• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kajian Pustaka

3. Buku Cerita Bergambar

a. Pengertian Buku Cerita Bergambar

Cerita adalah uraian, gambaran, atau deskripsi tentang peristiwa atau kejadian tertentu (Rahayu, 2013:80). Sedangkan gambar merupakan alat peraga dalam buku yang melukiskan jalannya cerita (Rahayu, 2013:88). Buku cerita bergambar (picture books) diartikan sebagai buku yang di dalamnya terdapat banyak sekali gambar sebagai ilustrasi dari cerita yang disajikan (Nurgiyantoro, 2005:152). Nurgiyantoro (2005:153) melanjutkan, buku cerita bergambar juga diartikan sebagai jenis buku yang cara penyampaian pesannya lewat dua cara, yaitu lewat ilustrasi dan tulisan. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005:153), mengungkapkan bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks yang keduanya saling menjalin keterkaitan satu sama lain dimana baik gambar maupun teks yang secara sendiri belum cukup mengungkapkan cerita secara lebih mengesankan

41

sehingga keduanya dipadukan untuk saling melengkapi dan mengisi. Toha (2010:18) mengatakan, buku cerita bergambar merupakan buku yang menyuguhkan cerita dengan menggunakan gambar dimana keduanya mempunyai fungsi untuk menyampaikan kisah sehingga kedua aspek itu hadir sama kuat untuk saling mengisi dan saling menjelaskan. Buku cerita bergambar adalah tuturan teks cerita anak yang dituliskan berdasarkan suatu aktivitas atau kejadian tertentu sesuai dengan sudut pandang anak sehingga dapat menarik minat baca anak yang tersusun atas teks dan gambar yang keduanya saling melengkapi (Krissandi, 2017:21). Menurut Rahayu (2013:91), buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan teks tertulis yang keduanya merupakan elemen penting pada cerita. Buku-buku tersebut memuat berbagai tema yang didasarkan pada pengalaman kehidupan sehari-hari anak dengan menggunakan manusia atau hewan sebagai tokoh karakternya sehingga anak dapat lebih memahami dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadinya.

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa buku cerita bergambar merupakan perpaduan antara narasi teks dengan gambar-gambar yang saling mendukung, saling berkaitan, dan sangat penting bagi pembaca anak mengingat bahwa daya tangkap dan imajinasi anak masih sangat terbatas. Adanya gambar-gambar dalam sebuah buku cerita mampu merangsang imajinasi dan merangsang anak untuk menunjukkan sikap dan ekspresi berdasarkan alur cerita yang disajikan. Selain itu, dengan adanya tokoh yang terdapat dalam buku cerita bergambar, seperti binatang, manusia,

42

maupun gambar aktivitas, dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berimajinasi secara lebih konkret.

b. Jenis dan Karakteristik

Buku cerita bergambar mempunyai beberapa jenis dan karakteristik. Menurut Rahayu (2013:86) jenis-jenis buku cerita bergambar adalah sebagai berikut:

1) Buku abjad (alphabet book)

Buku abjad merupakan buku yang di dalamnya setiap huruf abjad dikaitkan dengan ilustrasi objek yang diawali dengan huruf. Ilustrasi yang digunakan harus jelas dan mudah diidentifikasi. Beberapa buku abjad diorganisasi pada sekitar tema khusus, seperti peternakan, transportasi, dan hewan. Buku abjad bertujuan untuk membantu anak dalam pengembangan kosa kata.

2) Buku mainan (toys book)

Buku mainan memiliki cara penyajian isi yang berbeda. Buku mainan terdiri dari buku kartu papan, buku pakaian, dan buku pipet tangan. Buku ini mengarahkan anak untuk lebih memahami teks, mengeksplorasi konsep nomor, kata bersajak, dan alur cerita. Buku mainan membantu anak mengembangkan keterampilan kognisi; meningkatkan kemampuan bahasa dan sosial; dan mencintai buku.

3) Buku konsep (concept book)

Buku konsep merupakan buku yang menyajikan konsep dengan menggunakan satu atau lebih contoh untuk membantu pemahaman

43

konsep yang sedang dikembangkan. Konsep-konsep tersebut diajarkan melalui alur cerita atau dijelaskan secara repetisi dan perbandingan. 4) Buku bergambar tanpa kata (wordless picture book)

Buku bergambar tanpa kata merupakan buku yang cara penyampaiannya melalui ilustrasi saja. Buku bergambar tanpa kata menjadi berkembang dan populer pada generasi muda dalam beberapa bentuk visual, seperti televisi, komik, dan lainnya. Alur cerita disajikan dengan gambar yang diurutkan dan digambarkan dengan jelas.

5) Buku cerita bergambar

Buku cerita bergambar merupakan buku yang memuat pesan melalui gambar dan teks tertulis. Buku ini memuat berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman hidup sehari-hari anak. Dalam buku ini ditampilkan kualitas, karakter, dan kebutuhan manusia sehingga anak-anak dapat memahami dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadinya.

Selain jenis-jenis buku cerita di atas, buku cerita bergambar juga memiliki ciri khusus. Teks dalam buku cerita anak sering kali dilengkapi dengan ilustrasi sebagai penunjang cerita. Menurut Hasanuddin (2015:5), beberapa karakteristik buku sastra anak atau buku cerita untuk anak antara lain:

44

2) isi cerita dapat bersumber dari cerita rakyat (mite, legenda, dongeng), kisah sejarah, riwayat hidup tokoh ternama, dan kisah tentang realitas kehidupan sehari-hari;

3) untuk pembaca khusus usia pendidikan anak usia dini dan anak usia sekolah dasar kelas awal, cerita secara keseluruhan ditulis dengan menggunakan huruf kecil dengan ukuran huruf lebih besar dari ukuran standar;

4) ceritanya singkat dan tidak berbelit-belit;

5) menyajikan pesan-pesan yang mendidik dan menambah wawasan pengetahuan anak;

6) latar cerita yang digunakan adalah latar yang dikenal di dunia anak; 7) menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan teladan yang baik. Jika di dalam

cerita terdapat tokoh dengan teladan yang baik dan tokoh dengan teladan yang tidak baik, maka tokoh dengan teladan yang baiklah yang dimenangkan untuk menjadi teladan serta idola bagi anak;

8) bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mudah dipahami; dan 9) pengembangan imajinasi cerita masih dalam jangkauan anak.

Berdasarkan penjelasan mengenai jenis dan karakteristik di atas, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada lima jenis buku cerita bergambar, yaitu buku abjad (alphabet book), buku mainan (toys book), buku konsep

(concept book), buku bergambar tanpa kata (wordless picture book), dan buku

cerita bergambar. Karakteristik buku cerita bergambar adalah (1) tampil dalam bentuk tulisan dan gambar; (2) isi cerita bersumber dari cerita rakyat,

45

kisah sejarah, riwayat hidup tokoh ternama, dan kisah realitas kehidupan sehari-hari; (3) secara keseluruhan cerita ditulis dengan menggunakan huruf kecil dengan ukuran huruf yang lebih besar; (4) ceritanya singkat; (5) mengandung pesan-pesan yang mendidik serta menambah wawasan pengetahuan anak; (6) menggunakan latar cerita yang dikenal di dunia anak; (7) menampilkan tokoh dengan teladan yang baik dan selalu memenangkan tokoh dengan teladan yang baik dari tokoh dengan teladan yang tidak baik agar dapat menjadi contoh teladan dan idola bagi anak; (8) menggunakan bahasa yang mudah dipahami; dan (9) imajinasi cerita masih dalam jangkauan anak.

c. Fungsi Buku Cerita Bergambar

Dalam memberikan buku cerita tentunya pendidik perlu memilih buku bacaan yang sesuai dengan bacaan anak agar manfaat dan tujuan yang diharapkan dapat langsung dirasakan oleh anak. Melalui cerita, anak-anak dapat menerima pesan moral dengan sendirinya tanpa merasa digurui atau dinasihati. Ampera (2010:12) menunjukkan beberapa hal tentang fungsi dan pentingnya buku cerita bergambar bagi anak sebagai berikut:

1) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk dapat merasakan kesenangan dan mendapatkan kenikmatan saat membaca atau mendengarkan cerita yang dibacakan untuknya. Saat anak telah merasakan senang dan nyaman terhadap suatu buku bacaan dan menaruh daya tarik pada suatu cerita, maka akan mengikat emosi pembaca yang kemudian larut dalam alur cerita yang disajikan. Perilaku tokoh yang

46

digambarkan pada suatu cerita akan memberi hiburan tersendiri bagi para pembaca. Hal ini yang kemudian membentuk dan menimbulkan minat pembaca, dalam hal ini anak-anak terhadap bacaan.

2) Melalui membaca buku cerita bergambar, anak mampu mengembangkan imajinasinya. Dapat dikatakan tersebut karena masa anak-anak merupakan masa perkembangan imajinasi. Sedangkan buku cerita memiliki daya yang kuat dengan mengandalkan kekuatan imajinasi dengan menawarkan petualangan imajinasi kepada anak. Imajinasi yang tergambar pada setiap buku cerita memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan anak dalam mengelola kecerdasan imajinasinya karena secara tidak langsung membaca dapat membawa anak untuk berpetualang ke berbagai penjuru melewati batas waktu dan tempat sehingga pada akhirnya anak akan mendapatkan berbagai gagasan dan hal baru yang belum didapatkan sebelumnya.

3) Melalui membaca berbagai buku cerita bergambar, anak akan memperoleh pengalaman yang luar biasa. Pengalaman yang luar biasa diartikan dengan pengetahuan baru tentang sebuah petualangan, perjuangan melawan kejahatan, mengatasi berbagai rintangan dan masalah, pertentangan antara hal yang baik dan buruk, dan pengalaman serta pengetahuan baru lainnya yang dapat diadopsi dari kehidupan yang sebenarnya.

4) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya. Selain mendapatkan

47

kesenangan saat membaca, anak mampu menjadikan buku cerita sebagai sarana mengembangkan kemampuan intelektualnya. Seperti misalnya pada buku cerita tentang binatang, anak mampu membagi klasifikasi jenis binatang menjadi binatang buas, binatang peliharaan, binatang liar, dan binatang unggas. Melalui bacaannya juga, anak mampu melakukan serangkaian kegiatan kognisi dan afeksi mulai dari interpretasi, komprehensif, hingga inferensi terhadap nilai-nilai moral yang terkandung dalam bacaan.

5) Buku cerita anak dapat membantu anak untuk memiliki kemampuan berbahasa yang meningkat. Sastra anak dapat dimanfaatkan sebagai media untuk menunjang kemampuan anak dalam berbahasa melalui kegiatan menyimak dan membaca, secara tidak langsung, anak akan dibekali dan diperkaya dengan kemampuan berbahasa. Hal ini ditandai dengan bertambahnya kosakata yang didapat dari membaca buku cerita. Meskipun bahasa yang digunakan dalam buku cerita anak merupakan bahasa yang sederhana dalam kosakata, struktur, dan ungkapan yang lugas apa adanya, namun tetap mampu membuat anak mendapatkan pengalaman berbahasa baik secara lisan maupun tertulis.

6) Buku cerita bergambar memampukan anak untuk lebih memahami kehidupan sosial. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam buku cerita akan saling berinteraksi untuk melakukan sebuah kerja sama yang saling membantu, dan saling menyayangi yang semua itu telah mewakili penggambaran bentuk interaksi dan kehidupan bersama. Perilaku yang

48

digambarkan dalam cerita yang disajikan akan membentuk kesadaran pada anak untuk mau berkehidupan sosial yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.

7) Melalui buku cerita bergambar anak akan mengalami nilai keindahan. Buku cerita merupakan salah satu karya seni yang mengandung aspek keindahan. Aspek keindahan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penyajian cerita yang menarik. Dalam buku cerita, anak akan memahami adanya keindahan yang ada di dalamnya, seperti pengucapan bunyi yang berbeda sesuai dengan tanda baca yang digunakan sehingga buku cerita dapat memenuhi kebutuhan batin seorang anak akan keindahan.

8) Buku cerita bergambar membantu anak mengenal budaya. Buku cerita sebagai unsur budaya menyajikan keragaman budaya yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Melalui membaca sebuah buku cerita, anak akan menjumpai berbagai sikap dan perilaku hidup yang mencerminkan budaya suatu kelompok masyarakat. Melalui membaca juga, seorang anak akan memperoleh pengetahuan dan wawasan budaya masyarakat tertentu.

Secara ringkas, fungsi buku cerita bergambar adalah untuk (1) membantu anak merasakan kesenangan serta kenikmatan saat membaca; (2) membantu anak mengembangkan imajinasinya; (3) membantu anak memperoleh pengalaman yang luar biasa tentang sebuah petualangan berdasarkan cerita yang dibaca; (4) membantu anak dalam mengembangkan intelektualnya; (5) membantu anak memiliki kemampuan berbahasa yang

49

semakin meningkat; (6) membantu anak lebih memahami kehidupan sosial; (7) mengajak anak mengalami nilai keindahan berdasarkan ilustrasi yang disajikan dalam cerita; dan (8) membantu anak mengenal keragaman budaya. d. Komponen Buku Cerita Bergambar

Dalam buku cerita bergambar yang dikembangkan oleh peneliti terdapat dua komponen yang utama, yaitu gambar dan teks. Kedua komponen tersebut tentu memiliki unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam membuat, mengembangkan, dan menggunakannya sebagai media pembelajaran agar cerita yang dibawakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Kedua komponen utama tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1) Gambar

Menurut Lukens (dalam Nurgiyantoro, 2005:154), ilustrasi gambar membuat tulisan verbal menjadi lebih kelihatan, konkret, dan sekaligus memperkaya makna teks. Gambar yang dibuat untuk anak usia lebih awal penampilan gambar biasanya lebih mencolok, lebih besar, lebih realistik, menempati separuh halaman, dan dengan warna-warni yang menarik (Nurgiyantoro, 2005:156). Penggunaan gambar dapat memberikan penjelasan mengenai sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata yang sifatnya abstrak seperti suasana atau konsep. Menurut Sadiman (2009:31), syarat untuk membuat sebuah gambar yang baik untuk media pendidikan adalah:

a) Autentik, gambar tersebut harus jujur menggambarkan situasi sebenarnya seperti sedang melihat benda sebenarnya.

50

b) Sederhana, komposisi gambar sebaiknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar.

c) Ukuran relatif, gambar dapat membesarkan atau memperkecil objek atau benda sebenarnya. Dalam membuat gambar, sebaiknya memperhatikan ukuran objek yang dibandingkan dengan objek lain agar anak dapat membayangkan besaran objek yang belum pernah dilihat.

d) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.

e) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

f) Gambar seharusnya memiliki kriteria bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2) Teks

Menurut Huck (dalam Nurgiyantoro, 2005: 157), teks dalam buku cerita bergambar sama pentingnya dengan gambar ilustrasi. Teks akan membantu anak mengembangkan sensitivitas awal ke imajinasi dalam penggunaan bahasa. Penggunaan gaya bahasa dalam cerita perlu diperhatikan. Buku bergambar yang terlalu deskriptif akan menurunkan minat anak dalam membaca (Rahayu, 2013:85). Sejalan dengan itu, Nurgiyantoro (2005:157) mengatakan bahwa bahasa untuk bacaan anak harus sederhana, tetapi tidak perlu penyederhanaan yang berlebihan.

51

Menurut Dalman (2016:22), teks cerita dapat dikatakan efektif setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) memiliki unsur-unsur penting atau pokok dalam setiap kalimat; b) taat terhadap tata ujaran ejaan yang berlaku;

c) menggunakan diksi yang tepat;

d) menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikir yang logis dan sistematis;

e) menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai; f) melakukan penekanan ide pokok;

g) hemat dalam penggunaan kata; dan h) menggunakan variasi struktur kalimat. e. Kriteria Buku Cerita yang Baik Bagi Anak

Buku cerita bergambar harus disesuaikan dengan perkembangan psikologis pembacanya yang memiliki umur berkisaran siswa SD kelas rendah karena pembaca anak masih mengembangkan kemampuan kosakata mereka dengan bernalar. Berdasarkan hal itu, orang tua dan guru perlu memperhatikan kebutuhan bacaan yang baik bagi anak-anak agar mampu menambah wawasan untuk mengenali kehidupan yang sedang mereka jalani saat mereka mendengar atau membaca cerita itu (Hasanuddin, 2015:3).

Menurut Dewayani (2017:73) perlu dipastikan buku cerita bergambar memiliki kriteria sebagai berikut: (1) cerita memiliki bahasa dengan struktur sederhana, kosakata dan struktur kalimatnya repetitif sehingga polanya mudah ditebak. Kosakata dan struktur yang sederhana ini

52

juga dapat membantu pembaca pemula untuk belajar membaca secara mandiri; (2) tokoh cerita harus berpikir dan bersikap layaknya pembaca berusia siswa kelas rendah; (3) cerita yang dimuat memiliki unsur humor sehingga menarik bagi pembaca usia siswa kelas rendah; dan (4) alur cerita yang disajikan memiliki ilustrasi menarik karena teks dan ilustrasi berperan sama pentingnya dalam buku cerita untuk pembaca usia siswa kelas rendah.

Dalam memilih buku cerita bergambar yang baik untuk pembaca anak, sedikitnya ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu gaya visual tokoh, skema warna, serta cerita dan gaya bahasa. Gaya visual tokoh harus memiliki ciri khas pada tiap tokoh namun tetap tampil sederhana dan tidak terlalu banyak menambahkan detail agar tidak membingungkan imajinasi pembaca anak. Skema warna pada buku cerita bergambar menggunakan pewarnaan yang lebih cerah, berwarna-warni, dan mencolok agar menarik visual anak pada gambar. Namun begitu, pewarnaan tetap memperhatikan warna objek yang sebenarnya agar tidak menimbulkan kebingungan pada anak. Cerita dan gaya bahasa yang digunakan sebaiknya tidak mengandung alur yang berkepanjangan dan hanya berbasa-basi, pengaturan cerita padat namun tetap dapat mengkomunikasikan pesan secara baik, dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baku agar membiasakan anak berbahasa Indonesia yang baik dan benar (Babuta & Wahyurini, 2014:30).

Nurgiyantoro (2005:210) berpendapat bahwa buku cerita bergambar yang baik untuk pembaca anak seharusnya memiliki persyaratan sebagai berikut: (1) materi cerita mudah untuk dipahami anak; (2) menggunakan

53

bahasa yang sederhana sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami; (3) mempertimbangkan kesederhanaan kosakata dan struktur teks; dan (4) berfungsi meningkatkan kekayaan bahasa dan kemampuan berbahasa anak.

Anggara, Waluyanto, & Zacky (2014:7) memaparkan kriteria buku cerita anak yang baik adalah yang (1) berisi cerita yang memberikan pelajaran mengenai nilai-nilai moral; (2) bertemakan tentang kegiatan dan kehidupan sehari-hari; (3) dilengkapi dengan banyak gambar ilustrasi dan teks yang lebih sedikit; (4) menggunakan gambar yang menarik untuk memancing rasa ingin tahu pembaca anak; (5) menggunakan warna terang dan cerah untuk menarik perhatian anak.

Sejalan dengan itu, Effendy, Bangsa, & Yudani (2014:4) mengatakan bahwa agar dapat dinilai baik, buku cerita bergambar harus memiliki (1) gambar visual buku dirancang dengan tampilan yang full color; (2) memiliki gambar yang lebih dominan dibanding dengan tulisan; (3) narasi cerita dibentuk menggunakan kalimat yang sederhana; (4) tampilan warna yang dipilih adalah warna-warna yang cerah, terang, dan mencolok; (5) judul buku cerita mewakili keseluruhan isi cerita dan menarik minat anak untuk membaca lebih lanjut; dan (6) jenis huruf pada buku cerita memiliki tingkat keterbacaan yang baik bagi anak.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kriteria buku cerita bergambar yang baik, yaitu: (1) judul buku cerita mewakili keseluruhan isi cerita dan menarik minat anak untuk membaca lebih lanjut; (2) bertemakan tentang kegiatan dan kehidupan sehari-hari; (3) cerita

54

yang dimuat memiliki unsur humor sehingga tidak terkesan monoton dan membosankan; (4) kisah dalam cerita memiliki bahasa yang sederhana, tidak berkepanjangan, tidak berbasa-basi, dan pengaturan ceritanya padat namun tetap dapat mengkomunikasikan pesan secara baik; (5) isi cerita memberikan pelajaran mengenai nilai-nilai moral; (6) menggunakan Bahasa Indonesia yang baku agar membiasakan anak berbahasa Indonesia yang baik dan benar dengan memperhatikan kesederhanaan kosakata dan struktur teks; (7) tokoh cerita harus berpikir dan bersikap sesuai dengan usia pembaca; (8) gambar tiap tokoh memiliki ciri-ciri khusus agar pembaca anak mampu membedakan antara tokoh yang satu dengan yang lain, dan tetap tampil sederhana dengan tidak terlalu banyak menambahkan detail; (9) dilengkapi dengan gambar-gambar yang lebih dominan daripada teks cerita; (10) menggunakan gambar-gambar yang full color dengan warna yang lebih cerah, berwarna-warni, dan mencolok agar menarik visual anak pada gambar, namun tetap memperhatikan warna objek yang sebenarnya agar tidak menimbulkan kebingungan pada anak; dan (11) menggunakan jenis huruf yang memiliki tingkat keterbacaan yang baik bagi pembaca anak.

Dokumen terkait