• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DUSUN BORONGUNTIA

Ada beberapa tahap yang dilakukan untuk mengukur hubungan antara kondisi sosial ekonomi masyarakat lingkar tambang baik secara subyektif maupun obyektif sebagai dampak dari aktivitas proses produksi tambang. Pada variabel pertama yaitu tingkat perubahan struktur agraria terhadap tingkat kesejahteraan obyektif masyarakat sebelum dan saat pabrik beroperasi, varaibel kedua akan melihat hubungan dari perubahan struktur agraia terhadap tingkat kesejahteraan secara subyektif sebelum dan saat pabrik beroperasi.

Seluruh pertanyaan terdiri dari pertanyaan pada variabel perubahan struktur agraria sebanyak 8 setiap indikator dari variabel kemudian dikalikan 2 karena melihat kondisi sebelum dan saat pabrik beroperasi, kemudian akan diperoleh minimal skor 1 dan maksimal skor 2, sehingga hasil akumulasi per indikator variabel terendah adalah 8 dan tertinggi 16. Selanjutnya digolongkan menjadi tiga kondisi yakni rendah, sedang, dan tinggi. Hasil akumulasi pada tiap kondisi di indikator variabel akan digolongkan kembali. Akumulasi setiap indikator untuk variabel perubahan struktur agraia diperoleh akumulasi skor terendah 3 dan tertinggi 9, sehingga untuk perubahan struktur agraia dapat diketahui kondisi perubahannya sesuai dengan keadaan rendah, sedang, atau tinggi.

Sedangkan untuk melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat, dituangkan dalam tingkat kesejahteraan, yakni terdiri dari akses pendidikan, akses kesehatan, hingga pemenuhan kebutuhan pokok. Masing-masing indikator kesejahteraan subyektif terdiridari 1 pertanyaan dengan pilihan jawaban, (1) sangtat buruk, (2) buruk, (3) biasa saja, (4) baik, (5) sangat baik. Total pertanyaan untuk kondisi

pra-construction sebanyak 3 pertanyaan begitupun pada kondisi under- construction. Pada tingkat kesejahteraan obyektif untuk akses pendidikan dan kesehatan terdiri dari 5 pertanyaan untuk kondisi pra dan under-construction

dengan tingkatan yang sama pada kesejahteraan subyektif. Tapi, pada tingkat kesejahteraan pemenuhan kebutuhan pokok terdiri dari 13 pertanyaan untuk masing-masing keadaan yang tertuang dengan nominal mata uang, setelah itu akan ditentukan sesuai dengan tingkatannya dengan menggunakan rata-rata dan standar deviasi.

Masing-masing indikator kemudian akan diakumulasikan sehingga skor terendah adalah 5 dan tertinggi 25 dan selanjutnya akan dikategorikan masing- masing indikator tersebut sebelum dikategorikan untuk tingkat kesejahteraan secara keseluruhan. Sehingga akan diperoleh untuk tingkat kesejahteraan yang tinggi, sedang, dan rendah. Sebelum melihat korelasi antara kedunya, terlebih dahulu data tersebut dimasukkan ke dalam tabel tabulasi silang. Tabel tabulasi silang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah dan persentase responden masyarakat lingkar tambang Dusun Boronguntia menurut kondisi perubahan struktur agraria pra- construction dengan tingkat kesejahteraan obyektif

Perubahan Struktur Agraria

Kondisi

Pra-Construction/ 20 Tahun Terakhir

Rendah Sedang Tinggi Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Buruk 5 38.46 1 7.70 7 53.84 13 100

Sedang 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

Baik 9 32.14 8 28.57 11 39.28 28 100

Tabel 6 menunjukkan hasil tabulasi silang responden berada pada tingkat perubahan struktur agraria yang baik. Berdasarkan hasil korelasi Rank Spearman

terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan struktur agraria dan tingkat kesejahteraan pada waktu pra-construction (20 tahun terakhir), r(41) = 0.030;

p<0.05 serta korelasi antara keduanya signifikan (p<0.05). Artinya, semakin tinggi atau rendah perubahan struktur agraria yang terjadi pada masa pra- construction maka akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat pada 20 tahun terakhir.

Tabel 7. Jumlah dan persentase responden masyarakat lingkar tambang Dusun Boronguntia menurut kondisi perubahan struktur agraria pra- construction dengan tingkat kesejahteraan subyektif

Perubahan Struktur Agraria

Kondisi

Pra-Construction/ 20 Tahun Terakhir

Rendah Sedang Tinggi Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Buruk 4 30.77 2 15.38 7 53.84 13 100

Sedang 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

Baik 9 32.14 10 35.71 9 32.14 28 100

Tabel 7 menunjukkan bahwa responden pada tingkat struktur agraria yang baik. Berdasarkan hasil korelasi Rank Spearman tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan struktur agraria dan tingkat kesejahteraan pada waktu

under-construction (saat ini), r(41) = 0.014; p<0.05 serta korelasi antara keduanya sangat signifikan (p>0,05). Artinya, semakin tinggi atau rendahnya perubahan struktur agraria yang terjadi pada masa pra-construction maka akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat pada masa 20 tahun terakhir.

Tabel 8. Jumlah dan persentase responden masyarakat lingkar tambang Dusun Boronguntia menurut kondisi perubahan struktur agraria under- construction dengan tingkat kesejahteraan obyektif

Perubahan Struktur Agraria

Kondisi

Pra-Construction/ 20 Tahun Terakhir

Rendah Sedang Tinggi Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Buruk 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

Sedang 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

Baik 15 100 9 100 17 100 41 100

Tabel 8 menunjukkan bahwa responden pada tingkat struktur agraria yang baik. Berdasarkan hasil korelasi Rank Spearman tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan struktur agraria dan tingkat kesejahteraan pada waktu

under-construction (saat ini), r(41) = 0.059; p>0.05 serta korelasi antara keduanya tidak signifikan sama sekali (p>0.05). Artinya, semakin tinggi atau rendahnya perubahan struktur agraria yang terjadi pada masa under-construction

maka tidak akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat pada saat ini. Tabel 9. Jumlah dan persentase responden masyarakat lingkar tambang Dusun

Boronguntia menurut kondisi perubahan struktur agraria under- construction dengan tingkat kesejahteraan subyektif

Perubahan Struktur Agraria

Kondisi

Pra-Construction/ 20 Tahun Terakhir

Rendah Sedang Tinggi Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Buruk 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

Sedang 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

Baik 10 100 19 100 12 100 41 100

Tabel 9 menunjukkan bahwa responden pada tingkat struktur agraria yang baik. Berdasarkan hasil korelasi Rank Spearman tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan struktur agraria dan tingkat kesejahteraan pada waktu

under-construction (saat ini), r(41) = 0.121; p>0.05 serta korelasi antara keduanya tidak signifikan sama sekali (p>0.05). Artinya, semakin tinggi atau rendahnya perubahan struktur agraria yang terjadi pada masa under-construction

Ikhtisar

Keberadaan perusahaan semen di tengah-tengah pemukiman masyarakat telah mengantarkan kondisi masyarakat pada kondisi masyarakat yang semi modern. Kondisi ini digambarkan dari perubahan struktur agraria yang mendorong terjadinya perubahan bentang alam dan pelibatan masyarakat dalam pekerjaan atau usaha sehingga mampu mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat.

Berkaitan dengan hal ini, kemudian dilihatlah perbedaan antara sebelum (pra) dan saat (under) pertambangan beroperasi. Pada kondisi pra terlihat bahwa terdapat hubungan yang erat antara perubahan bentang alam dan tingkat kesejahteraan masyarakat. hal ini dapat dipengaruhi dari penggunaan, pemanfaatan, dan pemilikan lahan yang sudah berpindah sehingga masyarakat mengalami perubahan jenis pekerjaan dan hal ini menggambarkan kondisi kesejahteraan masyarakat terutama dalam hal akses dan pemenuhan menjadi lebih rendah tetapi terbuka peluang untuk bisa memperoleh pendapatan yang lebih. Namun, hal ini membutuhkan waktu disebabkan karena peralihan jenis pekerjaan dapat menjadikan masyarakat bertani mencari pekerjaan yang pendapatannya bisa lebih atau berkurang dari sebelumnya.

Sehingga dapat diketahui, keberadaan perusahaan dalam pelibatan masyarakat memiliki andil akibat perubahan struktur agraria yang dilakukan oleh perusahaan. Pelibatan dan pembukaan usaha (dagang) ini merupakan salah satu upaya bertahan hidup oleh masyarakat agar tingkat kesejhateraannya bisa tetap atau lebih, karena keberadaan perusahaan akan mendorong terjadinya peningkatan harga terutama pemenuhan kebutuhan pokok yang saat ini selalu berkaitan dengan uang bukan hasil dari lahan sendiri.

Kesejahteraan masyarakat lingkar tambanga dalam penelitian ini digolongkan menjadidua bagian yaitu kesejahteraan obyektif dan kesejahteraan subyektif. Kesejahteraan subyektif untuk mengetahui perspektif masyarakat terhadap terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, sedangkan untuk kesejahteraan obyektif diukur melalui terpenuhinya kebutuhan fisik dasar berupa sandang, pangan, dan papan.

Dalam melihat perubahan kesejahteraan petani pra dan under-construction

dalam penelitian ini menggunakan alat analisis uji beda (Wilcoxon) untuk masing- masing kategori kesejahteraan. hasilnya, menunjukkan mean rank dari hasil perbandingan data setelah dan sebelum kesejahteraan obyektif masyarakat. Terlihat bahwa sebanyak 14 kepala keluarga yang memiliki hasil setelah adanya perusahaan lebih rendah sedangkan sebanyak 10 kepala keluarga diketahui memiliki hasil setelah adanya perusahaan yang lebih besar. Ada sebanyak 17 kepala keluarga yang tidak memiliki perubahan kesejahteraan obyektif setelah dan sebelum adanya pabrik semen di sekitar masyarakat (sama saja). Sehingga, dapat dikatakan bahwa tidak banyak kepala keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan sebelum dan setelah adanya perusahaan.

Berdasarkan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa signifikansi sebesar 0.929 > 0.05 yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kondisi kesejahteraan obyektif sebelum dan setelah adanya pabrik semen. Berdasarkan uji

perbedaan Wilcoxon, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kondisi kesejahteraan obyektif sebelum dan setelah adanya perusahaan semen, Z = -0.089; p>0,05. Data setelah memiliki rata-rata < data sebelum, yang Artinya dengan adanya perusahaan tersebut tidak meningkatkan kesejahteraan obyektif masyarakat.

Tahap selanjutnya adalah melihat dampak dari kondisi perubahan pra dan

under-construction baik secara obyektif maupun subyektif. Dalam melihat hubungan tersebut digunakan uji korelasi Spearman. Hasil uji statistik yang diperoleh bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat pada kondisi pra-construction

sedangkan pada kondisi under-construction tidak memiliki hubungan kuat. Kekuatan hubungan tersebut fibuktikan dengan nilai hasil uji statistik Rank Spearman sebesar 0.297 (nilai signifikansi sebesar 0.030 dengan nila α sebesar 0.05). Hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara kondisi perubahan struktur agraria pra-construction dengan tingkat kesejahteraan obyektif masyarakat.

Serupa dengan hasil kesejahteraan obyektif, kesejahteraan subyektif juga demikian. Kondisi kesejahteraan masyarakat under-construction tidak mengalami perubahan yang signifikan sehinggan keberadaan perusahaan tidak begitu besar memberikan perubahan terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat, melainkan keberadaan perusahaan membukan lahan baru bagi masyarakat untuk memperoleh pekerjaan namun untuk hubungannya antara perubahan struktur agraria dengan tingkat kesejahteraan tidak memiliki hubungan yang signifikan dan kuat.

PENUTUP

Simpulan

Kegiatan operasi produksi tambang semen telah mengubah kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan operasi produksi tambang semen yang tinggi menyebabkan perubahan struktur agraria yang secara tidak langsung dirasakan oleh masyarakat. Perubahan struktur agraria yang dialami oleh masyarakat yakni hilangnya status terhadap kepemilikan lahan sehingga masyarakat sudah tidak memiliki, tidak dapat menggunakan, dan tidak dapat memanfaatkan lahannya. Kegiatan produksi tambang semen yang tinggi sehingga mendorong tingginya perubahan struktur agraria pada masyarakat.

Selain itu, keberadaan perusahaan juga mendorong terjadinya peningkatan kesempatan kerja/usaha terhadap masyarakat Dusun Boronguntia terutama pada peluang kerja kegiatan pertambangan serta peluang untuk membuka usaha. Perubahan mata pencaharian sebagai bentuk penyesuaian yang dilakukan oleh masyarakat untuk dapat bertahan hidup. Tingginya aktivitas produksi tambang semen yang menyebabkan tingginya perubahan struktur agraria menjadikan masyarakat mengalami perubahan gaya hidup akibat perubahan jenis pekerjaan. Hasil penelitian dengan uji beda Wilcoxon telah menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan yakni pada masa pra-construction dan under- construction. Kondisi ini ditunjukkan dengan kesempatan kerja yang diperoleh pada masyarakat sebatas perubahan mobilitas secara horisontal yakni dari petani menjadi buruh di pabrik semen.

Kehadiran perusahaan dijadikan sebagai alat ukur perubahan yang dialami oleh masyarakat. Kondisi masyarakat di sekitar kawasan pabrik dan perusahaan menjadikan masyarakat desa sebagai masyarakat yang termarginalkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kesejahteraan masyarakat yang dihubungkan dengan keberadaan perusahaan dan aktivitas produksi yang tinggi menyebabkan kondisi kesejahteraan masyarakat mengalami peningkatan. Peningkatan yang terlihat pada kondisi under-construction dan peningkatan kesejahteraan yang sangat berhubungan adalah pada masa pra-construction saat perusahaan akan melaksanakan kegiatan pertambangan sehingga masyarakat mengalami perubahan struktur agrarianya.

Saran

Beberapa saran yang diajukan penulis berdasarkan hasil penelitian ini, yaitu : 1. Hak-hak masyarakat lingkar tambang Dusun Boronguntia perlu diperhatikan

dan segera dipenuhi oleh perusahaan dan pemerintah daerah terkait kesejahteraan agar masyarakat dapat menjadi lebih baik.

2. Pemerintah daerah, Badan Pertanahan, dan perusahaan harus memiliki komunikasi dan korelasi kuat agar informasi mengenai lahan dapat dilaporkan dan transparansi terhadap berbagai lembaga yang berkaitan, sehingga pelaporan aktivitas dan keuangannya dapat diketahui dan dapat membantu peningkatan kesejahteraan daerah bahkan masyarakat yang berada di sekitarnya.

3. Kepada pihak perusahaan kemudian melihat kembali bentuk pendampingan yang dilaksanakan agar tidak sekedar menjalankan CSR dan berubah nama menjadi bantuan sosial, tetapi jadikan CSR sebagai alat penompang keberhasilan kawasan untuk menunjang peningkatan pendapatan daerah agar maish-masing pihak dapat saling menguntungkan dan mengetahui keberadaan masing-masing sehingga tidak ada kaum yang termarginalkan di kawasannya sendiri.