• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terjaminnya Pasokan Energ

3.3. Indikator Kinerja Utama

Sebagai konsekuensi dari penerapan sistem AKIP, maka Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) sebagai salah satu dari instansi pemerintah tidak akan lepas dari proses penetapan indikator kinerja. Proses ini merupakan bagian yang penting bagi setiap instansi pemerintah karena indikator kinerja merupakan komponen utama Sistem AKIP yang akan digunakan

dalam menilai keberhasilan maupun kegagalan instansi pemerintah dalam melaksanakan kegiatannya dalam rangka mencapai visi dan misinya. Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan. Selain itu juga menetapkan bagaimana kinerja akan diukur dengan suatu skala atau dimensi tanpa menyinggung tingkat pencapaian khusus. Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan. Selain itu juga menetapkan bagaimana kinerja akan diukur dengan suatu skala atau dimensi tanpa menyinggung tingkat pencapaian khusus. Indikator kinerja utama (IKU) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2013 merupakan acuan kinerja untuk menetapkan Rencana

Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). IKU merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh KESDM beserta masing-masing unit utama di lingkungan KESDM untuk menetapkan rencana kinerja tahunan, menyampaikan rencana kerja dan anggaran, menyusun dokumen penetapan kinerja, menyusun laporan akuntabilitas kinerja serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan organisasi dan dokumen Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

34

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

No Uraian Satuan

1. Jumlah penerimaan negara di sektor energi dan sumber daya mineral terhadap target APBN

Triliun Rp

2. Jumlah realisasi investasi di sektor energi dan sumber daya mineral Milyar US$ 3. Jumlah Kontrak Kerja Sama di sektor energi dan sumber daya mineral yang

telah ditawarkan dan ditandatangani:

• Penawaran WK Migas Konvensional WK

• Penandatanganan KKS Migas Konvensional KKS

• Penawaran WK Non Konvensional WK

• Penandatanganan KKS Non Konvensional KKS

• WK Pertambangan Panas Bumi yang telah dilelang WKP

4. Jumlah produksi :

• Minyak bumi MBOPD

• Gas bumi MBOEPD

• Batubara Ton

• Mineral

- Logam Tembaga Ton

- Emas Ton

- Perak Ton

- Timah Ton

- Bijih Nikel Ton

- Bauksit Ton

- Bijih Besi Ton

- Ni + Co in matte Ton

- Ferronikel Ton Ni

• Listrik MWh

• Uap panas bumi Ton

• Bioetanol Kilo Liter

• Biodiesel Kilo Liter

• Biogas M3

5. Persentase pengurangan Volume Subsidi:

• BBM Ribu KL

• LPG 3 Kg Juta MT

• Listrik %

6. Persentase pemanfaatan produk di sektor energi dan sumber daya mineral :

• Persentase pemanfaatan hasil produksi minyak bumi domestik yang %

• • • • • • • • •

PERENCANAAN STRA

TEGIS

No Uraian Satuan • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

• Persentase pemanfaatan hasil produksi minyak bumi domestik yang diolah menjadi LPG, BBM, dan hasil olahannya

%

• Persentase pemanfaatan produksi gas untuk kebutuhan domestik %

• Persentase hasil pemanfaatan mineral dan batubara untuk kebutuhan domestik

%

• Persentase pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi %

• Rasio Elektrifikasi %

• Penurunan Intensitas Energi % 7. Persentase peningkatan pemberdayaan kapasitas nasional:

• Persentase Jumlah Tenaga Kerja Nasional di sektor energi dan sumber daya mineral terhadap Tenaga Kerja di sektor energi dan sumber daya mineral

%

• Persentase penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri dalam pembangunan di sektor energi dan sumber daya mineral

% 8. Persentase kemampuan pasokan energi (BBM) dalam negeri % 9. Persentase peningkatan peran sektor sektor energi dan sumber daya

mineral dalam pembangunan daerah :

• Jumlah Dana Bagi Hasil Rp Triliun

• Jumlah Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (Community Development)

Rp Miliar

• Jumlah Desa Mandiri Energi berbasis BBN dan Non-BBN DME

• Jumlah rekomendasi wilayah kerja Rekomendasi

• Jumlah wilayah yang teraliri jaringan gas untuk rumah tangga Wilayah

• Jumlah wilayah yang terbangun fasilitas dan pemanfaatan gas untuk transportasi

Wilayah 10. Persentase pemanfaatan energi Non BBM dalam rangka diversifikasi energi %

• Pangsa Gas Bumi %

• Pangsa Batubara %

• Pangsa Panas Bumi %

• Pangsa Tenaga Air %

RENCANA KINERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah

KESDM 2014

RENCANA KINERJA

tarif (BBM dan listrik) yang wajar sekaligus mendorong pemakaian energi yang lebih hemat dan mendorong sistem bisnis yang lebih sehat; pelaksanaan tarif regional dengan mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kondisi geograis setempat serta disesuaikan dengan kualitas pelayanan yang diterima; fasilitasi penetapan tarif regional bersama pemerintah daerah.

• Subsidi secara bertahap akan dikurangi dan diarahkan langsung kepada penerima kaum dhuafa serta dimanfaatkan untuk pengembangan energi baru terbarukan. Hal ini dilakukan dengan: fasilitasi kebijakan subsidi; pemberian subsidi listrik kepada pelanggan golongan rumah tangga dan penurunan jumlah subsidi BBM.

• Meningkatkan efektiitas dan eisiensi sarana dan prasarana energi, terutama upaya peningkatan diversiikasi energi, peningkatan eisiensi dan konservasi energi, pengurangan losses, peremajaan sarana dan prasarana yang kurang eisien, serta penerapan good governance pengelolaan korporat. Hal ini dilakukan dengan: meningkatkan program eisiensi dan konservasi energi baik pada sisi hilir maupun hulu; Restrukturisasi dan penerapan good governance pengelolaan BUMN bidang energi dan ketenagalistrikan; penggunaan teknologi yang lebih mutakhir dan eisien;

• penelitian dan pengembangan teknologi energi dan ketenagalistrikan yang eisien dan ramah lingkungan; serta menyusun dan menyempurnakan regulasi dan kebijakan guna meningkatkan jaminan dan kepastian hukum pengembangan konservasi dan eisiensi energi serta pemanfaatan energi baru terbarukan.

• Menjaga dampak lingkungan dalam pembangunan energi dan ketenagalistrikan. Hal ini dilakukan dengan: penggunaan energi baru terbarukan dan membuat inovasi dalam pemanfaatan energi yang ramah lingkungan; mendorong pembangunan pembangkit listrik selain pembangkit berbahan bakar minyak

Rencana Kinerja

4.1. Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014