• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user 2) Pertemuan Kedua

Dalam dokumen Oleh: ERNA KARYAWATI NIM. K (Halaman 85-93)

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Maret 2012. Pada pertemuan ini materi yang diajarkan adalah sifat-sifat bangun datar jajargenjang, trapesium sama kaki, trapesium siku-siku, trapesium sembarang, belah ketupat, layang-layang dan lingkaran.

Berikut ini urutan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan kedua:

9) Guru (Peneliti) masuk kedalam kelas mengucapkan salam, kemudian guru mengkondisikan siswa mengajak siswa berdoa dan mengadakan presensi kehadiran siswa. Setelah itu, guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang pelajaran bangun datar pada pertemuan sebelumnya, sambil mengulas PR yang diberikan. Berdasarkan apersepsi, guru memotivasi siswa dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan menyanyikan lagu

-sama.

10) Guru menunjukkan alat peraga bangun datar yang meliputi jajargenjang, trapesium sama kaki, trapesium siku-siku, trapesium sembarang, belah ketupat, layang-layang dan lingkaran yang kemudian menanyakan nama dari bangun datar tersebut beserta ciri-cirinya kepada siswa.

11) Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai kelompoknya pada pertemuan yang sebelumnya.

12) Guru memanggil ketua kelompok untuk membagikan lembar kerja kelompok beserta media yang akan digunakan yaitu kertas lipat, gunting, penggaris, jangka dan busur derajat, kemudian memilih alat peraga yang sesuai dengan kelompoknya. Setelah semua kelompok mendapatkan tugas masing-masing. Guru menjelaskan langkah-langkah kerja kelompok dengan lebih terperinci, yaitu dengan menambahkan bahwa siswa dalam satu kelompok harus bekerja semua dengan pembagian tugas oleh ketua kelompok, siswa juga harus membuat ringkasan rangkuman dari kesimpulan kelompoknya dan kelompok lain. Selain itu guru juga menjelaskan penggunaan media papan skor.

commit to user

13) Siswa berdiskusi menjawab pertanyaan pada lembar kerja kelompok sesuai dengan pembagian tugas dari ketua kelompok, setelah itu membuat kesimpulan dari sifat-sifat bangun datar kelompoknya yang kemudian berdasarkan sifat-sifat tersebut, siswa membuat bangun datar dengan menggunakan kertas lipat.

14) Masing-masing ketua kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas sambil menunjukkan alat peraga bangun datar yang telah dibuat. Kemudian siswa dari kelompok lain menanggapi hasil presentasi dan membuat ringkasan dari hasil presentasi. Siswa yang telah presentasi dan siswa yang menanggapi diberikan segitiga bertuliskan nama siswa yang kemudian ditempel pada papan skor kelompok. Kelompok memiliki segitiga terbanyak diberikan penghargaan sebagai kelompok terbaik dan siswa yang namanya paling banyak pada segitiga papan skor diberikan penghargaan sebagai siswa terbaik.

15) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari yang sebelumnya guru bertanya terlebih dahulu tentang kejelasan siswa.

16) Pada kegiatan penutup, siswa mengerjakan soal evaluasi, setelah itu soal dikoreksi secara bersama-sama. Tidak lupa guru memberikan motivasi agar siswa belajar dirumah dengan memberikan PR untuk mempelajari lagi materi yang telah diberikan.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan kolaborasi dengan guru kelas untuk mengadakan pengamatan terhadap sikap, perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung serta kemampuan guru dalam mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada materi sifat-sifat bangun datar. Dari hasil observasi kegiatan siswa dan kegiatan pembelajaran siklus II selama dua kali pertemuan (lampiran 25 halaman 161) diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik.

2) Siswa terlihat antusias dan bersemangat untuk menerima pelajaran.

3) Ssudah terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

commit to user

4) Siswa mulai ahli dalam memanfaatkan media pelajaran dengan baik.

5) Hasrat siswa dalam mengeluarkan pendapat dan bertanya sangat besar. Berkat bantuan papan skor, siswa merasa tertantang untuk mendapatkan penghargaan sehingga mereka termotivasi untuk lebih aktif.

6) Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran sudah baik dengan pembagian tugas pada masing-masing anggota kelompok.

7) Siswa terlihat bersungguh-sungguh mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.

8) Kemauan untuk menerapkan hasil pelajaran sudah terlihat dengan aktif kerja kelompok, mengerjakan soal evaluasi dan membuat kesimpulan.

9) Siswa aktif membuat rangkuman dari hasil pembelajaran.

10) Siswa terlihat lebih bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal baik evaluasi maupun kelompok.

Observasi tidak hanya dilaksanakan pada kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran tetapi juga ditujukan pada kinerja peneliti sebagai guru.

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kinerja peneliti dalam kesesuaian antara rencana pembelajaran yang disusun dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan. Dari data observasi kinerja guru dalam siklus II selama dua kali pertemuan (lampiran 28 halaman 168) diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Guru membuka pelajaran dengan menyanyikan lagu bersama-sama yang mampu menambah semangat siswa.

2) Penyampaian materi yang dilakukan dengan metode tanya jawab mampu menuntut keaktifan siswa. Pengulangan yang dilakukan guru pada jawaban siswa memperjelas pemahaman siswa.

3) Guru sudah mampu mengelola kelas dengan baik, perhatian guru sudah menyeluruh.

4) Guru sudah menggunakan media pembelajaran dengan baik.

5) Pelaksanaan model group investigation berjalan dengan lancar.

6) Melalui papan skor, guru sudah mampu menumbuhkan partisipasi aktif siswa.

7) Guru selalu bersikap terbuka terhadap berbagai respon siswa.

commit to user

8) Penilaian guru dengan menggunakan penilaian produk dan penilaian evaluasi sudah tepat.

9) Strategi yang dibuat sudah dapat berjalan dengan baik.

10) Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi-motivasi kepada siswa.

d. Refleksi

Pada siklus II juga dilakukan diskusi yang mendalam terhadap deskripsi data seperti yang dilakukan pada siklus I. Pada lembar observasi kegiatan siswa terjadi perubahan aktifitas yang cukup signifikan. Pada siklus I siswa belum berani dan masih ragu-ragu dalam menyampaikan tanggapan, namun pada siklus II dengan bantuan papan skor dapat memotivasi siswa agar mendapat penghargaan sebagai siswa maupun kelompok terbaik, sehingga sebagian besar siswa sudah mempunyai keberanian untuk bertanya dan menyampaikan tanggapan. Demikian juga dalam mengerjakan tugas kelompok atau diskusi, secara keseluruhan siswa sudah memperlihatkan aktivitas yang baik. Siswa belajar kelompok dengan saling membagi tugas, ada siswa yang bertugas merangkum atau mencatat hasil diskusi, ada yang bertugas menghitung bangun datar, tugas membuat bangun datar serta tugas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

Perolehan nilai pemahaman sifat-sifat bangun datar siswa pada siklus II yaitu siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (63) sebanyak 4 anak dengan nilai terendah 47. Siswa yang nilainya diatas batas KKM sebanyak 35 siswa dengan nilai tertinggi 100 atau ketuntasan siswa secara klasikal sebanyak 89,74%

dengan nilai rata-rata 81,46. Dari data tersebut hanya ada 4 siswa dari 39 siswa yang nilainya di bawah KKM (63), jadi ada peningkatan baik dari siklus I ke siklus II.

Hal tersebut dapat dilihat dari data nilai pemahaman sifat-sifat bangun datar siswa kelas V SDN Jurangjero 2 pada Tabel 4.

commit to user

Tabel 4. Nilai Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar Siswa Kelas V SDN Jurangjero 2 Pada Siklus II No Interval

Nilai

Frekuensi (fi)

Nilai

Tengah (xi) fi.xi Prosentase

(%) Ket.

1 47-55 3 51 153 7,69 BT

2 56-64 1 60 60 2,57 BT

3 65-73 8 69 552 20,51 T

4 74-82 6 78 468 15,39 T

5 83-91 8 87 696 20,51 T

6 92-100 13 96 1248 33,33 T

39 3177 100

Nilai rata-rata = 33177 : 39 = 81,46 Ketuntasan klasikal = (35 : 39) x 100 % = 89,74%

Nilai Di bawah KKM = (4 : 39) x 100% = 10,26%

Nilai Tertinggi = 100 Nilai Terendah = 47

Dari Tabel 4 nilai pemahaman sifat-sifat bangun datar siswa kelas V SDN Jurangjero 2 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang telah diterangkan di atas, dapat disajikan Grafik 4.

Grafik 4. Nilai Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar Siswa Kelas V SDN Jurangjero 2 Pada Siklus II

commit to user

Data hasil perkembangan nilai siswa pada tes siklus I (lampiran 30 halaman 171) dan nilai tes siklus II (lampiran 31 halaman 173) dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Perkembangan Nilai Siklus I dan Nilai Siklus II Siswa Kelas V SDN Jurangjero 2

Keterangan Siklus I Siklus II

Nilai terendah 35 47

Nilai tertinggi 100 100

Rata-rata nilai 70,18 81,46

Ketuntasan Klasikal 76,92% 89,74%

Dari hasil perkembangan nilai siklus I dan nilai siklus II pada Tabel 5 di atas dapat digambarkan pada Grafik 5.

Grafik 5. Perkembangan Nilai Siklus I dan Nilai Siklus II

Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas bahwa dilihat dari nilai rata-rata kelas dan ketuntasan siswa secara klasikal, pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar sudah berhasil mencapai indikator yang

commit to user

telah ditentukan yaitu ketuntasan secara klasikal >75% dengan rata-rata >80, maka tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan pemahaman sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V SDN Jurangjero 2 tahun ajaran 2011/2012.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan pemahaman sifat-sifat bangun datar siswa kelas V SDN Jurangjero 2 pada mata pelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Peningkatan pemahaman ini mencakup tiga aspek perilaku intelektual atau intellectual behavior, yang meliputi aspek kognitif (pengetahuan/ pemikiran), aspek afektif (sikap) dan aspek psikomotorik (keterampilan).

1. Aspek Kognitif

Perkembangan perilaku intelektual siswa dalam aspek kognitif yaitu aspek-aspek yang menyangkut pemikiran atau pengetahuan siswa, dapat dilihat berdasarkan data hasil nilai siswa dari sebelum adanya tindakan (lampiran 3 halaman 94), tindakan pada siklus I (lampiran 30 halaman 171) sampai tindakan pada siklus II (lampiran 31 halaman 173). Berdasarkan data hasil nilai siswa tersebut, dapat diketahui adanya peningkatan dari kondisi awal sampai siklus II.

Untuk lebih jelasnya perkembangan pada aspek kognitif berupa nilai kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Kondisi

Awal Siklus I Siklus II

Nilai Terendah 30 35 47

Nilai Tertinggi 86 100 100

Nilai Rata-rata 55,81 70,18 81,46

Ketuntasan Klasikal 41,03% 76,92% 89,74%

commit to user

Tabel 6 Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II di atas dapat digambarkan menjadi grafik seperti Grafik 6.

Grafik 6. Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan tabel 6 dan grafik 6 diatas, dapat diketahui adanya peningkatan dari kondisi awal, siklus I sampai siklus II sebagai berikut:

a. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada kondisi awal adalah 30 mengalami peningkatan menjadi 35 pada siklus I, dari siklus I mengalami peningkatan menjadi 47 pada siklus II.

b. Nilai tertinggi siswa pada kondisi awal adalah 86 mengalami peningkatan menjadi 100 pada siklus I, dan dari siklus I sampai siklus II tidak mengalami peningkatan karena sudah merupakan nilai tertinggi yaitu 100.

c. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal adalah 55,81 mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 70,18, dari siklus I mengalami peningkatan menjadi 81,46 pada siklus II.

d. Persentase ketuntasan klasikal pada kondisi awal adalah 41,03% mengalami peningkatan menjadi 76,92% pada siklus I, dan dari siklus I sampai siklus I mengalami peningkatan menjadi 89,74% pada siklus II.

commit to user

Dalam dokumen Oleh: ERNA KARYAWATI NIM. K (Halaman 85-93)