• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kajian Pustaka

4. Tahap Perkembangan Anak

a. Teori Perkembangan Anak Menurut Jean Piaget

Perkembangan kognitif anak menurut teori Piaget (dalam Santrock, 2009:50) dibagi menjadi empat tahapan, yaitu (1) tahap sensorimotorik yang berlangsung dari kelahiran sampai kurang lebih usia dua tahun, (2) tahap praoperasional yang berlangsung antara usia dua sampai tujuh tahun, (3)

55

tahap operasional konkret yang berlangsung dari usia tujuh sampai sebelas tahun, dan (4) tahap operasional formal yang berlangsung pada umur sekitar sebelas tahun sampai usia dewasa.

Tahap pertama adalah tahap sensorimotorik. Pada tahap ini, Piaget (dalam Santrock, 2009:50) mengatakan bahwa bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan-tindakan fisik seperti melihat dan mendengar. Dengan berfungsinya alat-alat indra serta kemampuan melakukan gerak motorik dalam bentuk refleks ini, maka seorang bayi telah berada dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan dengan dunianya.

Tahap kedua yaitu tahap praoperasional. Pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Meskipun anak-anak prasekolah dapat melukiskan dunia secara simbolis, mereka masih belum mampu melaksanakan operasi atau tindakan mental yang diinternalisasikan sehingga memungkinkan anak melakukan secara mental yang sebelumnya hanya secara fisik. Pada tahap ini pula, pikiran dan komunikasi mereka cenderung egosentris, yaitu pikiran yang terpusat tentang diri mereka sendiri.

Tahap ketiga yaitu tahap operasional konkret. Di tahap ketiga ini, Piaget menganggap pada tahap ini merupakan tahap awal pemikiran logis seorang anak yang ditandai dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan yang logis. Pada tahap ini pula, seorang anak telah cukup dewasa untuk berpikir logis, tetapi terbatas pada objek yang konkret saja.

56

Tahap keempat yaitu tahap operasional formal. Pada tahap ini, seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Seseorang yang berada dalam tahap ini sudah mampu memahami hal-hal, seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat seseorang mengalami pubertas. Beberapa hal tersebut menandakan masuknya seseorang ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial.

Pada penelitian ini, yang menjadi subjek adalah anak yang berusia kelas II SD. Anak yang berusia kelas II SD termasuk dalam tahap perkembangan operasional konkret. Pada tahap operasional konkret dijelaskan bahwa anak mulai memiliki sistem pemikiran yang mengembangkan operasi logis. Namun demikian, seorang anak pada tahap ini masih membatasi pemikirannya pada objek yang konkret saja. Oleh sebab itu, peneliti membuat produk yang tidak jauh dari permasalahan sehari-hari dan sering ditemui oleh anak dalam kehidupan sehari-hari.

b. Karakteristik Usia Sekolah Dasar Kelas Rendah

Usia anak sekolah dasar kelas rendah menurut Piaget (dalam Santrock, 2009:37) termasuk dalam masa kanak-kanak menengah dan akhir yang dimulai dari sekitar usia 6 sampai 11 tahun. Pada masa itu, anak-anak menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, dan matematika; prestasi menjadi tema yang lebih utama; dan pengendalian diri semakin baik. Pada

57

masa itu pula, anak-anak berinteraksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas di luar keluarga mereka.

Sejalan dengan itu, Nurgiyantoro (2009:52) mengatakan bahwa pada usia 7-11 tahun termasuk dalam tahap operasional konkret dimana pada tahap ini karakteristik yang muncul adalah (1) anak mampu membuat klasifikasi sederhana berdasarkan sifat-sifat umum seperti warna dan karakter tertentu; (2) anak mampu membuat urutan sesuatu secara semestinya, seperti abjad, angka, besar-kecil, dan lain-lain; (3) anak mulai mampu mengembangkan imajinasinya ke masa lalu dan masa depan, maksudnya adalah anak mulai mampu mengembangkan pola berpikir yang egosentris menjadi lebih mudah untuk mengidentifikasi sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda; (4) anak mulai berpikir argumentatif dan memecahkan masalah sederhana, ada kecenderungan memperoleh ide-ide sebagaimana yang dilakukan oleh orang dewasa, namun belum dapat berpikir tentang sesuatu yang abstrak karena jalan berpikirnya masih terbatas pada situasi yang konkret.

Menurut Kartikowati & Zubaedi (2020:31), pada saat memasuki usia 7 tahun, anak akan memiliki catatan kekhasan sendiri, seperti (1) mulai bertumbuhnya pikiran logis, (2) menghubungkan hal berdasarkan sebab-akibat, dan (3) tidak melakukan semua hal atas dasar kemauan pribadi tanpa alasan. Pemikiran yang logis pada anak, menurut Piaget (Santrock, 2009:56) dapat dicontohkan dengan pemberian bagan pohon keluarga. Anak yang telah memasuki tahap operasional konkret akan lebih mudah memahami tingkatan-tingkatan dalam sebuah pohon keluarga besar.

58

Menurut Sahlan (2018:16), yang menjadi karakteristik anak usia sekolah dasar adalah (1) senang bermain; (2) senang bergerak; (3) senang bekerja dalam kelompok; (4) senang merasakan, melakukan, dan memperagakan sesuatu secara langsung; (5) senang diperhatikan; (6) masih sulit memahami isi pembicaraan orang lain; dan (7) senang meniru.

Berdasarkan perkembangan bahasa, menurut Djiwandono (2006:76), anak-anak usia sekolah dasar kelas rendah mulai mengatur kata-kata dalam kalimat dengan menggunakan dua sampai lima kata yang sederhana yang disebut telegraphic speech. Dari kata-kata tersebut, tumbuh keterampilan berbahasa dan perbendaharaan kata sekitar 8.000 kata. Semakin bertambahnya perbendaharaan kata pada anak dan jenjang pendidikannya, maka akan membawa perubahan dalam perbendaharaan kata dan tata bahasa. Santrock (2009:78) melanjutkan, anak-anak sekolah dasar kelas rendah mengalami kemajuan kata dengan mengembangkan kata baru menjadi 22 kata sehari yang kemudian memungkinkan anak untuk memiliki perbendaharaan kata hingga 50.000 kata.

Berdasarkan konsep yang dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah dasar kelas rendah memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, dan matematika; 2) prestasi menjadi hal yang utama; 3) pengendalian diri semakin baik; 4) interaksi anak dengan lingkungan sosial semakin luas; 5) mampu membuat klasifikasi sederhana berdasarkan sifat-sifat umum; 6) mampu membuat urutan sesuatu secara semestinya; 7) mulai

59

mengembangkan imajinasinya dengan sudut pandang yang berbeda; 8) mulai berpikir argumentatif dan memecahkan masalah menggunakan ide-ide yang dilakukan oleh orang dewasa, namun masih sebatas pada situasi yang konkret; 9) mulai berpikir logis; 10) menghubungkan hal berdasarkan sebab-akibat; 11) tidak melakukan semua hal berdasarkan kemauan pribadi tanpa alasan saja; 12) senang bermain; 13) senang bergerak; 14) senang bekerja dalam kelompok; 15) senang merasakan, melakukan, dan memperagakan sesuatu secara langsung; 16) senang diperhatikan; 17) senang meniru; dan 18) mulai mengatur kata-kata dalam kalimat yang lebih kompleks, namun tetap sederhana. Murid kelas II SD menjadi objek sasaran pembaca buku cerita bergambar berbasis literasi dan pendidikan karakter yang akan dikembangkan. Murid kelas II SD yang berada pada usia 7-9 tahun akan mudah menangkap materi pendidikan karakter yang terdapat dalam buku cerita karena kisah yang diangkat terbatas pada usia pembaca.

Dokumen terkait