• Tidak ada hasil yang ditemukan

b.Tekstil dan Produk Tekstil 2,06 2,15 4.200 5

7. Produksi BBM

Terkait jaminan pasokan bahan baku (minyak

Gambar 5.15 Graik Supply Demand BBM di Indonesia

AK

UNT

ABILIT

AS KINERJA

mentah) untuk kilang BBM dalam negeri, kendala utama dalam pencapaian indikator prosentase jaminan pasokan bahan baku adalah bahwa secara alamiah pasokan crude dari lapangan minyak domestik terus menurun dan penemuan cadangan baru seperti dari lapangan Banyu Urip yang dipasok ke kilang dalam negeri belum optimal berproduksi tahun 2014.

Jumlah minyak mentah domestik (tidak termasuk kondensat) yang masuk kilang minyak sampai dengan bulan Juli tahun 2014 adalah 133,5 juta barel (data unaudited), dengan jumlah total minyak mentah domestic dan impor (tidak termasuk kondensat dan bahan baku lainnya) 207 juta barel. Minyak mentah domestik yang digunakan antara lain dari jenis minyak SLC (Minas), Duri Widuri, Arjuna, Attaka, Belanak, Geragai, dan Banyu Urip. Sedangkan minyak mentah impor yang masuk kilang antara lain ALC, Bonny Light, Azeri, Saharan, Qua Iboe, dan Escravos Light. Kilang yang dapat mengolah crude impor di Indonesia kilang RU IV Cilacap dan kilang RU V Balikpapan, sedangkan kilang-kilang minyak lainnya memang dari sejak

awal didesain untuk hanya dapat mengolah crude domestik.

Kilang RU IV Cilacap sudah sejak awal memang didesain untuk mengolah heavy crude yang berasal dari Timur Tengah, sedangkan kilang RU V Balikpapan semula menggunakan crude domestik yang berasal dari sekitar Kalimantan Timur, namun semenjak produksinya menipis, kilang RU V Balikpapan mulai dapat mengolah crude yang berasal dari impor hasil blending di Terminal Lawe-lawe sehingga didapatkan hasil blending crude yang mendekati desain awal kilang. Tercatat peningkatan penggunaan crude impor di RU V Balikpapan yang saat ini mencapai 45% dari kapasitas kilang (260 mbcd) cukup mempengaruhi presentase penggunaan crude domestik dan crude impor yang diolah di kilang minyak dalam negeri.

Untuk tahun ini sampai dengan Bulan Agustus 2014, persentase pasokan bahan baku minyak mentah domestik yang diolah di kilang BBM dalam negeri adalah sebesar 65.35% dan minyak mentah import adalah 34.65%. Terkait jaminan Gambar 5.16 Perkembangan Kapasitas Kilang Minyak Indonesi

pasokan BBM dari kilang dalam negeri, dengan semakin tingginya tingkat konsumsi BBM sementara pasokan BBM dari kilang cenderung tetap dikarenakan tidak adanya pembangunan fasiltas kilang BBM di Indonesia sejak tahun 1994 dan belum dilakukannya proyek Reining Development Masterplan Project PT Pertamina (Persero), maka persentase pasokan BBM dari kilang domestik sampai bulan Agustus 2014 hanya sebesar 37.49% dari total konsumsi BBM nasional (tahun 2014). Sebagai gambaran, konsumsi BBM PSO (Premium, Kerosene, Solar) pada tahun 2012 sebesar 46,36 juta KL, pada tahun 2013 meningkat menjadi 46,75 juta KL Ppada tahun 2014.

Selisih pasokan tersebut akhirnya dipenuhi oleh impor BBM yang dilakukan oleh Pertamina maupun impor BBM oleh Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga. Jumlah impor BBM yang semakin hari semakin meningkat akan berakibat pada menurunnya kemampuan pasok BBM dari kilang dalam negeri. Dari kapasitas kilang minyak sebesar 1.157,1 MBCD, sampai dengan bulan Agustus tahun 2014 dihasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 26,38 juta KL, hal ini tentunya tidak sebanding dengan konsumsi BBM yang mencapai

70,37 juta KL sehingga kekurangannya harus dipenuhi dari impor.

Beberapa kendala operasi yang dialami oleh kilang minyak antara lain:

• Kilang TPPI hanya beroperasi pada bulan Januari 2014, selebihnya tidak dapat beroperasi karena faktor non teknis.

• Pasokan crude dari lapangan minyak domestik terus menurun dan penemuan cadangan baru seperti dari lapangan Banyu Urip yang dipasok ke kilang dalam negeri belum optimal.

Perkembangan kilang di Indonesia tidak mengalami kemajuan semenjak RU IV Balongan beroperasi pada tahun 1994. Mulai saat itu, tidak ada lagi penambahan fasilitas kilang baru milik Pertamina. Tercatat ada 2 kilang milik swasta yang beroperasi di tahun 2014, yaitu kilang milik PT Tri Wahana Universal (TWU) dan PT Trans Paciic Petrochemical Indotama (TPPI) di Jawa Timur. PT Tri Wahana Universal (TWU) yang semula hanya mempunyai 1 Train dengan kapasitas 6 MBCD telah menambah 1 train lagi dengan kapasitas 10 MBCD yang mulai beroperasi pada pertengahan 2014. Gambar 5.17. Graik Supply – Demand BBM dan Rencana Pembangunan Kilang

AK

UNT

ABILIT

AS KINERJA

Baik Train 1 atau Train 2 PT TWU menggunakan sumber crude Banyu Urip yang diproduksi PT Exxon Mobile Cepu Limited (EMCL).

Sedangkan penambahan kilang baru oleh Pertamina yang direncanakan akan dibangun adalah Kilang Balongan II dan Kilang Tuban Jawa Timur. Pengembangan kilang existing akan dilakukan melalui penambahan fasilitas RFCC di RU IV Cilacap yang rencana target penyelesaian mechanical completion Bulan Maret 2015 dan target operasi di bulan Juni 2015, proyek Centralized Crude Terminal di RU V Balikpapan, proyek Open Access dan Calciner di RU II Dumai dan proyek revamping FCCU RU III Plaju..

Pembangunan unit RFCC di RU IV cilacap dengan kapasitas 62 MBSD direncanakan akan menghasilkan tambahan produksi 62.000 HOMC 92 25.000 – 35.000 bph, LPG, propilen, dan fuel

oil. Proyek ini direncanakan onstream pada tahun 2016.

Pembangunan kilang Balongan II dengan kapasitas 300 MBCD, PT Pertamina (Persero) akan bekerjasama dengan Kuwait Petroleum Industry (KPI), direncanakan beroperasi tahun 2018 saat ini masih terkendala dengan proses pengajuan insentif yang diajukan pihak Kuwait Petroleum Industry (KPI). Status terakhir mengenai rencana pembangunan kilang Balongan II adalah telah disepakati IOC partner yaitu SK Energy dan insentif yang diminta oleh KPI tidak semua dapat dipenuhi oleh Kementerian Keuangan, saat ini sedang menunggu tanggapan balik dari pihak KPI mengenai keputusan Kementerian Keuangan. Pembangunan kilang Tuban Jawa Timur dengan kapasitas 300 MBCD, PT Pertamina (Persero) akan bekerjasama dengan Saudi Aramco, direncanakan Tabel 5.15. Daftar Badan Usaha Pengolahan Hasil Olahan

NO NAMA BADAN USAHA LOKASI KAPASITAS DISAIN

1 PT. PATRA SK Dumai, Riau 25 ribu barel/hari

unconverted oil

2 PT. PRIMERGY SOLUTION Gresik, Jatim 600 ton/bulan pelumas

bekas

3 PT. TAWU INTI BATI Karawang, Jabar 48.000 ton/tahun pelumas

bekas

4 PT. PETROGAS JATIM UTAMA Lamongan, Jatim 500 ton/bulan pelumas

bekas

5 PT. ISANO LOPO INDUSTRI Tangerang, Banten 2500 KL/tahun pelumas

bekas

6 PT. TRI PUTRI ATARI Cilegon, Banten 120 KL/hari pelumas bekas

7 PT. LAGUNA INDUSTRI NUSANTARA Tangerang, Banten 1500 KL/bulan pelumas bekas

8 PT. MEGA GREEN TECHNOLOGY Batam, Kepulauan

Riau

1626 KL/bulan pelumas Bekas

9 PT. BATAM SLOP AND SLUDGE

TREATMENT CENTRE Batam, Kepulauan Riau 12000 ton/tahun pelumas bekas 2010 2011 2012 2013 2014** por 622,0 127,0 390,5 243,7 285,1 Gas 828,7 580,6 828,5 824,2 833,5 ak 649,6 704,8 662,1 563,9 547,4

beroperasi tahun 2018 saat ini masih terkendala dengan proses pengajuan insentif yang diajukan pihak Saudi Aramco. Status terakhir mengenai rencana pembangunan kilang Jawa Timur adalah saat ini dalam tahap studi tentang Market di Jatim, kajian Feasibility Study dan kajian mengenai konigurasi kilang.

Selain dari skema pengolahan minyak bumi/ kondensat, BBM juga dihasilkan dari pengolahan hasil olahan, seperti dari pelumas bekas, uncorverted oil atau sludge oil. Berikut daftar badan usaha pemegang izin usaha pengolahan hasil olahan di Indonesia;