• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : PENGGUNAAN LAGU POP DALAM PEWARTAAN IMAN BAGI KAUM MUDA

PADA ZAMAN AUDIO VISUAL

B. Lagu Pop dalam Pewartaan Iman bagi Kaum Muda Metropolitan

2. Keunggulan Lagu Pop sebagai Media Pewartaan Iman

2. Keunggulan Lagu Pop sebagai Media Pewartaan Iman

Gereja sungguh menyadari bahwa tantangan yang dihadapi dalam pewartaan iman pada zaman ini terletak pada cara komunikasi. Kebudayaan kaum muda metropolitan telah berkembang secara cepat dan radikal, sehingga Gereja pun perlu melakukan perubahan yang bersifat radikal pula. Pendekatan katekismus yang bersifat hafalan serta pemahaman tidak lagi sesuai dengan cara komunikasi pada zaman audio visual. Urgensi pewartaan tidak lagi terletak pada upaya penyampaian rumusan-rumusan iman yang seragam dan logis agar kaum muda mengetahui apa yang seharusnya dipercayai dan dihayati, melainkan pada upaya untuk menghantar mereka pada iman yang hidup, intim, dan pribadi. Pewartaan iman pada zaman audio visual bukanlah pewartaan doktrin Gereja yang disampaikan dengan teliti dan

menyeluruh, melainkan pewartaan pengalaman iman pribadi yang dapat merangsang perasaan pribadi lainnya (Adisusanto, dkk., 2001:4-6). Hal tersebut dapat dipahami karena pada dasarnya pengenalan akan Allah tidak dapat dipahami melalui kajian teori dan rumusan-rumusan dalam keterbatasan akal budi manusia. Pengenalan akan Allah sering kali tidak dapat dijelaskan dalam pemikiran, hanya dimungkinkan melalui perasaan. Kebutuhan untuk merasakan itulah yang kemudian menjadi keunggulan tersendiri bagi lagu pop sebagai sebuah media pewartaan iman di zaman audio visual ini.

Lagu pop merupakan bagian dari musik sebagai suatu bahasa universal yang melintasi batasan bahasa serta budaya, sebagai bentuk ekspresi yang tidak memiliki wujud visual sehingga penangkapannya sepenuh-penuhnya terletak pada indra pendengaran dan perasaan. Bahasa lagu pop merupakan bahasa metaforis yang menggunakan melodi, ritme, serta harmoni dalam menyampaikan emosi yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Penangkapan akan lagu pop tidak menuntut adanya sebuah pengertian serta pemahaman, melainkan justru melahirkan getaran rasa. Lahirnya getaran itulah yang membantu pendengarnya untuk merasakan bukan untuk memahami. Getaran tersebut menjadi sebuah bahasa hati, nyata terasa namun sulit diterangkan dengan logika.

Hal tersebut menjadi keunggulan utama yang dimiliki oleh lagu pop. Bila lagu pop tersebut digunakan sebagai media pewartaan iman, lagu pop dapat mengatasi sekat keterbatasan pemahaman akal budi manusia terhadap Allah serta misteri iman itu sendiri. Sebagai sebuah misteri, iman tidak dapat dipahami dalam logika. Iman tidak dapat diuraikan, tidak dapat diterangkan dan dijelaskan melalui keterbatasan kata-kata manusiawi karena pada dasarnya iman merupakan pengalaman personal setiap pribadi. Namun misteri tersebut dapat dirasakan melalui

lagu pop. Lagu pop memang tidak dapat menjelaskan rumusan iman, tetapi dapat melukiskan iman tersebut melalui kesatuan arti dalam rangkaian melodi, ritme, serta harmoni. Melalui rangkaian ketiga hal tersebutlah, kata-kata di dalam lagu tersebut memperoleh maknanya. Sebagaimana lagu pop mampu menggambarkan emosi manusia dan menggiring pendengarnya untuk masuk dalam pengalaman personal di dalamnya, lagu pop pun mampu untuk menimbulkan iman dalam diri pendengarnya. Dengan caranya sendiri lagu pop dapat mengantar pendengarnya untuk turut mengambil bagian dalam pengalaman dan perasaan tersebut, sehingga iman hidup dan menjadi bagian yang intim dalam pribadi mereka.

Selain kemampuan untuk membangkitkan emosi pendengar dan menghantarnya untuk merasakan pengalaman iman yang personal, lagu pop pun memiliki kekuatan untuk melahirkan sensasi-sensasi baru setiap kali lagu tersebut diperdengarkan kembali (Batmomolin, dkk., 2003: 73). Lagu pop tidak berhenti pada satu titik semata, tidak seperti dogma maupun rumusan pasti yang sifatnya kaku dan terhenti sebatas penambahan pengetahuan baru. Pesona yang dimiliki lagu pop tidak terbatas pada sekali peristiwa, namun berulang dalam setiap saat lagu tersebut diperdengarkan kembali. Hal itulah yang menyebabkan lagu pop tetap dinikmati meskipun didengarkan berulang-ulang. Sebagai sebuah media pewartaan iman, hal tersebut sungguh menjadi sebuah keunggulan tersendiri, karena getaran iman yang lahir pada kesempatan pertama akan terus lahir baru pada kesempatan-kesempatan berikutnya saat lagu tersebut didengar kembali. Melalui daya pikat lagu pop, pengalaman iman tidak hanya dapat dirasakan sekali namun berkali-kali.

Kekuatan daya pikat lagu pop terletak pada lirik dan melodi yang cenderung pendek dan ringkas namun mengalami pengulangan berkali-kali pada bagian refrainnya. Umumnya, kata-kata kunci dari pesan yang hendak disampaikan

dalam sebuah lagu terletak pada bagian pengulangan. Hal tersebut diatur sedemikian rupa, sehingga pendengar terpikat dan terbawa pada klimaks yang hendak dicapai (Batmomolin, dkk., 2003:77). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengulangan-pengulangan itu pun menjadi salah satu keunggulan lagu pop sebagai media pewartaan iman. Dengan menyajikan rangkaian kata-kata berbalut melodi secara berulang-ulang, pesan iman yang terkandung dalam lagu tersebut semakin merasuk ke dalam kesadaran pendengarnya. Melalui pengulangan yang demikian sering, lagu tersebut semakin menyatu dalam diri dan kian menuntun mereka untuk sampai pada getaran iman pribadi dalam hati.

Keseluruhan keunggulan-keunggulan tersebut menjadikan lagu pop sebagai media pewartaan iman yang sangat menjanjikan bagi pewartaan Gereja kepada kaum muda metropolitan dewasa ini. Seluruh keunggulan tersebut didukung pula oleh adanya faktor kedekatan lagu pop itu sendiri dalam hidup kaum muda metropolitan. Lagu pop memang merupakan hal yang sangat menarik dan mempesonakan kaum muda metropolitan, sekaligus menjadi bagian dari gaya hidup mereka. Oleh karena itu bila Gereja menggunakan lagu pop tersebut sebagai media pewartaan iman, secara tidak langsung pewartaan iman itu turut menjadi bagian dalam hidup kaum muda metropolitan itu sendiri. Dalam terang iman lagu tersebut dapat merasuk ke dalam keseharian hidup dan menghantarkan mereka masuk dalam pengalaman iman. Hal tersebut sesuai dengan pengertian baru mengenai komunikasi iman yang diungkapkan oleh Pierre Babin bahwa pesan dalam komunikasi iman justru terletak pada keseluruhan pelayanan dan keadaan di sekitarnya yang membawa mereka pada penangkapan kesan sehingga sampai pada keputusan untuk mengikuti Tuhan (1991: 6,7). Lagu pop sebagai media pewartaan iman mempunyai keunggulan-keunggulan yang memungkinkan tercapainya kondisi tersebut.