• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: ERNA KARYAWATI NIM. K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: ERNA KARYAWATI NIM. K"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN JURANGJERO 2 KECAMATAN KARANGMALANG SRAGEN

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

ERNA KARYAWATI NIM. K7108016

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(2)

commit to user ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN JURANGJERO 2 KECAMATAN KARANGMALANG SRAGEN

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

ERNA KARYAWATI NIM. K7108016

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(3)

commit to user iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Erna Karyawati

NIM : K7108016

Jurusan/Program Studi : PMIPS/Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN JURANGJERO 2 KECAMATAN KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012

-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila dalam kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, April 2012 Yang membuat pernyataan

Erna Karyawati

(4)

commit to user iv

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SIFAT- SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN JURANGJERO 2 KECAMATAN KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

Nama : Erna Karyawati NIM : K718016

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hari : Senin Tanggal : 9 April 2012

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Suwarto WA, M.Pd Drs. Hartono, M.Hum NIP. 19670116 199402 1 001 NIP. 19580727 198503 2 003

(5)

commit to user v

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SIFAT- SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN JURANGJERO 2 KECAMATAN KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012

Nama : Erna Karyawati NIM : K7108016

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar.

Hari : Tanggal : Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd Anggota I : Dr. Suwarto WA, M.Pd.

Anggota II : Drs. Hartono, M.Hum

(6)

commit to user vi ABSTRAK

Erna Karyawati. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN JURANGJERO 2 KECAMATAN KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. April 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman sifat-sifat bangun datar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas V SDN Jurangjero 2 Kecamatan Karangmalang, Sragen tahun ajaran 2011/2012.

Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pemahaman sifat-sifat bangun datar siswa, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek adalah siswa kelas V SDN Jurangjero 2 kecamatan Karangmalang, Sragen yang berjumlah 39 anak. Teknik pengumpulan data digunakan teknik dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan pemahaman sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V SDN Jurangjero 2 kecamatan Karangmalang, Sragen tahun ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 55,81 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 41,03%, siklus I nilai rata- rata kelas 70,18 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 76,92% dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 81,46 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 89,74%.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, pemahaman sifat-sifat bangun datar

(7)

commit to user vii ABSTRACT

Erna Karyawati. APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE GROUP INVESTIGATION TO IMPROVE COMPREHENSION OF THE FLAT STRUCTURE PROPERTIES FOR FIFTH GRADE STUDENTS STATE PRIMARY SCHOOL OF JURANGJERO 2 DISTRICT OF KARANGMALANG SRAGEN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty University of Eleven March.

April 2012.

The purpose of this research is to improve the comprehension of the flat structure properties through the application of cooperative learning model type Group Investigation in fifth grade students of State Primary School of Jurangjero 2 District Karangmalang, Sragen academic year 2011/2012.

Variables that were targeted changes in this classroom action research is comprehension the properties of the student flat structure, while the action variable used in this reseach is the application of cooperative learning model type group investigation. Form of this research is classroom action research by 2 cycles. Each cycle consists of four stages: planning, implementation of the action, observation, and reflection. As the subject is the fifth grade students of State Primary School of Jurangjero 2 District Karangmalang, Sragen amounted to 39 children. Data collection techniques used techniques of documentation, observation, interviews, and tests. Data analysis technique used is the interactive analytical model that has three components, namely data reduction, presentation of data, and drawing conclusions or verification.

Based on the results of research that has been implemented can be concluded that with the implementation of cooperative learning model type Group Investigation can improve the understanding of the properties of flat structure for the fifth grade students of SDN Jurangjero 2 District Karangmalang, Sragen the academic year 2011/2012. This is proved in the initial conditions before the action being implemented the average grade of students were 55.81 with classical completeness percentage of 41.03%, First cycle the average class grade was 70.18 with classical completeness percentage of 76.92% completeness classical and the second cycle average class grade percentage increased to 81.46 with a classical completeness percentage of 89.74%.

Key words: cooperative learning model type group investigation, understanding the properties of a flat structure

(8)

commit to user viii MOTTO

(Erna Karyawati)

"Kesabaran merupakan salah satu kunci menuju kesuksesan."

(Erna Karyawati)

"Nilai prestasi terletak dalam mencapainya."

(Albert Einstein)

Cobalah jangan menjadi orang sukses, melainkan berusahalah untuk menjadi orang yang berharga

(Albert Einstein)

(9)

commit to user ix

PERSEMBAHAN

Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada:

Ayah dan Ibuku tercinta, terima kasih untuk semua doa dan restu yang telah kalian berikan, yang menjadi penerang bagi ananda untuk melalui

perjalanan menggapai cita yang bukan sekadar hayalan.

Bapak dosen pembimbing yang selalu sabar meluangkan waktu untuk membimbing saya. Terimakasih kepada bapak Dr. Suwarto WA, M. Pd

serta bapak Drs. Hartono, M. Hum.

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(10)

commit to user x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Pemahaman Sifat-Sifat Bangun Datar pada Siswa Kelas V SDN Jurangjero 2 Kecamatan Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011/2012

Penulisan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat melakukan penelitian dan guna memperoleh gelar Sarjana pada program PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis tidak akan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Dr. Suwarto WA, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan proposal ini.

6. Drs. Hartono, M.Hum selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan proposal ini.

7. Pardji, A.Ma.Pd selaku Kepala SD Negeri Jurangjero 2 Karangmalang Sragen.

(11)

commit to user xi

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.

Surakarta, April 2012

Erna Karyawati

(12)

commit to user xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I ... PEND AHULUAN A... Latar Belakang Masalah ... 1

B. ... Identifi kasi Masalah ... 5

C. ... Pemba tasan Masalah ... 5

D... Rumus an Masalah ... 6

E. ... Tujuan Penelitian ... 6

F. ... Manfa at Penelitian ... 6

(13)

commit to user xiii

BAB II ... LAND ASAN TEORI

A... Tinjau

an Pustaka ... 8

1. ... Hakika t Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar ... 8

a. Pengertian Pemahaman ... 8

b. Bangun Datar ... 9

c. Materi Sifat-sifat Bangun Datar Matematika di SD ... 9

d. Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar ... 14

2. ... Hakika t Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 15

a. Model Pembelajaran ... 15

b. Pembelajaran Kooperatif ... 16

c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 19

B. ... Penelit ian Yang Relevan ... 25

C. ... Kerang ka Berpikir ... 26

D... Hipote sis Tindakan ... 28

BAB III ... METO DE PENELITIAN A... Tempa t dan Waktu Penelitian ... 29

B. ... Subjek dan Objek Penelitian ... 29

C. ... Bentuk dan Strategi Penelitian ... 30

(14)

commit to user xiv

D... Sumbe

r Data ... 31

E. ... Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. ... Validit as Data ... 33

G... Analisi s Data ... 34

H... Indikat or Kinerja ... 35

I. ... Prosed ur Penelitian ... 36

BAB IV ... HASIL PENELITIAN A... Deskri psi Lokasi Penelitian ... 47

B. ... Deskri psi Permasalahan Penelitian ... 48

C. ... Deskri psi Pelaksanaan Tindakan ... 50

1. Tindakan Siklus I ... 50

2. Tindakan Siklus II ... 61

D... Pemba hasan Hasil Penelitian ... 70

1. Aspek Kognitif ... 70

2. Aspek Afektif ... 72

3. Aspek Psikomotorik ... 78

BAB V ... SIMP ULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A... Simpul an ... 85

(15)

commit to user xv

B. ... Implik asi ... 86 C. ... Saran

... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88 LAMPIRAN ... 91

(16)

commit to user xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar Kondisi Awal ... 49

2. Nilai Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar Siklus I ... 59

3. Perkembangan Nilai Kondisi Awal dan Nilai Siklus I ... 60

4. Nilai Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar Siklus II ... 68

5. Perkembangan Nilai Siklus I dan Nilai Siklus II ... 69

6. Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ... 71

7. Perkembangan Nilai Hasil Obsservasi Kegiatan Siswa dan Kinerja Guru ... 77

8. Nilai Produk Hasil Kerja Kelompok Siklus I dan Siklus II ... 78

9. Nilai Rata-rata Produk Kerja Kelompok ... 81

(17)

commit to user xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Kerangka Berpikir ... 27 2. Model Analisis Interaktif ... 34 3. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 36

(18)

commit to user xviii

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Nilai Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar Kondisi Awal ... 50

2. Nilai Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar Siklus I ... 60

3. Perkembangan Nilai Kondisi Awal dan Nilai Siklus I ... 61

4. Nilai Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar Siklus II ... 68

5. Perkembangan Nilai Siklus I dan Nilai Siklus II ... 69

6. Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II .... 71

7. Perkembangan Nilai Hasil Obsservasi Kegiatan Siswa dan Kinerja Guru ... 77

8. Nilai Produk Hasil Kerja Kelompok Siklus I dan Siklus II ... 79

9. Nilai Rata-rata Produk Kerja Kelompok ... 82

(19)

commit to user xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rincian Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 91

2. Hasil Wawancara Guru Sebelum Penerapan Model GI ... 92

3. Daftar Nilai Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar Kondisi Awal 94 4. Silabus Matematika Kelas V SD ... 96

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 98

6. Materi pembelajaran Siklus I ... 107

7. Kisi-Kisi Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 110

8. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan Pertama ... 111

9. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan Kedua ... 112

10. Lembar Kerja Kelompok Siklus I ... 113

11. Kunci Jawaban Siklus I ... 122

12. Kriteria Penilaian Siklus I ... 126

13. Media Pembelajaran Siklus I ... 127

14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 128

15. Materi Pembelajaran Siklus II ... 137

16. Kisi-Kisi Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 140

17. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan Pertama ... 141

18. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan Kedua ... 142

19. Lembar Kerja Kelompok Siklus II ... 143

20. Kunci Jawaban Siklus II ... 152

21. Kriteria Penilaian Siklus II ... 155

22. Media Pembelajaran Siklus II ... 156

23. Pedoman Observasi Kegiatan Siswa ... 157

24. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... 159

(20)

commit to user xx

25. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... 161

26. Pedoman Penilaian Kinerja Guru ... 163

27. Penilaian Kinerja Guru Siklus I ... 166

28. Penilaian Kinerja Guru Siklus II ... 168

29. Daftar Nilai Produk Kerja Kelompok ... 170

30. Daftar Nilai Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar Siklus I .. 171

31. Daftar Nilai Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar Siklus II . 173 32. Hasil Wawancara Guru Setelah penerapan Model GI ... 175

33. Dokumentasi ... 177 34. Lain-lain ...

183

(21)

commit to user xxi

(22)

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang perhitungan, pengkajian dan menggunakan nalar atau kemampuan berpikir seseorang secara

ilmu pengetahuan, sehingga mata pelajaran matematika dianggap sangat penting diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan tingkat Perguruan Tinggi. Pada dasarnya pelajaran matematika berperan untuk melatih berpikir secara logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif. Hal tersebut diperlukan agar siswa mampu untuk memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi bagi kelangsungan hidupnya.

Adapun salah satu tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar seperti yang dicantumkan dalam kurikulum KTSP yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan pemikiran dalam mengembangkan pembelajaran matematika dengan model-model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan materi serta perkembangan anak.

Di lapangan, banyak guru yang belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan bervariasi, sehingga proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan belum berpusat pada siswa. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi, khususnya pada pembelajaran matematika di SD, dapat mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan. Salah satunya adalah rendahnya keinginan siswa dalam belajar matematika. Sebagian besar siswa menganggap pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang kurang diminati, ditakuti, dan membosankan. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi sulit untuk dapat memahami konsep dari pelajaran matematika, sehingga hasil belajar matematika mereka juga menjadi rendah.

1

(23)

commit to user

Permasalahan juga terjadi pada siswa kelas V SD Negeri Jurangjero 2 Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen. Siswa merasa kesulitan untuk dapat memahami materi sifat-sifat bangun datar dalam mata pelajaran matematika. Hal ini dibuktikan dari hasil ulangan matematika siswa, khususnya materi sifat-sifat bangun datar. Dari 39 siswa kelas V yang mengikuti ulangan, 16 siswa nilainya diatas batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan nilai 23 siswa yang lain belum mencapai KKM. Nilai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika kelas V SDN Jurangjero 2 adalah 63.

Nilai rata-rata kelas juga masih rendah yaitu 55,81 dengan persentase ketuntasan klasikal hanya 41,03%. Berdasarkan nilai siswa sebelum adanya tindakan (lampiran 3 halaman 94), dapat diketahui bahwa pada materi sifat-sifat bangun datar, pemahaman siswa terhadap materi pelajaran masih rendah.

Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran serta wawancara dengan guru kelas dan siswa terkait, dapat diketahui faktor yang menyebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi sifat-sifat bangun datar yaitu, cara guru menyampaikan materi masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru menyampaikan materi dengan cara ceramah didepan kelas sambil menggambar bangun datar di papan tulis, sehingga siswa merasa jenuh dan kurang aktif selama proses KBM berlangsung. Siswa menjadi ramai dan mencari kesibukan masing- masing dengan tidak memperhatikan guru. Padahal, siswa akan merasa lebih tertantang apabila penyampaian materi itu menggunakan model pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa yang disertai dengan penggunaan media, agar terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara aktif dan menyenangkan. Ilmu atau materi pelajaran yang disampaikan juga dapat lebih melekat dalam pola pikir siswa dan siswa menjadi lebih paham materi pembelajaran. Dari kenyataan tersebut maka dapat diidentifikasi permasalahan bahwa rendahnya pemahaman siswa pada materi sifat-sifat bangun datar dikarenakan proses pembelajaran belum dimaksimalkan dengan menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif, sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

(24)

commit to user

Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran matematika terutama pada materi sifat- sifat bangun datar adalah melalui kreativitas yang dimiliki guru dalam memilih model pembelajaran. Guru seharusnya lebih kreatif dalam memilih dan mencari model pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan menyenangkan dan secara tidak sadar menuntut siswa untuk belajar lebih aktif, maka tujuan yang diharapkan akan tercapai.

Pencapaian tujuan dalam belajar tidak lepas dari kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan menuntut peran siswa untuk dapat belajar lebih aktif. Makin banyak siswa yang terlibat aktif dalam belajar maka hasil belajar yang dicapai dimungkinkan makin meningkat dengan tingkat pemahaman materi oleh siswa menjadi lebih dalam. Dalam usaha meningkatkan keaktifan belajar siswa dapat dilakukan dengan mengadakan inovasi dalam proses pembelajaran, yaitu dengan model pembelajaran kooperatif. Di dalam model pembelajaran ini terdapat suatu proses kebersamaan yang bisa membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang ada, yaitu suatu interaksi antar siswa dalam kelompok dan juga adanya interaksi dengan guru sebagai pengajar.

Dibentukya kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran kooperatif, interaksi antar anggota kelompok menjadi maksimal dan efektif, sehingga perbedaan kecepatan dan kemampuan tiap-tiap individu dapat diperkecil. Dengan demikian diharapkan bagi siswa yang mempunyai kecepatan dan kemampuan yang kurang dapat tertolong oleh temannya dalam satu kelompok yang mempunyai kemampuan lebih baik. Siswa yang mempunyai kemampuan sedang akan dapat segera menyesuaikan dalam proses pemahaman materi.

Materi sifat-sifat bangun datar merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran matematika. Materi ini dianggap cukup sulit oleh sebagian besar siswa karena di dalam pengerjaannya dibutuhkan suatu pemahaman sifat-sifat bangun datar yang tidak sedikit, setidaknya ada 8 bangun datar yang memiliki sifat yang beragam. Oleh sebab itu, diperlukan cara yang mudah untuk menyampaikan materi pelajaran tersebut. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

(25)

commit to user

Investigation (GI) diharapkan dapat memudahkan siswa dalam pemahaman materi sifat-sifat bangun datar. Siswa diharapkan dapat mencari sendiri materi (informasi) yang akan dipelajari sambil melatih dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa lain dalam suasana yang menarik.

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah model pembelajaran yang dilaksanakan secara kelompok, dimana tiap kelompok belajar untuk menemukan sendiri materi yang akan dipelajari, membuat laporan kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kemudian saling tukar informasi dengan kelompok lain.

Secara ringkas sintak pembelajaran tipe pembelajaran GI adalah pemilihan topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi hasil final, dan evaluasi. Jadi tipe GI merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana siswa bekerja menggunakan inquiri kooperatif, perencanaan, proyek, diskusi kelompok, dan kemudian mempresentasikan penemuan mereka kepada kelas. Tipe ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri melalui pemahaman.

Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam pemahamannya dan guru akan mengetahui kemungkinan pemahaman siswa yang salah sehingga guru dapat memperbaiki kesalahannya.

Berdasarkan pemaparan mengenai model pembelajaran GI tersebut, dapat dismpulkan bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.

Bertolak dari permasalahan yang ada di lapangan dan keinginan untuk meningkatkan pemahaman sifat-sifat bangun datar pada siswa, maka peneliti Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Pemahaman Sifat-Sifat Bangun Datar

(26)

commit to user

pada Siswa Kelas V SDN Jurangjero 2 Kecamatan Karangmalang, Sragen Tahun

B. Identifikasi Masalah

Permalasahan di kelas V SDN Jurangjero 2 Karangmalang Sragen dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional.

2. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru.

3. Guru menyampaikan materi dengan cara ceramah didepan kelas.

4. Siswa merasa jenuh dengan pembelajaran yang monoton.

5. Siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran matematika.

6. Siswa ramai dan mencari kesibukan masing-masing dengan tidak memperhatikan guru.

7. Materi pelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun datar dirasa terlalu rumit, sehingga kurang dapat dipahami oleh siswa.

8. Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang efektif apabila penerapannya tepat.

9. Model pembelajaran inovatif seperti model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam tipe yang tidak semuanya cocok diterapkan untuk mengatasi masalah diatas.

10. Model group investigation membentuk siswa kedalam kelompok investigasi yang cocok untuk pembelajaran sifat-sifat bangun datar.

C. Pembatasan Masalah

Dengan adanya permasalahan yang cukup banyak, maka permasalahan- permasalahan dalam penelitian ini perlu dibatasi pada:

1. Masalah yang diteliti adalah pemahaman siswa tentang materi sifat-sifat bangun datar dalam pelajaran matematika.

2. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam mengatasi permasalahan pemahaman siswa.

(27)

commit to user D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

Group Investigation dapat meningkatkan pemahaman sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V SDN

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diperoleh tujuan penelitian sebagai berikut:

Untuk meningkatkan pemahaman sifat-sifat bangun datar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas V SDN Jurangjero 2 Kecamatan Karangmalang, Sragen tahun ajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru tentang model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dalam pemahaman sifat-sifat bangun datar.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian sejenis.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

1) Mempermudah siswa untuk menyerap materi sifat-sifat bangun datar yang diberikan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman pada siswa.

2) Meningkatkan aktivitas sosial siswa saat mengikuti pelajaran di dalam kelas.

3) Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

(28)

commit to user

4) Melalui kerja kelompok yang heterogen dapat membantu siswa yang berkesulitan belajar.

b. Bagi guru

1) Sebagai pertimbangan guru dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam memberikan pelajaran.

2) Memberikan informasi bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar matematika.

c. Bagi sekolah

1) Memberikan masukan kepala sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan mutu sekolah.

2) Sebagai masukan dalam penyelesaian masalah pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika pokok bahasan sifat- sifat bangun datar.

(29)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar a. Pengertian Pemahaman

Departemen Pendidikan Nasional (2008) dalam (http://

bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php diunduh tanggal 13 Januari 2012) menyebutkan, pemahaman berasal dari kata paham yang artinya 1) pengertian:

pengetahuan banyak, 2) pendapat, pikiran, 3) aliran, haluan, pandangan, 4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan), 5) pandai dan mengerti benar. Dapat diartikan bahwa pemahaman merupakan proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.

Menurut Benjamin S. Bloom dalam Tatang (http://tatangmanguny.

wordpress.com/2011/02/03/taksonomi-bloom-versi-baru-2 diunduh tanggal 31 Maret 2012) mengungkapkan konsep pemahaman sebagai bagian dalam ranah kognitif. Ranah kognitif merupakan salah satu ranah dalam perilaku intelektual atau intellectual behavior taksonomi Bloom. Perilaku intelektual taksonomi Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan kedalam tiga ranah yaitu kognitif (pemikiran), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Bloom Comprehension: Understand the meaning, translation, interpolation, and interpretation of instructions and problems. State a problem in Pemahaman diartikan sebagai memahami makna, terjemahan, interpolasi dan penafsiran pelajaran dan masalah. Jadi seseorang dikatakan paham apabila dapat mengemukakan masalah dengan bahasa sendiri.

Menurut Suharsimi Arikunto (1988: 113) dengan pemahaman (comprehension), siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep. Pembuktian dapat dilakukan dengan mengungkapkan kembali konsep-konsep yang dimiliki sebelumnya maupun mengungkapkan konsep tersebut kedalam bentuk lain.

Sebagai contoh seorang siswa mengetahui konsep bahwa segitiga siku-siku

8

(30)

commit to user

merupakan segitiga yang salah satu sudutnya berbentuk siku-siku dengan besar sudut 90o, kemudian siswa tersebut diminta untuk memilih gambar-gambar segitiga yang merupakan segitiga siku-siku.

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain seperti rumus matematika kedalam bentuk kata-kata membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu seperti dalam grafik. (W.S Winkel, 1987: 150).

Dengan demikian pemahaman adalah suatu proses dari hasil belajar, dimana siswa dikatakan memahami suatu konsep jika mampu mengemukakan atau menjelaskan suatu konsep yang diperolehnya dengan kata-kata sendiri, tidak sekedar ingat atau hafal. Selain itu ia juga dapat menemukan dan mengaitkan suatu konsep yang baru dengan konsep lainnya yang sudah dimiliki sebelumnya.

b. Bangun Datar

M. Sastrapradja (1981: 51) dalam Kamus Istilah Pendidikan dan Umum menyebutkan bangun datar adalah sesuatu yang hanya mempunyai ukuran panjang dan lebar.

Sejalan dengan pendapat diatas, Imam Roji (1997: 89) menyebutkan, bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung. Sedangkan menurut Julius Hambali, Siskandar, dan Mohamad Rohmad (1996: 103) bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua demensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal. (http://ian43.wordpress.com/2010/12/27/pengertian-bangun- datar/ diunduh tanggal 16 Januari 2012).

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.

c. Materi Sifat-sifat Bangun Datar Matematika di SD 1) Persegi

(31)

commit to user

Menurut Agus Suharjana (2008: 32) persegi adalah segiempat yang keempat sisinya sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku, atau persegi adalah belah ketupat yang salah satu sudutnya siku-siku, atau persegi adalah persegi panjang yang dua sisi yang berdekatan sama panjang.

2) Persegi panjang

Menurut Agus Suharjana (2008: 33) persegi panjang adalah segiempat yang keempat sudutnya siku-siku atau jajargenjang yang salah satu sudutnya siku- siku.

3) Segitiga

Menurut Agus Suharjana (2008: 37) segitiga adalah bangun datar yang terjadi dari tiga ruas garis yang dua-dua bertemu ujungnya. Tiap ruas garis yang membentuk segitiga disebut sisi. Pertemuan ujung-ujung ruas garis disebut titik sudut. Berdasarkan besar sudut dan panjang sisinya, ada enam jenis segitiga.

Berikut jenis-jenis segitiga:

a) Segitiga Sama Kaki

Sifat-sifat segitiga sama kaki:

- Mempunyai dua sisi sama panjang, yaitu AB = BC - Mempunyai dua sudut yang sama besar, yaitu A =

C

Sifat-sifat persegi ABCD:

AB = BC = CD = DA

DAB = ABC = BCD = CDA = 90o AC = BD

AS = SC = BS = SD

Sifat-sifat persegi panjang ABCD:

AD // BC dan AB // DC AB = DC dan AD = BC

AC = BD ; AS = SC dan BS = SD

(32)

commit to user b) Segitiga Sama Sisi

Sifat segitiga sama sisi:

- Ketiga sisinya sama panjang, yaitu AB = CB = BA - Ketiga sudutnya sama besar, yaitu A = B = C =

c) Segitiga Siku-siku

Sifat-sifat segitiga siku-siku:

- Mempunyai sisi tegak (AB), sisi datar (AC), dan sisi miring (BC)

- Mempunyai sudut siku-siku yaitu A

d) Segitiga Sembarang

Sifat-sifat segitiga sembarang:

-

- Ketiga sudutnya tidak sama besar: C

e) Segitiga Lancip

Sifat-sifat segitiga lancip:

- Ketiga sudutnya merupakan sudut lancip yaitu<90o - A, B, dan C merupakan sudut lancip

f) Segitiga Tumpul

Sifat-sifat segitiga tumpul:

- Salah satu sudutnya >90o merupakan sudut tumpul - Q merupakan sudut tumpul

(33)

commit to user 4) Trapesium

Menurut Agus Suharjana (2008: 35) trapesium adalah segiempat yang dua sisinya sejajar dan dua sisi yang lainnya tidak sejajar. Terdapat tiga jenis trapesium yaitu:

a) Trapesium Sama Kaki

b) Trapesium Siku-siku

c) Trapesium Sembarang

5) Jajargenjang

Menurut Agus Suharjana (2008: 33) jajar genjang adalah segiempat yang sisi-sisinya sepasang-sepasang sejajar, atau segiempat yang memiliki tepat dua pasang sisi yang sejajar.

6) Sifat-sifat Belah Ketupat

Menurut Agus Suharjana (2008: 34) belah ketupat adalah segiempat yang keempat sisinya sama panjang.

Sifat-sifat trapesium sama kaki:

AB // DC

AD = BC dan AC = BD DAB = CBA

Sifat trapesium siku-siku:

DC // AB A = 90o

Sifat trapesium sembarang:

AB // DC

Keempat sisinya tidak sama panjang Keempat sudutnya tidak sama besar

Sifat jajargenjang:

AD // BC ; A = C ; AP = PC ; AD = BC

AB // DC ; B = D ; BP = PD ; AB = DC

(34)

commit to user 7) Layang-layang

Menurut Agus Suharjana (2008: 34) layang-layang adalah segiempat yang dua sisinya yang berdekatan sama panjang, sedangkan kedua sisi yang lain juga sama panjang.

8) Lingkaran

Menurut Agus Suharjana (2008: 41) lingkaran adalah bangun datar yang sisinya selalu berjarak sama dengan titik pusatnya, atau lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang terletak pada suatu bidang, dan berjarak sama terhadap titik tertentu. Titik tertentu tadi disebut pusat lingkaran.

P : titik pusat lingkaran

BA : garis tengah lingkaran /diameter PA = PB : radius (r) /jari-jari lingkaran

Sifat-sifat lingkaran:

- memiliki sebuah titik pusat

- memiliki garis tengah yang panjangnya 2 kali jari-jari - banyak sumbu simetri pada lingkaran tidak terhingga

Sifat belah ketupat:

AB = BC = CD = DA A = C ; B = D BS = SD ; AS = SC AB // DC ; AD // BC

Sifat layang-layang:

AB = BC ; AD = DC A = C

(35)

commit to user d. Pemahaman Sifat-sifat Bangun Datar

Bangun datar merupakan bangun dua demensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Jenis dari bangun datar bermacam-macam, antaralain: persegi, persegi panjang, segitiga, trapesium, belah ketupat, jajargenjang, layang-layang dan lingkaran. Dari kedelapan jenis bangun datar tersebut masing-masing memiliki sifat-sifat yang berbeda. Cara belajar siswa yang masih menggunakan hafalan, membuat siswa merasa kesulitan menghafal 8 bangun datar dengan sifat yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan cara khusus untuk memudahkan siswa belajar sifat-sifat bangun datar, yaitu melalui pemahaman konsep dari sifat-sifat bangun datar itu sendiri.

Pemahaman adalah suatu proses dari hasil belajar, dimana siswa dikatakan memahami suatu konsep jika mampu mengemukakan atau menjelaskan suatu konsep yang diperolehnya dengan kata-kata sendiri, tidak sekedar ingat atau hafal. Selain itu ia juga dapat menemukan dan mengaitkan suatu konsep yang baru dengan konsep lainnya yang sudah dimiliki sebelumnya.

Heruman (2007: 2-3) membagi konsep-konsep pada kurikulum matematika di SD menjadi 3 kelompok besar, berikut ringkasannya:

1) Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep)

Secara garis besar, penanaman konsep adalah pengenalan siswa dengan konsep baru matematika dengan menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak.

2) Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep merupakan pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.

3) Pembinaan Keterampilan

Pembinaan keterampilan merupakan pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

(36)

commit to user

Berdasarkan pendapat-pendapat pakar di atas, pemahaman sifat-sifat bangun datar adalah proses dimana siswa dapat memahami sifat-sifat bangun datar dengan mampu mengungkapkan dan menjelaskan sifat-sifat bangun datar dengan kata-katanya sendiri dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari- hari.

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation a. Model Pembelajaran

Model adalah suatu kerangka berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu (Sri Anitah, 2009: 45). Sedangkan pembelajaran menurut Gagne (1985) dalam Isjoni (2009:

72- In active process and suggests that teching involves facilitating active mental process by students

dalam posisi proses mental yang aktif dan guru berfungsi mengkondisikan terjadinya pembelajaran.

Muhammad Surya (2003) dalam Isjoni (2009: 72) juga menyebutkan pengertian pembelajaran yang diartikan sebagai suatu proses perubahan yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dan pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan model pembelajaran (Agus Suprijono, 2011:

46) adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Sejalan dengan pendapat di atas, Toeti sukamto dan Udin Saripudin Winataputra (1995) dalam Anton sukarno (2006: 144) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang, pembelajar dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan belajar-mengajar. Sedangkan model pembelajaran menurut Arends Joice & Weil (1980: 1) dalam Rusman (2011: 133) adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurukulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang

(37)

commit to user

bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Sejalan dengan pendapat diatas, Agus Suprijono (2011: 46) meyebutkan model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Memilih suatu model pembelajaran, harus disesuaikan dengan realitas yang ada dan situasi kelas yang ada, serta pandangan hidup yang akan dihasilkan dari proses kerjasama yang dilakukan antara guru dan peserta didik.

Joyce & Weil (1980) dalam Rusman (2011: 132) menerangkan model- model pembelajaran disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan.

Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya (Rusman, 2011: 133).

Berdasarkan teori-teori pakar di atas, dapat disimpulkan model pembelajaran adalah suatu rencana atau kerangka konsep yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar yang digunakan pengajar sebagai pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar yang aktif, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

b. Pembelajaran Kooperatif

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Menurut Isjoni (2009: 20-21) pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan mengajar dimana murid bekerjasama diantara satu sama lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk menyelesaikan tugas individu atau kelompok yang diberikan oleh

(38)

commit to user

guru. Sedangkan Elffandi Zakaria (2001) dalam Isjoni (2009: 21) menyebutkan pembelajaran kooperatif dirancang bagi tujuan melibatkan pelajar secara aktif dalam proses pembelajaran menerusi perbincangan dengan rekan-rekan dalam kelompok kecil.

Qaisara Parveen, Tariq Mahmood, Azhar Mahmood, dan Manzoor Arif dalam International Journal Of Academic Research (2011: 950) menyebutkan Cooperative learning is an arrangement in which students work in mixed ability groups and are rewarded on the basis of the success of the grou

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dengan pengaturan di mana siswa bekerja dalam kelompok dengan kemampuan campuran atau heterogen dan dihargai atas dasar keberhasilan kelompok secara keseluruhan.

Sejalan dengan jurnal internasional di atas, Anita Lie (2008: 41) menjelaskan bahwa pengelompokan heterogenitas dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran kooperatif biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang. Miftahul Huda (2011: 32) masih sependapat, bahwa pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan kelompok yang terdiri dari 4 siswa dengan kemaampuan yang berbeda dan ada pula yang menggunakan kelompok dengan ukuran yang berbeda-beda. Dengan demikian pembelajaran kooperatif bergantung pada efektivitas kelompok- kelompok siswa tersebut.

Slavin (1995) dalam Isjoni (2009: 22) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok kecil yang berjumlah 4-5 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Sejalan dengan pendapat di atas, Rusman (2011: 204) menyebutkan Cooperative learning adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang.

Christopher Cheong dalam The International Journal of an Emerging Transdiscipline (2010: 74) juga menyebutkan:

(39)

commit to user

Cooperative learning covers a range of group-based learning approaches (Damon & Phelps,1989). It can be seen as a set of different instructional methods in which student are encouraged by the teacher to cooperate in learning (Slavin, 1987). Its focus is on the interaction between students over the subject matter, which, depending on the quality of the interaction, can result in different models of learning.

Pembelajaran kooperatif mencakup berbagai kelompok berbasis pendekatan belajar. Hal ini dapat dilihat sebagai seperangkat metode pengajaran yang berbeda di mana siswa didorong oleh guru untuk bekerja sama dalam belajar. Fokusnya adalah pada interaksi antara siswa selama materi pelajaran yang tergantung pada kualitas interaksi yang dapat menghasilkan model pembelajaran yang berbeda.

Keterkaitan dengan pendapat diatas, Effandi Zakaria & Zanaton Iksan dalam Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education (2007:

cooperative learning is generally understood as learning that takes place in small groups where students share ideas and work collaboratively Pembelajaran kooperatif secara umum dipahami sebagai pembelajaran yang terjadi dalam kelompok kecil dimana siswa dalam satu kelompok berbagi ide dan bekerja sama menyelesaikan suatu soal atau permasalahan. Sejalan dengan pendapat di atas, Mohamad Nur (2011: 1) menyebutkan bahwa model pembelajaran kooperatif membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan datar sampai pemecahan masalah yang kompleks.

Rusman (2011: 201) menyebutkan bahwa dalam model pembelajaran kooperatif, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke earah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Sedangkan Mohamad Nur (2011: 1) Model pembelajarn kooperatif dapat memotivasi seluruh siswa, memanfaatkan seluruh energi sosial siswa, saling mengambil tanggungjawab. Menambahkan pendapat di atas, Mohamad Nur (2011: 2), pendekatan paling efektif pada pengelolaan kelas untuk pembelajaran kooperatif adalah menciptakan suatu sistem penghargaan positif berbasis kelompok.

Anita lie (2008: 31) mengatakan bahwa untuk untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan.

(40)

commit to user

Secara ringkas kelima unsur tersebut yaitu: 1) saling ketergantungan positif, 2) tanggungjawab perseorangan, 3) tatap muka, 4) komunikasi antar anggota, dan 5) evaluasi proses kelompok.

Secara ringkas, ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2009:

27) yaitu: 1) setiap anggota memiliki peran, 2) terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa, 3) setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, 4) guru membantu mengembangkan ketrampila-ketrampilan interpersonal kelompok dan 5) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Isjoni (2009 : 73) juga menyebutkan dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, variasi-variasi atau yang biasa disebut dengan tipe dari model pembelajaran kooperatif antara lain: a) Student Team Achievement Division (STAD), b) Jigsaw, c) Teams Games Tournaments (TGT), d) Group Investigation (GI), e) Rotating Trio Exchange, f) Group Resume.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative leraning) adalah model pembelajaran yang memiliki berbagai variasi model dan dirancang untuk proses pembelajaran yang aktif dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang dimana siswa dalam satu kelompok saling bekerja sama memecahkan masalah untuk mencapai tujuan pembelajaran.

c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi (Isjoni, 2009: 87). Dalam group investigation inilah kooperatif memainkan peranannya dalam memberi kebebasan kepada pebelajar untuk berpikir secara analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif ( Isjoni, 2009:

87). Pola pengajaran ini akan menciptakan pembelajaran yang diinginkan, karena siswa sebagai objek pembelajaran terlibat dalam penentuan pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Kelebihan dari alat yang dibuat adalah lengan robot tidak hanya mengambil dan meletakkan benda ditempat yang telah disediakan tetapi juga dapat dilakukan penyusunan

Di samping itu ditunjukkan juga dalam simulasi ini pengaruh perubahan parameter serat optis dan sistem komunikasi optis terhadap besarnya daya sinyal FWM yang dibangkitkan..

Selama proses penelitian, analisis dilakukan, akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang dijadikan dasar untuk melacakterus kasus yang diteliti sampai diperoleh data anggota

[r]

Apabila pemerintah kabupaten/kota telah terbiasa menyusun program berbasis evaluasi dirinya, maka output yang diharapkan adalah pemerintah daerah dapat menyusun rencana

Argu-men: Hukum agama adl kebenaran dlm Quran, yaitu wahyu Allah &amp; kesempurnaan moral di satu pihak, &amp; di pihak lain akal budi sbg sumber ketajaman

JKT48 Surakarta adalah salah satu fanbase yang berasal dari

Klarifikasi dan Negosiasi aspek Harga/Biaya dilakukan terhadap: - Kesesuaian rencana kerja dengan jenis pengeluaran biaya; - Volume kegiatan dan jenis pengeluaran;. - Biaya