• Tidak ada hasil yang ditemukan

i D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r Laporan Kinerja 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "i D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r Laporan Kinerja 2020"

Copied!
216
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler sebagai Unit Pelayanan Publik yang merupakan bagian dari entitas di Kementerian Luar Negeri, berkewajiban melaksanakan tugas dan fungsinya serta mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya sebagai bentuk transparasi dan akuntanbilitas kepada publik sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang disusun dalam bentuk Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Tahun Anggaran 2020 disusun berdasarkan Renstra Kemenlu 2020-2024 dan Renstra Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler 2020-2024.

Penyusunan LKj Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler dimaksudkan untuk menyampaikan informasi atas pencapaian target kinerja sesuai Sasaran Strategis, Sasaran Program dan IKU kepada para pemangku kepentingan serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi selama periode tahun anggaran 2020, dimana diharapkan adanya masukan dalam upaya perbaikan dan peningkatan pelayanan publik secara prima di tahun mendatang. Dalam Penyusunan LKj Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler disampaikan pula pencapaian target kinerja dari Unit Kerja Eselon II antara lain: Pelayanan Kekonsuleran, Pelayanan Keprotokolan, Pelayanan Pemberian Fasilitas Diplomatik, Peningkatan dan Pelayanan Perlindungan WNI dan BHI serta Dukungan Manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler berdasarkan rencana kerja, implementasi program dan kegiatan serta akuntabilitas kinerja dan anggaran 2020.

Akhirnya dapat disampaikan bahwa keberhasilan pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler pada tahun anggaran 2020 adalah merupakan wujud sinergitas dari berbagai pemangku kepentingan baik di daerah, pusat dan perwakilan RI di luar negeri serta peran aktif dari seluruh pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal

(3)

iii | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r GAMBAR

Gambar 1 C1.1 Menlu RI berfoto bersama 3 WNI Sandera dari Gabon dan 1 WNI bebas dari pidana hukti

Gambar 2 C1.1 Pemberian Bantuan Logistik kepada WNI/PMI Buruh di Malaysia

Gambar 3 C1.1 Menlu Retno Marsudi, Menkes Terawan, dan Panglima TNI

Hadi Tjahjanto Melepas 42 Relawan Penjemput WNI di Wuhan 26 27 28 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. Arti Penting dan Eksistensi

II. Aspek Strategis dan Permasalahan Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis

B. Peta Strategi

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja

BAB IV PENUTUP

Lampiran I Perjanjian Kinerja 2020 Lampiran II Matriks Realisasi Renaksi IKU Lampiran III Matriks Informasi Kinerja

Lampiran IV Matriks Nilai Capaian Kinerja Organisasi Lampiran V Pernyataan/Pengakuan Stakeholders

ii iii 1 4 8 11 12 16 123 134 137 207 211 213 DAFTAR ISI

(4)

iv | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Gambar 4. C1.1 Ketibanaan 243 WNI di Batam dari Wuhan. Para WNI melanjutkan Perjalanan ke Natuna untuk Menjalankan Karantina selama 14 hari

Gambar 5 C1.1 Fasilitas pemulangan 155 ABK WNI kapal RRT menggunakan jalur laut di Pelabuhan Bitung, Sulawesi Selatan, 3-8 November 2020

Gambar 6 C1.1 Kunjungan Kerja Menteri Luar Negeri ke RRT Gambar 2 C1.2 Pelayanan Keprotokolan Pada Upacara Penyerahan Surat

Kepercayaan Duta Besar Negara Asing di Istana Merdeka  Gambar 3 C1.2 Pelayanan Keprotokolan pada pelaksanaan Konferensi

Internasional Secara Virtual di Istana Kepresidenan  Gambar 4 C1.2 Pelayanan Keprotokolan pada Upacara Pelantikan Duta

Besar LBPP RI untuk Negara Sahabat di Istana Merdeka

Gambar 5 C1.2 Sampel Pertanyaan Kuisioner Melalui Google Form Gambar 6 C1.2 Diagram Survei Kepuasan Pelayanan Kekonsuleran Tahun

2020

Gambar 7 C1.2 Penerapan SIMKM Gambar 8 C1.2 Aplikasi Cat

Gambar 9 C1.2 Aplikasi FCIS Versi 4.0

Gambar 10 C1.2 Penyusunan dan Pembahasan Draft Permenlu tentang Pembentukan Tim dan Tata Kerja Kemenlu untuk Penanganan Orang Asing dan Bantuan Internasional Dalam keadaan Darurat Bencana di Indonesia  Gambar 11 C1.2 Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Ditjen Protokons

dengan Mabes TNI dan Kemenhub tentang Pemberian Izin melintas dan/atau berlabuh (Clearance and Approval for Indonesian Territory/CAIT) bagi kapal asing di wilayah perairan Indonesia menggunakan system e-CAIT, 27 Januari 2020 28 29 30 51 51 53 56 61 64 66 67 68 69

(5)

v | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Gambar 12 C1.2 Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Ditjen Protkons dengan Ditjen Imigrasi tentang Notifikasi dan Akses Kekonsuleran kepada Perwakilan Negara Asing, 29 September 2020  Gambar 13 C1.2 Penandatanganan Kesepakatan Bersama tentang

Penanganan Pesawat Udara Asing Setelah Pemaksaan Mendarat (Force

Down) oleh 12 (Dua Belas) KL, 24 Februari 2020  Gambar 14 C1.2 Kunjungan Kerja dalam rangka Koordinasi ke Kantor

Wilayah Kemenkumham Provinsi Sumatera Selatan, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Palembang, dan TPI Bandadra Sultan Mahmud Baharuddin II serta Monitoring dan Evaluasi Izin Tinggal Dinas Tenaga Kerja Asing di Palembang

Gambar 15 C1.2 Kerja sama Internasional Gambar 16 C1.2 Renovasi dan Perbaikan Sarana Fisik

Ruang Pelayanan Publik Konsuler Tahun 2020  Gambar 17 C1.2 Ditjen Protkons menjadi bagian dari Gugus Tugas Nasional

untuk Penanganan orang asing  Gambar 18 C1.2 Ditjen Protkons menyediakan Hotline Covid 1500632 bagi

Perwakilan Negara Asing dan Organisasi Internasional di Indonesia  Gambar 19 C1.2 Penyusunan Infografik Penanganan WNA pada Satuan

Tugas COVID-19 (koordinasi penanganan Evakuasi WNA di Indonesia dan Notifikasi Konsuler bagi PNA dan OI yang warganya terdampak COVID-19 di Indonesia

Gambar 20 C1.2 Dashboard Pemantauan COVID-19 WNA  Gambar 21 C1.2 Monitoring Dashboard Jasa Konsuler Warga Negara Asing

(JWNA)

Gambar 22 C1.2 Gambar 23 C1.2 Tampilan video pada laman Youtube Direktorat Konsuler

Gambar 24 C1.2 Sampel Pertanyaan Kuisioner Melalui Google Form 70 70 70 71 73 73 74 74 76 78 79 80 82

(6)

vi | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Gambar 25 C1.2 Predikat WBK 2020 Direktorat Fasilitas Diplomatik Gambar 26 C1.2 Sampel Pertanyaan Kuisioner Melalui Loket Gambar 27 C1.2 Sampel Pertanyaan Kuisioner Melalui Google Form Gambar 28 C1.2 Kegiatan Review SOP Mikro dan Teknis, Jawa Barat,

21-23 Feb 2020

Gambar 29 C1.2 Hasil Kuesioner Fisik, Kegiatan Sosialisasi/Bimtek

Penanganan Kasus WNI dari Malaysia 26 Februari 2020  Gambar 30 C1.2 Contoh Kuesioner Menggunakan Google Form

TABEL

Tabel 1 C1.1 Capaian Komponen IKU C1.1 Tahun 2020 Tabel 2 C1.1 Perbandingan Capaian Komponen IKU C1.1 Tahun 2018- 2020 Tabel 3 C1.1 Perbandingan Capaian Kemenlu dengan Capaian Nasional Tabel 4 C1.1 Capaian Komponen IKU C1.1 (Kasus Khusus) Tahun 2020 Tabel 5 C1.1 Capaian Komponen IKU C1.1 (Kasus Umum) Tahun 2020 Tabel 1 C1.2 Capaian SUB IKU C1.2.1 TA 2020 Tabel 2 C1.2 Perbandingan Capaian Sub IKU C1.2.1 Tabel 3 C1.2 Capaian Sub IKU SS-C1.2.2 Tahun 2018, 2019 dan 2020 Tabel 4 C1.2 Jumlah Responden pelayanan kekonsuleran Tabel 5 C1.2 Jumlah Kepuasan Pelayanan Kekonsuleran Tabel 6 C1.2 Indikator Kepuasan Pelayanan Kekonsuleran Tabel 7 C1.2 Perbandingan Capaian Sub IKU C1.2.3

Tahun 2018, 2019 dan 2020

Tabel 8 C1.2 Capaian Sub IKU- C1.2.3 Tahun 2020 Tabel 9 C1.2 Capaian Sub IKU C1.2.4 Tahun 2020

84 88 88 93 94 95 20 22 23 32 34 47 49 58 , 59 60 60 85 86 92

(7)

vii | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Tabel 10 C1.2 Perbandingan Capaian IKU C1.2 Tahun 2018, 2019 dan 2020  Tabel Perbandingan Capaian IKU L1.1.1 Tahun 2018, 2019 dan 2020  Tabel Capaian IKU L1.1 Tahun 2018 dan 2019

 Tabel Perbandingan Capaian IKU L2.1.1 Tahun 2019 dan 2020

 Tabel Capaian L1.3.1 Tahun 2020

GRAFIK

Infografik 1 C1.1 Peta Sebaran WNI di luar negeri

Infografik 2 C1.1 Total Kasus Yang Ditangani Periode 2016-2020 Infografik 3 C1.1 Penyelesaian Kasus WNI 2020

Infografik 4 C1.1 Perbandingan Jumlah Penanganan Kasus Khusus Tahun 2016 – 2020

Infografik 5 C1.1 Perbandingan Jumlah Kasus Umum Tahun 2016 – 2020 Infografik 6 C1.1 Capaian Kinerja Persentase Kasus WNI di luar negeri yang

diselesaikan

Infografik 7 C1.1 Tantangan Pelindungan WNI di Luar Negeri

Infografik 8 C1.1 Upaya Penanganan Tantangan Pelindungan WNI di Luar Negeri

Infografik 1 C1.2 Capaian Indeks Kepuasan Pelayanan Publik per Sub IKU Infografik 2 C1.2 Kendala dan Tantangan Pelayanan Keprotokolan Infografik 3 C1.2 Langkah Solutif Untuk Penanganan Kendala dan

Tantangan Dalam Pelayanan Keprotokolan

Infografik 4 C1.2 Rekapitulasi Pelayanan Kekonsuleran Tahun 2020 Infografik 5 C1.2 Penanganan WNA pada Satgas Covid 19

Infografik 6 C1.2 Fasilitasi Repatriasi WNI Infografik 7 C1.2 Sebaran WNA terpapar COVID-19

96 108 110 116 120 19 21 24 33 35 38 40 41 45 54 , 56 61 75 75 76

(8)

viii | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Infografik 8 C1.2 Penerbitan Paspor Diplomatik dan Dinas Tahun 2020 Infografik 8 C1.2 Penerbitan Paspor Diplomatik dan Dinas Tahun 2020  Grafik Nilai AKIP Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Tahun 2018

dan 2019

LAMPIRAN MATRIKS

 Matriks Perjanjian Kinerja Dan Perubahan/ Revisi Perjanjian Kinerja  Realisasi Rencana Aksi Direktorat Jenderal Protokol Dan Konsuler Tahun

2020

 Matriks Informasi Kinerja Direktorat Jenderal Protokol Dan Konsuler Tahun

Anggaran 2020

 Matriks Nilai Capaian Kinerja Organisasi  Pernyataan/ Pengakuan Stakeholders Dalam maupun Luar Negeri atas

Prestasi maupun Kinerja 77 90 111 127 137 207 211 213

(9)

ix | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r BAB I

(10)

1 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler merupakan unit kerja yang penting dalam pelaksanaan politik luar negeri RI. Dalam konteks lima fungsi dari diplomasi yang dituangkan dalam Konvensi Wina 1961, Representing, Reporting, Promoting, Negotiating, dan Protecting kedua peran yang pertama dan terakhir inilah yang menonjol ditampilkan dalam tugas dan fungsi yang dijalankan oleh satuan kerja dan sumber daya yang digunakan di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler.

Fungsi Keprotokolan sangat sejalan dengan peran Representing yang mana pelaksanaan azas-azas keprotokolan negara yang diterapkan oleh suatu negara, yang dilaksanakan oleh Kepala Protokol Negaranya beserta perangkatnya, akan menampilkan, mewakili atau representing bagaimana adab dan tata acara suatu negara ketika bertemu dengan mitra kerjanya dari negara lain baik ketika menerima mereka sebagai tamu ke negaranya maupun ketika berkunjung ke negara lain. Peran Representing ini juga dekat dengan azas pelayanan, bagaimana tata keprotokolan beserta perangkatnya melayani tamu negara asing maupun pejabat negaranya sendiri dalam kegiatan kenegaraan seperti yang sebelumnya disebutkan di atas, baik berupa pertemuan bilateral, kunjungan maupun konferensi.

Pelayanan secara lebih luas dalam representing ini adalah bagaimana memperlakukan wakil dari negara-negara sahabat yang membuka kantor perwakilannya di Ibukota negara kita. Kepada kantor-kantor perwakilan negara asing maupun organisasi internasional perlu diterapkan pelayanan yang prima pula guna menjaga hubungan baik, menunjukkan adab dan sopan santun internasional yang berazaskan resiprositas. Pelayanan ini berupa pemberian fasilitas diplomatik yang mereka nikmati, sedemikian pula kantor perwakilan Indonesia di luar negeri memperoleh pelayanan serupa.

Selain sebagai salah satu ujung tombak yang mengawal penerapan Konvensi Wina Tahun 1961 mengenai Hubungan Diplomatik, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, sebagaimana dijabarkan di atas sebelumnya secara struktur ditopang oleh Direktorat Protokol dan Direktorat Fasilitas Diplomatik untuk memberikan pelayanan prima dalam hal Representing, alias menampilkan keberadaban Indonesia kepada negara-negara sahabatnya, baik ketika berada di luar negeri pada saat kunjungan

(11)

2 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Presiden RI menemui Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan di negara lain, menghadiri konferensi regional dan multilateral maupun di dalam negeri pada saat menerima kunjungan balasan dan penyelenggaraan perhelatan antar negara sebagai tuan rumah, yang tidak luput pula pelayanan fasilitas diplomatik kepada wakil-wakil dari negara sahabat tersebut yang ditempatkan di Indonesia, di Kedutaan Besar, Konsulat Jenderal, Perutusan Tetap maupun Kantor Organisasi Internasional.

Sedangkan Fungsi Kekonsuleran sangatlah dekat dengan peran Protecting, yang merupakan penafsiran dari Konvensi Wina Tahun 1963 tentang Hubungan Kekonsuleran. Fungsi Kekonsuleran dapat dijabarkan sebagai bagaimana negara dapat melindungi warganya, dan juga melindungi warga negara sahabatnya, melalui pemberian pelayanan hak-hak sipilnya, seperti kelahiran, kematian, perkawinan, legalisasi dokumen maupun perlindungan hukum.

Secara umum, di berbagai negara, Fungsi Kekonsuleran pada Kementerian Luar Negerinya memiliki sebuah unit kerja yang menangani isu-isu kekonsuleran sebagaimana disebutkan di atas berupa sebuah Direktorat ataupun Direktorat Jenderal Konsuler. Kementerian Luar Negeri pada masa sebelum benah diri Kemlu pada masa sebelum awal tahun 2000-an, masih menerapkan pola yang sama.

Namun pada era reformasi peran Protecting ini ditajamkan dengan pembentukan Direktorat baru yaitu Direktorat Perlindungan WNI dan BHI guna mendukung pelaksanaan pelindungan kepada WNI dan BHI di luar negeri secara maksimal, sementara Direktorat Konsuler tetap menjalankan tugas dan fungsi pelayanan publik lainnya yang mendukung kepada pelindungan dan pelayanan publik yang prima. Urgensi dan pentingnya pemekaran unit kerja tersebut disebabkan tingginya masalah dan kasus WNI di luar negeri yang makin menjadi sorotan media, wakil rakyat dan masyarakat luas agar dapat ditangani secara lebih fokus dan terarah.

Meskipun pada dasarnya sebelum perubahan tersebut, tugas dan fungsi peran Representing dan Protecting tersebut telah dijalankan namun dengan transformasi tersebut menjadikan Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler semakin berkembang, baik dari sisi isu yang ditangani yang makin kompleks, peningkatan kebutuhan sumber daya manusia, serta anggaran yang makin bertambah. Besarnya perhatian dan dukungan

(12)

3 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

terhadap Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler tampak dari isu pelindungan WNI yang menjadi salah satu dari Program Prioritas Nasional (ProPN).

Penajaman isu dan pengembangan organisasi tersebut berdampak positif terhadap penyelesaian kasus WNI di luar negeri dan apresiasi masyarakat luas baik di luar maupun di dalam negeri atas kinerja Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler dalam penanganan masalah tersebut. Dengan semakin berkembangnya teknologi, perubahan kebijakan dan kompleksitas isu yang ditangani, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler harus dapat menyesuaikan diri mendukung pencapaian tujuan organisasi, visi, dan misi dari induknya yaitu Kementerian Luar Negeri yang bertujuan untuk mencapai tujuan nasional, visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden RI.

Dalam perkembangannya, muncul tuntutan agar Kementerian Luar Negeri beserta jajaran sumber daya manusianya maupun anggaran yang disediakan harus berkinerja, dengan menggunakan sistem Balance Score Card (BSC) yang baru diterapkan dalam kurang dari lima tahun kebelakang. Dengan penggunaan sistem BSC, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler perlu melakukan penyesuaian pola kerja dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta pencapaian target kinerja untuk mendukung pencapaian visi misi Menteri Luar Negeri, Presiden dan Wakil Presiden RI.

Kemajuan teknologi berlangsung sangat cepat, bila dibandingkan sejak sebelum transformasi Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler dengan sekarang, banyak proses pekerjaan yang beralih dari manual menjadi digital. Dari satu sisi mempercepat proses pekerjaan namun di sisi lain, membutuhkan ketrampilan dan pemahaman baru dalam pemanfaatan teknologi tersebut.

Penggunaan aplikasi-aplikasi yang dikembangkan oleh Kementerian Luar Negeri maupun oleh Kementerian dan Lembaga lain yang ditujukan untuk percepatan proses kerja, meminimalisir kesalahan, akurasi, pemantauan, kemudahan koordinasi, kelancaran transfer informasi dan data, menuntut sumberdaya di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler untuk selalu update atau mutakhir dalam pemanfaatan fasilitas tersebut untuk menunjang kelancaran pekerjaannya. Oleh karena itu, Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler mengusung ide Protkons 4.0 yang menonjolkan kemajuan dan pemanfaatan teknologi informasi di semua lini guna mendukung pelaksanaan tugas perwujudan visi dan misinya.

(13)

4 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Pemikiran dan ide yang akan dijangkau tidak akan dapat diukur dan diarahkan tanpa perencanaan yang baik serta pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan. Guna mencapai tujuan dimaksud Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler mengacu kepada Peraturan Menteri Luar Negeri No. 4 Tahun 2018 dan PermenPAN-RB No. 53 Tahun 2014 berupaya menyusun Laporan Kinerja Tahun 2020 ini.

I. Arti Penting dan Eksistensi

Sebagai satu dari sepuluh unit struktural eselon I di Kementerian Luar Negeri, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler memiliki arti penting dan eksistensi dalam mendukung visi misi Presiden dan Wakil Presiden serta visi-misi Kementerian Luar Negeri sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk menggambarkan arti penting dan eksistensi tersebut, perlu diperhatikan ketiga elemen di atas, sebagai berikut:

1) Visi dan Misi Presiden Wakil Presiden

VISI PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA "Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berdasarkan Gotong Royong"

MISI PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia;

2. Struktur Ekonomi yang Produktif, Merata dan Berdaya Saing; 3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan;

4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan;

5. Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa; 6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat

dan Terpercaya;

7. Perlindungan Bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga;

8. Pengelolaan Pemerintah yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya; 9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.

(14)

5 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r 2) Visi-Misi Kementerian Luar Negeri

Dari visi-misi Presiden dan Wakil Presiden RI serta Kementerian Luar Negeri maka dirumuskan visi-misi Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler sebagai berikut:

MISI KEMENTERIAN LUAR NEGERI

1) Memberikan nilai manfaat ekonomi yang optimal melalui hubungan luar negeri untuk mendukung struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing

2) Memberikan pelindungan WNI/BHI di luar negeri yang prima sebagai upaya pelindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga

3) Menjaga integritas NKRI yang bersinergi bersama dengan Pemerintah Pusat serta Daerah dan meningkatkan citra positif Indonesia di dunia internasional

4) Memajukan kepemimpinan dan peran Indonesia yang berpengaruh di dunia internasional

5) Meningkatkan infrastruktur diplomasi Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI untuk mendukung peningkatan kualiltas manusia Indonesia

VISI KEMENTERIAN LUAR NEGERI

“Memimpin diplomasi yang aktif dan efektif untuk mewujudkan Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”

VISI DIREKTORAT JENDERAL PROTOKOL DAN

KONSULER

“Memimpin Diplomasi Pelindungan WNI di Luar Negeri serta Pelayanan Publik yang Prima untuk mewujudkan Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”

(15)

6 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

3) Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler

Berdasarkan Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri, maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler sebagai berikut:

1. Kedudukan: Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler dipimpin oleh Direktur Jenderal, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.

2. Tugas: menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan keprotokolan, kekonsuleran, dan fasilitas diplomatik, serta perlindungan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar negeri.

3. Fungsi:

a. Perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan keprotokolan, kekonsuleran, dan fasilitas diplomatik, serta perlindungan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar negeri;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan keprotokolan, kekonsuleran, dan fasilitas diplomatik, serta perlindungan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar negeri;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan keprotokolan, kekonsuleran, dan fasilitas diplomatik,

MISI DIREKTORAT JENDERAL PROTOKOL DAN KONSULER

1. Memberikan Pelindungan WNI di Luar Negeri yang Prima sebagai upaya Pelindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.

2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Keprotokolan, Kekonsuleran serta Fasilitas Diplomatik yang Prima dan sesuai Standar.

3. Memperkuat Tata Kelola Organisasi dan meningkatkan Dukungan Manajemen, Sarana dan prasarana serta SDM di lingkungan Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler.

(16)

7 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

serta perlindungan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar negeri;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan keprotokolan, kekonsuleran, dan fasilitas diplomatik, serta perlindungan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar negeri;

e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan keprotokolan, kekonsuleran, dan fasilitas diplomatik, serta perlindungan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar negeri;

f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler; dan Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai tugas dan fungsinya, dapat diperhatikan Struktur Organisasi dari Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler sebagaimana ditunjukkan di bawah ini:

(17)

8 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Dari ketiga elemen di atas dapat dibuat irisan yang menunjukkan arti penting dan eksistensi Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, sebagai berikut:

1. Visi-Misi yang secara hirarki, berkesinambungan dan mendukung kepada perwujudan Visi-Misi Kementerian Luar Negeri dan Visi-Misi Presiden dan Wakil Presiden RI.

2. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler yang merefleksikan Visi-Misi Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler.

II. Aspek Strategis dan Permasalahan Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler

Sebagaimana telah dijelaskan di atas sebelumnya, secara arti penting dan eksistensinya, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler memegang salah satu peranan penting dalam mewujudkan Visi-Misi Kementerian Luar Negeri RI yang mendukung kepada perwujudan Visi-Misi Presiden dan Wakil Presiden RI, yaitu berperan dalam memimpin Diplomasi Pelindungan WNI di Luar Negeri serta Pelayanan Publik yang Prima.

Atas perannya tersebut, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler memiliki aspek-aspek strategis sebagai berikut:

1. Pimpinan dari Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, dalam hal ini Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler, selain mengemban amanat jabatan sebagai pemimpin satuan kerja di bawah Menteri Luar Negeri juga memegang mandat sebagai Kepala Protokol Negara sebagaimana termaktub dalam Keputusan Presiden Tahun 1971 tentang Protokol Negara (yang tengah melalui proses revisi), dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2018 tentang Peraturan Pelaksana UU No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan.

2. Meskipun penyedia layanan publik di Kementerian Luar Negeri tidak hanya berada di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, namun porsi terbesar pelayanan publik Kementerian Luar Negeri berada pada Diretorat Jenderal Protokol dan Konsuler yang mencakup secara lebih luas tidak hanya cakupan nasional tapi juga di luar negeri. Hal ini karena tugas fungsi dari Direktorat

(18)

9 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Jenderal Protokol dan Konsuler yang berkaitan dalam pemberian layanan kepada Kepala Negara/ Pemerintahan yang berkaitan dengan hubungan antar negara, pelayanan kepada Perwakilan Negara Asing dan Organisasi Internasional serta masyarakat secara luas, maka Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler memiliki peran strategis dalam hal melakukan analisis atas pelayanan publik tersebut.

3. Aspek pelindungan terhadap WNI menjadi perhatian besar masyarakat Indonesia, Presiden RI, DPR, media, maupun negara asing. Terkait hal tersebut, ditambah perlunya penanganan isu penyelesaian kasus WNI secara tepat waktu, informasi yang akurat dan cara penanganannya, serta memperhatikan juga aspek sensitivitas hubungan bilateral menjadikan kesemua hal tersebut sebagai aspek strategis yang ditangani oleh Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler.

4. Atas kedua aspek strategis di atas (no. 2 dan 3), maka sebagian besar program dan kegiatan Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler menjadi salah satu dari Program Prioritas Nasional, yang penanganan penganggarannya berbeda dari program kegiatan Kementerian Lembaga biasa dan memerlukan proses trilateral meeting antara Kementerian Luar Negeri, Bappenas, dan Kementerian Keuangan dalam penyusunan atau perubahannya.

Dari aspek strategis secara umum di atas, kemudian ditambah dengan dinamika yang terjadi pada tahun 2020, beberapa capaian kinerja Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler mendapatkan perhatian secara luas baik nasional maupun internasional, di antaranya:

1. Evakuasi dan penyelamatan WNI dari Wuhan, yang merupakan lokasi awal penyebaran virus Covid-19 yang menjadi wabah pandemi ke seluruh dunia. 2. Pendataan maupun pemberian bantuan terhadap WNI yang terdampak oleh

wabah Covid-19, yang dilakukan oleh Perwakilan RI seluruh dunia dengan dukungan Kantor Pusat Kementerian Luar Negeri.

3. Transformasi dan adaptasi pelayanan publik pada unit-unit pelayanan Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, dalam situasi pandemi yang tetap

(19)

10 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

memberikan pelayanan yang prima, dengan penerapan Protokol Kesehatan sesuai standar nasional.

Meskipun terdapat aspek-aspek strategis sebagaimana disebut di atas yang mendukung perwujudan Visi-Misi Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, namun karena selama tahun 2020, seluruh dunia terkena dampak dari wabah pandemi Covid-19 maka Direktorat Jenderal Protkol dan Konsuler tidak lepas pula dari permasalahan utama akibat kondisi tersebut, yaitu perubahan pola kerja, tata kelola, mekanisme kerja sama dan koordinasi yang harus disesuaikan secara daring mengikuti anjuran Pemerintah dalam hal penerapan Protokol Kesehatan.

(20)

11 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

BAB II

(21)

11 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Sebuah perencanaan yang baik akan mencegah kinerja yang buruk. Demikian sebuah frase mengenai pentingnya perencanaan kinerja; yang kebenarannya teruji dan dapat diterapkan pada berbagai aspek kehidupan termasuk dalam pencapaian tujuan organisasi. Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler dengan arti penting dan aspek strategisnya di bawah Kementerian Luar Negeri sebagaimana dijabarkan pada Bab sebelumnya, juga melakukan perencanaan kinerja untuk mencapai tujuan organisasinya. Mengikuti periode jadwal perencanaan kinerja secara nasional, pada awal tahun 2020, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler telah mengumpulkan pejabat pengelola kinerja di lingkungannya untuk merumuskan bersama hal-hal yang akan dicapai di tahun 2020.

Dalam rangka menyediakan pedoman bagi pencapaian Visi-Misinya, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler telah merumuskan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Tahun 2020-2024 yang mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri dan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Untuk mendukung perwujudan hal tersebut di atas, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja, telah menyusun Perjanjian Kinerja Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Tahun 2020 yang berisi tekad dan janji yang akan dicapai antara pimpinan unit kerja (Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler) yang menerima amanah/tanggung jawab dengan pihak yang memberikan amanah/tanggung jawab (Menteri Luar Negeri).

Perjanjian Kinerja Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Tahun 2020 dimaksud disusun mengikuti metode Sistem Manajemen Kinerja berbasis Balanced Score Card (BSC) yang diberlakukan di Kementerian Luar Negeri, dengan tujuan agar proses pencapaian kinerja dapat lebih terukur dan terarah, yang diuraikan ke dalam Peta Strategi, dan terbagi kepada Sasaran-sasaran Strategis yang diukur melalui perhitungan capaian terhadap target dari Indikator-indikator Kinerja Utamanya, serta dituangkan ke

(22)

12 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r Customer: Presiden RI,

Wakil Presiden, Menlu, WNI/BHI. Diaspora, Perwakilan Negara Asing, Media, Akademisi, LSM, Organisasi Internasional, Pemprov, Pemkab/Kota dan K/L, Badan Usaha Asing

dalam Rencana Aksi pencapaian target kinerja tahunan secara bertahap setiap triwulannya.

Dalam Perjanjian Kinerja Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Tahun 2020 tersebut, telah dilakukan proses cascading dari sasaran-sasaran strategis yang dimuat pada Perjanjian Kinerja Menteri Luar Negeri maupun perumusan sasaran strategis non cascading sehingga telah ditetapkan 3 (tiga) Sasaran Strategis (SS) dan 6 (enam) Indikator Kinerja Utama (IKU), yang terangkum dalam 3 (tiga) perspective, yaitu: 1. Customer Perspective yang terdiri atas 1 (satu) Sasaran Strategis dan 2 (dua) IKU; 2. Internal Business Process Perspective yang terdiri atas 1 (satu) Sasaran Strategis dan

1 (satu) IKU;

3. Learning and Growth Perspective yang terdiri atas 1 (satu) Sasaran Strategis dan 3 (tiga) IKU.

Ketiga sasaran strategis dimaksud dituangkan ke dalam Peta Strategi sebagaimana di bawah ini.

Peta Strategi Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler KEMENTERIAN LUAR NEGERI

TAHUN 2020 Cus tom er C1. Perlindungan WNI/BHI di Luar Negeri dan Pelayanan

Publik yang Prima

In te rn al B u si n ess Pr oc

ess B1. Inovasi Pelayanan

Publik yang Prima B. Peta Strategi

(23)

13 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Sebagaimana tergambar pada Peta Strategi di atas, ketiga IKU pada perspektif Learning and Growth, menopang pencapaian IKU Internal Business Process, agar dapat mendukung perwujudan IKU pada perspektif Customer. Tata kelola Organisasi yang Baik, Sarana dan Prasarana yang Memadai, serta Pengelolaan Anggaran yang Optimal akan mendorong Inovasi Pelayanan Publik, guna meningkatkan Pelayanan Publik yang Prima serta upaya Perlindungan WNI di Luar Negeri yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler. Sebagai penjabaran lebih rinci dari Peta Strategi di atas, berikut disajikan Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama dan Target Tahun 2020 dari Perjanjian Kinerja Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Tahun 2020.

Customer Perspective C1 Perlindungan WNI/BHI di Luar Negeri dan Pelayanan Publik yang Prima

C1.1 Persentase Kasus WNI di Luar Negeri yang

diselesaikan 73 C1.2 Indeks Kepuasan Pelayanan Publik 4 (skala 4) C1.2.1 Indeks Kepuasan Pelayanan Keprotokolan 4 (skala 4)

Infrastruktur Diplomasi yang Kuat

L1. Tata Kelola Organisasi Direktorat

Jenderal Protokol dan Konsuler yang

Baik

L2. Sarana dan Prasarana Direktorat

Jenderal Protokol dan Konsuler yang

Memadai L3. Pengelolaan Anggaran Dir ektorat Jenderal Protokol dan Konsuler yang Optimal Le arni ng & Gr owt h

(24)

14 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r C1.2.2 Indeks Kepuasan Pelayanan Kekonsuleran 4 (skala 4) C1.2.3 Indeks Kepuasan Pelayanan Fasilitas Diplomatik 4 (skala 4) C1.2.4 Indeks Kepuasan Pelayanan Pelindungan WNI/BHI 4 (skala 4)

Internal Business Process Perspective

B1 Inovasi Pelayanan Publik yang Prima

B1.1 Peringkat Inovasi Pelayanan Publik oleh KemenPAN RB

Top 40

Learning and Growth Perspective

L1 Infrastruktur Diplomasi yang Kuat di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler L1.1 Tata Kelola Organisasi di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler yang Baik L1.1.1 Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu 85 L1.2.1 Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler 78 (BB) L2.1 Sarana dan Prasarana Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler yang Memadai L2.1.1 Persentase Sarana dan Prasarana yang Dipenuhi sesuai dengan Rencana di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler 100%

(25)

15 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Dengan situasi pandemi yang dihadapi semenjak Maret 2020, telah diadakan beberapa kali perubahan anggaran untuk menghadapi dampak situasi pandemi tersebut, perubahan terakhir adalah sebagai berikut:

No. Kegiatan PK Awal PK Revisi Pagu Anggaran PK-Semula (Rp) Pagu Anggaran PK-Menjadi (Rp)

1 Pelayanan Fasilitas Diplomatik 2.613.137.000 1.269.679.000 2 Pelayanan Kekonsuleran 13.907.978.000 7.694.374.000 3 Pelayanan dan Perlindungan

WNI/BHI di Luar Negeri 59.150.000 43.755.299.000 4 Pelayanan Keprotokolan 3.097.000.000 1.713.368.000 5 Dukungan Manajemen dan

Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Protkons

42.892.758.000 37.766.092.000

TOTAL PAGU ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL PROTOKOL DAN KONSULER T.A.

2020 121.660.873.000 92.198.812.000 L3.1 Pengelolaan Anggaran di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Optimal L3.1.1 Nilai Kinerja Anggaran Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler 90

(26)

16 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

(27)

16 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r A. CAPAIAN KINERJA

Capaian tahunan yang berhasil dicapai merupakan akumulasi realisasi capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Tahun 2020 antara lain : Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Realisasi TW IV Capaian Realisasi Tahunan 2020 TW IV Perlindungan WNI/BHI di Luar Negeri dan Pelayanan Publik yang Prima Persentase Kasus WNI di Luar Negeri yang diselesaikan 85 73 83,31 114,13 83,31 Indeks Kepuasan Pelayanan Publik 99 4 3,94 98,38 3,94 Indeks Kepuasan Pelayanan Keprotokolan 4 4 4 100 0 Indeks Kepuasan Pelayanan Kekonsuleran 4 4 4 100 0 Indeks Kepuasan Pelayanan Fasilitas Diplomatik 4 4 4 100 0 Indeks Kepuasan Pelayanan Pelindungan WNI/BHI 4 4 3,74 93,5 0 Inovasi Pelayanan Publik yang Prima Peringkat Inovasi Pelayanan Publik oleh KemenPAN RB 92 40 - 0 0 Kualitas Pelayanan Publik yang Prima dan sesuai Standar Indeks Kualitas Pelayanan Keprotokolan 100 97 97 100 97 Indeks Kualitas Pelayanan Kekonsuleran 75 94,5 100 105,82 100 Indeks Kualitas Pelayanan 41 100 110 110 110

(28)

17 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r Fasilitas Diplomatik Tata Kelola Organisasi di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler yang Baik Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu 78 85 76,73 90,27 76,73 Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler 77 78 75 96,15 75 Persentase Sarana dan Prasarana yang Dipenuhi sesuai dengan Rencana di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler 100 100 126,32 120 126,32 Pengelolaan Anggaran di Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Optimal Nilai Kinerja Anggaran Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler - 90 93,19 103,54 93,19 1. Sasaran Strategis C1

“Perlindungan WNI/BHI di Luar Negeri dan Pelayanan Publik yang Prima”

1.1. IKU C.1.1. “Persentase Kasus WNI di Luar Negeri yang diselesaikan” – Pengampu Direktorat Perlindungan WNI dan BHI

Tahun 2020 adalah tahun kedua Kabinet Indonesia Maju. Kabinet Indonesia Maju tetap mengedepankan perlindungan WNI di luar negeri sebagai salah satu area prioritas diplomasi selain kedaulatan, diplomasi ekonomi, dan peran Indonesia di kawasan dan global.Di tataran nasional, pelindungan WNI di luar negeri adalah salah satu program dan kegiatan

(29)

18 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

yang rutin menjadi Pro-PN Ditjen Protokons dari tahun ke tahun sehingga menerima alokasi anggaran yang cukup signifikan. Berdasarkan RPJMN 2020-2024, Kemenlu memberikan kontribusi kepada Program Prioritas Pembangunan Polhukhankam: Optimalisasi Kebijakan Luar Negeri yang memiliki 4 Aspek Isu Strategis pada RPJMN 2020-2024. Salah satunya adalah Aspek Keamanan yang meliputi isu strategis: Pelindungan WNI/BHI, perbatasan, penjagaan perdamaian, kejahatan lintas batas dan pencurian ikan. Sesuai tugas dan fungsinya Ditjen Protokons mengampu Kegiatan Prioritas Penguatan Integritas NKRI dan Perlindungan WNI di Luar Negeri dengan Indikator: Indeks Pelayanan dan Perlindungan WNI dan BHI serta Proyek Prioritas: Penguatan Perlindungan WNI dan BHI di tingkat bilateral, regional, multilateral dengan Indikator: (i) Indeks Penyelesaian Kasus WNI dan BHI di Luar Negeri, (ii) Indeks Pemanfaatan dan Pengembangan Sistem Informasi Pelayanan dan Pelindungan Terpadu bagi WNI di Luar Negeri, (iii) Indeks Penguatan Sistem Kelembagaan Pelayanan dan Pelindungan WNI dan BHI di Luar Negeri dan (iv) Indeks Diplomasi Perlindungan WNI dan BHI di Luar Negeri.

Dalam melaksanakan amanah tersebut, Kemenlu secara konsisten melakukan investasi dan inovasi dalam pembenahan sistem informasi, sistem kelembagaan dan diplomasi pelayanan dan pelindungan WNI di luar negeri. Berbagai pengalaman, peristiwa dan pelajaran selama 5 (lima) tahun terakhir diterjemahkan menjadi berbagai upaya pembenahan sistem kelembagaan pelindungan WNI di luar negeri yang melibatkan semua pemangku kepentingan dari kalangan pemerintahan dan non-pemerintahan untuk melaksanakan amanah nasional pelindungan WNI di luar negeri.

Berdasarkan data E-Perlindungan dan Portal Peduli WNI, Ditjen Protokons tahun mencatat jumlah WNI di luar negeri sebanyak 3.011.202 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 90% adalah pekerja migran Indonesia (PMI), sisanya merupakan pelajar dan anak buah kapal (ABK). Jumlah WNI terbesar berada di Malaysia yakni 1.330.303 orang,

(30)

19 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

kemudian Arab Saudi 665.552 orang, RRT 317.269 orang, Australia 131.053, Singapura 112.785, Korea Selatan 70.478, Amerika Serikat 63.360, Brunei 58.369, dan Emirat Arab 52.843.

Masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri membutuhkan kualitas pelayanan dan pelindungan yang responsif, cepat, tanggap, transparan dan akuntabel, sesuai amanat Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Berdasarkan UU tersebut, masyarakat merupakan pengguna layanan sekaligus penilai atas kinerja instansi pemerintah, dalam hal ini Kemenlu dan Perwakilan RI.

Infografik 1 C1.1 Peta Sebaran WNI di luar negeri

Tahun 2020 juga diwarnai dengan merebaknya pandemi COVID-19 yang mengakibatkan krisis global yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan sosial dan ekonomi di seluruh dunia dan mengakibatkan respon beragam pemerintah-negara di dunia. Wabah yang baru tersebut telah menimbulkan ketakutan dan kepanikan karena ketidakpastian dan ketidaktahuan, khususnya WNI yang berada di pusat penyebaran COVID-19 pertama di Wuhan, RRT dan kapal pesiar Diamond Princess yang terakhir bersandar di Yokohama, Jepang. Dampak COVID-19 juga mempengaruhi PMI baik sektor formal, informal, PMI ABK di kapal pesiar dan kapal ikan karena kebijakan lock down perbatasan negara-negara yang mempengaruhi rute dan jadwal kepulangan mereka kembali ke tanah air.

(31)

20 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Untuk mengatasinya, selama tahun 2020, Kemenlu telah menetapkan kebijakan refocusing anggaran dan kegiatan diplomasi RI untuk penanganan COVID-19, termasuk untuk pelindungan WNI di luar negeri selama pandemi COVID-19 melalui penguatan sistem pelayanan dan pelindungan WNI dan pemanfaatan teknologi informasi.

Adapun realisasi IKU C1.1. Persentase kasus WNI di luar negeri yang diselesaikan adalah 83,31%. Dengan target 73%, maka capaian kinerjanya adalah 114,12%. Indeks ini diukur melalui 2 komponen sebagaimana tabel berikut dengan formula penghitungan:

Capaian kinerja IKU C1.1 tersebut diperoleh dengan penghitungan sebagai berikut:

Tabel 1 C1.1 Capaian Komponen IKU C1.1 Tahun 2020 Sub IKU

C1.1.1 Informasi Kinerja Realisasi Bobot (R x B)

Persentase Penyelesaian Kasus WNI

Kasus khusus yang

selesai 94,06% 55% 51,73%

Kasus umum yang

selesai 70,17% 45% 31,57%

Realisasi 83,31% Target 73% Capaian 114,12% Meski terdapat lonjakan kasus WNI di luar negeri akibat kontraksi sosial-ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, Ditjen Protokons u tetap berhasil mencapai angka realisasi kinerja sebesar 83.31% dari target 73%, sehingga capaian kinerja Sub IKU C1.1, adalah sebesar 114,12%. Capaian kinerja penyelesaian kasus WNI di luar negeri mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2019. Pada tahun 2019, realisasi IKU penyelesaian kasus WNI adalah 83,71% dari target 78,71%, sehingga capaian pada tahun 2019 adalah sebesar 100,04%. Berdasarkan data tersebut, terdapat peningkatan sebesar 15,51% pada tahun 2020 jika dibandingkan tahun 2019. Selain adanya peningkatan kinerja penyelesaian kasus, peningkatan capaian pada tahun

(32)

21 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

2020 dibandingkan capaian pada tahun 2019 adalah karena adanya penurunan target dari 78,71% pada tahun 2019 menjadi 73% pada tahun 2020. Penurunan target kinerja pada tahun 2020 adalah berdasarkan analisa tantangan penyelesaian kasus pada periode tahun sebelumnya yang banyak dipengaruhi oleh tantangan eksternal.

Bukan saja capaian kinerja yang meningkat, volume kasus pada tahun 2020 juga mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data dari Portal Peduli WNI, Kemenlu dan pemangku kepentingan terkait telah berhasil menyelesaikan sebanyak 45.378 kasus (82,58%) dari total 54.953 kasus yang ditangani. Sedangkan pada tahun 2019, berdasarkan data dari E-Perlindungan dan Portal Peduli WNI, Kemenlu bersama dengan Perwakilan RI di luar negeri dan pemangku kepentingan terkait telah berhasil menyelesaikan sebanyak kasus 22.240 WNI di luar negeri dari 27.033 kasus yang ditangani. Sehingga terdapat peningkatan sebesar 103,28% kasus yang ditangani pada tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya.

Perbandingan jumlah kasus tiap tahunnya selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Infografik 2 C1.1 Total Kasus Yang Ditangani Periode 2016-2020

Sementara itu, data perbandingan persentase capaian kinerja Komponen Sub IKU C1.1 selama 3 (tiga) tahun terakhir adalah sebagai berikut.

15069 14651 16903 27033 54953 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 2016 2017 2018 2019 2020

(33)

22 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Tabel 2 C1.1 Perbandingan Capaian Komponen IKU C1.1 Tahun 2018- 2020

Komponen Realisasi 2018 Capaian 2018 Realisasi 2019 Capaian 2019 Target 2020 Realisasi 2020 Capaian 2020 Persentase Kasus Khusus yang Diselesaikan 81,38% 111,48% 84,73% 111,64% 62,60% 94,06% 150,25% Persentase Kasus Umum yang Diselesaikan 69,97% 85,33% 81,81% 98,57% 85,70% 70.17% 81,88% C1.1 Pesentase Kasus WNI yang diselesaikan 77,39% 101,62% 83,71% 100,04% 73% 83,31% 114,11%

Dari jumlah total kasus pada tahun 2020 tersebut, sebanyak 26.848 kasus khusus telah diselesaikan dari 28.544 kasus khusus yang sedang ditangani (94,06%). Sebanyak 18.530 kasus umum telah diselesaikan dari 26.409 kasus umum yang sedang ditangani (70,17%). Kasus yang ditangani pada tahun 2020 terdiri dari kasus-kasus yang belum selesai pada tahun-tahun sebelumnya atau kasus lama yang baru dilaporkan pada tahun 2020.

Jenis kasus-kasus WNI di luar negeri yang ditangani antara lain mencangkup isu keimigrasian, ketenagakerjaan, Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), penyanderaan, COVID-19, serta pidana dan perdata pada umumnya. PMI sektor domestik dan ABK kapal ikan menjadi golongan PMI dengan jumlah permasalahan di luar negeri terbesar. Sementara jumlah kasus terbanyak adalah COVID-19, keimigrasian, ketenagakerjaan dan pidana.

(34)

23 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Tabel 3 C1.1 Perbandingan Capaian Kemenlu dengan Capaian Nasional

No Prioritas Nasional/Pr ogram Prioritas/K egiatan Prioritas Sasaran 2020 (tercantum pada RKP 2020) Target 2020 (tercantum pada RKP 2020) Realisasi Kinerja (Diambil dari angka Realisasi E-Kinerja) Angka Bobot Pemba gi (100% dari Target RKP 2020 pada kolom 4) Perkiraan/ Angka Capaian Sasaran hingga TW IV Kinerja hingga TW IV (Perbanding an Capaian dengan Target) (%) a x b 4 : 5 1 2 3 4 A B 5 6 1 Program Prioritas 2: Peningkat an Diplomasi Politik dan Kerjasam a Pembang unan Internasi onal Meningkat nya pelayanan dan perlindung an WNI dan BHI di luar negeri Pers en 34, 40 % 83,31 40% 33,32% 96,87% a. Persentase Penyelesai an Kasus WNI dan BHI di luar negeri

IKU Persentase Penyelesaian Kasus WNI di Luar Negeri selaras dengan Indikator “Indeks Penyelesaian Kasus WNI dan BHI di Luar Negeri” pada tahun 2020 yang tercantum pada Matriks Pembangunan RPJMN, Proyek Prioritas (PP) Penguatan Pelindungan WNI dan BHI di tingkat Bilateral, Regional dan Multilateral”. Target RPJMN Indikator tersebut pada tahun 2020, adalah 34,40% pada tahun 2020. Karena target RPJMN dibagi dengan Bobot Pembagi, untuk mengetahui capaian kinerja pada

(35)

24 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

level nasional, maka realisasi pada level Ditjen Protokons u harus dibagi dengan Bobot Pembagi yang sama. Realisasi kinerja IKU C1.1 adalah 83,31 : 40% = 33,32%. Dengan Target RPJMN 34,40%, maka capaian Indikator “Indeks Penyelesaian Kasus WNI dan BHI di Luar Negeri” adalah 96,87%.

Infografik 3 C1.1 Penyelesaian Kasus WNI 2020

Beberapa capaian Ditjen Protokons dan pemangku kepentingan terkait yang menjadi mendukung pencapaian target kinerja IKU C1.1 selama tahun 2020 adalah antara lain: menyelesaikan sebanyak 45.378 kasus dari total 54.953 kasus yang ditangani; membebaskan 26 WNI dari ancaman hukuman mati; membebaskan 3 (tiga) orang sandera dari perairan Gabon, Afrika; memfasilitasi pemulangan 162.591 WNI; memberikan sebanyak 535.264 paket bantuan kepada WNI di luar negeri yang

1) Proses repatriasi ABK WNI dari Kapal Pesiar Diamond Princess di Yokohama, Maret 2020

2) Fasilitasi Jasa Baik Penyelesaian Hak Finansial ABK Long Xing 629, 28 Agustus 2020

3) Kampanye Publik “Safe Travel” di Soeta, Feb 2020

4) Pemberian Bantuan Logistik kepada PMI di Malaysia, 2020 5) Fasilitasi Pemulangan Jemaah Tabligh dari India, 2020 6) Fasilitasi Pemulangan Jenasah PMI, 2020

3

1 2

6 5

(36)

25 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

terdampak COVID-19; memfasilitas pengembalian hak-hak finansial WNI di luar negeri (sisa gaji, asuransi, diyat) sebesar Rp140.474.719.649,00.

Penyelesaian kasus WNI di luar negeri sebagai berikut: 1. WNI Terancam Hukuman Mati

Hingga Oktober 2020, Kemenlu telah berhasil membebaskan 26 kasus WNI dari ancaman hukuman mati. Sebanyak 14 orang di Malaysia, 4 di Saudi Arabia dan 8 di RRT. Hingga akhir 2020, masih terdapat 180 kasus hukuman mati yang tersebar di berbagai negara, yaitu 161 kasus di Malaysia, 6 kasus di Arab Saudi dari yang sebelumnya 8 kasus, 4 kasus di Persatuan Emirat Arab, 2 kasus di Laos, 3 kasus di RRT dari sebelumnya 11 kasus, dan masing-masing 1 kasus di Singapura, Myanmar dan Vietnam. Berdasarkan perhitungan hasil review, total jumlah kasus WNI yang lolos maupun bebas hukuman mati di Malaysia mengalami peningkatan dari 262 menjadi 290 kasus pada tahun 2020, atau sekitar 71% dari total kasus yang ditangani sejak 2013.

Salah seorang terpidana mati dari Arab Saudi, berinisial ET, berhasil lolos dari hukum mati dan dipulangkan ke Indonesia. ET dituduh melakukan pembunuhan, berkomplot dengan seorang WN India. Melalui proses mediasi yang cukup panjang, pihak keluarga korban pun berkenan memaafkan dengan pembayaran diyat. Proses Pembebasan ET memakan waktu +/- 1 tahun sejak diyat dibayarkan. Hal ini disebabkan penyelesaian atas tuntutan hak umum serta birokrasi yang cukup panjang untuk menyelesaikan proses pembebasan hingga akhinya ET dipindahkan dari Penjara Wanita Thaif ke Penjara Dhahban sebelum dipulangkan ke Indonesia, dan akhirnya pulang pada tanggal 6 Juli 2020.

(37)

26 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Gambar 1 C1.1 Menlu RI berfoto bersama 3 WNI Sandera dari Gabon dan 1 WNI bebas dari pidana hukti (30/7/20)

Selain itu, pada 19 Nov 2020, Ditjen Protokons juga telah berhasil membebaskan WNI/PMI berinisial LS. LS ditahan dengan tuduhan melakukan sihir yang mengakibatkan istri dan anak majikan sakit sampai dengan salah seorang di antaranya meninggal. Awalnya LS dijatuhi hukuman mati, namun keputusan itu dibatalkan oleh MA Saudi. Pada Januari 2020 Hakim menyampaikan bahwa LS sudah bisa dikeluarkan dari penjara karena telah menjalani tahanan melebihi putusan pengadilan.

2. Penculikan Sandera WNI di Luar Negeri

Di samping itu, pada Juni 2020, Kemenlu juga telah berhasil mengupayakan pembebasan 3 (tiga) orang WNI/ABK korban penyanderaan kelompok bersenjata di Gabon, Afrika, WNI/ABK tersebut telah kembali kepada keluarga masing-masing setelah disandera selama 35 hari. Keberhasilan pembebasan ketiga WNI tersebut merupakan kerja sama Pemerintah Indonesia, pemerintah Gabon dan Kedubes Korea Selatan di Abuja dan Liberville. Pada akhir tahun 2020, tercatat masih terdapat 4 orang WNI/ABK dalam penyanderaan kelompok bersenjata di Filipina Selatan. Upaya pembebasan terus dilakukan melalui kerja sama erat Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Filipina.

(38)

27 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Gambar 2 C1.1 Pemberian bantuan logistik kepada WNI/PMI buruh di Malaysia,

Tahun 2020

Dengan merebaknya pandemi COVID-19 di berbagai negara pada awal tahun 2020, Ditjen Protokons bergerak cepat membantu menyelesaikan berbagai kasus dan permasalahan WNI yang tedampak COVID-19. Akibat COVID-19, banyak WNI/PMI yang mengalami masalah ketenagakerjaan, seperti PHK sepihak, gaji tidak dibayarkan, suplai makanan/logistik dari perusahaan berkurang/berhenti, tidak ada kejelasan waktu pemulangan bagi mereka yang sudah selesai kontrak karena ketiadaan moda transportasi atau harga tiket yang naik dan lain sebagainya.

Untuk mengatasinya, selama tahun 2020, Kemenlu menetapkan kebijakan refocusing anggaran dan kegiatan untuk penanganan COVID-19, mengintensifkan diplomasi untuk pelindungan WNI di luar negeri selama pandemi COVID-19, penguatan pelayanan dan pelindungan WNI, dan penguatan pemanfaatan teknologi informasi. Ditjen Protokons juga melakukan berbagai kegiatan berikut: i) memfasilitasi kepulangan WNI yang terlantar akibat COVID-19; ii) evakuasi WNI dari episentrum COVID-19; iii) mendata dan memantau WNI terdampak langsung pandemi COVID-19, iv) memberikan fasilitasi pendampingan hukum bagi WNI yang terkena kasus

(39)

28 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

hukum/keimigrasian akibat masa berlaku izin tinggal yang telah habis; v) memfasilitasi pemenuhan hak-hak ketenagakerjaan PMI yang terimbas akibat COVID-19; vi) mendiseminasi informasi kondisi di negara setempat; vii) mengalokasi tambahan anggaran penanganan COVID-19 bagi Perwakilan RI; dan vii) memanfaatkan dan mengembangkan teknologi informasi untuk men-engage WNI selama di luar negeri.

Gambar 4 C1.1 Ketibaan 243 WNI di Batam dari Wuhan. Para WNI melanjutkan Gambar 3 C1.1 Menlu Retno Marsudi, Menkes Terawan, dan Panglima TNI Hadi

(40)

29 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

perjalanan ke Natuna untuk menjalani proses karantina selama 14 hari (2/2/2020) 4. Kasus Anak Buah Kapal Ikan Berbendera RRT

Pada tahun 2020, permasalahan atau kasus yang dialami Anak Buah Kapal (ABK) WNI yang bekerja pada kapal-kapal ikan berbendera RRT meningkat tajam. Sebagian besar kasus tersebut terkait permasalahan antara lain ketenagakerjaan, kesehatan, tindak pidana, pelarungan dan repatriasi. Permasalahan tersebut menjadi semakin rumit di era pandemi COVID-19 yang mana telah mengakibatkan turunnya aktivitas pelayaran internasional, baik kapal dagang, kapal ikan, maupun kapal pesiar (cruise). Hal ini berdampak pada kesulitan ekonomi yang dialami Perusahaan Kapal sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban sesuai dengan Perjanjian Kerja Laut (PKL) terutama dalam hal membayarkan gaji selama bekerja dan memulangkan ABK WNI yang telah habis kontrak ke Indonesia.

Pandemi COVID-19 juga mengakibatkan beberapa negara telah menutup pelabuhannya untuk kapal berbendera asing dan melarang pelaksanaan pergantian awak kapal. Situasi ini menjadi tantangan besar dalam proses repatriasi para ABK WNI yang bekerja di kapal penangkap ikan berbendera RRT atau milik RRT, termasuk jenazah ABK WNI. Dalam beberapa kasus, beberapa ABK WNI dan jenazah ABK WNI telah terdampar di luar negeri selama berbulan- bulan. Salah satu contoh kasusnya adalah fasilitasi pemulangan 155 ABK WNI dari kapal laut RRT dengan menggunakan jalur laut di Pelabuhan Bitung, Sulawesi Selatan, pada bulan November 2020 lalu.

Gambar 5 C1.1 Fasilitasi pemulangan 155 ABK WNI kapal RRT menggunakan jalur laut di Pelabuhan Bitung, Sulawesi Selatan, 3-8

(41)

30 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Tersebarnya operasi Kapal Ikan Berbendera RRT di berbagai belahan dunia dan perairan internasional mengakibatkan tingkat kesulitan penyelesaian kasus menjadi lebih tinggi karena melibatkan negara bendera kapal (flag state) dan negara pelabuhan (port state). Dalam penanganan kasus-kasus ABK WNI pada kapal ikan RRT tersebut, Kemenlu telah mengupayakan koordinasi yang erat dan intensif dengan perwakilan-perwakilan RI baik di negara bendera (RRT) dan maupun di negara pelabuhan seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Lima, Barbados, Fiji, Senegal, dll. Ditjen Protokons telah mengupayakan agar Perwakilan-perwakilan RI di negara pelabuhan untuk secara intensif melakukan pendekatan kepada Pemerintah setempat agar dapat membuka pelabuhan lautnya untuk kepentingan crew change dan repatriasi.

Secara bilateral, Ditjen Protokons telah pula mengupayakan pendekatan melalui jalur diplomatik secara intensif kepada Pemerintah RRT melalui Perwakilan RI di Beijing, Shanghai, dan Guangzhou yang ditujukan agar Pemerintah RRT dapat mendukung tekanan yang dilakukan oleh Perwakilan RI terhadap perusahaan pemilik kapal. Pendekatan melalui jalur diplomatik tersebut dilakukan dalam berbagai tingkatan/level antara lain; (i) SOM Bilateral Consultation Meeting pada Juni 2020, (ii) Pertemuan Bilateral Tingkat Menteri Luar Negeri (Kunjungan Kerja Menteri Luar Negeri ke RRT pada Agustus 2020), dan (iii) Pertemuan Bilateral RI-RRT antara Direktur Jenderal Konsuler Kemenlu RRT dan Direktur PWNI dan BHI pada September

(42)

31 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

2020. Selain itu di Pusat, Kemenlu juga berkoordinasi erat dengan Kedutaan Besar RRT di Jakarta dalam menangani kasus-kasus ABK WNI. Dalam pertemuan-pertemuan bilateral tersebut, tidak hanya penyelesaian melalui jalur diplomatik yang diupayakan, melainkan juga upaya penyelesaian melalui jalur hukum dengan memanfaatkan Perjanjian Hukum Timbal Balik RI-RRT (Mutual Legal Assistance).

Pada level multilateral, Ditjen Protokons berkoordinasi dengan PTRI Jenewa dan KBRI London juga telah mengupayakan penanganan kasus melalui ILO dan IMO. Pada sidang IMO Maritime Security Committee yang diselenggarakan pada September 2020, melalui Delegasi RI telah mendorong ditetapkannya Resolusi terkait Fasilitasi Pergantian Awak Kapal dan Akses Layanan Medis dan Kemudahan Pergerakan Awak Kapal Selama Masa Pandemi (Resolution MSC. 473: Recommended Action to Facilitate Ship Crew Change, Access to Medical Care and Seafarer Travel During The COVID-19 Pandemic). Kemenlu juga menginisasi rancangan resolusi PBB terkait kerja sama internasional untuk pelindungan pelaut dalam situasi pandemic COVID19. Resolusi tersebut didukung oleh lebih dari 50 negara dan diadopsi pada tanggal 1 Desember 2020. Pada intinya resolusi yang diinisiasi oleh Indonesia mendorong semua pihak untuk memastikan keselamatan pelaut di masa pandemic, termasuk pertukaran awak kapal, fasilitasi perjalanan, dan repatriasi serta akses terhadap pelayanan Kesehatan. Resolusi ini menjadi resolusi pertama PBB yang membahas mengenai pelaut.

Di dalam negeri, Ditjen Protokons secara intensif melakukan pendekatan kepada Perusahaan-perusahaan penyalur ABK WNI agar dapat secara kooperatif membantu menyelesaikan permasalahan/kasus ABK WNI. Selain itu Kemenlu secara aktif berkoordinasi dan melibatkan Kementerian/Lembaga terkait dalam hal ini Kemnaker RI, Kemenhub RI, KKP RI, dan BP2MI dalam penanganan kasus dan dalam upaya memperbaiki tata kelola penempatan ABK WNI ke luar negeri. Dalam upaya penyelesaian kasus melalui jalur hukum, Kemenlu juga bekerjasama dengan Polri (Div Hubinter dan Bareskrim) dan Kemenkumham (Otoritas Pusat Hukum Internasional). Salah satu hasil konkrit dari upaya baik jalur diplomasi bilateral dengan RRT dan negara pelabuhan, maupun kerjasama dan koordinasi yang baik dengan K/L terkait di dalam negeri adalah repatriasi ABK WNI kapal Long Xing milik perusahaan Dalian yang dilakukan melalui jalur udara dari Senegal (88 ABK WNI) dan melalui jalur laut di

(43)

32 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara (155 ABK WNI dan 2 jenazah ABK WNI) yang dilaksanakan pada 3-8 November 2020.

Analisis Persentase Kasus Khusus (KK) Yang Diselesaikan mencakup namun tidak terbatas pada Kasus WNI di Luar Negeri yang bersifat high profile case (seperti kasus hukuman mati, pelaku atau korban pembunuhan, korban penyiksaan fisik berat, korban TPPO atau terindikasi korban TPPO, kasus narkoba), kasus yang melibatkan WNI anak (di bawah umur); evakuasi WNI akibat bencana alam atau bencana buatan manusia; dan kasus yang bersifat insidentil dan/atau masif yang memiliki dampak politis, sosial, ketertiban masyarakat, dan keselamatan jiwa WNI, termasuk COVID-19. Kasus Khusus yang Selesai (KKS) adalah kasus yang telah ditangani sesuai dengan ketentuan hukum nasional; hukum negara setempat; dan/atau hukum dan kebiasaan internasional yang berlaku terkait pemenuhan hak-hak WNI di luar negeri. Kasus Khusus yang Ditangani (KKT) adalah kasus yang dihadapi oleh WNI di luar negeri berdasarkan pengaduan, laporan, pemberitaan, atau informasi yang diterima dari berbagai pihak, yang termasuk dalam lingkup pelayanan dan Pelindungan WNI dan BHI di luar negeri.

Untuk menghitung realisasi kinerja Komponen, formulasi perhitungannya adalah sebagai berikut:

KK= (KKS ÷ KKT) × 100%

Catatan:

KKS : Kasus khusus yang selesai KKT : Kasus khusus yang ditangani

Pada tahun 2020, Ditjen Protokons menyelesaikan sebanyak 26.839 kasus khusus dari total 28.536 kasus khusus yang ditangani. Sehingga realisasi dan capaian Komponen sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 4 C1.1 Capaian Komponen IKU C1.1 (Kasus Khusus) Tahun 2020

Komponen IKU C1.1 Informasi Kinerja Realisasi

Persentase kasus khusus yang diselesaikan

Kasus khusus yang selesai (KKS) 26.839 Kasus yang ditangani (KKT) 28.536 Realisasi (KK) 94,06%

(44)

33 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Target 62,60% Capaian 150,25%

Batas toleransi 120%

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat peningkatan jumlah kasus khusus pada tahun 2020 jika dibandingkan pada 3 tahun sebelumnya. Hal ini karena meningkatnya kasus WNI di luar negeri terdampak pandemi COVID-19 yang mayoritas dikategorikan sebagai kasus khusus. Jika dibanding tahun 2019, terdapat lonjakan kasus khusus lebih dari 5 kali lipat jumlah kasus yang ditangani pada tahun 2019. Meski terdapat lonjakan kasus khusus tersebut dan meningkatnya berbagai tantangan akibat adanya pandemi COVID-19, namun Kemenlu c.q. Dit. Pelindungan WNI/BHI tetap berhasil mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. Capaian kinerja yang melebihi batas toleransi pada tahun 2020 didukung oleh adanya upaya-upaya koordinatif Kemenlu dengan pihak terkait ditengah keterbatasan di masa pandemi COVID-19.

Perbandingan jumlah penanganan kasus khusus tahun 2016-2020 adalah sebagai berikut:

Infografik 4 C1.1 Perbandingan Jumlah Penanganan Kasus Khusus Tahun 2016 – 2020 0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 2020 2019 2018 2017 2016 2020 2019 2018 2017 2016 Kasus Ditangani 28,544 4,244 11,427 10,993 42,071

(45)

34 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Analisis Persentase Kasus Umum (KU) Yang Diselesaikan merupakan kasus di luar Kasus Khusus yang mencakup namun tidak terbatas pada kasus hukum perdata, pidana, ketenagakerjaan, keimigrasian, dan administratif. Kasus Umum yang Selesai adalah kasus yang telah ditangani sesuai dengan ketentuan hukum nasional; hukum negara setempat; dan/atau hukum dan kebiasaan internasional yang berlaku terkait pemenuhan hak-hak WNI di luar negeri. Kasus yang Ditangani (KT) adalah kasus yang dihadapi oleh WNI di luar negeri sesuai dengan pengaduan, laporan, ataupun pemberitaan serta informasi yang diterima dari berbagai pihak, yang termasuk dalam lingkup pelayanan dan Pelindungan WNI di luar negeri.

Untuk menghitung realisasi kinerja Komponen Kasus Umum yang selesai, formulasi perhitungannya adalah sebagai berikut:

(KU ÷ KT) × 100

Catatan:

KU : Kasus umum yang selesai KT : Kasus umum yang ditangani

Dari penghitungan rumus di atas, maka pada tahun 2020, Kemenlu berhasil menyelesaikan sebanyak 18.530 kasus umum dari 26.409 kasus umum yang ditangani. Sehingga, realisasi dan capaian kinerja Komponen IKU untuk kasus umum menjadi berikut:

Tabel 5 C1.1 Capaian Komponen IKU C1.1 (Kasus Umum) Tahun 2020 Komponen IKU C1.1 Informasi Kinerja Realisasi

Persentase kasus umum yang diselesaikan

Kasus umum yang selesai (KU)

18.530

Kasus yang ditangani (T) 26.409 Realisasi 70,17%

Target 85,70% Capaian 81,88%

Gambar

Tabel 1 C1.1 Capaian Komponen IKU C1.1 Tahun 2020  Sub IKU
Tabel 2 C1.1 Perbandingan Capaian Komponen IKU C1.1 Tahun 2018- 2020
Gambar 1 C1.1 Menlu RI berfoto bersama 3 WNI Sandera dari Gabon dan 1  WNI bebas dari pidana hukti (30/7/20)
Gambar 2 C1.1 Pemberian bantuan logistik kepada WNI/PMI buruh di Malaysia,
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Ekonomi Provinsi NTB pada triwulan I-2017 bila dibandingkan dengan triwulan I-2016 (y-on-y) mengalami kontraksi sebesar -4,18 persen, Sedangkan tanpa sub kategori

Berdasarkan hasill wawancara dengan imam sebagai penari Kajang Berliuk di Sanggar Sang Nila Utama, mengatakan : “ kostum yang digunakan pada pertunjukan tari Kajang

Variabel jig pada Kapal Keruk 19 Bangka 2, dilakukan perubahan pada panjang pukulan menjadi lebih besar dari sebelumnya (1 – 2 mm), dengan tujuan menyesuaikan ukuran

Pelayanan antenatal yang berkualitas meliputi: pelayanan kepada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III

Banyak diantara kita mengira bahwa penyebab dari bencana ini timbul akibat dari ketidakseimbangan diantara ekosistem yang ada (Rahim dalam Suja’i, 2004). Batang

2.5 Pengaruh Pajanan Debu Kayu Terhadap Kerja Mukosiliar Hidung Bekerja dalam lingkungan yang dipenuhi oleh debu kayu menyebabkan terhirupnya debu ke saluran nafas

Meskipun sudah berusaha melawan kecanggungannya, Charlie tetap gagal karena dalam dirinya sendiri Charlie tidak memiliki keyakinan yang kuat dan keteguhan hati

Teori yang digunakan adalah teori dari ilmu sosiologi, yaitu Sosial Istitution (lebamga kemasyarakatan) dan teori Continuity and Change (kesinambungan dan