3) Menjalankan investigasi
Siswa secara individual atau berpasangan mengumpulkan informasi, menganalisa, mengevaluasi serta menarik kesimpulan. Setiap anggota kelompok memberikan kontribusi satu dari bagian penting yang lain untuk mendiskusikan pekerjaannya dengan mengadakan saling tukar menukar informasi dan mengumpulkan ide-ide tersebut untuk menjadi suatu kesimpulan.
4) Menyiapkan Laporan Akhir
Pada tahap ini merupakan tingkat pengorganisasian dengan mengintegrasikan semua bagian menjadi keseluruhan dan merencanakan sebuah presentasi di depan kelas. Setiap kelompok telah menunjuk salah satu anggota untuk mempresentasikan tentang laporan hasil penyelidikannya yang kemudian setiap anggotanya mendengarkan. Peran guru di sini sebagai penasehat, membantu memastikan setiap anggota kelompok ikut andil di dalamnya.
5) Mempresentasikan hasil akhir
Setiap kelompok telah siap memberikan hasil akhir di depan kelas dengan berbagai macam bentuk presentasi. Diharapkan dari penyajian presentasi yang beraneka macam tersebut, kelompok lain dapat aktif mengevaluasi kejelasan dari laporan setiap kelompok dengan melakukan tanya jawab.
6) Mengevaluasi
Pada tahap ini siswa memberikan tanggapan dari masing-masing topik dari pengalaman afektif mereka. Sedangkan guru dan siswa yang lain berkolaborasi mengevaluasi proses belajar sehingga semua siswa diharapkan menguasai semua subtopik yang disajikan.
Sejalan dengan pendapat Slavin, Daniel Zingaro dalam Group Investigation: Theory and Practice (2008: 1-2) juga menyebutkan langkah-langkah pelaksanaan group investigation sebagai berikut:
First, the teacher presents a multifaceted problem to the class, and students choose an interest group. The problem posed here is particularly important, as a variety of reactions from students is necessary for appropriate group formation. Teachers should avoid giving their own ideas or rejecting ideas
commit to user
from students. Second, groups plan their investigation, the procedures, tasks and goals consistent with the chosen subtopic. Third, groups carry out the investigation as planned in the above step. The teacher's role at this step is to follow the investigative process, overing help when required. Fourth, groups plan their presentation. They evaluate what they have learned, and synthesize it into a form that can be understood by the class. Fifth, groups conduct the presentation. Finally, the teacher and students evaluate the investigation and resulting presentations.
Langkah-langkah pelaksanaan group investigation yang pertama adalah guru menyajikan masalah multifaset untuk kelas, dan siswa memilih sebuah kelompok kepentingan. Permasalahan yang dikemukakan di sini adalah sangat penting, karena berbagai reaksi dari para siswa diperlukan untuk pembentukan kelompok yang sesuai. Guru harus menghindari memberikan ide-ide mereka secara individu atau menolak ide-ide dari siswa lain. Kedua, rencana dari kelompok investgasi mereka yang meliputi prosedur, tugas dan tujuan harus konsisten dengan subtopik yang dipilih. Ketiga, kelompok melakukan penyelidikan seperti yang direncanakan pada langkah di atas. Peran guru pada langkah ini adalah untuk mengikuti proses investigasi, menawarkan bantuan bila diperlukan. Keempat, kelompok merencanakan presentasi mereka. Mereka mengevaluasi apa yang telah mereka pelajari, dan mensintesis menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh kelas. Kelima, kelompok melakukan presentasi. Pada tahap akhir, guru dan siswa mengevaluasi investigasi dan presentasi yang dihasilkan.
Jika dilihat dari fase-fse pembelajaran GI, terlihat adanya proses interaksi antara siswa dalam pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara berkelompok dalam menyelidiki, menemukan dan memecahkan masalah. Dengan demikian diharapkan pemahaman siswa dapat lebih baik.
Berdasarkan pemaparan mengenai model pembelajaran GI tersebut, jelas bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.
commit to user
B. Penelitian yang Relevan 1.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) untuk Meningkatkan Pemahaman Gaya Magnet pada Pembelajaran IPA bagi Siswa Kelas V SD
menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode group investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang gaya magnet pada siswa kelas V SD Negeri 2 Wanayasa. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 64,89 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 34%, siklus I nilai rata-rata kelas 67,32 dengan prosentase ketuntasan kelas sebesar 56% dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 70,08 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 91%.
2.
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Sifat-sifat Bangun Datar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe (TGT) Teams Games Turnamens
pokok bahasan sifat-sifat bangun datar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamens (TGT) mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan tercapainya nilai siswa >70 sebelum adanya penelitian ada 9 siswa (27,2%), putaran I ada 13 siswa (36,3%), putaran II ada 25 siswa (78,1%), dan putaran III ada 28 siswa (87,5%).
3. Penelitian oleh
Belajar IPA Materi Tata Surya Melalui Metode Group Investigation (GI) Berbantuan (TI) pada Siswa Kelas VI SD Negeri Bangunreja 02 Tahun 2010/
surya mengalami peningkatan setelah diterapkan metode group investigation berbantuan teknologi informasi. Peningkatan tersebut dari tes prasiklus, siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata pada prasiklus sebesar 63,67, nilai rata-rata siklus I mencapai 74,63, dengan demikian ada peningkatan sebesar 10, 96 %
commit to user
dari prasiklus. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai sebesar 87,37, dengan demikian terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 12,74 % dan 23,7 % dari hasil prasiklus.
C. Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center). Guru belum menggunakan model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar. Guru masih menggunakan model pembelajaran secara konvensional, yaitu dengan cara ceramah didepan kelas. Hal ini membuat siswa merasa cepat bosan dengan proses pembelajaran yang monoton. Kurang adanya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, menjadikan siswa kurang aktif, sehingga informasi yang disampaikan sulit dipahami oleh siswa. Guru lebih menekankan pada terselesaikannya materi pelajaran daripada tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi sifat-sifat bangun datar, sehingga pemahaman siswa terhadap sifat-sifat bangun datar masih rendah. Hal ini terbukti dengan rata-rata nilai matematika siswa pada materi sifat-sifat bangun datar sebelum adanya tindakan 55,81 dengan persentase ketuntasan klasikal 41,03%. Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam materi sifat-sifat bangun datar diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai.
Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk mempermudah peserta didik dalam pemahaman sifat-sifat bangun datar. Dalam pelaksanaan pembelajaran group investigation ini, siswa dilibatkan secara langsung, mulai dari perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara mempelajarinya melalui investigasi.
Metode pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skil). Dengan demikian siswa selalu aktif dan selalu dilibatkan dalam proses pembelajaran (student center) sehingga pemahaman materi sifat-sifat bangun datar itu sendiri lebih mudah tertanam pada siswa.
commit to user
Setelah pembelajaran diberikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, maka pemahaman siswa terhadap materi sifat-sifat bangun datar diduga dapat meningkat. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, dengan ketentuan siklus akan berhenti apabila pembelajaran dikatakan berhasil dengan kemampuan pemahaman sifat-sifat
dengan
rata-penerapan model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan pemahaman sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V SDN Jurangjero 2.
Guru menggunakan
commit to user
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka dapat dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut:
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation diduga dapat meningkatkan pemahaman sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V SDN Jurangjero 2 Kecamatan Karangmalang, Sragen tahun ajaran 2011/2012.