• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kriteria Lagu Pop yang Dapat Digunakan dalam Pewartaan Iman

BAB IV : PENGGUNAAN LAGU POP DALAM PEWARTAAN IMAN BAGI KAUM MUDA

PADA ZAMAN AUDIO VISUAL

B. Lagu Pop dalam Pewartaan Iman bagi Kaum Muda Metropolitan

3. Kriteria Lagu Pop yang Dapat Digunakan dalam Pewartaan Iman

Sebelum masuk pada pembedaan kriteria-kriteria lagu pop yang dapat digunakan, perlu dibedakan terlebih dahulu antara dua macam lagu pop yaitu lagu pop religius dan lagu pop sekuler yang cocok untuk pewartaan. Lagu pop religius merupakan lagu pop yang memiliki hubungan obyektif dengan agama serta iman. Hubungan tersebut terwujud karena secara nyata penyanyinya menyebutkan maksudnya yang religius di dalam lagu tersebut. Misalnya, lagu-lagu pop rohani yang dinyanyikan oleh penyanyi Nikita secara langsung menghubungkan pendengarnya dalam hal-hal yang bersifat religius dan rohani. Lagu-lagunya berbicara secara eksplisit mengenai iman akan Tuhan. Kereligiusan yang terkandung dari lagu-lagu pop rohani tesebut memang baik adanya, namun kurang disarankan penggunaannya dalam katekese kaum muda metropolitan. Maksud religius yang disampaikan secara jelas dan tegas kepada mereka justru kurang menggugah keimanan mereka. Sepanjang masa pertumbuhannya serta proses pendidikannya, mereka telah menerima doktrin-doktrin yang dicekokkan serta kebenaran iman yang dipaksakan dan hal tersebut kurang berhasil menimbulkan jawaban iman. Penggunaan lagu pop religius dikhawatirkan hanya akan mengulang hal yang sama. Penyampaian pesan-pesan iman secara tersurat mengkondisikan mereka untuk menangkap dan memahami isi pesan bukan merasakannya. Kaum muda metropolitan tidak membutuhkan rumusan iman yang telah disiapkan, melainkan getaran iman yang lahir dari dalam jiwa mereka sendiri.

Pada zaman audio visual ini iman tidak dapat dihayati secara terpisah, melainkan justru menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tuhan tidak lagi hanya dilihat dan dirasakan dalam hal-hal religius, melainkan perlu ditemukan dalam dunia

sekuler. Untuk itu Gereja perlu membantu kaum muda untuk menumbuhkan iman dalam keseharian mereka. Berdasarkan gagasan tersebut, penggunaan lagu pop sekuler dirasa lebih cocok untuk digunakan dalam pewartaan iman bagi kaum muda metropolitan karena lagu pop sekuler merupakan lagu yang dekat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup mereka. Memang lagu-lagu tersebut tidak mengungkapkan hubungan yang jelas dengan Tuhan, bahkan sama sekali tidak mengandung hubungan dengan keimanan itu sendiri. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah karena justru dengan demikian mereka tertantang untuk memaknai lagu tersebut dengan cara mereka sendiri. Peleburan dalam lagu pop tersebut dapat menuntun mereka dapat pengalaman yang dalam dan intensif serta membawa mereka masuk pada pengalaman spiritual. Dalam pengalaman tersebut mereka dapat menemukan wahyu Allah yang diilhami oleh pesona lagu pop tersebut sehingga mereka tidak terkondisi untuk memahami pesan iman dari sebuah lagu melainkan masuk serta melebur untuk merasakan iman tersebut secara personal. Dengan demikian lagu pop sekuler dapat membantu mereka untuk melihat dan menemukan Tuhan dalam hidup mereka sehari-hari. Lagu pop sekuler memungkinkan pewartaan iman tersebut melebur dan menjadi bagian yang juga tidak terpisahkan dari keseharian hidup kaum muda metropolitan.

Di balik keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh lagu pop, tidak dapat dipungkiri bahwa diperlukan pertimbangan kritis dalam hal penggunaannya dalam pewartaan iman Gereja. Perlu diingat bahwa pesona lagu pop tidak dapat dilepaskan dari penyanyinya sendiri sehingga sebuah lagu dapat mengandung pesan ideologis tertentu yang tersirat di baliknya. Tidak semua lagu pop sekuler dapat mengilhami kamu muda untuk merasakan wahyu Allah dan getaran iman dalam dirinya. Untuk

itu, diperlukan kecermatan serta ketelitian dalam memilih dan menentukan kriteria-kriteria lagu pop yang cocok untuk digunakan dalam pewartaan iman tersebut.

Tuntutan pertama yang harus dipenuhi oleh sebuah lagu pop sekuler tersebut terkait pada “kemampuannya untuk membangkitkan reaksi rohani. Kemampuannya untuk menghubungkan secara langsung antara manusia dengan wahyu Kristiani atau sekurang-kurangnya dengan arti hidup” (Adisusanto, dkk., 2001: 20). Lagu pop sekuler yang hendak digunakan sebagai media pewartaan iman perlu memiliki intensitas serta kedalaman tertentu. Lagu tersebut harus mampu menimbulkan kesan yang menyadarkan perasaan dan menimbulkan emosi dalam diri kaum muda. Meskipun isi lagu pop sekuler tersebut tidak berbicara mengenai wahyu dan iman secara eksplisit, namun lagu tersebut perlu mengandung kesesuaian makna dengan wahyu itu sendiri. Lagu pop sekuler yang hendak digunakan dalam pewartaan harus mengandung unsur nilai yang sama dengan wahyu dan iman, dengan demikian kesan yang diperoleh akan muncul sebagai reaksi rohani. Umumnya lagu pop yang mengandung nilai-nilai universal dapat digunakan sebagai media pewartaan karena lagu tersebut membawa pesan dan pengaruh yang bersifat positif. Kesatuan antara intensitas lagu dengan kesesuaian nilai tersebut merupakan faktor penentu yang membawa pengaruh dalam membangkitkan sesuatu dalam diri kaum muda sehingga pada akhirnya membawa mereka untuk mencari, menemukan, serta mendalami hubungan antara hidup mereka dengan nilai rohani yang terdapat pada wahyu (Adisusanto, dkk., 2001:16-25).

Kesan yang diperoleh dari sebuah lagu pop tidak dapat dilepaskan dari proses pengelolaan informasi dalam komunikasi, yaitu terkait dengan sensasi dan persepsi. Sensasi merupakan perasaan awal yang timbul sebagai reaksi indrawi dalam proses penerimaan informasi, di mana hal tersebut terjadi ketika kaum muda

mendengarkan lagu pop tersebut. Sedangkan persepsi merupakan “pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan” (Rakhmat, 2005: 51), di mana hal tersebut merupakan kesan yang timbul setelah merasakan sensasi (Rakhmat, 2005:49-51). Sebagaimana sebuah persepsi bersifat subyektif karena ditentukan oleh pengalaman yang melatarbelakangi penyampaian informasi tersebut, kesan yang muncul dari sebuah lagu pop turut ditentukan oleh faktor-faktor di luar lagu pop itu sendiri. Proses pemberian makna dan nilai Kristiani pada sebuah lagu pop sekuler pun turut ditentukan oleh figur penyanyi yang bersangkutan. Secara psikologis, pribadi penyanyi lagu pop sekuler itu mempunyai pengaruh tersendiri terhadap persepsi yang muncul dari diri kaum muda metropolitan sehingga hal tersebut perlu turut dipertimbangkan pula dalam memilih lagu pop sekuler yang cocok digunakan dalam pewartaan iman. Image yang buruk dari seorang penyanyi tentu membawa pengaruh psikologis tersendiri dalam diri kaum muda dalam penangkapan makna lagu. Misalnya lagu yang berbicara mengenai kesetiaan namun dinyanyikan oleh penyanyi yang memiliki reputasi sebagai orang yang berselingkuh tentu akan mempengaruhi persepsi pendengarnya, sehingga makna lagu tersebut tidak dapat dirasakan oleh kaum muda. Image penyanyi lagu pop sekuler tersebut pun menjadi bagian dalam kriteria lagu pop yang dapat digunakan dalam pewartaan. Image penyanyi harus turut dipertimbangkan. Tentu saja diutamakan untuk menggunakan lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi yang memiliki image yang baik, seperti Delon yang merupakan pemenang Indonesian Idol sekaligus merupakan penyanyi paduan suara di Gerejanya. Atau setidaknya penyanyi tersebut tidak memiliki skandal buruk yang dapat mempengaruhi kedalaman lagu yang dinyanyikannya.

Pada akhirnya kriteria yang tidak boleh dilupakan terletak pada kedekatan lagu pop tersebut dalam hidup kaum muda metropolitan. Terkait dengan proses sensasi dan persepsi, sebuah lagu pop sekuler yang diminati dan digemari tentu akan mudah menimbulkan sensasi ketika didengarkan sehingga mempermudah terjadinya proses pemberian makna pada lagu tersebut. Pesona yang dimiliki oleh lagu pop sekuler yang dekat dalam hidup mereka akan lebih menghantar mereka pada perolehan kesan dan penangkapan pesan iman yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, salah satu kriteria lagu pop yang dapat digunakan sebagai media pewartaan iman pun terletak pada tingkat popularitas lagu tersebut. Semakin populer sebuah lagu, semakin dekat pula lagu tersebut dalam hidup kaum muda metropolitan.

4. Contoh Lagu Pop yang Dapat Digunakan dalam Pewartaan Iman berikut