• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Lagu Pop yang Dapat Digunakan dalam Pewartaan Iman berikut Analisisnya

BAB IV : PENGGUNAAN LAGU POP DALAM PEWARTAAN IMAN BAGI KAUM MUDA

PADA ZAMAN AUDIO VISUAL

B. Lagu Pop dalam Pewartaan Iman bagi Kaum Muda Metropolitan

4. Contoh Lagu Pop yang Dapat Digunakan dalam Pewartaan Iman berikut Analisisnya

a. “Sandaran Hati” (Letto, 2005)

Yakinkah ku berdiri di hampa tanpa tepi Bolehkah aku mendengarmu?

Terkubur dalam emosi, tak bisa bersembunyi Aku dan nafasku merindukanmu…

Terpuruk ku di sini, teraniaya sepi

Dan ku tahu pasti kau menemani dalam hidupku, kesendirianku Teringat, ku teringat pada janjimu ku terikat

Hanya sekejap ku berdiri, kulakukan sepenuh hati Tak peduli, ku tak peduli siang dan malam yang berganti Sedihku ini tak ada arti jika kaulah sandaran hati

Kaulah sandaran hati.

Inikah yang kau mau, benarkah ini jalanmu? Hanyalah engkau yang kutuju.

Pegang erat tanganku, bimbing langkah kakiku Aku hilang arah tanpa hadirmu

Dalam gelapnya malam hariku.

Lirik lagu ini merupakan suatu ungkapan kejujuran hati saat seseorang tengah merasakan kehampaan dalam hidupnya dan menemukan tempat untuk bersandar.

Bagian pertama lagu ini menceritakan kerisauan perasaan sang pelantun lagu yang tengah menghadapi suatu masa yang berat, di mana ia merasakan kegalauan emosi dan kesepian yang menyiksa jiwa. Namun di tengah keterpurukan tersebut, dia menyimpan harapan pada seseorang yang sungguh dirindukannya. Dalam keraguan dan ketidakyakinan, pelantun lagu ini berharap dapat mendengar suara seseorang yang dapat meneguhkannya. Ia sadar bahwa seseorang tersebut selalu dekat dan hadir di sisinya, menemaninya untuk melalui kesendirian tersebut. Bagian kedua lagu ini merupakan bagian refrain yang menggambarkan perasaan sang pelantun lagu yang teringat dan tersadar akan janji dari seseorang tersebut. Janji seseorang itulah yang menguatkannya untuk tetap melangkah dan bangkit berdiri meski berkali-kali terjatuh. Ikatan terhadap janji itu pulalah yang memampukannya untuk melewati hari-hari yang terus berlalu. Ia menegaskan bahwa seseorang itu sungguh berarti baginya, bahwa seseorang itu merupakan tempat satu-satunya untuk bersandar. Segala kesedihan yang ia rasakan menjadi tak ada artinya selama ia memiliki sosok tersebut untuk berpegang. Pada bagian ketiga, keraguan pelantun lagu kembali berulang. Ia mempertanyakan apakah benar jalan ini yang harus ia ambil demi memenuhi janjinya dengan seseorang, sungguhkan ia harus merasakan kehampaan dan keterpurukan demi seseorang itu? Namun dalam kebimbangan tersebut ia menyakini satu hal bahwa hanya seseorang itulah yang menjadi tujuannya. Karena itu seberat apa pun jalan yang harus ia tempuh, ia akan terus berjuang. Untuk itu ia meminta bantuan dari seseorang yang ia rindukan tersebut untuk membantu dan meneguhkannya untuk tetap melangkah meskipun dalam kegelapan.

Ungkapan hati yang terdapat dalam lirik lagu tersebut merupakan perasaan yang sangat umum dirasakan oleh semua orang, khususnya kaum muda yang tengah berada pada fase peralihan dan penyesuaian. Perasaan hampa, kegalauan, kesepian,

kejatuhan, dan keterpurukan merupakan perasaan yang umum dialami dalam kehidupan mereka. Pada saat tersebut, umumnya mereka pun memiliki sosok seseorang yang dekat di hati mereka dan menjadi tempat untuk bersandar. Jika kaum muda tengah berada pada situasi berat, kehadiran sosok tersebut sebagai tempat berpegang tentu saja membantu dan meneguhkan mereka. Sosok seseorang tersebut tentu berbeda-beda bagi setiap pribadi: entah kekasih, ayah, ibu, kakak, maupun sahabat. Sebagai umat Katolik, sosok itu pun dapat dihayati lebih jauh serta mendalam dalam sosok Yesus Kristus. Sosok sandaran hati yang terungkap dalam lirik lagu di atas terwujud dalam diri Yesus yang selalu hadir untuk menemani dalam kesendirian dan menopang dalam segala kesulitan. Lirik lagu “Sandaran Hati” seolah mencerminkan sosok Yesus sebagai “penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk” (Mzm 145:14). Bahkan makna di balik lagu ini sejalan dengan sosok Yesus sebagai gembala yang baik yang diimani oleh orang Katolik. Ungkapan hati yang tertuang dalam lantunan lagu “Sandaran Hati” sesuai dengan ungkapan iman umat Katolik terhadap sang Gembala sejati yang menjanjikan padang rumput dan air tenang bagi para domba-Nya. Pada janji itulah, umat Katolik menyandarkan segala harapan dalam kehidupan.

Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; Gada dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” (Mzm 23: 1-4)

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa lagu ini sungguh tepat untuk digunakan sebagai media pewartaan iman bagi kaum muda. Lagu “Sandaran Hati” merupakan lagu yang sungguh menyentuh perasaan bagi pribadi yang tengah mengalami situasi yang sama. Melalui sentuhan kesan tersebut, lagu ini

mengkomunikasikan isi pesannya mengenai kehadiran sosok Yesus yang selalu hadir untuk menemani mereka di tengah berbagai masalah yang melanda. Lebih dari sekedar kata, lagu “Sandaran Hati” membantu mereka merasakan kehadiran sosok Yesus itu sendiri sehingga mereka dapat tabah menghadapi pergulatan yang tengah mereka hadapi.

b. “Kasih Putih” (Fredly, 2000) Terdalam yang pernah kurasa Hasratku hanyalah untukmu Terukir manis dalam renunganku Jiwamu, jiwaku menyatu

Biarlah kurasakan hangatnya sentuhan kasihmu

Bawa daku, penuhiku, berilah diriku kasih putih di hatiku Kudatang padamu, kekasihku

Kucurahkan isi jiwaku hanya padamu Dalam air hidup kau bawa slamanya diriku Peluk daku kekasihku

Taburiku dengan cinta

Kutemukan arti hidupku denganmu

Lagu ini mencoba menggambarkan ungkapan hati pelantun lagu terhadap kekasih yang sangat dicintainya. Pemilihan kata-kata yang mendalam seolah menggambarkan perasaan cinta yang begitu besar dan melimpah. Hal tersebut terlihat pada bagian pertama lagu yang menggambarkan sebuah pengakuan serta pernyataan perasaan terhadap seorang kekasih. Dengan jelas, diungkapkan bahwa perasaan sang pelantun lagu terhadap kekasihnya begitu besar dan jauh lebih mendalam dibandingkan perasaan yang pernah ia rasakan kepada siapa pun sebelumnya. Perasaan cinta itu demikian indah dan begitu manis dirasakan sehingga ia dapat merasakan persatuan jiwa dengan kekasihnya dalam batinnya. Pengakuan dalam bagian pertama ditegaskan melalui harapannya pada bagian kedua di mana ia sungguh-sungguh berharap dapat merasakan sentuhan cinta dari sang kekasih. Lebih dari sebatas sentuhan fisik, sentuhan yang dimaksud adalah sentuhan kasih yang

tulus yang dirasakan di dalam jiwa. Ia memasrahkan dirinya dalam sentuhan tersebut dan berharap ketulusan kasih itu dapat memenuhi seluruh jiwanya. Harapan akan kasih putih itulah yang kemudian mendorong tindakan pelantun lagu pada bagian ketiga. Ketulusan kasih sang kekasih mendorongnya untuk datang dan membuatnya mampu untuk mempercayakan segala perasaannya: kegembiraan, kesenangan, kesedihan, kesulitan, maupun kerisauan. Ia menceritakan segalanya tanpa ada yang ditutup-tutupi karena ia percaya bahwa sang kekasih akan selalu bersamanya dalam seluruh perjalanan hidupnya. Oleh sebab itu, pada bagian keempat lagu ia mengajukan permohonan terhadap kekasihnya untuk selalu memeluk dan mengisi hidup dan hatinya dengan cinta. Hingga akhirnya pada bagian kelima, ia menyatakan ungkapan perasaannya yang terdalam kepada sang kekasih bahwa dengan berada bersama kekasihnya, ia mampu menemukan arti hidupnya selama ini.

Perasaan cinta merupakan perasaan yang demikian universal. Universal karena dapat ditujukan kepada siapa saja dan dapat dirasakan oleh siapa saja tanpa terkecuali. Secara khusus lagu ini memang menggambarkan perasaan cinta yang dirasakan oleh seseorang terhadap kekasihnya. Mencintai seorang kekasih dengan begitu mendalam merupakan perasaan luar biasa yang dapat dirasakan oleh semua orang tanpa terkecuali. Kaum muda merupakan salah satu di antaranya. Hal tersebut tampak jelas dalam tugas perkembangan kaum muda secara psikologis, di mana pada rentang usia muda pertama (12-18 tahun) mereka mulai mengalami perasaan tertarik pada lawan jenis sedangkan pada rentang usia muda berikutnya (18-24 tahun) mereka berada pada tahap mencari pasangan hidup. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perasaan jatuh cinta yang mendalam pun turut dirasakan oleh kaum muda. Kaum muda yang tengah merasakan perasaan cinta pada seseorang tentu merasa bahwa sang kekasih sungguh berarti. Kehadiran seorang yang demikian

dikasihi yang dapat menjadi tempat berbagi merupakan suatu hal yang sangat membahagiakan mereka secara pribadi. Kebahagiaan yang dirasakan tentu memberikan sebuah warna dan makna baru atas hidup mereka. Semua itu sungguh berarti dan tak tergantikan.

Cinta kasih tulus memang merupakan hal berharga yang melandasi suatu hubungan yang erat dan mesra. Cinta kasih merupakan suatu karunia yang perlu dihayati sebagai rahmat yang mempersatukan. Ungkapan persatuan cinta tersebut digambarkan secara lugas dalam “Kidung Agung” yang berisi pujian atas keluhuran cinta yang mempersatukan laki-laki dan perempuan. “Kidung Agung” merupakan lagu cinta yang mengagungkan cinta itu sendiri. Oleh karena itu persatuan mesra antara sepasang kekasih dalam “Kidung Agung” sering dibandingkan dengan hubungan mesra antara Tuhan dan umat-Nya. Hubungan sepasang kekasih dalam “Kidung Agung” seolah turut menggambarkan hubungan pribadi dengan Tuhan sendiri (Groenen, 1992: 206-207).

Tema cinta terhadap kekasih yang diungkap dalam “Kidung Agung” memiliki kesesuaian dengan tema yang diangkat dalam lagu “Kasih Putih”. Pemilihan kata kasih putih menggambarkan kasih yang tulus dan murni. Kata tersebut seolah mencerminkan gambaran kasih yang diidealkan oleh Paulus.

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan hal yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersuka cita karena ketidak adilan tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu (1 Kor 13: 4-7)

Kedalaman cinta yang digambarkan dalam “Kasih Putih” memiliki kesesuaian dengan keluhuran cinta kasih yang termuat dalam “Kidung Agung”. Sebagaimana “Kidung Agung” memuji cinta kasih yang mempersatukan suami istri, demikian pula lagu “Kasih Putih” mencoba mengungkapkan perasaan cinta yang mempersatukan

jiwa sepasang kekasih dalam hidup. Dalam terang iman sebutan kekasih dalam lagu “Kasih Putih” dapat ditujukan kepada Tuhan sendiri. Dalam iman pula, hubungan mesra antara sang pelantun lagu terhadap kekasihnya dapat digambarkan sebagai hubungan mesra yang demikian dekat dengan Tuhan sendiri.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lagu “Kasih Putih” dapat digunakan sebagai media pewartaan iman bagi kaum muda. Lagu ini membantu kaum muda untuk meresapi makna cinta kasih yang tulus antara mereka dengan kekasihnya masing-masing. Hal tersebut tentu mendorong mereka untuk menghayati cinta sebagai sebuah karunia dan rahmat dari Tuhan sendiri, bukan sekedar cinta palsu yang hanya mengejar kenikmatan duniawi semata. Tidak hanya itu, lagu “Kasih Putih” pun memiliki makna yang jauh lebih mendalam. Lagu ini dapat mengantar kaum muda untuk merasakan suatu hubungan yang mesra dengan Tuhan. Tuhan tidak lagi dipandang sebagai sosok yang jauh, melainkan dekat serta bersatu mesra dalam jiwa mereka masing-masing layaknya seorang kekasih.

c. “Karena Cinta” (Delon, 2004)

Hari ini adalah lembaran baru bagiku Ku di sini karna kau yang memilihku Tak pernah kuragu akan cintamu Inilah diriku dengan melodi untukmu Dan bila aku berdiri tegar sampai hari ini Bukan kar’na kuat dan hebatku

Semua karena cinta, semua karena cinta Tak mampu diriku dapat berdiri tegak Terimakasih cinta

Lagu ini merupakan lagu yang mengungkapkan perasaan syukur dan terima kasih pelantun lagu atas kehadiran seseorang, di mana kehadiran seseorang itulah yang telah mengubah hidupnya. Bagian pertama lagu merupakan sebuah paparan yang menceritakan suatu awal hidup baru yang terjadi atas campur tangan seseorang

yang sungguh-sungguh peduli. Dengan penuh kesadaran dan tanpa sedikit pun keraguan, pelantun lagu menyatakan dengan yakin bahwa semua yang terjadi terjadi semata-mata karena cinta dari seseorang tersebut. Untuk itu ia mencoba mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya melalui perantaraan lagu yang akan ia nyanyikan. Ungkapan syukur dan pernyataan terimakasih itulah yang termuat dalam bagian kedua. Ia menceritakan pada orang-orang bahwa kemampuan dan ketegarannya untuk bertahan dan berjuang bukanlah semata-mata berasal dari kekuatan dirinya sendiri. Ia mengakui keterbatasannya sekaligus menceritakan kekuatan yang menopangnya, yaitu cinta. Tanpa cinta yang melimpah melingkupi dirinya, ia menyadari dengan sungguh bahwa ia tidak akan kuat untuk menggapai keberhasilannya saat ini. Untuk itu dengan sepenuh hati ia berterima kasih.

Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang pasti pernah berjuang demi meraih suatu hal yang berharga dan menjadi tujuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa perjuangan tidak pernah menjadi suatu hal yang mudah dan menyenangkan. Sebuah perjuangan selalu mengandaikan usaha keras yang melelahkan mental maupun fisik, hingga tidak jarang menyebabkan orang menyerah di tengah jalan sebelum berhasil mencapai tujuannya. Perjuangan yang berat itu akan sangat terbantu dengan adanya dukungan dari seseorang yang dekat dan sungguh peduli. Dukungan seseorang itulah yang memampukan mereka untuk terus bertahan meskipun semua sulit dan berat. Dukungan seseorang itu jugalah yang menjadi satu-satunya alasan untuk tidak menyerah. Hingga tiba saatnya tujuan itu berhasil dicapai dan perjuangan itu usai, yang tersisa adalah rasa syukur yang luar biasa dan rasa terimakasih yang berlimpah ruah.

Pengalaman yang terungkap di atas merupakan pengalaman yang biasa dialami oleh kaum muda. Mereka tengah mengalami masa peralihan dan tengah

belajar dan mempersiapkan diri untuk menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab. Penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan serta persiapan dalam melaksanakan peran-peran baru menyebabkan mereka perlu berjuang keras untuk memantapkan diri serta memantapkan eksistensi mereka. Mereka perlu terus menerus berjuang dalam berbagai bidang kehidupan seperti berjuang untuk menyelesaikan pendidikan formal, berjuang untuk memperoleh pengakuan dalam kehidupan bermasyarakat, maupun berjuang untuk memperoleh pekerjaan yang ingin diraih. Semua itu dilakukan agar suatu saat mereka dapat menjadi pribadi yang mandiri, dewasa, serta dapat diandalkan. Memang perjuangan tersebut tidak pernah mudah, namun selalu ada dukungan dari orang-orang terdekat di sekitar mereka. Dukungan berwujud cinta dan perhatian itulah yang selalu menguatkan langkah mereka dalam memperjuangkan apa yang menjadi harapan dan cita-cita mereka.

Secara lebih khusus, umat Katolik mengimani bahwa pendukung mereka yang terutama adalah Tuhan sendiri. Lebih dari siapa pun, Tuhanlah yang menjadi kekuatan mereka untuk bertahan di tengah setiap perjuangan. Dengan cinta-Nya Tuhan selalu menemani setiap langkah hidup dan usaha yang dilakukan oleh manusia. Tangan Tuhanlah yang memampukan mereka untuk bertahan pada saat mereka lelah berjuang, cinta Tuhanlah yang menguatkan mereka untuk tetap melangkah pada saat diri telah lelah. Layaknya umat Israel yang tengah mengembara di padang gurun selama berpuluh-puluh tahun dan Tuhan menjadi satu-satunya sumber kekuatan bagi mereka untuk bertahan.

Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dengan tiang api untuk menerangi mereka sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu. (Kel 13: 21-22)

Tuhan ada dan selalu ada menemani dalam setiap perjuangan. Oleh karena cinta serta dukungan-Nya, umat Katolik selalu dikuatkan untuk tegar berdiri dan terus melangkah meraih tujuan yang hendak dicapai. Dan saat perjuangan itu berhasil dan tujuan itu teraih, mereka menyadari sungguh-sungguh bahwa peran Tuhanlah yang memampukan mereka. Untuk itu mereka mengungkapkan syukur serta pujian yang tiada putusnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, dapat dilihat bahwa lagu “Karena Cinta” memuat ungkapan syukur dan pujian yang sama. Lagu ini turut mengungkapkan pujian dan rasa terimakasih yang berlimpah ruah terhadap seseorang yang telah memberikan dukungan dan kekuatan sehingga dapat meraih tujuan. Lagu ini pun dapat digunakan sebagai media pewartaan iman bagi kaum muda Katolik yang memuat pewartaan akan cinta Tuhan yang menopang serta menguatkan kaum muda di tengah setiap perjuangan hidup. Melalui lagu ini, kaum muda dapat merasakan peneguhan akan cinta Tuhan yang selalu memampukan mereka untuk tetap berdiri tegar dan bertahan dalam perjuangan-perjuangan mereka. Selain itu, lagu ini pun dapat mengantar mereka untuk meluapkan gejolak syukur mereka atas berkat dan cinta-Nya yang berlimpah ruah dalam hidup mereka.

d. “Lilin-lilin Kecil” (Chrisye, 1999)

Oh manakala mentari tua lelah berpijar

Oh manakala bulan nan genit enggan tersenyum Berkerut-kerut tiada berseri

Tersendat-sendat merayap dalam kegelapan Hitam kini, hitam nanti

Gelap kini akankah berganti?

Dan kau lilin-lilin kecil, sanggupkah kau berpijar? Sanggupkah kau memberi seberkas cahaya?

Dan kau lilin-lilin kecil, sanggupkah kau mengganti? Sanggupkah kau menyengat seisi dunia?

Matahari dan bulan, masing-masing merupakan sumber cahaya yang menerangi siang serta malam. Bila matahari tersebut tiada, siang hari akan kehilangan terangnya. Sedangkan bila bulan tak tampak, malam akan menjadi gulita. Hal tersebut merupakan gambaran yang dilukiskan pada bagian awal lagu “Lilin-Lilin Kecil”, sebuah ilustrasi yang mengandaikan keadaan yang gelap tanpa cahaya, tanpa harapan. Dalam keadaan tersebut sulit untuk menemukan kegembiraan dan kebahagiaan. Semua akan dipenuhi oleh kemuraman sehingga gairah kehidupan mulai menghilang. Hidup menjadi kering dan tanpa arti. Hal tersebut menimbulkan sebuah kesadaran yang berujung pada pertanyaan yang terlontar, apakah hidup selamanya akan seperti ini? Apakah kegelapan tanpa harapan ini akan berlangsung selamanya tanpa ada perubahan? Tanpa ada cahaya? Pertanyaan tersebut pada akhirnya bermuara pada suatu tantangan besar. Bila cahaya menghilang, mampukah kita menjadi lilin kecil yang berpijar di tengah kegelapan untuk menggantikan cahaya tersebut? Pertanyaaan berikutnya lebih berupa pertanyaan pancingan, apakah pijar cahaya dari lilin yang kecil sanggup menggantikan pijar cahaya matahari? Hal tersebut jelas tidak mungkin dilakukan oleh sebatang lilin semata. Untuk itu pertanyaan berikutnya menantang kita untuk bersikap terbuka untuk membuat suatu perubahan. Perubahan tidak akan berarti banyak bila dilakukan hanya oleh satu orang, perubahan akan berarti bila dilakukan oleh banyak orang. Sebatang lilin kecil tidak akan berpengaruh banyak dalam mengatasi kegelapan, tetapi bagaimana dengan jutaan lilin? Pertanyaan terakhir dilontarkan bagi kita sebagai bentuk tantangan untuk membuka diri dan berbagi dengan sesama.

Situasi yang digambarkan dalam lagu ini sangat sesuai dengan kondisi dunia yang seolah tanpa harapan. Semua orang bersikap semaunya, acuh, tidak peduli, dan hanya sekedar mementingkan diri sendiri semata. Kejahatan merajalela tanpa henti,

hati nurani seolah mati. Orang-orang saling menghujat, menikam, menjatuhkan, bahkan membunuh satu dengan yang lain. Toleransi hanya sebatas janji. Dunia telah berubah menjadi medan pertempuran, menjadi hutan rimba di mana yang kuat mengalahkan yang lemah. Damai telah tiada. Cahaya seolah perlahan mulai menghilang. Apakah semua ini akan berlalu? Jawabannya terletak pada diri manusia itu sendiri.

Segalanya harus dimulai dari dalam diri sendiri, perubahan harus dimulai dari hal-hal yang kecil. Mencoba menjadi pribadi yang kontras dan membuat perbedaan ke arah yang positif. Tidak menunggu orang lain melainkan mengambil inisiatif untuk berubah. Tidak bersikap pasif melainkan aktif memperjuangkan kedamaian di tengah hidup sehari-hari. Perubahan sekecil apa pun yang diambil sebagai pilihan untuk memperjuangkan perubahan akan menjadi suatu kesaksian bagi orang lain yang melihatnya. Bermula dari satu orang dan meluas ke lingkungan hidupnya. Bagai sebatang lilin kecil yang berpijar lemah kemudian menularkan pijarnya pada ribuan dan jutaan lilin-lilin lainnya.

Hal tersebut sesuai dengan ajaran Katolik mengenai terang dunia. Masing-masing orang merupakan terang dunia, karena dengan terang itulah keselamatan terjadi. Tugas menjadi terang merupakan tanggung jawab yang diemban oleh masing-masing pribadi, namun bukan berarti terang itu bersifat ekslusif. Terang itu harus dapat menjadi berkat bagi orang lain sehingga meluas dan menyebar ke seluruh muka bumi.

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga. (Mat 5: 14-16)

Perikop di atas memiliki jalinan benang merah terhadap lagu “Lilin-Lilin Kecil”. Keduanya memiliki inti pesan yang sama serta sejalan. Oleh karena itu, lagu tersebut sungguh cocok sebagai sebuah media pewartaan iman yang memotivasi dan menggerakkan kaum muda untuk terlibat menjadi salah satu dari lilin-lilin kecil