• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKU C. “Indeks Kepuasan Pelayanan Pelindungan WNI

RESPONDEN REALISASI

1.2.4. IKU C. “Indeks Kepuasan Pelayanan Pelindungan WNI

Kepuasan pelayanan adalah tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh Kemenlu berdasarkan kriteria yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Sedangkan pelindungan adalah segala upaya yang dilakukan untuk melayani dan melindungi kepentingan Warga Negara Indonesia di luar negeri dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan, hukum negara setempat, serta kebiasaan dan hukum internasional. Pelindungan juga memperhatikan prinsip bahwa Pemerintah tidak mengambil alih tanggung jawab pidana dan/atau perdata WNI dan mengedepankan keterlibatan pihak yang bertanggung jawab dan/atau berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Penerima layanan adalah WNI, atau orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara yang berkedudukan di luar negeri.

92 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Realisasi IKU Indeks Kepuasan Pelayanan Pelindungan WNI dan BHI adalah 3,74 yang diperoleh dari nilai rata-rata 749 responden dari 11 kegiatan pelayanan dan pelindungan WNI. Dengan target 4 (skala 4), maka, Kemenlu RI memiliki capaian sebesar 93,50%.

Tabel 9 C1.2 Capaian Sub IKU C1.2.4 Tahun 2020

Sub IKU C1.2.4 Informasi

Kinerja Kegiatan Jumlah Responden Y Realisasi (X) Indeks Kepuasan Pelayanan Pelindungan WNI dan BHI

Bimtek Portal di Medan 22 3,51 Repatriasi WNI dari Wuhan 100 3,78 Pengaduan Langsung ke Dit. PWNI dan BHI

4 4 Repatriasi WNI dari Fiji 10 3,05 Kampanye Penyadaran Publik 325 4 Bimtek/Pelatihan Pegawai Kemenlu terkait isu Pelindungan 116 3,72 Repatriasi WNI (Kecuali Wuhan dan Fiji) 14 3,81 Penggunaan Aplikasi Portal Peduli WNI-Publik 83 3,87

93 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r Penggunaan Aplikasi Portal Peduli WNI-Perwakilan 52 2,98 Kegiatan KPP Tiga Mabadi 17 4 Kegiatan Media Gathering 8 4 Realisasi (749 Responden) 41,2/11= 3,74 Target 100% 4 Capaian 93,50%

Beberapa highlight kegiatan Ditjen Protokons untuk mencapai target IKU Indeks Kepuasan Pelayanan Pelindungan WNI dan BHI adalah dengan: i) melakukan penyempurnaan SOP Mikro dan Teknis Kemenlu RI cq. Dit PWNI BHI; ii) menyelenggarakan bimtek Costumer Service Excellence di Bekasi pada tanggal 7-9 September 2020; iii) menyelenggaraan dan mengikutsertakan sekitar SDM Ditjen Protokons I dan SDM Perwakilan RI pada berbagai bimtek pelayanan dan pelindungan WNI dan bimtek pengelolaan Portal Peduli WNI dan Safe Travel; iv) serta pelaksanaan audit internal dan eksternal untuk memperoleh ISO 9001:2015 terkait kualitas sistem manajemen.

Gambar 28 C1.2 Kegiatan Review SOP Mikro dan Teknis, Jawa Barat, 21-23 Feb 2020

94 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Capaian IKU C1.2 pada tahun 2019 adalah 3.85 sedangkan capaian kinerja IKU C1.2 pada tahun 2020 adalah 3.74. Realisasi dan capaian IKU yang turun pada tahun 2020 utamanya akibat pandemic Covid-19 yang menambah sulit tantangan dan hambatan yang harus dihadapi oleh pejabat dan Staf Kemlu RI dalam penyelenggaraan pelayanan dan pelindungan WNI di luar negeri.

Gambar 29 C1.2 Hasil Kuesioner Fisik, Kegiatan Sosialisasi/Bimtek Penanganan Kasus WNI dari Malaysia 26 Februari 2020

Metode penyebaran kuesioner pada awal pandemi menggunakan campuran antara menyebarkan kertas kuesioner dan menyebarkan tautan kuesioner menggunakan aplikasi Google Form. Namun akibat Pandemi, upaya penyebaran kuesioner dilakukan seluruhnya menggunakan aplikasi Google Form. Kuesioner disusun merujuk PermenPAN Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. Responden kuesioner adalah penerima pelayanan pelindungan WNI dan BHI yang datang ke Gedung Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, peserta repatriasi yang difasilitasi Kemenlu RI, peserta

95 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

pelatihan, peserta kampanye penyadaran publik dan penerima layanan Portal Peduli WNI.

96 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Tabel 10 C1.2 Perbandingan Capaian IKU C1.2 Tahun 2018, 2019 dan 2020

No Sub IKU Target

Realisasi 2018 Capaian 2018 Realisasi 2019 Capaian 2019 Realisasi 2020 Capaian 2020 1 Indeks kepuasan pelayanan perlindungan WNI dan BHI 4 (skala 4) 3,85 96% 3,85 93,50% 3,74 93,50%4 93,50%

Berdasarkan nilai Interval Konversi yang tercantum pada Permenpan RB, capaian IKU C1.2.4, Mutu Pelayanan Kinerja Unit sebesar 3.74 masuk ke dalam kategori Sangat Puas. Meski begitu, Kemenlu c.q Direktorat Perlindungan WNI dan BHI belum mencapai targetnya yaitu 4 dari skala 4. Tidak tercapainya target pada komponen tersebut antara lain karena: (i) semakin tingginya ekspektasi penerima layanan terhadap layanan yang diberikan; (ii) keterbatasan jumlah SDM yang belum berbanding lurus dengan beban kerja riil pada Direktorat Perlindungan WNI dan BHI sehingga waktu penyelesaian kasus dan kualitas penyelesaian masalah belum memenuhi ekspektasi responden; dan (iii) terdapat faktor penentu lainnya di negara tujuan/lokasi kejadian yang mempengaruhi proses penyelesaian kasus seperti sistem hukum dan birokrasi setempat.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, Kemenlu telah melakukan hal-hal sebagai berikut: (i) optimalisasi diplomasi perlindungan dengan melibatkan highly eminent person;

(ii) peninjauan kembali terhadap berbagai format kegiatan dan layanan untuk meningkatkan kepuasan para penerima layanan;

(iii) pengajuan penambahan dukungan SDM sesuai dengan Analisa Jabatan di Direktorat; (iv) penguatan sarana dan prasarana di Perwakilan RI untuk penanganan kasus, termasuk

jasa pengacara;

(v) peningkatan kapasitas internal dan Perwakilan RI untuk melakukan pelayanan publik; (vi) Menyusun peta manajemen risiko; dan

(vii) Melakukan manajemen ekspektasi publik dengan menjelaskan batasan-batasan tanggung jawab Pemerintah.

97 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Sub-IKU Indeks Kepuasan Pelayanan dan Perlindungan WNI/BHI mendapatkan alokasi anggaran di 2020 sebesar Rp67.188.000,00, dengan realisasi anggaran sebesar Rp35.054.250,00 atau sebesar 52,17%.

Meskipun penyerapan sebesar 52,17%, SUB IKU ini mengalami efisiensi anggaran pada tahun 2020 adalah antara lain karena: (i) Pandemi COVID-19 mengakibatkan peningkatan jumlah WNI yang mengalami masalah dan kesulitan di luar negeri; (ii) Pandemi COVID-19 juga mengakibatkan berbagai kegiatan penyelesaian kasus harus dilaksanakan secara hati-hati untuk menghindari resiko penularan kepada SDM Ditjen Protokons, hal ini mengakibatkan beberapa kegiatan penyelesaian kasus yang harusnya dilaksanakan secara langsung ke lapangan, dilakukan dengan cara tidak langsung, diundur atau diubah formatnya sehingga dapat menghemat anggaran; (iii) pelaksanaan pelindungan yang mengedepankan pihak-pihak yang bertanggung jawab juga semakin terimplementasi berkat upaya diplomasi Ditjen Protokons, contohnya: fasilitasi repatriasi lebih dari 26 ribu ABK Kapal Pesiar yang biaya pemulangan, karantina dan medisnya ditanggung oleh perusahaan pemilik/operator kapal; (iv) adanya revisi target kegiatan karena adanya arahan realokasi dan refocusing anggaran untuk mendukung kegiatan penanganan COVID-19 di dalam dan luar negeri, sehingga capaian kinerja Sub IKU bisa tinggi meski penggunaan anggaran rendah.

Penyerapan anggaran pada tahun 2020 yang rendah diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain: (i) implementasi prinsip dasar pelindungan WNI di luar negeri seperti yang tercantum pada Permenlu Nomor 05 tahun 2018 mengenai Pelindungan WNI di luar negeri yang mengedepankan pelindungan melibatkan pihak-pihak yang bertanggung jawab sebelum menggunakan anggaran yang bersumber dari anggaran Pemerintah, (ii) adanya penambahan anggaran (ABT) Refocusing penanganan COVID-19 WNI di luar negeri sebesar Rp 100 M. Sebanyak Rp 86 M dialokasikan untuk anggaran Perwakilan dan sebanyak Rp 14 M dialokasikan di Pusat, (iii) rendahnya serapan anggaran di Perwakilan RI akibat kebijakan lock down Pemerintah setempat yang menghambat pelaksanaan kegiatan yang dapat menyerap anggaran, (iv) penanganan COVID-19 di negara maju yang telah memiliki fasilitas kesehatan, subsidi dan kebijakan pemerintah setempat yang memadai dan tidak menyerap anggaran Pemerintah Indonesia, dan (v) adanya aturan Kemkeu yang mengatur pembatasan jenis pengeluaran yang bisa diakomodir dengan akun penanganan COVID-19 (ABT hasil refocusing).

98 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI pada tahun 2020 antara lain adalah:

1. Banyaknya faktor eksternal yang mempengaruhi proses penyelesaian kasus WNI seperti: keberadaan alat bukti, saksi, dan sistem hukum negara asing atau ketersediaan moda transportasi dan kebijakan lock down/protokol kesehatan di negara setempat, faktor-faktor tersebut sepenuhnya berada di luar kendali Direktorat Perlindungan WNI dan BHI dan/atau Perwakilan RI.

2. Proses koordinasi di dalam negeri untuk penanganan kasus juga kerap dihadapkan pada kendala keterbatasan kapasitas yang ada pada kementerian/lembaga/instansi yang menjadi mitra kerja Direktorat Perlindungan WNI dan BHI dalam penanganan kasus. 3. Akibat Pandemi, berbagai kegiatan sosialisasi, kampanye publik, ceramah, koordinasi,

kunjungan lapangan, family engagement, bimbingan teknis, pelatihan, upaya pendekatan dan diplomasi yang biasa dilakukan tatap muka, harus dibatalkan/diundur atau diubah formatnya.

4. Sering juga Direktorat Perlindungan WNI dan BHI sebagai koordinator pelaksana pelayanan dan pelindungan WNI di luar negeri menemukan rendahnya pemahaman WNI di luar negeri mengenai peraturan, permasalahan, kasus dan resiko yang dapat terjadi di luar negeri sehingga mengakibatkan WNI yang terlibat kasus dengan implikasi hukum yang berat di luar negeri.

5. Dari sisi Perwakilan RI sebagai unit pelaksana pelayanan dan pelindungan WNI di luar negeri menghadapi beberapa hambatan dalam mengimplementasikan sistem informasi pelayanan dan pelindungan meliputi: (i) akses internet yang dibatasi oleh Pemerintah negara setempat sehingga aplikasi portal dan fitur-fiturnya tidak mungkin digunakan oleh Perwakilan RI maupun warga setempat; (ii) keterbatasan jumlah dan kompetensi SDM di Perwakilan RI yang belum mendukung untuk pengelolaan Portal Peduli WNI secara berkesinambungan; (iii) masih belum optimalnya integrasi pelayanan publik yang disediakan dalam Portal Peduli WNI; dan (iv) tingkat literasi digital WNI di beberapa negara yang relatif masih rendah.

6. Adanya sensitivitas politik dalam penanganan isu-isu tertentu, seperti kasus Anak Buah Kapal di luar negeri;

7. Minimnya data dan informasi ilmiah yang dimiliki untuk perumusan kebijakan terkait pelindungan WNI di luar negeri.

99 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

8. Dari sisi internal organisasi, menghadapi tantangan keterbatasan SDM yang timbul dari gap antara jumlah pejabat dan/atau staf yang dimutasi ke luar negeri atau berakhirnya masa tugas di lingkungan Dit. PWNI dan BHI belum berbanding lurus dengan jumlah pejabat dan/atau staf yang masuk ke Direktorat.

9. Tantangan internal kedua yang dihadapi adalah kondisi sistem informasi pelayanan dan pelindungan WNI “Portal Peduli WNI” yang relatif baru dibangun (2018) dan masih terus dalam tahap pembangunan, oleh karenanya kuantitas data dalam sistem tersebut cenderung masih terbatas. Di saat yang sama Ditjen Protokons juga belum memiliki aturan hukum dan mekanisme khusus untuk pengelolaan sistem informasi tersebut secara intensif.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Kemenlu telah berupaya menindaklanjuti dengan melakukan:

1. Mengatasi Tantangan Eksternal

a. Optimalisasi sistem informasi Portal Peduli WNI dan Safe Travel untuk pelayanan dan penyelesaian kasus;

b. Optimalisasi penyediaan fasilitasi jasa pengacara untuk kasus-kasus tertentu;

c. Penguatan diplomasi di forum internasional dan nasional untuk mendorong peningkatan pelindungan WNI di luar negeri dan penyelesaian kasus WNI terdampak COVID-19 di luar negeri.

d. Merubah format kegiatan dengan mengoptimalkan mekanisme daring, media cetak dan elektronik, dan format lainnya yang sesuai dengan protokol kesehatan.

e. Sosialisasi dan kampanye penyadaran publik, khususnya melalui media massa dan aplikasi, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai peraturan, permasalahan, kasus dan resiko yang dapat terjadi di luar negeri.

f. Peningkatan kapasitas SDM K/L/I pemangku kepentingan terkait, khususnya di bidang penggunaan Portal Peduli WNI dan Safe Travel dan penanganan kasus. g. Optimalisasi koordinasi dengan Satker terkait di lingkup Ditjen Protokons guna

mensinergikan kebijakan dan program kegiatan yang bersifat lintas sektor, dengan tetap mengedepankan fokus pada isu perlindungan WNI di luar negeri.

h. Peningkatan kualitas koordinasi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait di luar negeri untuk pencegahan dan percepatan penyelesaian kasus WNI di luar negeri.

100 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r 2. Mengatasi Tantangan Internal

a. Peningkatan jumlah dan kapasitas SDM pada pelayanan Perlindungan WNI dan BHI. b. Peningkatan kapasitas SDM Perwakilan RI dan K/L terkait, khususnya di bidang

penggunaan Portal Peduli WNI dan Safe Travel serta penanganan kasus.

c. Penyediaan dukungan anggaran dan tenaga perbantuan teknis bagi Perwakilan RI. d. Pengawalan proses perencanaan dan penyusunan, serta supervisi penggunaan

Anggaran Perlindungan di Perwakilan RI.

e. Percepatan proses migrasi data dari E-Perlindungan ke Portal Peduli WNI dengan target waktu penyelesaian akhir 2020.

f. Pengembangan Portal Peduli WNI dan Safe Travel sesuai dengan peta jalan yang telah ditetapkan, termasuk untuk meningkatkan kemudahan pemakaian bagi Perwakilan RI dan WNI di luar negeri.

g. Pengembangan Portal Peduli WNI dan Safe Travel sesuai dengan peta jalan yang telah ditetapkan antara lain agar memiliki fitur yang user friendly bagi Perwakilan RI dan WNI di luar negeri.

h. Supervisi terhadap implementasi Portal Peduli WNI oleh Perwakilan RI di luar negeri. b. Mendorong peningkatan jumlah dan kompetensi SDM serta anggaran pada Perwakilan RI untuk pengelolaan Portal Peduli WNI melalui koordinasi dengan unit kerja terkait di Ditjen Protokons dan K/L terkait.

Pandemi COVID-19 masih akan terus mempengaruhi WNI yang tinggal dan bekerja di luar negeri serta cara WNI bepergian ke luar negeri. Kontraksi ekonomi dan sosial akan terus berlangsung paling tidak hingga 1 tahun ke depan. Dapat diprediksikan WNI akan terus mengalami berbagai masalah ketenagakerjaan, keimigrasian maupun masalah lainnya akibat dari kontraksi ekonomi dan sosial tersebut. Apabila kegiatan pelindungan WNI di luar negeri dan upaya menghadapi tantangan penyelesaian kasus dapat terus dilaksanakan, target nilai kepuasan pelayanan dan pelindungan WNI pada tahun 2021 diproyeksikan sebesar 4 (skala 4) akan dapat dicapai. Untuk itu, diperlukan strategi penyeimbang selain penanganan kasus yang tepat dan berpihak, yaitu upaya prevensi dengan kegiatan edukasi kepada masyarakat agar terhindar dari masalah di luar negeri, penguatan kapasitas kelembagaan pelayanan pelindungan, pemanfaatan teknologi informasi untuk pelayanan dan pelindungan dan penguatan diplomasi perlindungan.

101 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r 1. Capaian Kinerja

Internal Business Process Perspective

1.1. IKU B1.1 Peringkat Inovasi Pelayanan Publik oleh KemenPAN RB 1. Keikutsertaan Kemlu dalam KIPP sejak tahun 2015:

a. Pada Tahun 2015 KJRI JB berhasil terpilih sebagai TOP 99. b. KIPP 2017:

 KBRI Berlin lolos ke TOP 99

 Pejabat yang mempresentasikan inovasinya adalah DCM KBRI Berlin didampingi Atase Imigrasi, dan berhasil terpilih sebagai Top 40.

c. KIPP 2018 yang terpilih sebagai Top 99 adalah

 Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) dan KJRI Kota Kinabalu lolos top 99 dan top 40.

 Pejabat mempresentasikan inovasi adalah Direktur Diplomasi Publik didampingi oleh Kepala Museum Konferensi Asia Afrika. Sedangkan untuk KJRI Kota Kinabalu, dilakukan oleh Konjen RI Kota Kinabalu didampingi oleh PF Protkons dan Staf KJRI Kota Kinabalu.

d. Pada KIPP 2019 tercatat 9 (sembilan) inovasi pelayanan publik yang diajukan oleh 2 (dua) unit kerja Kemlu di Pusat dan 5 (lima) Perwakilan RI untuk keikutsertaan unit masing-masing dalam KIPP 2019. Namun hanya KBRI KL yang lolos sebagai Top 99 dan Top 45. Unit kerja dan Perwakilan RI yang menyampaikan proposal pada tahun 2019

102 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r 2. Panduan mengikuti KIPP sbb:

a. Inovasi pelayanan publik adalah terobosan jenis pelayanan publik baik yang merupakan gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. b. Setiap K/L kiranya dapat mengajukan setidaknya 1 program inovasi pelayanan publik

(baik berbasis IT maupun tidak) dengan syarat belum pernah memperoleh penghargaan sebagai Top 40 sebelumnya, serta belum pernah meraih Top 99 sebanyak 2 kali, baik berturut-turut maupun tidak, pada kompetisi tahun-tahun sebelumnya.

NO SATKER/PERWAKILAN PROGRAM KATEGORI

1. DIT. HUKUM DAN

PERJANJIAN SOSIAL BUDAYA, DITJEN HPI

WEBSITE ROGATORI ONLINE MONITORING (ROM) 2018 DAN SIM ROGATORI Tata kelola Pemerintahan

2. DIT. PWNI DAN BHI Aplikasi Safe Travel:

Solusi Pelayanan dan

Pelindungan WNI di

Luar Negeri secara

CETAR (Cepat, Tepat, dan Akurat)

Tata kelola Pemerintahan

3. KBRI KUALALUMPUR KBRI KL JAMAN NOW Pemberdayaan

masyarakat

4. KBRI WASHINGTON DC E-KONSULER -

5. KJRI KOTA KINABALU AKSARA INDAH Pendidikan

6. KJRI JEDDAH PELAYANAN

TERPADU

Pelayanan Publik Responsif Gender

7. KBRI SEOUL 1. GERAKAN

SEHATI (Gerakan Sehat itu Indah) 2. LAKON MINGGU (Layanan Konsuler Hari Minggu) 3. PESAN DAMAY (Whatsapp Center)  Kesehatan  Tata kelola Pemerintahan  Tata kelola Pemerintahan

103 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

c. Inovasi yang diajukan harus selaras dengan tema kompetisi, memenuhi seluruh kriteria inovasi, dan relevan dengan salah satu kategori kompetisi (satu inovasi untuk satu kategori). Tema dan kategori KIPP 2020 akan disampaikan pada launching KIPP 4 Maret 2020 di Hotel Sultan.

d. Inovasi tersebut telah diimplementasikan minimal 1 tahun dihitung mundur dari waktu penutupan pendaftaran kompetisi sampai waktu dimulainya implementasi inovasi

e. Setiap pengajuan proposal program pelayanan publik harus mengikuti format proposal dan parameter yang ditentukan, serta wajib disertai dokumen pendukung (dalam bentuk data kuantitatif atau video) yang relevan.

f. Penyampaian proposal program inovasi pelayanan publik dilakukan secara online melalui aplikasi Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK) pada laman

https://sinovik.menpan.go.id. Setditjen Protkons akan berperan sebagai admin lokal

Kemlu.

g. Proposal yang masuk akan dinilai oleh Tim independen yang ditunjuk oleh Kemen PANRB. Pada tahap pertama, akan dinilai inovasi yang akan masuk ke dalam posisi Top 99. Pada tahap kedua, dari Top 99 tersebut akan dinilai kembali melalui verifikasi dan wawancara untuk selanjutnya akan dipilih untuk meraih Top 45.

Sebagaimana tahun sebelumnya, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) telah mengumumkan peluncuran kembali Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2020. Tema KIPP 2020 adalah “Transfer Pengetahuan untuk percepatan Inovasi Pelayanan Publik dalam rangka Mendukung Terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Indonesia Maju”. Rapat memberikan pemaparan mengenai Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah Tahun 2020 dan Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK) Tahun 2020 (bahan paparan dapat diunduh pada bit.ly/pembukaankipp2020).

Berdasarkan program-program inovasi yang sebelumnya telah berhasil meraih penghargaan Top 99, Top 40 dan Top 45, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan proposal:

a. Visualisasi proposal yang menarik melalui video singkat yang didukung dengan data kuantitatif dan testimoni masyarakat/lembaga yang menerima manfaat dari program

104 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

inovasi. Salah satu contoh video antara lain dari Kabupaten Bintuni dengan program inovasi Early Detection and Treatment yang meraih pernghargaan United Nations Public Service Awards (UNPSA) 2018 dan BNPB dengan program inovasi peta bencana yang meraih penghargaan UNPSA 2019. Contoh video dapat diunduh pada bit.ly/pembukaankipp2020.

b. Program inovasi tidak harus bersifat kekonsuleran/pelayanan WNI namun dapat juga bersifat pemberdayaan UMKM, promosi ekonomi serta pariwisata Indonesia seperti yang telah dilakukan Kabupaten Banyuwangi melalui program inovasi Banyuwangi Festival dan Kementerian Sekretariat Negara melalui program Gerobak Kuliner sebagai Jaring Pengaman Sosial (Bakul Ringpass).

Setdijen protokons menjadi kordinator bagi seluruh Unit Kejra Kemenlu, baik di Pusat maupun di Perwakilan RI di luar negeri yang akan ikut berpartisipasi dalam KIPP. KIPP memberi kesempatan setiap K/L baik Pusat maupun Daerah dan BUMN/D untuk menunjukkan keunggulan pelayanan publk sebagai bagian dari akuntabilitas pubilk dan capaian pelaksanaan reformasi birokrasi.

Panduan untuk mengikuti KIPP 2020 tertuang pada Kepmen PANRB No. 44 Tahun 2020 sebagaimana terlampir. Beberapa butir penting terkait antara lain:

a. Setiap K/L kiranya dapat mengajukan setidaknya 1 program inovasi pelayanan publik (baik berbasis IT maupun tidak) dengan persyaratan:

 selaras dengan tema pada butir 1 di atas, memenuhi seluruh kriteria inovasi, dan relevan dengan salah satu kategori kompetisi (satu inovasi untuk satu kategori), dan dengan Judul yang menggambarkan inovasi itu dengan memperhatikan norma dan kepantasan.

telah diimplementasikan minimal 1 tahun dihitung mundur dari waktu penutupan pendaftaran kompetisi (26 April 2020) sampai waktu dimulainya implementasi inovasi.

 Proposal diajukan secara online dengan melampirkan data dukung (dalam bentuk data kuantitatif atau video) yang relevan melalui aplikasi Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK) pada laman https://sinovik.menpan.go.id yang dibuka pada 4 Maret 2020 dan akan ditutup tanggal 26 April 2020.

105 | D i r j e n P r o t o k o l d a n K o n s u l e r

Sesuai dengan tema KIPP 2020, inovasi yang dikompetisikan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) Kelompok Inovasi, yang terdiri dari: