BAB IV PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Otoritas Jasa Keuangan
2. Dampak Investasi dari Perusahaan yang Tidak Terdaftar
Seseorang yang berinvestasi di pasar modal bisa saja mengalami masalah
terkait investasi yang dimilikinya. Baik itu berupa resiko, maupun masalah
administrasi nasabah. Hal ini bisa saja terjadi pada setiap nasabah, masalah-
masalah umum yang mungkin bisa terjadi pada nasabah adalah kecurangan yang
dilakukan perusahaan efek ataupun dilakukan oleh broker yang manangani
nasabah tersebut.
Permasalahan lain yang sering terjadi yakni penipuan, manipulasi pasar
dan perdagangan orang dalam serta menetapkan sanksi-sanksi baik berupa sanksi
pidana maupun sanksi administrasi. Tindak pidana dalam dalam pasar modal ini
mempunyai karakteristik yang khas, yaitu barang yang menjadi objek dari tindak
pidana adalah informasi, selain itu pelaku tindak pidana tersebut bukanlah
mengandalkan kemampuan fisik akan tetapi lebih mengandalkan pada
kemampuan untuk membaca situasi pasar serta memanfaatkannya untuk
kepentingan pribadi, dalam pembuktiannya pun cenderung sulit dan dampak
pelanggarannya dapat berakibat fatal dan luas.Perusahaan efek di Indonesia saat
ini sudah terlalu banyak yang melakukan kecurangan dalam melakukan trading
namun hal ini semata-mata karena kurangnya dari sisi pengawasan serta sumber
daya keuangan, manusia, dan infrastruktur teknologi perusahaan efek itu
sendiri.138
138
Berikut adalah jenis permasalahan yang sering dialami nasabah sebagai
berikut :139
1. Penjualan Paksa (Forced Selly)
Permasalahan yang ditimbulkan dari penjualan paksa atas saham pada
rekening efek nasabah dikarenakan pembiayaan yang diberikan perusahaan efek
telah melebihi 65 persen dari nilai pembiayaan. Biasanya forced sell dilakukan
oleh perusahaan efek kepada rekening efek nasabah margin yaitu nasabah yang
membeli efek dengan pembiayaan dari perusahaan. Seringkali ditemukan
perusahaan efek melewatkan batasan rasio 65 persen pada rekening efek nasabah
sehingga nilai saham yang dibeli nasabah dengan menggunakan fasilitas margin
menjadi semakin turun. Hal ini menyebabkan nasabah mengalami kerugian dari
hasil penjualan efek tersebut.
2. Portofolio yang dimiliki Nasabah Berubah
Perubahan portofolio bisa terjadi karena kecurangan broker yang
menangani rekening efek nasabah. Hal ini sering terjadi dikarenakan nasabah
tidak melakukan pengecekan atas portofolio yang dimiliki. Lazimnya, sebagai
nasabah perusahaan efek, setiap bulan nasabah menerima laporan bulanan atas
akumulasi transaksi dalam satu bulan. Dalam setiap transaksi efek yang dilakukan
baik jual (sell) maupun beli (buy), nasabah akan mendapatkan laporan transaksi
(trade confirmation) dari perusahaan efek. Dengan adanya laporan rekening efek
tersebut, diharapkan nasabah bisa mengevaluasi kepemilikan sahamnya pada
perusahaan efek. Sehingga apabila nasabah tidak mendapatkan laporan atas
139
Pengawasanbank/bankindonesi 15 April 2016), pukul 19.00 wib.
rekening efeknya, maka sudah menjadi kewajibannya untuk meminta laporan
tersebut kepada perusahaan efek.140
3. Harga Jual (sell) dan Beli (buy) yang dilakukan secara Online Trading
Tidak Sesuai
Hal ini terjadi karena sistem yang dimiliki sebuah perusahaan efek
berbeda-beda. Bisa jadi batasan pembentukan harga yang ditetapkan tidak sesuai
sehingga menimbulkan kerugian harga jual/ beli bagi nasabah. Atas permasalahan
ini, nasabah sebaiknya menyimpan bukti transaksi atas pembelian/penjualan
sahamnya.
4. Transaksi yang dilakukan Tanpa Sepengetahuan Nasabah
Bagi nasabah institusi, sangatlah penting untuk memastikan pihak
pengendali rekening efeknya. Pada saat pengisian formulir pembukaan rekening
efek, nasabah harus menulis secara jelas pihak yang dapat memberikan instruksi
jual/ beli saham di rekening tersebut. Seringkali broker menerima saja instruksi
tanpa melihat lebih lanjut pihak yang dapat memberikan instruksi pembelian/
penjualan saham atas rekening efek tersebut. Oleh karena itu, kemungkinan
adanya penyalahgunaan rekening sangat besar. Hal inilah yang menyebabkan
adanya pengaduan nasabah pasar modal.
5. Penipuan
Dalam undang-undang pasar modal penipuan merupakan suatu tindakan
membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak
mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak
menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan
140
maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri
atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli atau
menjual efek.141
Larangan ini ditujukan pada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan
efek, bahkan turut serta malakukan penipuan pun termasuk dalam ketentuan ini.
Penipuan merupakan tindakan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
dengan cara :142
a. Melawan hukum.
b. Memakai nama palsu atau martabat palsu.
c. Tipu muslihat.
d. Rangkaian kebohongan.
e. Membujuk orang lain untuk menyerahkan sesuatu barang padanya, atau
supaya memberi utang atau menghapuskan piutang.
Dengan tetap memperhatikan ketentuan yang diatur dalam KUHP, UUPM
memberikan beberapa spesifikasi mengenai penipuan, yaitu terbatas dalam
kegiatan perdagangan efek, meliputi penawaran, pembelian dan atau penjualan
efek yang terjadi didalam rangka penawaran umum atau terjadi dibursa efek
maupun diluar bursa efek atas efek emiten atau perusahaan publik.
6. Manipulasi Pasar
Tindakan manipulasi pasar merupakan suatu tindakan oleh setiap pihak,
baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan
gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan
pasar, atau harga efek di bursa efek.143
141
Pasal 90 huruf (c), Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
142
Pasal 378, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). 143
Pasal 91, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
gambaran semu antara lain transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan
kepemilikan atau penawaran jual atau beli efek pada harga tertentu dimana pihak
tersebut juga telah bersekongkol dengan pihak lain yang melakukan penawaran
beli atau jual efek yang sama pada harga yang kurang lebih sama.
Motif dari manipulasi pasar antara lain dengan cara untuk meningkatkan,
menurunkan atau mempertahankan harga efek. Beberapa pola manipulasi antara
lain :144
a. Menyebarluaskan informasi palsu mengenai emiten dengan tujuan untuk
mempengaruhi harga efek perusahaan yang dimaksud dibursa efek (false
information). Misalnya suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten A
akan segera dilikuidasi, pasar merespon yang menyebabkan harga efeknya
jatuh tajam.
b. Menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau informasi yang tidak
lengkap (missinformation). Misalnya suatu pihak menyebarkan rumor
bahwa emiten A tidak termasuk perusahaan yang akan dilikuidasi oleh
pemerintah, padahal emiten A termasuk yang diambil alih oleh
pemerintah.
Harga efek dipasar modal sangat sensitif terhadap suatu peristiwa dan
informasi yang berkaitan, baik secara langsung atau tidak dengan efek tersebut.
Informasi merupakan pedoman pokok para pemodal untuk mengambil keputusan
terhadap suatu efek. Jika informasi tersebut tidak dilindungi oleh hukum sebagai
144
Bandi dan Jogiyanto, Perilaku Reaksi Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Pengumuman Dividen, (Jakarta : Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2000), hlm. 203.
informasi yang benar, maka bagaimana kegiatan perdagangan pasar modal bisa
berjalan. Informasi yang merupakan rumor yang dihembuskan oleh pihak tertentu
dapat menimbulkan dampak pada pasar, akibatnya harga efek bisa naik atau turun.
Begitu informasi mendapatkan konfirmasi bahwa informasi itu benar, maka
gejolak pasar akan terhenti, pasar berjalan normal kembali.
Pada saat fluktuasi terjadi pihak yang menghembuskan informasi (penipu)
menangguk keuntungan. Bagi investor yang tidak berhati-hati menganalisis
informasi maka akan terjebak oleh harga semuayang berujung pada kerugian.
Beberapa kegiatan yang dapat digolongkan sebagai manipulasi pasar
dalam pratik perdagangan efek internasional, antara lain :145 a. Marking the close, yakni :
Merupakan tindakan merekayasa harga permintaan atau penawaran efek
pada saat atau mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan
membentuk harga efek atau harga pembukaan yang lebih tinggi pada hari
perdagangan berikutnya.
b. Painting the tape, yakni :
Kegiatan perdagangan antara rekening efek satu dengan rekening efek lain
yang masih berada dalam penguasaan satu pihak atau mempunyai
keteraitan sedemikian rupa sehingga tercipta perdagangan semu. Pada
dasarnya paiting the tape mempunyai kemiripan dengan marking the
close, namun ia dapat dilakukan setiap saat.
145
c. Pembentukan harga atau merger, konsolidasi dan akuisisi, yakni :
Pemegang saham yang tidak menyetujui rencana merger, konsolidasi dan
akuisisi berhak meminta pada perseroan untuk membeli saham dengan
harga yang wajar.146
d. Concerning the market, yakni :
Pemegang saham dapat memanfaatkan ketentuan ini
untuk kepentingan pribadi melalui manipulasi pasar dengan skenario
sebagai berikut: Misalnya, Mr. A sebagai pemegang saham PT X (listed
company) dimana PT X akan melakukan merger dengan PT Y. Harga
saham PT X sebelum adanya rencana merger sebesar Rp. 1.000, Mr. A
tidak menyetujui adanya merger sehingga Mr. A berusaha untuk
menaikkan harga dengan harapan akan dibeli oleh perusahaan pada harga
yang lebih tinggi.
Tindakan membeli efek dalam jumlah besar sehingga dapat menguasai
pasar atau menyudutkan pasar. Praktik ini dapat dilakukan dengan cara
short selling, yaitu menjual efek dimana pihak penjual belum memiliki
efeknya. Sering concerning dilakukan dengan cara terlebih dahulu
melakukan penjualan dengan tidak memiliki efek (short selling), dengan
cara meminjamkan efek dari concerning kepada pelaku short selling,
tetapi kemudian menarik kembali saham dalam pinjaman tersebut
sehingga pelaku short selling harus mencarinya di pasar. Hal ini dapat
dilakukan karena Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan jangka waktu
penyelesaian transaksi dimana penjual wajib menyerahkan efeknya pada
146
hari ketiga setelah transaksi. Jika penjual gagal menyerahkan efek, maka
yang bersangkutan harus membeli efek tersebut di pasar tunai yang
biasanya lebih mahal dari pada pasar regular.
e. Pools (pump-pump manipulation)
Pools merupakan penghimpunan dana dalam jumlah besar oleh
sekelompok investor dimana dana tersebut dikelola oleh broker atau
seseorang yang memahami kondisi pasar. Manajer dari pools tersebut
membeli saham suatu perusahaan dan menjualnya kepada anggota
kelompok investor tersebut untuk mendorong frekuensi jual beli efek
sehingga dapat meningkatkan harga efek tersebut.
f. Wash Sales, yakni :
Order beli dan order jual antara anggota asosiasi dilakukan pada saat yang
sama dimana tidak terjadi perubahan kepemilikan manfaat atas efek.
Manipulasi tersebut dilakukan dengan maksud bahwa mereka membuat
gambaran dari aktivitas pasar dimana tidak terjadi penjualan atau
pembelian yang sesungguhnya. Transaksi ini merupakan transaksi semu,
yakni suatu transaksi saham yang tidak mengakibatkan terjadinya
peralihan saham secara riil.
7. Perdagangan orang dalam (insider trading)
Secara teknis pelaku perdagangan orang dalam dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu pihak yang mengemban kepercayaan secara langsung maupun
tidak langsung dari emiten atau perusahaan publik (yang disebut juga sebagai
pihak pertama (fiduciary position) atau disebut juga tippees. Insider trading
sebagaimana tercantum dalam “Dictionary of investing Jerry M Rosenberg,
dinyatakan sebagai berikut :147
C. Pelaksanaan Pengawasan OJK terhadap kegiatan Investasi yang