh Badan Litbang KP.