• Tidak ada hasil yang ditemukan

Corporate Social Responsibility (Comdev) Sektor ESDM

Tujuan IV : Terwujudnya Peningkatan Peran Sektor ESDM dalam Pembangunan Daerah

Sasaran 8. Terwujudnya peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah

2. Corporate Social Responsibility (Comdev) Sektor ESDM

Program CSR dalam bentuk pengembangan lingkungan dan masyarakat dapat memberikan alternative terobosan baru untuk memberdayakan masyarakat dalam mengatasi permasalahan social dan lingkungan yang semakin kompleks dan rumit dalam dekade terakhir. Adanya sinergi antara dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah untuk secara terus menerus membangun dan menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan lingkungan yang berkualitas akan menentukan keberhasilan pembangunan bangsa. Lebih terperinci manfaat program tanggungjawab sosial ini bagi pemerintah dan masyarakat antara Gambar 5.34

Dana Bagi Hasil Pertambangan Umun 2010 - 2014

Tabel 5.42 Realisasi Dana Bagi Hasil Periode 2010-2014 ahun 15,720 asih n 2014 liun. kan aian naik end sasi asil akhir Jenis Realisasi 2010 2011 2012 2013 2014

AK

UNT

ABILIT

AS KINERJA

lain sebagai berikut:

• Komplementer dari program pembangunan oleh pemerintah

• Permasalahan-permasalahan yang terkait dengan kemiskinan, pengangguran, ketimpangan akan relatif teratasi.

• Termanfaatkannya potensi dan sumber daya lokal

• Bekerjasama dengan mengembangkan hubungan mutual beneit dengan pihak lain • Adanya penguatan kapasitas (individu

maupun orgamisasi)

• Proses lesson learned dalam setiap tahapan program

• Kehidupan ekonomi menjadi lebih baik menuju kemandirian

Dalam ketentuan UUD 1945 dan Undang-Undang No 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi terlihat bahwa pengelolaan sektor migas harus lah berorientasi pada kemakmuran rakyat. Keberadaan korporasi sudah selayaknya memberikan manfaat terutama bagi masyarakat sekitar dimana korporasi tersebut menjalankan aktivitas usahanya. Manfaat ini sebagai sesuatu yang wajar atas berbagai dampak yang ditimbulkan dari kegiatan bisnisnya baik ekonomi, social maupun lingkungan.

Pada tahun 2014 realisasi dana Comdev dan CSR sektor ESDM yang digunakan untuk pengembangan Masyarakat dan untuk mendukung kegiatan-kegiatan di masyarakat sebesar 2,67 triliun dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp 2,50 triliun atau 106,55%.

Dana Comdev dan CSR ini berasal dari perusahaan pertambangan umum, perusahaan migas dan perusahaan listrik. Secara rinci, table dan graik di bawah ini memperlihatkan peningkatan dana Comdev dan CSR pada tahun 2010 sampai dengan 2014.

Corporate Social Responsibility (Comdev) Sub Sektor Mineral dan batubara

Subsektor mineral dan batubara merupakan subsektor yang sangat strategis dalam pembangunan daerah. Hal ini tidak terlepas dari peran subsektor mineral dan batubara untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Namun, yang perlu diingat adalah seberapapun besarnya kontribusi yang diberikan dari sub sektor mineral dan batubara jika tidak memberikan hasil dan manfaat yang nyata, terutama bagi komunitas lokal masyarakat di sekitar wilayah operasi pertambangan maka usaha yang dilakukan tidak akan mencapai titik maksimal. Berkenaan dengan itu, maka diperlukan Program Pengembangan Masyarakat (Community Development/comdev). Program pemberdayaan masyarakat (community development) bertujuan untuk mendorong munculnya kegiatan-kegiatan dan peran sosial ekonomi masyarakat disekitar tambang dalam rangka peningkatan kemandirian masyarakat sekitar kegiatan perusahaan tambang pemegang IUP/IUPK, sehingga jika deposit tambang sudah habis ekonomi masyarakat masih tetap berkelanjutan (sustainable livelihood).

16.3 22.3 23.7 22.0 21.6 2010 2011 2012 2013 2014 12.3 16.4 19.8 20.3 16.3 2010 2011 2012 2013 2014 28.5 38.7 43.6 42.3 37.9 2010 2011 2012 2013 2014 Dana Bagi Hasil Minyak & Gas (Rp Triliun)

1 Minyak

2 Gas

Kewajiban tanggung jawab sosial telah diatur dalam pasal 74 ayat (1) dan (2) UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sejalan dengan hal tersebut, maka sesuai dengan pasal 108 dan 109 UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) wajib menyusun program comdev. Program comdev dilakukan dalam rangka mempersiapkan life after mining (kehidupan pasca tambang) bagi daerah maupun masyarakat sekitarnya serta sebagai investasi yang memiliki nilai keuntungan jangka panjang, yaitu dengan diperolehnya social license to operate.

Kewajiban tanggung jawab sosial telah diatur dalam pasal 74 ayat (1) dan (2) UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sejalan dengan hal tersebut, maka sesuai dengan pasal 108 dan 109 UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) wajib menyusun program comdev. Program comdev dilakukan dalam rangka mempersiapkan life after mining (kehidupan pasca tambang) bagi daerah maupun masyarakat sekitarnya serta sebagai investasi yang memiliki nilai keuntungan jangka panjang, yaitu dengan diperolehnya social license to operate.

Hal yang menggembirakan, ditengah lesunya perekonomian dunia akibat tekanan resesi di beberapa negara tujuan ekspor komoditas mineral dan batubara, anggaran comdev untuk keseluruhan KK/PKP2B dan IUP BUMN dalam kurun waktu lima tahun terakhir Tahun 2010-2014 mencatatkan pertumbuhan yang positif sebesar 6,80%/tahun seperti dijelaskan pada Tabel 5.9. Khusus untuk pertumbuhan anggaran comdev KK yang sempat mengalami penurunan sebesar 32,59% pada Tahun 2013 jika dibandingkan dengan realisasi Comdev pada Tahun 2012 karena adanya kebijakan pelarangan ekspor konsentrat yang terus dipertahankan hingga akhir Tahun 2014 sehingga menyebabkan beberapa karyawan dirumahkan dan menurunnya pendapatan beberapa pelaku usaha pertambangan mineral. Namun demikian secara umum dalam kurun waktu lima tahun terakhir2010-2014 ratA-rata pertumbuhan Comdev Perusahaan KK mengalami peningkatan sebesar13,18%.

Realisasi comdev dikatakan berhasil apabila mampu menciptakan kemandirian masyarakat, bukan ketergantungan, sehingga tujuan dan cita- cita konsep pembangunan berkelanjutan benar- benar dapat dicapai dan dapat memberikan kontribusi optimal terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan dan daerah Gambar 5.35 Graik Penggunaan Dana Comdev Sektor ESDM 2009 - 2013

AK

UNT

ABILIT

AS KINERJA

khususnya. Pembangunan sub sektor mineral dan batubara akan terus berkelanjutan bila dalam implementasinya memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat, tentunya dengan didukung oleh program dan alokasi dana yang tepat sasaran. Perusahaan PKP2B yang melaksanakan Community Development sebanyak 68 perusahaan, antara lain: PT. Berau Coal, PT. Kaltim Prima Coal, PT. Adaro Indonesia, PT. Arutmin dan PT. Gunung Bayan Pratama Coal. Sedangkan perusahaan KK yang melaksanakan Community Development sebanyak 17 perusahaan, antara lain: PT. Freeport Indonesia, PT. Newmont Nusa Tenggara, PT. Nusa Hamahera Minerals, PT. Vale Indonesia dan PT. Natarang Mining.

Pertumbuhan anggaran Community Development untuk IUP BUMN dalam kurun waktu lima tahun terakhir sebesar 55%/tahun. Pertumbuhan anggaran comdev untuk PKP2B dalam kurun waktu lima tahun terakhir sebesar 18,3% dan pertumbuhan anggaran comdev untuk KK dalam kurun waktu lima tahun terakhir rata-rata mengalami penurunan sebesar -6,8%. Namun demikian, ditengah lesunya perekonomian dunia akibat tekanan resesi di beberapa negara tujuan ekspor komoditas mineral dan batubara, anggaran comdev untuk keseluruhan KK/PKP2B dan IUP BUMN mencatatkan pertumbuhan yang positif sebesar 1,8%/tahun.

Realisasi anggaran comdev dilaksanakan oleh perusahaan melalui program-program sebagai berikut :

a. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Perusahaan untuk keperluan;

• Pelatihan pemuda/masyarakat dalam keahlian khusus yang dimiliki oleh perusahaan, seperti; mengelas, bubut, bengkel;

• Pelatihan keterampilan kreatif dengan memanfaatkan bahan limbah industri, dan penyaluran penjualannya (bekerjasama dengan dinas terkait).

b. Pemberdayaan masyarakat berupa Peningkatan Ekonomi Penduduk sekitar;

• Membentuk kelompok untuk membantu “meningkatkan kualitas, kuantitas dan packaging, serta jaringan menjual”

• Memanfaatkan hasil produksi dimanfaatkan sebagai gift perusahaan

• Melatih tenaga kerja local yang mempersiapkan rehabilitasi lahan pertambangan

c. Pelayanan Masyarakat, berupa Bantuan Bencana Alam dan Donasi/Charity/Filantropi;

d. Peningkatan Pendidikan Penduduk Sekitar • Pemberian beasiswa bagi murid sekolah

berprestasi

• Pemberian bantuan sarana dan prasarana pendidikan

e. Pengembangan Infrastruktur, berupa Sarana, seperti Sarana Ibadah, Sarana Umum, Sarana Kesehatan, dll.

Dinamisasi perubahan lingkungan strategis pada skala regional dan global yang ditandai dengan kondisi tidak stabilnya harga komoditi mineral dan batubara di pasar internasional masih menghantui pelaku usaha utamanya berdampak pada sebagian perusahaan menghentikan kegiatan operasi produksidan ini tentunya mengurangi alokasi peruntukan dana community Development. Kementerian ESDM menyakini gejala ini tidak Tabel 5.43 Realisasi Dana Community Development (Comdev) 2009-2014

No

Perusahaan

Realisasi

2010

2011

2012

2013

2014

1

IUP BUMN

248.189

275.000

300.000

350.000

250.279

2

PKP2B

265.784

280.907

293.406

365.409

304.000

3

KK

1.116.336

1.121.422

1.277.251

860.934

1.471.828

Total

1.630.309

1.677.329

1.870.657

1.576.343

2.026.107

134

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah akan berlangsung lama karena fase transisi, pada

saat pembangunan semelter yang dicanangkan beberapa perusahaan diantaranya PTFI dan PT NNT telah selesai dan siap beroperasi maka kondisi ini juga akan segera pulih/membaik.

Corporate Social Responsibility(CSR) Subsektor Minyak dan Gas Bumi

Kegiatan monitoring pelaksanaan Community Development ini bertujuan untuk memetakan pelaksanaan pengembangan masyarakat setempat oleh perusahaan-perusahaan migas di sekitar wilayah operasinya. Memantau tumbuh kembangnya wilayah ekonomi masyarakat serta meminimalkan dampak sosial yang terjadi akibat beroperasinya perusahaan Migas melalui penyempurnaan program berdasarkan monitoring yang dilakukan. Manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu mendukung peran sektor ESDM dalam menciptakan pembangunan nasional yaitu sumber pendapatan negara, pendorong pertumbuhan, sumber energi dan bahan baku industri domestik dan menciptakan efek multiplier. Disamping hal tersebut diatas, untuk memonitor langsung pemanfaatan dana CSR, Ditjen Migas juga melakukan kunjungan lapangan KKKS sesuai skala prioritas, untuk memperoleh data lapangan dari masyarakat setempat. Strategi yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah:

– Koordinasi dengan para pihak pemangku kepentingan

– Monitoring pelaksanaan program pengembangan masyarakat

– Konsinyering Monitoring CD – Evaluasi pelaksanaan CD

Dalam ketentuan UUD 1945 dan Undang- Undang No 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi terlihat bahwa pengelolaan sektor migas harus lah berorientasi pada kemakmuran rakyat. Keberadaan korporasi sudah selayaknya memberikan manfaat terutama bagi masyarakat sekitar dimana korporasi tersebut menjalankan aktivitas usahanya. Manfaat ini sebagai sesuatu yang wajar atas berbagai dampak yang ditimbulkan dari kegiatan bisnisnya baik ekonomi, sosial maupun lingkungan. Sesuai dengan amanat UU No.22 Tahun 2001 pasal 41 ayat 1 dan pasal 42 huruf k dan PP No.35 tahun 2004 pasal 86 ayat 3 yang menyatakan bahwa KESDM cq. Ditjen Migas bertanggungjawab atas pengawasan pelaksanaan kegiatan usaha minyak dan gas bumi termasuk pengawasan terhadap pengembangan lingkungan dan masyarakat

Sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi isu-isu sosial, industri hulu migas nasional berusaha untuk melibatkan masyarakat dalam beragam kegiatan kemasyarakatan yang diupayakan untuk terus meningkat dari tahun

AK

UNT

ABILIT

AS KINERJA

ke tahun. berikut realisasi anggaran program pengembangan masyarakat dari 2010-2014 dan Rencana 2015.

Realisasi CSR subsektor Migas pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 549 Milyar, angka ini masih dibawah target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp 764 Miliar atau hanya mencapai72%. Dan apabila dibandingkan dengan jumlah yang realisasi tahun 2013 sebesar 219 miliar maka terdapat peningkatan sebesar 150,68%.

Corporate Social Responsibility(CSR) Sub Sektor Kelistrikan

Dasar hukum yang melandasi kegiatan Community Development dalam bidang ketenagalistrikan memang belum ada dan masih bersifat partisipatif, akan tetapi sudah terdapat regulasi yang melandasi kegiatan yang hampir sama dengan Community Development namun dengan istilah yang berbeda CSR (Corporate Social Responsibility). Berikut ini adalah regulasi yang melandasi CSR : • Pemerintah Indonesia melalui Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan implementasi CSR (Corporate Social Responsibility).

• Meneg BUMN melalui Permen Nomor PER- 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

Pada tahun 2014 target jumlah dana untuk CSR yang dikeluarkan oleh 20 Unit usaha bidang ketenagalistrikan sebesar 77 miliar

dan realisasi pada akhir tahun 2014 adalah sebesar 92,6 miliar dengan rincian sebagai berikut:

Pada tahun 2014 akan dilakukan pembinaan terhadap 20 unit usaha. Nilai dana untuk CSR ditargetkan sebesar 77 miliar rupiah. Berikut ini adalah daftar 20 unit usaha tersebut: 3. Jumlah jaringan distribusi listrik (kms) dan

gardu distribusi listrik (MVA).

Pembangunan daerah juga dilakukan melalui program listrik perdesaan (lisdes), yaitu melalui pembangunan Gardu Distribusi dan Jaringan Distribusi. Pada tahun 2014, realisasi pembangunan jaringan distribusi sebesar 9.542,62 kms atau 142,13% dari target yang ditetapkan sebesar 6.713,93 kms.

Untuk mempercepat peningkatan rasio elektriikasi dari 67,2% pada tahun 2010 menjadi sebesar 81,51% pada akhir tahun 2014, maka Pemerintah melaksanakan secara bertahap setiap tahun melalui satuan kerja Induk Pembangkit dan Jaringan yang melaksanakan proyek- proyek Pembangkitan, transmisi dan gardu induk, serta satuan kerja Listrik Perdesaan yang melaksanakan proyek-proyek distribusi kepada masyarakat perdesaan. Pada tahun 2014 ini, target penambahan kapasitas gardu distribusi melalui pendanaan APBN adalah sebesar 148,895 MVA, sedangkan realisasinya sebesar 180,92 MVA atau sebesar 121,5%.

Tabel 5.44 Realisasi CSR Subsektor Ketenagalistrikan Tahun 2014

No

Pelaksana CSR

2014 (Rp.)