• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENYEBAB TERBITNYA SERTIPIKAT PENGGANTI

C. Cara Penerbitan Sertipikat

Sertipikat yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional tidak begitu

49Ib id. hal 11

50Ib.id, hal. 12.

saja diberikan kepada yang berhak memperolehnya. Subyek hukum yang berhak mendapatkan sertipikat yaitu orang atau badan hukum. Ketika akan memperoleh sertipikat harus melalui tahapan-tahapan proses pendaftaran tanah untuk pertama kali sebagai suatu proses yang harus dilalui hingga akhirnya diterbitkannya sertipikat. Pendaftaran sertipikat untuk pertama kali adalah proses awal yang dilalui dalam sistem pendaftaran tanah.

Dalam kegiatan pendaftaran tanah dikenal dan diawali dari pendaftaran tanah untuk pertama kali. Hal tersebut sekaligus menggambarkan bahwa kegiatan pendaftaran tanah itu teratur dan terus menerus berkesinambunagan.51

Kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali dapat dilakukan dengan dua tahapan yaitu:

a. Pendaftaran Tanah Secara Sistematik

Pendaftaran Tanah pertama kali secara sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bersama-sama yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa atau kelurahan. Pelaksanaan pendaftaran tanah pertama kali secara sistematik didasarkan pada suatu rencana kerja dan dilaksanakan di wilayah-wilayah yang penentuan wilayahnya ditetapkan oleh Menteri karena pendaftaran tanah untuk pertama kali secara sistematik dilaksanakan atas prakarsa pemerintah, maka kegiatan tersebut didasarkan pada suatu rencana kerja yang ditetapkan oleh Menteri.

51Tampil Anshari Siregar, Pendaftaran Tanah Kepastian Hak, (Medan:Multi Grafik, 2007).

hal. 80.

Pada pelaksanaan pendaftaran tanah untuk pertama kali secara sistematis pemohon harus memenuhi persyaratan-persyaratan untuk diterbitkannya sertipikat. Persyaratan-persyaratan untuk terbitnya sertipikat tersebut yaitu;

Pada pendaftaran tanah secara sistematik pemegang hak atas tanah, kuasanya atau pihak lain yang berkepentingan memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk:

1. Memasang tanda-tanda batas pada bidang tanahnya sesuai ketentuan yang berlaku;

2. Berada di lokasi pada saat panitia ajudikasi melakukan pengumpulan data fisik dan data yuridis;

3. Menunjukkan batas-batas bidang tanahnya kepada panitia ajudikasi;

4. Menunjukkan bukti kepemilikan atau penguasaan tanahnya kepada panitia ajudikasi;

5. Memenuhi persyaratan yang ditentukan bagi pemegang hak atau kuasanya atau selaku pihak lain yang berkepentingan. (Pasal 56 ayat (3) Permen-Agra/Ka.BPN No. 3/1997).52

Prosedur Pendaftaran Tanah Secara Sistematik menurut Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 yaitu:

1. Adanya rencana kerja (Pasal 13 (2))

Dilaksanakan di wilayah-wilayah yang ditetapkan oleh Menteri Negara Agraria.

2. Pembentukan Panitia Ajudikasi (Pasal 8).

3. Pembuatan Peta Dasar Pendaftaran (Pasal 15-16)

Pengukuran untuk pembuatan peta dasar pendaftaran diikatkan dengan titik-titik dasar teknik nasional sebagai kerangka dasarnya. Peta dasar pendaftaran menjadi dasar untuk pembuatan peta pendaftaran.

4. Penetapan batas bidang-bidang tanah (Pasal 17-19)

Diupayakan penataan batas berdasarkan kesepakatan para pihak yang berkepentingan. Penempatan tanda2 batas termasuk pemeliharaannya dilakukan oleh pemegang hak atas tanah yang bersangkutan. Jika surat ukur/gambar situasi tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, maka Panitia Ajudikasi berdasarkan penunjukan batas oleh pemegang Hak Atas Tanah yang bersangkutan dengan sedapat mungkin disetujui oleh pemegang Hak Atas Tanah yang bersangkutan. Persetujuan batas-batas bidang tanah dituangkan dalam Berita Acara yang di tandatangani oleh mereka yang memberikan persetujuan. Jika tidak ada kesepakatan diantara mereka, maka sementara dilakukan berdasarkan batas-batas yang menurut kenyataannya merupakan batas-batas bidang-bidang tanah yang bersangkuatan.

5. Pembuatan peta dasar pendaftaran (Pasal 20) 6. Pembuatan daftar tanah (Pasal 21)

7. Pembuatan surat ukur (pasal 22)

52Florianus SP Sangsun, Op. Cit, hal. 24.

8. Pengumpulan dan Penelitian data yuridis (Pasal 24-25)

Berasal dari konversi hak, dibuktikan dengan bukti tertulis, keterangan saksi, jika tidak tersedia alat pembuktian yang lengkap dapat dilakukan dengan pernyataan penguasaan fisik selama 20 tahun berturut-turut, dengan syarat : a. Penguasaan dilakukan dengan itikad baik secara terbuka dikuatkan oleh

kesaksian orang yang dapat dipercaya (umumnya oleh lurah).

b. Tidak ada permasalahan dalam hal penguasaan baik sebelum maupun setelah pengumuman.

9. Pengumuman hasil penelitian data yuridis dan hasil pengukuran (Pasal 26-27) dilakukan untuk 30 hari.

10. Pengesahan hasil pengumuman (pasal 28).

Jika setelah berakhirnya jangka waktu pengumuman masih ada kekurangan data fisik dan/atau data yuridis atau masih ada keberatan yang belum diselesaikan, makan pengesahan dilakukan dengan catatan. Pengesahan dilakukan dalam suatu berita acara sebagai dasar untuk :

a. Pembukuan Hak Atas Tanah dalam buku tanah b. Pengakuan Hak Atas Tanah

c. Pemberian Hak Atas Tanah

11. Pembukuan Hak dilakukan dalam buku tanah. (Pasal 29)

Didasarkan pada alat bukti hak-hak lama dan berita cara pengesahan pengumuman data fisik dan data yuridis.

12. Penerbitan sertifikat (Pasal 31)

Diterbitkan oleh Kantor Pertanahan di tandatangani oleh Ketua Panitia Ajudikasi atas nama Kantor Pertanahan.53

Dalam pelaksanaan pendaftaran tanah untuk pertama kali secara sistematik pihak Badan Pertanahan Nasional lebih aktif mendatangi para pemohon sertipikat, sangat berbeda dengan pendaftaran tanah secara sporadik, yang para pemohonnya lebih aktif mendatangi Kantor Pertanahan untuk mendaftarkan permohonan pengajuan penerbitan sertipikatnya.

Oleh karena pendaftaran tanah untuk pertama kali secara sistematik adalah atas prakarsa pemerintah dan melalui sistem rencana kerja maka sertipikat yang diterbitkan ditanda tangani oleh ketua panitia ajudikasi untuk dan atas nama kepala kantor pertanahan dimana wilayah sertipikat itu diterbitkan.

53http://bukupertanahan.blogspot.com/2012/07/pendaftaran-tanah-secara-sporadik.html Diakses pada tanggal 02 Januari 2014.

b. Pendaftaran Tanah Secara Sporadik

Pendaftaran tanah untuk pertama kali secara sporadik merupakan kegiatan pendaftaran tanah pertama kali yang sistemnya berbeda dengan system pendaftaran tanah secara sistematis. Pendaftaran tanah secara sporadik adalah pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan secara individual atau massal (bersama-sama). Prosedur Pendaftaran Tanah Secara Sporadik menurut Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 yaitu:

1. Diajukan secara individual atau massal oleh pihak yang berkepentingan (Pasal 13 ayat (4)).

Yaitu pihak yang berhak atas bidang tanah yang bersangkutan atau kuasanya.

Permen Agraria/Kep BPN 3/1997 pihak yang berkepentingan adalah pemegang hak dan pihak lain yang mempunyai kepentingan atas bidang tanah 2. Pembuatan Peta Dasar Pendaftaran (Pasal 15-16).

Menjadi dasar pembuaan peta pendaftaran. Untuk kepentingan ini Badan Pertanahan Nasional menyelenggarakan pemasangan, pengukuran, pemetaan dan pemeliharaan titik-titik dasar teknik nasional di setiap kabupaten/kota.

3. Penetapan Batas Bidang-Bidang Tanah (Pasal 17-19).

Dilakukan dengan memperhatikan batas-batas bidang tanah yang telah terdaftar dan surat ukur atau gambar situasi yang bersangkutan, jika ada yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya maka sedapat mungkin disetujui oleh pemegang hak yang berbatasan Guna penetapan batas-batas, maka BPN juga membuat berita acara mengenai dilakukannya pengukuran.

4. Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah dan Pembuatan Peta Pendaftaran (Pasal 20).

5. Pembuatan Daftar Tanah (Pasal 21).

Bidang tanah yang sudah dipetakan atau diberi nomor pendaftarannya dibukukan dalam daftar tanah

6. Pembuatan Surat Ukur (Pasal 22), untuk keperluan pendaftaran haknya.

7. Pembuktian Hak Baru (Pasal 23).

a. Hak Atas Tanah baru dengan : penetapan pemberian hak oleh pejabat atau asli akta PPAT

b. Hak Pengelolaan dengan penetapan pemberian Hak Pengelolaan oleh pejabat yang berwenang

c. Tanah Wakaf dengan akta Ikrar Wakaf

d. Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun dengan akta pemisahan e. Hak Tanggungan dengan APHT

8. Pembuktian Hak lama (Pasal 24-25).

Berasal dari konversi hak, dibuktikan dengan bukti tertulis, keterangan saksi, jika tidak tersedia alat pembuktian yabng lengkap dapat dilakukan dengan pernyataan penguasaan fisik selama 20 tahun berturut-turut, dengan syarat : a. Penguasaan dilakukan dengan itikad baik secara terbuka dikuatkan oleh

kesaksian orang yang dapat dipercaya (umumnya oleh lurah)

b. Tidak ada permasalahan dalam hal penguasaan baik sebelum maupun setelah pengumuman.

9. Pengumuman Hasil Penelitian Yuridis dan Hasil Pengukuran (Pasal 26-27.) Jika ada pihak yang berkeberatan, maka disarankan untuk menyelesaikan secara musyawarah, jika tidak berhasol, maka diselsaikan di pengadilan.

10. Pengesahan Hasil Pengumuman (Pasal 28).

Disahkan dalam suatu berita acara sebagai dasar untuk : a. Pembukuan Hak Atas Tanah dalam buku tanah b. Pengakuan Hak Atas Tanah

c. Pemberian Hak Atas Tanah 11. Pembukuan Hak (Pasal 29-30).

Pembukuan dalam buku tanah serta pencatatannya pada surat ukur merupakan bukti bahwa hak yang bersangkutan beserta pemegang haknya dan bidang tanah yang diuraikan dalam surat ukur secara hukum telah terdaftar. Jika ada yang belum lengkap dibuat catatan yang akan dihapus bila, telah dilengkapi atau dalam jangka waktu 5 tahun tidak ada pengajuan gugatan ke pengadilan.

Jika ada sengketa, maka akan dibuat catatan, yang akan hapus jika telah ada kesepakatan damai atau 90 hari setelah terima pemberitahuan tidak diajukan gugatan di pengadilan.

12. Penerbitan sertifikat (Pasal 31).

Dilakukan untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah didaftar dalam buku tanah.54

Maksud diterbitkan sertifikat dalam kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah agar pemegang hak dengan mudah dapat membuktikan bahwa dirinya sebagai pemegang haknya. Sertifikat diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah didaftarkan dalam buku tanah.55

Permohonan penerbitan sertipikat secara sporadik melalui tahapan pengajuan permohonan yang dilakukan pemohon, menanda tangani berkas-berkas permohonan, Setelah adanya pengajuan penerbitan sertipikat, petugas Badan Pertanahan melakukan pengukuran ke lokasi tanah yang akan disertipikatkan

54Ibid,.

55Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah, (Jakarta;Kencana Prenada Media Group, 2010), hal. 261.

dengan disaksikan oleh pemohon, Kepala Desa, tetangga yang berbatasan dengan tanah yang akan disertipikatkan. Setelah selesai pengukuran dan pihak pemohon, kepala desa dan tetangga yang berbatasan menanda tangani surat gambar ukur.Proses selanjutnya petugas Badan Pertanahan akan memasukkan ukuran tanah yang telah diukur ke dalam surat ukur, setelah itu akan dilanjutkan proses pengumuman selama 2 bulan dan proses akan berlanjut hingga selesai penerbitan sertipikat. Sertipikat yang diterbitkan melalui sistem sporadik ditanda tangani oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota/Kabupaten tempat wilayah tanah tersebut diterbitkan.

Sertipikat hak atas tanah yang diterbitkan Badan Pertanahan Nasional harus diakui oleh setiap orang sebagai satu-satunya alat bukti yang kuat sepanjang tidak ada yang menerbitkan lagi hak atas tanah yang berkepastian hukum bagi pemegangnya.56 Dan sepanjang tidak ada yang membuktikan lain atas kepemilikan tanah tersebut.Pada dasarnya UUPA mengatur tentang pendaftaran tanahSertipikat yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional sebagai satu-satunya badan resmi yang mewakili pemerintah dalam bidang pertanahan adalah bukti kepemilikan hak atas tanah yang resmi dan sah secara hukum. Karena ketika akan memperoleh sertipikat tersebut dilaksanakan sesuai dengan prosedur-prosedur hukum yang berlaku dalam sistem pendaftaran tanah pertama kali.

Tetapi pada kenyataannya sertipikat yang kita miliki masih saja diragukan keabsahannya di karenakan adanya pihak-pihak yang mengakui atas kepemilikan tanah tersebut.

56S. Chandra, Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Hak Atas Tanah, (Medan; Pustaka Bangsa Press, 2006), hal. 135.

Artinya badan pertanahan nasional dalam hal ini masih membuka kesempatan kepada pihak-pihak yang dapat membuktikan bahwa atas tanah yang telah diterbitkan sertipikatnya tersebut adalah miliknya. Tentunya dengan mengajukan permohonan pembatalan sertipikat melalui pengadilan. Dan pengajuan permohonan pembatalan sertipikat tersebut disertai dengan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Setelah pengadilan mengabulkan permohonan pihak tersebut maka pengadilan akan memerintahkan badan pertanahan nasional untuk membatalkan sertipikat tersebut.

Dari hal ini jelas terlihat bahwa walaupun sertipikat merupakan satu-satunya alat bukti yang terkuat kepemilikan orang ataupun badan hukum atas tanah tidak bisa dijadikan bukti di Pengadilan apabila terjadi sengketa pertanahan dan ada pihak lain yang bisa membuktikan bahwa atas tanah tersebut bukan milik si pemilik yang namanya tersebut di dalam sertipikat.

Proses penerbitan sertipikat untuk pertama kali memakan waktu yang lama. Dilalui dengan proses awal yaitu pendaftaran tanah dan dilanjutkan dengan proses pengumuman. Pada masa proses pengumuman dilalui dengan waktu 2 (dua) bulan. Pada masa pengumuman tersebut diberikan waktu bagi pihak-pihak yang merasa keberatan untuk diterbitkannya sertipikat tersebut melakukan penyanggahan. Surat sanggahan keberatan atas penerbitan sertipikat tersebut di kirim ke kantor pertanahan. Jika sanggahan yang dikirim ke kantor pertanahan oleh panitia pengumuma dan kepala kantor pertanahan dianggap cukup bukti untuk ditindak lanjuti maka proses penerbitan sertipikat di hentikan. Tetapi sebaliknya apabila sanggahan yang diajukan oleh panitia dan kepala kantor

pertanahan tidak cukup bukti maka proses penerbitan sertipikat tetap berlanjut.

Dalam penerbitan sertipikat untuk pertama kali hal-hal yang perlu diketahui adalah;

a. Sertipikat Sebagai Alat Bukti Hak Atas Tanah

Sertipikat hak atas tanah yang diterbitkan untuk pertama kali diterbitkan bertujuan untuk menjamin kepastian hukum dari pemegang sertipikat hak atas tanah tersebut. Penentuan hak yang akan diberikan dari sertipikat yang dimaksud didasarkan atas kriteria-kriteria dari pemohon dan kondisi yang ada.

Ketika sertipikat hak atas tanah telah selesai maka sertipikat hak atas tanah tersebut harus diserahkan langsung kepada pemilik sertipikat hak atas tanah dan atau pemegang kuasa dari pemilik sertipikat.

b. Sertipikat Sebagai Alat Bukti Yang Kuat

Sertipikat yang telah diterbitkan oleh badan pertanahan nasional merupakan alat bukti yang kuat dari kepemilikan hak atas tanah. Dalam sistem sertipikat yang terdiri dari sistem negatif bertedensi positif dapat tergambarkan dari kalimat dibawah ini, yaitu;

Sertipikat hak atas tanah yang ada pada seseorang yang secara nyata menguasai tanah tersebut secara fisik dan dengan itikad baik tidak dapat lagi dituntut pihak lain jika telah lampau 5 (lima) tahun setelah sertifikat diterbitkan.57

Namun dalam hal ini tidak berlaku apabila si penyangga dapat membuktikan kepemilikannya atas tanah tersebut secara sah dan meyakinkan

57Tampil Anshari Siregar, Op. Cit, hal. 105.

bahwa atas tanah tersebut benar miliknya dan pengadilan memutuskan bahwa sertipikat harus dibatalkan serta memerintahkan kepada Badan pertanahan Nasional untuk membatalkan sertipikat hak atas tanah.

D. Penyebab terbitnya Sertipikat Pengganti Atas Sertipikat Yang Telah

Dibebani Hak Tanggungan

1. Itikad Tidak Baik Dari Pemohon

Dalam kegiatan penggantian sertipikat di kantor pertanahan kabupaten pidie, yang salah satu pemohon mendatangi kantor pertanahan dengan membawa data tanah yang sesuai dan membawa bukti-bukti yang meyakinkan meminta pembuatan sertipikat pengganti ke kantor Pertanahan, yang mana si pemohon tersebut mempunyai niat atau itikad yang tidak baik yaitu dikarenakan sertipikat yang dimohonkan oleh si pemohon tersebut telah di pasang sebagai jaminan atau telah dibebani Hak Tanggungan ke sebuah bank yang tidak diketahui oleh Kantor Pertanahan dikarenakan arsip dan buku tanah Sertipikat maupun buku tanah Sertipikat Hak Tanggungan telah musnah terbakar.

Setelah adanya permohonan penerbitan sertifikat pengganti oleh pemohon maka kantor Pertanahan melakukan pengurusan sertipikat pengganti yaitu dengan syarat-syarat:

a. Ada pernyataan dibawah sumpah dari yang bermohon di hadapan kepala Kepala Kantor pertanahan atau pejabat yang ditunjuk mengenai hilangnya sertipikat tersebut.

b. Sudah didahului dengan pengumuman 1 (satu) kali dalam salah satu surat kabar harian setempat atas biaya si pemohon dengan tujuan untuk mengetahui adakah pihak-pihak yang keberatan jika diterbitkan sertipikat pengganti atas nama si pemohon yang ternyata pada saat pengumuman dilakukan di surat kabar, lembaga atau bank yang menjadi kreditor atas

sertifikat pemohon yang pertama tersebut tidak mengetahui pengumuman tersebut.

c. Setelah 30 (tigapuluh) hari sejak pengumuman disurat kabar harian diterbitkan tidak ada pihak yang keberatan atau kalaupun ada pihak-pihak yang keberatan tetapi menurut pertimbangan Kepala Kantor Pertanahan keberatan tersebut tidak beralasan, maka dapat diterbitkan sertipikat baru. Tetapi jika keberatan tersebut dianggap cukup beralasan oleh Kepala Kantor Pertanahan maka permohon penerbitan sertifikat pengganti itu ditolak.

d. Mengenai pengumuman disurat kabar harian, penolakan penerbitan sertifikat oleh Kepala Kantor Pertanahan dan penerbitan/penyerahan sertifikat pengganti berdasarkan persetujuan Kepala Kantor Pertanahan harus dibuat berita acaranya yang jelas oleh Kepala Kantor Pertanahan.

e. Sertifikat pengganti harus diserahkan langsung kepada pemohon atau orang lainyang diberi kuasa menerimanya.

f. Untuk daerah-daerah tertentu yang kemungkinan tidak dapat dilakukan pengumumannya melalui surat kabar harian sebagaisyarat yang harus dipenuhi, misalnya karena biaya terlalu besar dibanding harga tanah tersebut atau diluar kemampuanpemohon,oleh Menteri (Kepala BPN) dapat menentukan cara dan pengumuman yang lain untuk memenuhi persyaratan dimaksud yaitu menempatkannya di papan pengumuman Kantor Pertanahan dan di jalan masuk tanah yang sertifikatnya yang akan diganti itu.58

Dalam hal ini setelah 30 (tigapuluh) hari pengumuman diterbitkan, bank yang menjadi kreditor dan pemegang hak tanggungan atas sertipikat yang diterbitkan pertama kali tidak juga melapor dan menyanggah untuk tidak diterbitkannya sertipikat pengganti atau pemegang hak tanggungan atas sertipikat yang diterbitkan pertamakali tidak mengetahui pengumuman tersebut maka Kantor Pertanahan menerbitkan sertipikat pengganti atas sertipikat yang ternyata telah di pasang Hak Tanggungan pada bank yang di jadikan sebagai jaminan atas kredit tertentu.

Hal tersebutlah yang mengakibatkan atau yang menjadi penyebab terbitnya sertipikat pengganti atas sertipikat yang telah di pasang Hak Tanggungan yang

58Ibid., hal. 210-212.

mana si pemohon dapat dikenakan sanksi karena adanya niat atau itikad yang tidak baik yaitu melakukan pemalsuan data-data tentang sertipikat hak milik atas tanah yang telah di pasang atau dibebani hak tanggungan.

Selanjutnya sertipikat pengganti hak atas tanah yang telah diterbitkan diserahkan kepada si pemilik sertipikat, dan dengan itikad yang tidak baik si pemilik sertipikat menggunakan sertipikat pengganti tersebut untuk kepentingannya dan mempergunakannya sebagai jaminan atas utangnya pada salah satu lembaga pembiayaan.

Penerbitan sertipikat pengganti merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menerbitkan sertipikat lagi atas sertipikat yang telah diterbitkan, tetapi sertipikat tersebut telah hilang atau musnah yang disebabkan berbagai macam hal atau juga dikarenakan sertipikat yang diterbitkan pertama kali telah rusak sehingga tidak sertipikat tidak bisa lagi dipergunakan. Dalam penelitian ini akan diteliti penerbitan sertipikat pengganti atas sertipikat yang telah diterbitkan oleh Kantor Pertanahan kabupaten Pidie, dengan alasan Sertipikat hilang. Penerbitan sertipikat pengganti harus melalui tahapan yang jelas dan disertai dengan bukti yang cukup kuat. Dengan demikian tidak akan mudah seseorang/badan hukum mengajukan permohonan penerbitan sertipikat pengganti ataupun dijadikan celah untuk menerbitkan sertipikat Ganda.

Hal-hal yang dapat menyebabkan sertipikat pengganti diterbitkan adalah sebagai berikut:

1. Apabila sertipikat itu rusak dan penyebab kerusakan tersebut tidak dipersoalkan apakah karena sengaja, lalai atau terjadi bencana alam dan lain-lain, sertipikat tersebut harus diganti dengan sertifikat baru.

2. Apabila sertipikat itu hilang, juga tidak dipersoalkan penyebab hilangnya sertipikat tersebut, sertipikatnya harus diganti dengan sertipikat baru.

3. Apabila sertipikat yang ada di tangan si pemegang hak masih menggunakan blanko sertipikat yang lama yang tidak digunakan lagi. Blanko sertipikat itu dicetak oleh negara dan tetap terbuka kemungkinan perubahannya sesuai dengan perubahan ketentuan hukum yang berlaku. Sertipikat tersebut dapat diminta oleh pemegang hak untuk diganti dengan sertipikat baru dalam artian penggantiannya bersifat fakultatif.

4. Apabila tanah tersebut dieksekusi lelang karena dijadikan obyek hak tanggungan dimana pemberi hak tanggungan (debitor) wanprestasi, si pemegang hak (debitor) tidak menyerahkan sertipikat tanah tersebut kepada pemegang pembeli lelang maka sertipikatnya harus diganti dengan yang baru.59

Penggantian sertipikat disebabkan hal-hal di atas dicatat pada sertipikat dan buku tanah sertipikat yang bersangkutan di Kantor Pertanahan. Dan dalam hal penggantian sertipikat karena rusak atau pembaruan blanko sertipikat, sertipikat yang lama ditarik dan di musnahkan oleh Kantor Pertanahan.

Hal-hal yang menjadi penyebab terbitnya sertipikat pengganti seperti yang dimaksud di atas berbeda dengan penyebab terbitnya sertipikat pengganti dalam penelitian tesis ini yang mana ditemukannya kasus sertipikat pengganti terhadap sertipikat yang telah dibebani Hak Tanggungan, yang terjadi di Kantor Pertanahan Kabupaten Pidie.

Adapun hal tersebut terjadi juga dikarenakan adanya suatu hal yang terjadi yang tidak diduga-duga atau dikehendaki seperti kebakaran yang terjadi di Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Pidie. Dalam peristiwa kebakaran tersebut banyak pihak yang dirugikan terutama para pemilik sertipikat atau Pemegang Sertipikat Hak Tanggungan yang mana dalam peristiwa tersebut buku tanah Sertipikat dan buku tanah Sertipikat Hak Tanggungan, Warkah, buku desa serta arsip-arsip Kantor Pertanahan Kabupaten Pidie juga ikut terbakar.

59Ibid,. hal. 208.

Penerbitan dari sertipikat pengganti yang dimohonkan oleh pemilik sertipikat hak atas tanah itu sendiri merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari pemilik sertipikat itu dan karenanya termasuk segala biaya yang dikeluarkan dari penerbitan sertipikat hak atas tanah itu merupakan tanggung jawabnya sendiri dan dibiayainya sendiri.

Tentu biaya penerbitan sertifikat tidak terkecuali sertifikat pengganti tersebut harus di tanggung oleh si penerima sertifikat. Disamping itu tentu masih banyak kewajiban-kewajiban lain yang harus dipenuhi berbagai pihak yang terkait dengan pelaksanaan pendaftaran tanah itu agar kewajiban-kaewajiban dimaksud semaksimal mungkin terpenuhi maka sanksi hukum bagi si pelanggar harus diterapkan.60

Penerbitan sertifikat pengganti itu hanya dapat dilakukan :

Penerbitan sertifikat pengganti itu hanya dapat dilakukan :