• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam tahun 2015, telah terjadi 3 kali perubahan dari DIPA awal yaitu : 1). DIPA Refocusing yang terbit pada tanggal 6 Maret 2015 hasil dari penghematan perjalanan dinas yang digunakan untuk kegiatan prioritas dan 2). DIPA APBN-P, dengan tambahan alokasi anggaran sebesar Rp. 235.000.000.000,- yang tertuang dalam DIPA APBN-Perubahan yang terbit pada tanggal 24 maret 2015 dan 3) DIPA akhir tahun yang terbit akibat beberapa revisi penambahan anggaran di satker Balitbang KP. Tambahan alokasi anggaran sebesar Rp. 235.000.0000.000,- yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan Quickwins (QW), Program Lanjutan (PL) dan Program Prioritas (PP) lainnya. Dengan tambahan anggaran ini maka anggaran Balitbang KP yang semula Rp. 527.223.345.000,- menjadi Rp. 775.617.749.000,-. Perubahan jenis belanja sebagaimana tergambar dalam tabel berikut :

Tabel 42 : Rincian perubahan DIPA Balitbang KP Tahun 2015 (Berdasarkan DIPA terbit)

PERUBAHAN

DIPA PEGAWAI OPERASIONAL BARANG OPERASIONAL BARANG NON MODAL TOTAL

AWAL 148.898.816 70.125.142 197.517.295 110.682.092 527.223.345 REFOCUSING 148.898.816 70.095.772 160.425.194 147.803.563 527.223.345 APBN-P 148.898.816 70.095.772 282.326.879 260.901.878 762.223.345 DIPA AKHIR 153.633.056 69.743.784 280.986.656 266.344.253 775.617.749

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan| 81 Gambar 20 : Proporsi pagu per belanja

Berdasarkan proporsi anggaran perjenis belanja dalam setiap perubahan DIPA menggambarkan trend yang fokus penganggaran yang beda. DIPA Refocusing dihasilkan dari penghematan belanja barang (perjalanan dinas) yang dialihkan menjadi belanja modal strategis sehingga dalam Gambar 20 terdapat pola penurunan proporsi belanja barang dan sebaliknya terdapat peningkatan proporsi belanja modal. Adapun untuk DIPA APBN-P, terjadi kenaikan anggaran untuk belanja barang sebesar 52,88% dan belanja modal sebesar 76,52% bila dibandingkan dengan DIPA Refocusing. Alokasi APBN-P sebesar Rp 235 miliar digunakan untuk 51,87% belanja barang dan 48,13% belanja modal. Sampai dengan akhir tahun 2015, Balitbang KP mengelola pagu sebesar Rp. 775.617.749.000,- dengan perubahan/penambahan anggaran disebabkan adanya : a.) percepatan penarikan dana pinjaman LN (PLN) akibat penyesuaian kurs mata uang dollar sebesar Rp. 8.415.101.000,-, b.) pencantuman dana hibah langsung pada satker BBPPBL Gondol dan BPOL Perancak sebesar Rp. 4.052.647.000,-, c.) revisi penerimaan dan penggunaan PNBP pada satker BPPBAP Maros sebesar Rp.866.656.000,-. Adapun pergeseran anggaran antar jenis belanja (belanja barang dan modal ke belanja pegawai) dilakukan untuk mengakomodir kenaikan tunjangan kinerja KKP (dari sebelumnya 47% menjadi 52%).

Berdasarkan Memorandum Kepala Balitbang KP No. 517/BALITBANGKP/II/2015 tanggal 16 Februari 2015 merujuk pada Surat Kementerian Keuangan Nomor Alokasi No.S-876/MK.02/2014 tanggal 24 Desember 2014 tentang Alokasi Tambahan Anggaran Dalam RAPBN-P 2015 dan Nomor S-9/MK.02/2015 tanggal 8 Januari 2015 tentang Pengalihan Alokasi Tambahan Anggaran Dalam RAPBN-P Tahun Anggaran 2015, serta Keputusan Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Menteri Kelautan dan Perikanan tanggal 12 Februari 2015, maka Balitbang KP pada tahun 2015 memperoleh alokasi tambahan anggaran sebesar Rp. 145 Milyar untuk APBN-P I dan Rp. 90 Milyar untuk APBN-P II. Sesuai dengan perencanaannya, APBN-P I dialokasikan untuk pendanaan program untuk mendukung pencapaian target RPJMN III yang menjadi mandat bagi Balitbang KP, yaitu:

o Quick Wins, berupa :

- Sistem informasi Nelayan Pintar untuk akses Informasi cuaca, wilayah tangkap, dan pasar di 100 sentra nelayan pada tahun 2019;

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan| 82 - Pencanangan Pembangunan TechnoPark dan Science Park berbasis Perikanan Rakyat.

o Program Lanjutan, yaitu Meningkatkan produksi perikanan dua kali lipat menjadi sekitar 40-50 juta ton pertahun pada 2019.

Adapun alokasi tambahan APBN P II diperuntukkan bagi pendanaan Program Prioritas Lainnya, yaitu Peningkatan Produksi Perikanan. Dalam lampiran Memorandum Kepala Balitbang KP, terlampir rincian pemanfaatan anggaran APBN-P Balitbang KP, sebagai berikut :

Berdasarkan proporsi anggaran, alokasi terbesar untuk kegiatan Quickwins Technopark dan Program Prioritas dengan

alokasi masing-masing Rp.

90.000.000.000,- atau 38,30%, selanjutnya Program Lanjutan sebesar Rp. 51.000.000.000,- atau 21,70% dan proporsi terkecil untuk Quickwins nelayan pintar sebesar Rp. 6.500.000.000,- atau 1,70%.

Selanjutnya, anggaran tersebut, tertuang dalam dokumen rencana kegiatan dan anggaran (RKA-KL) dengan jumlah komponen per-Satker sebagai berikut :

Kegiatan yang dialokasikan dari anggaran tambahan diturunkan dalam RKA-KL kedalam 132 komponen kegiatan. Untuk kegiatan yang bersumber dari APBN-P I (QW dan PL) diwujudkan dalam output kinerja baru (dalam DIPA APBN-P) dan untuk kegiatan yang bersumber dari APBN-P II (PP) bersifat menambahkan volume dari output yang sudah ada/lama (sudah tercantum dalam DIPA APBN awal). 46% Rp. 107.125 Miliar 47% 111.604 Miliar 7% Rp. 114.604 Miliar 0% B. Barang diluar 526 B. Modal B. Barang 526

Gambar 21 : Proporsi Anggaran Pembiayaan APBN-P Tahun 2015

Gambar 22 : Proporsi Per Jenis Belanja dari Alokasi APBN-P 2015

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan| 83 52%

48%

0%

Satker Pusat Satker Daerah

Berdasarkan jenis belanja, pemanfaatan anggaran tambahan APBN-P digunakan untuk belanja barang dan belanja modal. Untuk belanja barang, digunakan untuk pembiayaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta paket barang yang diserahkan ke masyarakat, adapun belanja modal untuk pengadaan alat laboratorium termasuk pembangunan fisik. Berdasarkan jenis

belanja, anggaran tambahan APBN-P paling banyak digunakan untuk pembiayaan belanja modal sebesar 47% (Rp. 111,604 miliar), belanja barang diluar paket untuk masyarakat sebesar 46% (Rp. 107,125 miliar) dan barang yang diserahkan kepada masyarakat sekitar 7% atau Rp. 16,27 miliar. Lebih lanjut, sekitar 52% anggaran APBN-P dilaksanakan oleh satker Pusat yaitu 4 Pusat dan 1 Sekretariat dan 48 % dikelola oleh satker daerah sebanyak 12 UPT (Balai Besar/Balai/Loka).

Capaian Realisasi Anggaran Balitbang KP Tahun 2015 sebesar 80,01% (sesuai data sementara per 03 Februari 2016). Pagu dan realisasi anggaran Tahun 2015 berdasarkan jenis belanja, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 43 : Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015 (Per-Belanja)

No Belanja Pagu Realisasi %

1 Belanja Pegawai 158.633.056.000 152.586.891.910 96,19 2 Belanja Barang 350.640.440.000 301.706.104.260 86,64 3 Belanja Modal 266.344.253.000 166.405.638.228 62,48 Jumlah 775.617.749.000 620.698.634.398 80,03

Sumber: OMSPAN KEMENKEU, 3 Feb 2016

Sampai dengan tanggal 3 Februari 2016, realisasi anggaran Balitbang KP sebesar Rp. 620.603.343.088,- atau 80.01% dari total anggaran sebesar Rp. 775.617.749.000,-. Sesuai dengan Tabel 43 diatas maka realiasi tertinggi menurut per-belanja adalah belanja pegawai sebesar 96.20%, diikuti oleh realisasi belanja barang sebesar 86.01% dan belanja modal sebesar 62.48%. Dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2014 sebesar 96,73%, performance realisasi anggaran tahun 2015 lebih kecil dengan nilai 80,01% (status akses OMSPAN, 3 Februari 2015).

Tabel 44 : Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015 (Per-Kegiatan)

No Program/ Kegiatan Pagu Realiasi %

Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan

Perikanan 775.617.749.000 620.698.634.398 80.03

1 Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan

Pengembangan Kelautan dan Perikanan 58.927.582.000 50.641.105.726 85.94 2 Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan 16.8074.667.000 140.570.274.872 83.64

3 Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan 210.392.785.000 204.809.890.651 97.35

Gambar 23 : Proporsi Anggaran APBN-P 2015 Untuk Satker Pusat - Daerah

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan| 84

No Program/ Kegiatan Pagu Realiasi %

Budidaya

4 Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan 167.218.984.000 76.003.479.649 45.45

5 Penelitian dan Pengembangan Iptek Kewilayahan,

Dinamika dan Sumber Daya Laut dan Pesisir 68.379.404.000 58.750.559.774 85.92 6 Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Iptek Pengolahan 66.159.447.000 60.796.767.935 91.89

7 Penelitian dan Perekayasaan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 36.464.880.000 29.126.555.791 79.88

Dalam Tabel 44 menunjukkan realisasi anggaran per Kegiatan (eselon II) dengan realisasi tertinggi pada Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan Budidaya sebesar 97,35% dan terendah pada Kegiatan Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan sebesar Rp. 45,45%. Beberapa catatan atas anggaran yang tidak terserap antara lain :

Tabel 45 : Justifikasi Anggaran TA 2015 yang Tidak Terserap

No Program/ Kegiatan Keterangan

1

Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan

Perikanan

Sisa gaji dan tunjangan : uang makan, uang lembur dan tunkin

Belanja barang : sisa perjalanan dinas LN, kegiatan anjak, pengembangan ekonomi kawasan, orasi profesor riset dan

anggaran diklat fungsional

2

Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan

Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan tunjangan kinerja, alokasi tunkin peneliti APU, uang makan Sisa gaji dan tunjangan : kelebihan perhitung kenaikan dan lembur

Belanja barang : sewa kapal riset BJ VII tidak dilaksanakan karena rusak, pengadaan benih lobster tidak dilaksanakan

karena DIPA revisi terbit Nopember (waktu tidak mencukupi)

Belanja modal : efisiensi kontrak, anggaran pembangunan fisik untuk teknopark yang tidak dilaksanakan, putus

kontrak pada pembangunan pagar Pulau Kongsi

3

Penelitian dan Pengembangan Iptek

Perikanan Budidaya Sisa gaji dan tunjangan : kelebihan alokasi kenaikan tunjangan kinerja, uang makan dan lembur Belanja barang : sisa perjalanan dinas dan biaya non operasional lainnya dari kegiatan penelitian, belanja

langgangan daya dan jasa Belanja modal : efisiensi kontrak,

4

Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi

Kelautan dan Perikanan Sisa gaji dan tunjangan : gaji dan tunjangan dari CPNS yang tidak menempati posisinya Belanja barang : sisa pengadaan dari kegiatan belanja barang non operasional kegiatan litbang, perjalanan dinas

penelitian

Belanja modal : efisiensi kontrak, pembangunan fisik TP Muara Kamal dan Sangihe tidak dilaksanakan

5

Penelitian dan Pengembangan Iptek Kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya

Laut dan Pesisir

Belanja barang : sisa perjalanan dinas penelitian/survei (yang berlokasi di Sumatera) yang terkendala dengan kabut

asap, kegiatan penelitian MOMSEI tertunda karena MOU dengan Tiongkok belum diperbaharui, Belanja modal : efisiensi kontrak dari kegiatan Pengembangan Kelembagaan Litbang Sumber Daya Laut dan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan| 85

No Program/ Kegiatan Keterangan

kontrak pada pengadaan peralatan riset

6

Penelitian dan Pengembangan Iptek Pengolahan Produk dan Bioteknologi

Kelautan dan Perikanan

Sisa gaji dan tunjangan : kelebihan alokasi kenaikan tunjangan kinerja, uang makan dan lembur Belanja barang : belanja perjalanan dinas LN (dihemat) Belanja modal : efisiensi kontrak, gagal lelang dan tidak memungkinkan untuk dilakukan lelang ulang karena waktu yang terbatas dari pengadaan Peralatan Litbang Pengolahan

Hasil KP, putus kontrak atas paket Pekerjaan Renovasi Gedung

7 Penelitian dan Perekayasaan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Sisa belanja barang dari kegiatan penelitian yang tidak dapat terserap akibat proses revisi DIPA

Rendahnya penyerapan anggaran pada belanja modal disebabkan oleh : 1) Adanya penyesuaian/pergantian jabatan madya dan pratama dikarenakan terbitnya Kepmen KP nomor 23/2015 (Organiasi dan Tata Kerja KKP) sehingga memerlukan proses revisi SK KPA/PPK; 2) Adanya kebijakan penghmetan/penundaan pelaksanaan kegiatan dan anggaran (selfblocking); 3) penyesuaian revisi DIPA karena adanya kebijakan nasional, K/L dan Eselon I (pengalihan penanggungjawab teknopark KP, refocusing, APBN-P, revisi lobster untuk mendukung PERMEN 01/2015 dan penyesuaian kenaikan tunjangan kinerja); 4) Adanya lelang ulang pada beberapa kegiatan pengadaan barang dan jasa; serta 5) realisasi anggaran PLN INDESO sebesar Rp 57,489,629,106,- dalam proses pengesahan di KPPN Khusus. Apabila memperhitungkan realisasi PLN Indeso maka angka realisasi Balitbang KP sebesar 87,43%.

Jika membandingkan dengan alokasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp 576.759.739.000,-, anggaran Balitbang KP untuk DIPA awal (Rp527.223.345.000,-) mengalami kenaikan sebesar 9,4% dan untuk pagu DIPA APBN-P (Rp 762.223.345.000) mengalami kenaikannya menjadi 34,48% dibandingkan dengan. Adapun ditinjau dari realisasi anggaran, performance penyerapan anggaran di tahun 2014 lebih tinggi (96,79%) daripada tahun 2015 (80,03%), Salah satu faktor penyebab utama adalah DIPA Revisi APBN-P (dengan penambahan pagu anggaran sebesar Rp 235.000.000.000,- atau 44,57% dari pagu awal TA 2015) terbit pada bulan April 2015 sehingga pelaksanaan kegiatan baru dilaksanakan di triwulan II/III serta kebijakan self blocking.

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan| 86 Gambar 24 : Grafik Perbandingan Realisasi Perjenis Belanja 2014 - 2015

Tabel 46 : Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015

RUPIAH MURNI RMP PNBP HLN PLN B. PEGAWAI B. BARANG B. MODAL B. BARANG B. MODAL B. BARANG B. MODAL B. BARANG B. MODAL B. MODAL PAGU 158.633.056.000 341.438.350.000 204.480.099.000 4.628.848.000 856.851.000 788.414.000 1.489.883.000 3.784.828.000 267.819.000 59.249.601.000 REALISASI 152.645.297.281 293.372.149.397 163.900.016.828 4.186.005.216 769.546.400 736.778.370 1.472.032.000 3.294.483.277 264.043.000 0 96.23% 85.92% 80.15% 90.43% 89.81% 93.45% 98.80% 87.04% 98.59% 0.00% TOTAL PAGU 704.551.505.000 5.485.699.000 2.278.297.000 4.052.647.000 59.249.601.00 TOTAL REALISASI 609.917.463.506 4.955.551.616 2.197.550.370 3.558.526.277 0 86.57% 90.34% 96.46% 87.81% 0.00% GRAND TOTAL PAGU 775.617.749.000 GRAND TOTAL

REALISASI

620.698.634.398 80.01

Sumber: OMSPAN KEMENKEU, 2016-FEB-03

Pada tahun 2015, Balitbang KP mengelola pagu sebesar Rp. 775.617.749.000,-,yang bersumber dari rupiah murni (Rp.704.551.505.000,-), rupiah murni pendamping (Rp. 5.485.699.000), PNBP (Rp. 2.218.297.000), hibah (Rp. 4.052.647.000,-) dan pinjaman (Rp. 59.249.601.000,-). Khusus untuk anggaran PHLN telah tercatat sebagai realisasi di kementerian keuangan sebesar Rp. 3.558.526.277,- atau 5.80% sedangkan sisa pagu PHLN yang belum terserap sebesar Rp. 59.743.721.723,-. Sesuai dengan perkembangan terbaru, masih terdapat beberapa realisasi dari hibah langsung yang belum tercatat dalam DIPA TA 2015 dengan nilai sekitar Rp.5.013.280.000,- yang terdiri dari P4KSI sebesar Rp.2.458.252.000,- P3SDLP sebesar Rp.2.318.200.000,- dan P3TKP sebesar Rp.236.828.000,- dengan beberapa catatan terkait pelaksanaan hibah dan pinjaman yang perlu mendapat perhatian antara lain :

- Terdapat 1 (satu) kegiatan hibah yang dilaksanakan oleh P3TKP yaitu The Estabilishment of

Marine and Fisheries Scientific and Technical Cooperation On Abandoned Oil and Gas Platform yang telah teregistrasi (No. 2B53T66L) dilaksanakan dengan angka hibah sebesar

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan| 87 20.000.000 (Korea Won), namun belum tercantum pada DIPA P3TKP TA 2015 dan diusulkan pengesahan realisasinya ke Kementerian Keuangan.

- Kegiatan pinjaman luar negeri yang dilaksanakan oleh P3TKP yaitu Installation Services of an

Infrastructure for Operational Oceanographic System in Indonesia (INDESO) saat ini sudah

diterbitkan SP4HL dan dalam proses penerbitan SP2HL/pengesahan di Kanwil setempat. Namun demikian diperkirakan masih memerlukan revisi penambahan/percepatan penarikan pinjaman dengan nilai sekitar Rp. 1,4 miliar akibat penyesuaian nilai kurs.

- Beberapa kegiatan hibah dan pinjaman yang telah selesai pada TA 2015 belum melengkapi dokumen Project Completion Report (PCR), penutupan register, penutupan rekening, dan Berita Acara Serah Terima serta Laporan lengkap kepada Sekretariat Balitbang KP dan Sekretariat Jenderal KKP.

- Seluruh satker agar mengantisipasi nilai hibah/ pinjaman yang telah ditransfer oleh pihak donor kepada satker penerima, nilai penarikan yang dilakukan satker, dan realisasi yang telah disahkan/ diusulkan untuk disahkan ke Kementerian Keuangan, untuk menghindari terjadinya selisih (temuan) ketika dilakukan pemeriksaan oleh pengawas internal dan eksternal.

- Belum seluruh satker yang mengelola hibah, menyampaikan laporan untuk kegiatan Monitoring Pelaksanaan PHLN yang diselenggarakan KKP sesuai dengan ketentuan Permen KP Nomor 23/PERMEN-KP/2014 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Hibah Luar Negeri di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan tertib.

- Banyak hibah langsung tidak terencana yang sulit dimonitor, selain itu kegiatan hibah langsung yang sudah habis masa berlakunya sering kali diperpanjang sampai beberapa kali, sehingga seharusnya dapat disusun dalam kegiatan hibah yang terencana.

- Penambahan anggaran dari hibah seringkali belum memperhitungkan penambahan target output kinerja pada RKA-K/L dan Penetapan Kinerja.

Lebih lanjut, untuk sumber pendanaan dari PNBP tahun 2015, dari total pagu Rp 2.278.297.000,- terealisasi sebesar 96,46%. Realisasi tersebut lebih tinggi dari penggunaan PNBP di tahun 2014 sebesar Rp 1.666.914.000,- atau 88,45% dari pagu PNBP sebesar Rp 1.884.568.000,-. Pelaksanaan kegiatan dari sumber PNBP di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 dari target meningkat 120,89% dan realisasi meningkat 131,83%. Beberapa faktor utama atas kenaikan tersebut antara lain :

1) Sumber penerimaan PNBP dari sisa hasil penelitian meningkat

2) Jasa riset dari analisis laboratorium riset terus meningkat terlebih dari telat diakreditasnya laboratorium riset lingkup Balitbang KP

Diperkirakan dengan terbitnya PP 75/2015 tentang tarif PNBP lingkup KKP maka penerimaan PNBP lingkup Balitbang KP akan semakin meningkat dikarenakan telah dilakukan penyesuain

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan| 88 tarif/pungutan dan beberapa sumber pungutan baru telah diatur dalam peraturan tersebut. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengelolaan PNBP kedepan antara lain :

1) Agar lebih tertib untuk dalam penyetoran PNBP agar tidak terjadi keterlambatan penyetoran dan mengurangi terjadinya hal yang tidak diinginkan;

2) Agar segera disusun SOP pada setiap satker pengelola PNBP sebagai acuan pengelolaan PNBP; 3) Agar membentuk Tim Pengelola PNBP;

4) Menyampaian laporan terkait PNBP secara rutin dan tepat waktu peraturan yang berlaku; 5) Agar menyesuaikan tarif dan jenis PNBP dengan mengacu pada PP 75/2015 berlaku serta

memperbaiki dokumen-dokumen yang ada al : jasa analisa laboratorium penguji, dll.

Tindaklanjut untuk masing-masing Satuan kerja terkait permasalahan/kendala kegiatan pinjaman luar negeri dan hibah langsung luar negeri lingkup Balitbang KP TA 2015 sebagai berikut : 1) Kepala Satker agar melakukan pencantuman anggaran hibah dan pinjaman agar segera

melakukan revisi DIPA TA 2015 dan berkoordinasi dengan bidang terkait, serta segera mengusulkan pengesahan realisasi hibah dan pinjaman ke Kementerian Keuangan.

2) Kepala Satker agar memantau dan mengawal proses pengusulan, pelaksanaan, dan pelaporan, serta penutupan kegiatan hibah yang dilaksanakan oleh satker, sesuai dengan ketentuan Permen KP Nomor 23/PERMEN-KP/2014 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Hibah Luar Negeri di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

3) Kepala Satker agar menyusun grand design pelaksanaan hibah dan pinjaman, untuk dapat diajukan ke dalam dokumen Green Book dan Blue Book (Daftar Rencana Prioritas Pinjaman/ Hibah Luar Negeri) Bappenas.

Sumber: OMSPAN KEMENKEU, 2016

Gambar 25 : Penyerapan Anggaran Balitbang KP Tahun 2014-2015

Secara umum penyerapan anggaran perbulan pada Balitbang KP menunjukan pola yang seragam pada kurun waktu tahun 2014-2015. Lonjakan penyerapan anggaran banyak dipengaruhi

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan| 89 oleh realisasi belanja modal yang meningkat pada triwulan IV tahun 2014. Adapun pada tahun 2015, lonjakan penyerapan anggaran juga terdapat pada belanja modal dan terakumulasi di bulan desember 2015. Untuk itu beberapa rekomendasi untuk perbaikan kinerja pelaksanaan anggaran tahun selanjutnya antara lain :

- Melaksanakan Proses pengadaan barang dan jasa paling lambat akhir triwulan I.

- Untuk menghindari lelang ulang, agar membentuk tim teknis yang kompeten dan mempersiapkan dokumen HPS/spesifikasi barang dan jasa secara lengkap.

- Mempercepat proses revisi DIPA (al : blokir anggaran atau hasil kebijakan pimpinan) yang sekiranya dapat mengganggu pelaksanaan anggaran.

- Menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Kelautan No..dengan menyusun ROK dan melaksanakan kegiatan sesuai ROK yang telah ditetapkan.

- Melakukan pengelolaan anggaran sesuai peraturan yang berlaku terutama terkait dengan penyelesaian SPJ pembelanjaan anggaran.

- Meningkatkan peran SPIP dan melakukan evaluasi serta pemantauan intensif atas faktor-faktor resiko yang dapat menganggu pelaksanaan kegiatan.