• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPONDEN REALISASI

5. Capaian Kinerja

a. Nilai evaluasi AKIP pada komponen Capaian Kinerja turun dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena rendahnya realisasi penyerapan anggaran tahun 2019 sebesar 95,09% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 97,80%. Hal tersebut berpengaruh pada nilai capaian kinerja organisasi (sesuai e kinerja) yaitu tahun 2019 sebesar 98,17%, tahun 2018 sebesar 104,34.

115 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

b. Pencapaian kinerja telah dinilai dari aspek pencapaian target, keandalan data dan kualitas data kinerja yang lebih baik dan keselarasan capaian sasaran yang berorientasi outcome. Sementara untuk capaian kinerja atas IKU telah diberikan penjelasan terhadap kenaikan dan penurunan dari target yang direncanakan dalam PK 2019.

c. Informasi kinerja dapat diandalkan namun terbatas pada penyajian dokumen LKj dan renaksi. Selanjutnya agar Sekretariat Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler mempertimbangkan mekanisme evaluasi program dan kinerja yang semakin baik agar klaim capaian kinerja dapat dibuktikan melalui dokumen pendukung lain.

Faktor penghambat atau kendala yang masih ditemukan pada IKU ini masih terdapat beberapa catatan, antara lain:

1. Pada IKU realisasi anggaran Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler yang belum mencapai target disebabkan masih terdapat pelaksanaan kegiatan yang belum sesuai dengan rencana kerja, antara lain: kegiatan pelayanan publik yang memerlukan kesesuaian waktu dengan penerima manfaat atau stakeholders. Juga adanya pandemi Covid-19 yang memaksa perubahan terhadap pola kerja dan pelaksanaan kegiatan. 2. Dalam hal pemenuhan kelengkapan dokumen belum dilampirkan informasi mengenai

dokumen PK Individu;

3. Dokumen rencana aksi (Renaksi) sebagai mekanisme pemantauan kinerja belum menjadi dasar untuk pemberian reward and punishment;

4. Informasi kinerja dapat diandalkan namun terbatas pada penyajian dokumen LKj dan renaksi.

Proyeksi ke depan akan diambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melalui pelaksanaan diskusi kinerja secara berkala antar pimpinan di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, khususnya terkait perencanaan penetapan target-target IKU dan evaluasinya.

2. Dengan lebih meningkatkan sinergi, diharapkan Nilai AKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler setiap tahunnya dapat meningkat dan mencapai target yang telah ditentukan.

3. Peningkatan kapasitas bagi pejabat dan pelaksana dengan dilakukannya bimbingan teknis dan pelatihan.

116 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

4. Penyesuaian terhadap pola kerja dan pelaksanaan kegiatan mengikuti penerapan protokol kesehatan dengan adanya pandemi Covid-19.

Analisis IKU L2.1.1

Presentase Sarana Prasarana yang dipenuhi sesuai dengan rencana di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler

Untuk mendukung performa kinerja Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, “infrastructure diplomacy” atau dukungan sarana prasarana menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari upaya pencapaian target IKU. Kebutuhan sarana prasarana di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler dikelola sesuai dengan anggaran yang telah dialokasikan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang telah ditetapkan.

Capaian IKU ini adalah 126.32%, yaitu realisasi 126.32% dari target 100%, karena batas maksimumnya 120% maka capaian untuk IKU ini adalah 120%.

Tabel Perbandingan Capaian IKU L2.1.1 Tahun 2019 dan 2020

IKU L1.2.1 Informasi Kinerja 2019 2020

Persentase sarana dan prasarana di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler yang dipenuhi Sesuai dengan rencana

Jumlah sarana dan

prasarana yang dipenuhi 81 48

sesuai dokumen rencana

Total sarana dan prasarana yang

direncanakan dalam 54 38

Dokumen perencanaan

pengadaan

Target 100% 100% Sasaran Strategis Pendukung Prasarana (L2.1) : Sarana dan Prasarana Direktorat

117 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Realisasi 120% 126.32%

Capaian 120 % 120 %

Keberhasilan capaian IKU ini mencerminkan kinerja tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler.

Pada tahun 2019, sarana dan prasarana yang dipenuhi adalah 81 unit dari 54 unit, antara lain: Air Cleaner, Kulkas, Rak Besi Gudang File, Notebook, Apple Iphone 8, Apple IPAD Mini 5, Lemari Besi Metal Pintu Sliding, Burung Garuda, Scanner, Printer Epson L805, Scanner Fujitsu IX 1500, Printer HP Color Laser Jet Pro M 254 nw, Printer HP Deskjet Ink Advantage 2135, AC Split, Papan Tulis Whiteboard, AC, Laptop, Lemari Pakaian, Meja Staff, Kursi Kantor, Lemari Buku, Sofa, AC Cassette, Aplikasi Mesin Antrian dan Feedback, Aplikasi Informasi Digital, Aplikasi Keuangan Terpadu, Integrasi (Bridging) SIMKIM dan Aplikasi Exit Permit dan Rekomendasi Visa, Upgrade Aplikasi Exit Permit dan Rekomendasi Visa, Aplikasi Legalisasi Online.

Pada tahun 2020, sarana dan prasarana yang dipenuhi sebanyak 48 unit dari 38 unit, antara lain: 5 unit Rak Besi, 1 unit Alat Pencetak Label Brother P950NW, 1 unit LCD Projector/Infocus Benq MW632ST, 1 unit Camera Conference Logitech, 2 unit External/Portable Hardisk Seagate 5TB, 2 unit Monitor Viewsonic 23,8, 2 Unit CCTV, 2 unit Televisi, 2 buah Softwar Komputer Aplikasi, 2 unit printer, 3 unit Camera Conference, 5 buah Meja Kerja Kayu, 3 buah Lemari Kayu, 2 unit Note Book, 8 unit PC, 3 unit Printer, 4 unit Scanner.

Pada tahun 2020, target awal sarana dan prasarana adalah 40, namun dikarenakan refocusing anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19, target tersebut direvisi menjadi 38. Sebanyak 48 permintaan sarana prasarana berhasil dipenuhi pada akhir tahun, sehingga realisasi pemenuhan sarana prasarana mencapai 126,32%. Kegiatan yang telah dilaksanakan Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler dalam mendukung IKU ini antara lain pengadaan BMN, perbaikan atau pemeliharaan BMN kondisi rusak ringan dan pemeliharaan fasilitas perkantoran.

118 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Kendala yang dihadapi dalam pencapaian IKU ini, antara lain:

a. Pengelolaan, Penatausahaan Barang Persediaan dan Barang Milik Negara (BMN) Ditjen Protokol dan Konsuler. Analisa Keberhasilan: Barang Persediaan dan BMN Ditjen Protkons dikelola dengan baik Hambatan: Diperlukan peran seluruh Unit Eselon 2 dalam hal pengelolaan, penatausahaan Barang Persediaan dan BMN. Solusi: Meningkatkan Koordinasi rutin dengan Pemangku Kepentingan (Unit Eselon 2) dalam hal pengelolaan Barang Persediaan dan BMN. Koordinasi rutin dilakukan melalui media Whatsapp Group, Telepon dll. Pengelolaan Barang Persediaan Membuat Aplikasi pendukung khusus internal Direktorat Protokol dan Konsuler, yaitu SIPP (Sistem Informasi Persediaan Protkons), yaitu aplikasi yang menghubungkan pencatatan barang persediaan antara unit eselon 2 dan Sekretariat Ditjen Protkons.

b. Penyediaan Barang Persediaan dan Barang Milik Negara (BMN) Ditjen Protokol dan Konsuler. Analisa Keberhasilan: Terpenuhinya Kebutuhan Sarana dan Prasarana penunjang Pekerjaan di Lingkungan DItjen Protkons. Hambatan: Adanya pemotongan anggaran di tahun 2020 menyebabkan kebutuhan barang persediaan tidak dapat dilaksanakan dengan optimal. Solusi: Dilakukan efisiensi pemanfaatan barang persediaan khususnya tinta printer. Telah dibuat Analisa pemakaian mesin fotocopy dan belanja keperluan tinta printer di lingkungan DItjen Protkons (notadinas Setditjen nomor 19567/KU/09/2020/62). Solusi: Kebutuhan tinta printer khusus untuk kegiatan pelayanan publik, memanfaatkan anggaran masing-masing unit Optimalisasi pemakaian mesin fotokopi yang berada di masing-masing Unit Eselon 2.

c. Penyimpanan Barang Persediaan dan Barang Milik Negara (BMN) Ditjen Protokol dan Konsuler. Analisa Keberhasilan: Barang Persediaan dan BMN Tersimpan dengan Baik. Hambatan: Tempat penyimpanan Barang Persediaan dan Barang Milik Negara yang terbatas. Solusi: Dilakukan penataan Barang Persediaan dan BMN dengan baik, tidak menyimpan terlalu banyak barang, menyingkirkan BMN yang sudah tidak terpakai, dipindah ke Gudang Konsuler dan Gudang BMN milik Biro Umum di Pondok Aren. d. Pendistribusian Barang Persediaan dan Barang Milik Negara (BMN) Ditjen Protokol dan

Konsuler. Analisa Keberhasilan: Barang Persediaan dan BMN terdistribusi dengan Baik. Hambatan: Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membuat pegawai tidak setiap hari dikantor menyebabkan distribusi barang persediaan seringkali tertunda.

119 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Solusi: Meningkatkan Koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam hal distribusi / serah terima Barang Milik Negara (BMN) dan juga Barang Persediaan. Tahun 2020 telah membuat 83(delapan puluh tiga) Berita Acara Serah Terima BMN, baik internal Setditjen maupun serah terima kepada unit eselon 2.

e. Inventarisasi Barang Persediaan dan Barang Milik Negara (BMN) Ditjen Protokol dan Konsuler. Analisa Keberhasilan: Kesesuaian fisik barang persediaan dan BMN dengan pencatatan pada aplikasi Kementerian Keuangan (SIMAK BMN dan Persediaan). Hambatan: Penyebaran letak BMN dan Barang Persediaan DItjen Protokol dan Konsuler yang luas di 2 (dua) area Gedung berbeda menjadi tantangan dalam kegiatan inventarisasi BMN. Solusi: Melaksanakan Kegiatan Inventarisasi (Sensus) BMN di DItjen Protokol dan Konsuler tahun 2020:

- Membentuk Tim Sensus BMN yang terdiri dari perwakilan Unit Eselon 2, APIP, Biro Umum dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.

- Pelaksanaan sensus BMN yaitu pengecekan fisik BMN dan pencocokan dengan data - Rekonsiliasi hasil pencocokan data BMN

- Tindak Lanjut Sensus BMN yaitu pemasangan label dan Cetak Daftar Barang Ruangan.

f. Penghapusan Barang Persediaan dan Barang Milik Negara (BMN) Ditjen Protokol dan Konsuler. Analisa Keberhasilan: Jumlah BMN yang tidak terpakai karena rusak. Hambatan: Lokasi BMN yang tersebar di masing-masing Unit Eselon II dan kurangnya informasi yang sampai ke Setditjen mengenai perubahan status kondisi BMN menjadi rusak. Solusi: Melaksanakan Usulan penghapusan BMN terhadap BMN kondisi rusak yang berada di lingkungan Sekretariat Ditjen Protokol dan Konsuler. Notadinas permohonan penghapusan BMN Ditjen Protkons nomor 27461/PL/12/2020/62.

g. Pengawasan dan Pengendalian Barang Persediaan dan Barang Milik Negara (BMN) Ditjen Protokol dan Konsuler. Analisa Keberhasilan: Seluruh BMN yang tidak luput dari pengawasan dan pengendalian. Hambatan: Pembuatan Surat Keputusan Penetapan Status Penggunaan (PSP) BMN memerlukan koordinasi dengan satker lain dan memerlukan waktu lama. Solusi: Meningkatkan Koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam hal kemajuan proses pembuatan Surat Keputusan Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara Ditjen Proktons. Nota Dinas Setditjen nomor 19089/PL/09/2020/62

120 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Sebagai langkah solutif serta proyeksi kedepan, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler akan melakukan koordinasi dengan seluruh satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler pada akhir tahun 2020 untuk menyusun dokumen perencanaan kebutuhan sarana prasarana tahun 2021 yang akan digunakan sebagai dasar penyusunan RKA-KL Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler.

Rapat rutin Dirjen Amerop dengan Eselon II, III, IV, fungsional diplomat, dan seluruh staf dalam rangka evaluasi dan perencanaan kerja ke depan

Analisis IKU L3.1.1

Nilai Kinerja Anggaran Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler

IKU ini merupakan IKU yang baru di tahun 2020, dimana capaian tidak lagi diukur dari realisasi anggaran. Penilaian atas kinerja anggaran dilakukan oleh pihak luar di luar Kementerian Luar Negeri yaitu Direktorat Jenderal (Ditjen) Anggaran Kementerian Keuangan. Nilai kinerja anggaran terdiri dari dua perhitungan, yaitu nilai evaluasi kinerja anggaran dan nilai kinerja pelaksanaan anggaran.

IKU ini dihitung dengan menggunakan formulasi 60% Nilai SMART yang terdapat dalam aplikasi SMART Kemenkeu ditambah 40% Nilai IKPA yang tertuang dalam aplikasi SPAN Kemenkeu, sehingga capaian IKU adalah sebesar 93,17 dari target 90, sebagaimana pada tabel di bawah ini:

Tabel Capaian L1.3.1 Tahun 2020

IKU INFORMASI NILAI BOBOT

Nilai Kinerja Anggaran Direktorat Protokol dan Konsuler (smart) Nilai Smart 60% 92,44 55,46 Nilai IKPA 40% 94,31 37,72 Target 90 Realisasi 93,18 Capaian 103.53% Sasaran Strategis Pendukung (L3.1) : Pngelolaan Anggaran yang Optimal di

121 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Nilai evaluasi kinerja anggaran tercantum pada aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART) Kementerian Keuangan. Sementara, nilai kinerja pelaksanaan anggaran merupakan nilai indikator kinerja atas pelaksanaan anggaran K/L yang tercantum pada sistem informasi Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan. Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) terdiri dari 4 aspek pelaksanaan anggaran yaitu: Kesesuaian antara Perencanaan dan Pelaksanaan, Kepatuhan terhadap regulasi, Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan, Efisiensi pelaksanaan Kegiatan. 12 Indikator IKPA diantaranya: Revisi DIPA, Deviasi Halaman III DIPA, Pagu Minus, Retur SP2D, Penyerapan Anggaran, Penyelesaian Tagihan, Penyampaian Data Kontrak, Pengelolaan Uang Persediaan, Penyampaian LPJ Bendahara, Dispensasi SPM, Kesalahan SPM, Perencanaan Kas.

Sedangkan kriteria pada SMART merupakan pencapaian kinerja atas penggunaan anggaran yang tertuang dalam tusi kerja berupa keluaran dari kegiatan atau program, dan hasil dari program dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

122 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Keberhasilan dalam IKU ini telah mewujudkan peningkatan akuntabilitas keuangan untuk mendukung visi dan misi Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler. Pencapaian realisasi kinerja keuangan pada IKU ini merupakan prestasi koordinasi internal Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler dengan seluruh satker internal Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, koordinasi eksternal dengan satker terkait di Kemenlu, dan K/L teknis.

Pencapaian/prestasi yang berhasil diwujudkan, antara lain:

a) mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Pprotokol dan Konsuler;

b) memanfaatkan anggaran negara untuk membiayai kegiatan-kegiatan Direktorat Jenderal Protkol dan Konsuler secara efektif, efisien, dan akuntabel; dan

c) pelaksanaan kinerja berbasis money follows functions.

Dalam pencapaian target IKU ini, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler telah melakukan inovasi kinerja antara lain:

a) meningkatkan intensitas koordinasi dengan K/L teknis terkait pelaksanaan anggaran melalui Group Chat dan melaksanakan rapat koordinasi;

b) meminimalisir revisi-revisi kegiatan yang akan berdampak pada perubahan-perubahan mata anggaran dalam DIPA dan pelaksanaan kegiatannya; dan

c) evaluasi internal pelaksanaan anggaran, serta mengingatkan satker di lingkungan Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler yang masih berkinerja rendah dalam aspek anggaran.

123 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Kendala yang dihadapi dalam pencapaian target IKU ini yaitu meskipun setiap satuan kerja berhasil mencapai target realisasi anggaran dan kinerja yang ditetapkan, terdapat pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai disbursement plan yang berdampak pada pelaksanaan anggaran yang tidak sehat (cash flow anggaran tidak terukur).

Sebagai proyeksi kedepan, Direktorat Jenderal Protolol dan Konsuler akan melaksanakan: a) Rapat koordinasi perencanaan anggaran yang melibatkan seluruh satker di

lingkungan Direktorat Jenderal Protool dan Konsuler dengan menghadirkan narasumber dari satker terkait di Kemenlu dan K/L teknis secara berkala;

b) Meningkatkan kinerja evaluasi internal dalam rangka meningkatkan capaian anggaran.

Realisasi anggaran untuk IKU ini adalah Rp74.495.376.371,00 dari pagu anggaran sebesar Rp92.198.812.000,00 atau terserap 81.02%. Dengan demikian, berdasarkan realisasi tersebut dapat dikatakan terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran sebesar 18.98%.

124 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

BAB IV

125 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler telah memenuhi seluruh sasaran strategis yang ditetapkan, meskipun dihadapkan pada berbagai dinamika tantangan dan kendala yang mempengaruhi pencapaian sasaran pada tahun anggaran 2020.

Dalam hal peningkatan pelindungan WNI/BHI di luar negeri, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler telah menunjukkan capaian yang signifikan. Namun demikian dalam mencapai hal tersebut di tahun 2020, terdapat kendala antara lain:

1. Minimnya regulasi/perundangan-undangan dan komitmen negara penerima yang melindungi tenaga kerja asing terutama sektor domestik;

2. Lemahnya koordinasi dan kerja sama antara instansi dan pemangku kepentingan terkait dalam penanganan kasus terutama yang membutuhkan penanganan lintas sektor;

3. Masih maraknya penempatan TKI terutama sektor domestik yang tidak melalui prosedur sesuai ketentuan dan perundangan-undangan;

4. Masih minimnya pemahaman masyarakat mengenai cara bermigrasi yang aman; 5. Terbatasnya sumber daya manusia (SDM).

6. Pandemi Covid-19.

Mengatasi kendala-kendala tersebut di atas, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler telah melakukan:

1. Mendorong pentingnya penetapan moratorium penempatan TKI sektor domestik ke negara-negara di kawasan Timur Tengah dan mengawal langsung penerapan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 260 Tahun 2015 tentang Penghentian dan Pelarangan Penempatan TKI pada Pengguna Perserorangan di Negara-negara di Timur Tengah; 2. Meningkatkan upaya kampanye penyadaran publik kepada masyarakat luas baik di

Indonesia maupun di luar negeri;

3. Mendorong penguatan koordinasi dan kerja sama antara instansi dan pemangku kepentingan terkait melalui pertemuan koordinasi baik tingkat nasional maupun tematik; 4. Mendorong penguatan kelembagaan perlindungan WNI;

5. Berkoordinasi dengan Biro Kepegawaian guna memenuhi kebutuhan pegawai.

6. Penyesuaian pola dan sistem kerja sesuai dengan Protokol Kesehatan di masa pandemi.

126 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Dalam hal peningkatan pelayanan publik, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler menghadapi kendala. Kendala yang dihadapi dalam pencapaian tersebut yaitu:

1. Kurangnya kepedulian para stakeholders dalam memberikan umpan balik (feedback) atas pelayanan kekonsuleran yang telah diberikan;

2. Jumlah SDM yang belum mencukupi;

3. Baik SDM pada pelayanan maupun stakeholders belum memahami secara mendalam arti pelayanan publik khususnya penilaian dalam rangka peningkatan pelayanan.

4. Pandemi Covid-19.

Untuk mengatasi kendala tersebut, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memberikan himbauan dan pengumuman kepada para stakeholders untuk mengisi setiap kuesioner yang disediakan, dan guna mengefektifkan perolehan umpan balik (feedback) dari stakeholders tersebut akan dibangun sistem online untuk mengukur kepuasan pelayanan kekonsuleran.

2. Penambahan jumlah SDM.

3. Memberikan sosialisasi dan pendalaman materi tentang Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan memberikan penyuluhan materi mengenai cara pelayanan yang baik dan benar.

4. Penyesuaian pola, sistem kerja dan tata layanan mengikuti Protokol Kesehatan selama pandemi.

127 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r Lampiran 1

MATRIKS PERJANJIAN KINERJA DAN PERUBAHAN/ REVISI PERJANJIAN