• Tidak ada hasil yang ditemukan

Consolidated net revenue grew 4% to Rp 201.7 trillion

Dalam dokumen annual report astra 2014 (Halaman 45-48)

Pada segmen alat berat dan pertambangan, melalui PT United Tractors Tbk (UT) Grup Astra membukukan pendapatan bersih senilai Rp 53,1 triliun pada tahun 2014, atau naik 4% dari Rp 50,9 triliun di tahun 2013. Kontribusi segmen pada total pendapatan bersih Grup Astra di tahun 2014 mencapai 26%, dan laba bersih naik 10% menjadi Rp 3,3 triliun. Berlanjutnya tren penurunan harga komoditas pada tahun 2014 mempengaruhi kinerja penjualan alat berat di bawah UT. Walaupun total unit penjualan alat berat Komatsu kembali turun menjadi 3.513 unit dari 4.203 unit pada tahun 2013, UT tetap dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dengan penguasaan pangsa pasar sebesar 40%. Pada bisnis kontraktor penambangan, konsistensi dalam menerapkan inisiatif efisiensi biaya operasional dan peningkatan produktifitas yang optimal, membantu terciptanya rekor terbaik dalam produksi batu bara dan hauling yang mencapai 119 juta ton, naik dari 105 juta ton pada tahun sebelumnya, meskipun volume pemindahan tanah turun 5% menjadi 806 juta bcm dari 845 juta bcm pada tahun 2013. Penjualan batu bara dari lini bisnis ini juga meningkat hingga 42% menjadi 6 juta ton dari 4,2 juta ton pada tahun 2013.

Dengan mempertimbangkan kompetensi di bidang konstruksi sipil, potensi sinergi, serta proyeksi pertumbuhan kegiatan infrastruktur yang cerah, pada awal tahun 2015, Astra mengumumkan pengambilalihan saham PT Acset Indonusa Tbk, perusahaan konstruksi di Jakarta. Kami memiliki keyakinan yang kuat atas prospek pertumbuhan bisnis ini.

Kinerja sektor agribisnis Grup Astra, di bawah PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), pada tahun 2014 kembali meningkat karena tiga faktor strategis. Pertama, mulai membaiknya harga CPO di pasar domestik. Kedua, beroperasinya unit refinery

di Sulawesi Barat sebagai realisasi program hilirisasi agribisnis CPO, telah menghasilkan produk RDBPO, olein, stearin dan palm oil fatty acid distillate (PFAD) yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Ketiga, keberhasilan AAL dalam mengendalikan biaya dan meningkatkan

Through PT United Tractors Tbk (UT), the Astra Group’s heavy equipment and mining businesses recorded net revenue of Rp 53.1 trillion in 2014, or a 4% increase from Rp 50.9 trillion in 2013. The contribution of this segment to the Astra Group’s net revenue in 2014 was 26%. The Astra Group’s net income in this segment increased by 10% to Rp 3.3 trillion. Meanwhile, the downward trend of commodity prices in 2014 affected the performance of heavy equipment sales under UT. However, although the total sales of Komatsu units dropped to 3,513 units from 4,203 units in 2013, UT was able to retain its market leadership with a 40% market share. In the mining contracting segment, the consistency to implement initiatives to achieve better cost efficiency and higher productivity has resulted in a record-breaking coal production and hauling volume of 119 million tons, up from 105 million tons in the previous year, although overburden removal dropped by 5% to 806 million bcm from 845 million bcm in 2013. Coal sales from this segment also improved 42% to 6 million tons, from 4.2 million tons in 2013.

After carefully and thoroughly considering our competence in civil construction, the synergy potential of Astra Group and the favorable growth projections of infrastructure activities, Astra announced the acquisition of shares in PT Acset Indonusa Tbk, a construction company based in Jakarta, in early 2015. We have a strong belief in the growth prospects of this business. The performance of Astra Group’s agribusiness sector under the management of PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) in 2014 improved, due to three strategic factors. First, the crude palm oil (CPO) price in the domestic market rebounded. Second, a refinery unit in West Sulawesi has started operations; down streaming our CPO business, the refinery produced RDBPO, olein, stearin and palm oil fatty acid distillate (PFAD), which have higher sale values. Third, AAL successfully controlled costs and boosted plantation yields

Report from the Board of Directors

Laporan Direksi

yield perkebunan melalui penerapan program intensifikasi dengan dukungan mekanisasi, otomatisasi dan penggunaan bibit unggul hasil riset dari fasilitas R&D yang dikelola sendiri. Pada tahun 2014, pendapatan bersih Grup Astra dari segmen agribisnis naik sebesar 29% menjadi Rp 16,3 triliun. Kontribusi segmen terhadap pendapatan bersih Grup Astra tercatat 8%, dengan laba bersih Rp 2,0 triliun, atau naik 39%. AAL berhasil meningkatkan produksi minyak kelapa sawit sebesar 13% dari 1,5 juta ton pada tahun 2013 menjadi 1,7 juta ton. Volume penjualan turun 13% menjadi 1,4 juta ton dengan telah beroperasinya fasilitas penyulingan minyak sawit AAL yang berlokasi di Sulawesi Barat yang berhasil menjual sebanyak 255 ribu ton olein.

Pada segmen infrastruktur, logistik dan lainnya, Grup Astra membukukan pendapatan bersih senilai Rp 7,8 triliun, tumbuh 18%, dan memberikan kontribusi 4% kepada pendapatan bersih Grup Astra tahun 2014. Laba bersih dari segmen ini turun 34% menjadi Rp 490 miliar. Selanjutnya, Astra terus berupaya menyelesaikan proses konstruksi proyek jalan tol Mojokerto-Kertosono sepanjang 40,5 km di Jawa Timur yang diharapkan selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2014, seksi 1 sepanjang 14,7 km berhasil diselesaikan dan mulai beroperasi sejak bulan Oktober. Sementara itu, PT Marga Mandalasakti, operator jalan tol ruas Tangerang-Merak sepanjang 72,5 km, berhasil meningkatkan volume lalu lintas sebesar 6% menjadi 43 juta kendaraan dan kenaikan tarif sebesar 9%.

PT Serasi Autoraya (SERA) mencatatkan kenaikan penjualan mobil bekas, namun mengalami penurunan jumlah kontrak sewa kendaraan di bisnis rental kendaraan TRAC sebesar 7% menjadi 29.000 unit dan melemahnya volume penyewaan kendaraan di perusahaan-perusahaan tambang, sebagai imbas pelemahan harga komoditas batu bara. Untuk mempertahankan kinerja, SERA akan terus berusaha memberikan harga dan layanan yang lebih kompetitif.

through its intensification program on the back of mechanization and automation initiatives as well as the use of quality seeds developed by AAL’s own research and development facility. In 2014, the Astra Group’s net revenue from agribusiness increased by 29% to Rp 16.3 trillion. The contribution from this segment to the Astra Group’s net revenue was 8%, with net income of Rp 2.0 trillion, an increase of 39%. AAL increased the palm oil production by 13% from 1.5 million tons in 2013 to 1.7 million tons. Sales volume decreased by 13% to 1.4 million tons because of the operation of AAL’s refinery in West Sulawesi, which sold 255 thousand tons of olein during the year.

In the infrastructure, logistics and other segment, net revenue from this segment amounted to Rp 7.8 trillion, increasing by 18%, and contributed 4% to the Astra Group’s net revenue in 2014. Net income from this segment fell by 34% to Rp 490 billion. Further, Astra was still in the process of completing the Mojokerto- Kertosono toll road, which stretches for 40.5 km in East Java. The project is slated for completion in 2015. In 2014, we successfully concluded the construction of 14.7 km - section 1, which started to operate in October. Further, PT Marga Mandalasakti, operator of the Tangerang-Merak tollroad, which covers 72.5 kilometers, recorded an increase of traffic volume by 6% to 43 million vehicles and a tariff increase of 9%.

PT Serasi Autoraya (SERA) booked an increase in sales of used cars, however the volume of rented cars in our TRAC rental business declined 7% to 29,000 units. Similarly, rental of vehicles from mining companies also decreased, which was due to the effect of lower coal prices. To maintain performance, SERA will continue to offer competitive prices and services.

Astra juga telah memulai bidang usaha baru di sektor properti, melalui pembangunan gedung perkantoran Menara Astra dengan grade A dan proyek residensial eksklusif Anandamaya Residences yang berlokasi di pusat bisnis Jakarta. Hingga akhir tahun 2014, 80% dari total 509 unit apartemen telah berhasil terjual. Sementara, pembangunan perkantoran Menara Astra telah mencapai tahap pembangunan

basement. Diharapkan kedua proyek properti tersebut akan selesai pada tahun 2018.

Pada segmen Teknologi Informasi, melalui PT Astra Graphia Tbk, Astra mencatatkan pendapatan bersih senilai Rp 2,0 triliun, atau turun 2%, dan memberikan kontribusi 1% kepada total pendapatan bersih Grup Astra. Laba bersih dari segmen ini tumbuh 24% menjadi Rp 200 miliar. Dengan adanya tuntutan mobilitas dan meningkatnya kebutuhan layanan jasa berbasis teknologi informasi, kami yakin segmen ini dapat terus berkembang di masa mendatang.

Pencapaian kinerja di setiap segmen Grup Astra menunjukkan tingginya kepercayaan para pelanggan akan kualitas produk dan jasa Grup Astra. Kami akan berupaya keras menjaga kepercayaan tersebut dan meningkatkan kompetensi seluruh insan Astra dalam pengembangan usaha, dan pemenuhan kebutuhan pelanggan dengan produk dan layanan jasa yang berkualitas.

Pengembangan sumber Daya

Dalam dokumen annual report astra 2014 (Halaman 45-48)