• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini menjelaskan mengenai hal-hal teknis yang dilaksanakan selama penelitian dan penulisan skripsi. Hal pertama mengenai metode penelitian yang dilanjutkan dengan pemilihan lokasi dan pemaparan waktu penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan teknik pengambilan informan dan responden serta teknik pengambilan data dan yang terakhir adalah penjabaran mengenai teknik pengolahan data.

Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kombinasi terhadap kuantitatif dengan pendekatan kualitatif. Studi ini akan dilakukan dengan menampilkan studi kasus pada wilayah penelitian dan memberikan gambaran pada kondisi wilayah penelitian. Penelitian kuantitatif diperoleh dengan menggunakan survei melalui instrumen kuesioner (lampiran 5) yang ditujukan kepada responden untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat penerima dampak pada kawasan lingkar tambang serta tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar lingkar tambang dari segi subyektif dan obyektif. Sedangakan pendekatan kualitatif dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (lampiran 6) kepada informan serta melalui pengamatan berpartisipasi serta studi dokumen untuk menggali data, menganalisis, dan menelusuri fenomena perubahan struktur agraria yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan di tanah Semen Tonasa, Dusun Boronguntia, Desa Biringere, Kecamatan Bungoro. Selain itu juga untuk mendapatkan informasi terkait struktur agraria dan profil desa

Pengambilan data dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama adalah pengambilan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden dan tahap kedua dengan indeep interview pada informan untuk melakukan uji sebagai

priminary research. Kemudian setelah diuji, maka akan dilakukan editing

kuesioner sebagai penelitian sesungguhnya yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat dan daerah lokasi penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh dapat terjamin, baik realibitas maupun validitasnya.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Dusun Boronguntia, Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive karena beberapa pertimbangan, diantaranya adalah :

1. Di Dusun Boronguntia, Desa Biringere ini telah berdiri Pabrik Semen sejak 46 tahun yang lalu yang merupakan pabrik semen terbesar se- Indonesia Timur;

2. Lokasi pabrik yang berada pada tanah garapan yang dimiliki oleh warga Dusun Borong Untia telah menjadi kawasan Perusahaan Semen Tonasa sejak 20 tahun silam sebelum mengalami pemekaran wilayah;

3. Terdapat forum yang disebut forum desa yang merupakan penghubung antara masyarakat desa dan perusahaan semen di Desa Biringere yang baru didirikan selama 2 tahun terakhir.

4. Forum Desa Biringere juga aktif dalam menyampaikan kebutuhan masyarakat melalui pembuatan proposal untuk pengajuan program pengembangan desa dalam hal pencapaian keberhasilan desa binaan di wilayah tambang.

5. Selain itu, kawasan pertambangan pabrik yang berada di sekitar pemukiman warga lokal menimbulkan keluhan atas dampak kegiatan produksi tambang perusahaan;

6. Namun, keberadaan Perusahaan dan tambang Semen Tonasa telah memperoleh izin pemerintah sebagai salah satu sumber penghasil devisa negara sejak keterpurukan Indonesia dalam melaksanakan pertumbuhan ekonomi zaman Soeharto;

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu enam bulan, terhitung mulai bulan Desember 2014 sampai dengan Mei 2015. Penelitian ini dimulai dengan penyusunan proposal penelitian, kolokium proposal penelitian, perbaikan proposal penelitian, draft skripsi, uji petik, sidang skripsi dan perbaikan laporan skripsi.

Teknik Pengambilan Informan dan Responden

Sumber data dalam penelitian ini adalah responden dan informan. Unit analisa dalam penelitian ini adalah rumah tangga masyarakat yang berada pada kawasan produksi tambang yang diwakili oleh kepala keluarga. Responden yang diwawancarai adalah responden yang merupakan kepala keluarga atau bagian dari keluarga yang menerima dampak sesuai dengan kuesioner (lampiran 5 yang telah dibuat karena jawabannya dianggap dapat mewakili kondisi rumah tangganya sebagai salah satu masyarakat penerima dampak. Karakteristik responden dapat dilihat dari status tenurial tanah yakni populasi responden yang berada pada kawasan sekitar tambang serta masyarakat yang berada di kawasan tambang dan kehilangan status kepemilikan lahan dengan sampel responden adalah masyarakat yang mengalami perubahan struktur agraria dilihat dari kondisi masyarakat yang masih dapat memanfaatkan lahan, memiliki lahan, atau menggunakannya, serta dari jenis pekerjaan. Responden hanya memberikan informasi terkait dengan dirinya.

Berdasarkan data nominatif tahun 2014 jumlah rumah tangga masyarakat Desa Bungoro adalah 971 KK namun dusun yang paling dekat dengan aktivitas tambang adalah Dusun Boronguntia dengan 217 KK yang terkena dampak terparah dari operasi produksi tambang. Penentuan populasi sampel minimal dihitung sebanyak 41 responden yang kemudian akan ditentukan secara simple random sampling berdasarkan kepala rumah tangga. Penentuan secara simple random sampling dimaksudkan agar populasi yang tidak homogen sehingga dapat menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat populasi yang heterogen dan

memperoleh strata yang sama dan mungkin pula berbeda dalam sampel berlapis yang diambil secara acak (Singarimbun dalamSingarimbun dan Effendi, 1989).

Pemilihan informan dilakukan secara sengaja, yakni pemerintah desa dan tokoh masyarakat. Penetapan responden dalam wawancara ditentukan melalui metode snowball yaitu berdasarkan informasi antar responden di lokasi penelitian. Orang-orang yang dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini adalah aparatur desa yakni kepala desa, mantan anggota forum desa, tokoh masyarakat setempat, serta pembina forum desa sebagai organisasi forum desa resmi yang membantu masyarakat dalam menanggulangi kebutuhan desa dan masyarakat. Selain informan dari desa, juga beberapa informan dari instansi yakni pihak Perusahaan PT Semen Tonasa bagian CSR, BPN, Dinas Pertambangan hingga LSM yang bekerja sama dengan CSR perusahaan Semen Tonasa. Informan-informan tersebut dianggap mengetahui dengan jelas mengenai kondisi masyarakat atas kegiatan perusahaan.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Untuk mempermudah pengambilan data, peneliti membuat panduan pengambilan data (lampiran 3). Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan dan juga melalui wawancara terstruktur dengan para responden yang telah dipilih. Selain itu, data primer juga diperoleh melalui hasil wawancara mendalam dengan informan. Wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara dan dikembangkan sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh responden maupun informan sampai data yang didapatkan menjadi jenuh.

Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur dan sumber pustaka yang dapat digunakan untuk berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Selain itu mencakup catatan-catatan (dokumentasi) dan instansi yang terkait serta pihak-pihak lainnya yang dapat mendukung kelengkapan informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini data sekunder berupa dokumen desa serta instansi yang terkait dan melalui berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu buku, laporan perusahaan, buku, artikel, dan sebagainya.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah dan dianalisis yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data Kualitatif menggunakan aplikasi NVIVO untuk memudahkan peneliti dalam penguatan pernyataan responden dan informan serta membantu pembuatan teori baru. Data kuantitatif menggunakan aplikasi

Microsoft Excel 2010 dan IBM SPSS for Window 16.0. Ada beberapa tahap dalam pengolahan data kuantitatif. Pertama, melakukan pengkodean pada jawaban pertanyaan dan pertanyaan di lembar kuesioner yang telah terisi oleh responden, kemudian memasukkan data tersebut ke lembar data (code sheet) di Microsoft

Excel 2010. Kedua, semua data dan pengkodean yang telah dimasukkan pada

Microsoft Excel 2010 kemudian dilanjutkan dengan membuat tabel frekuensi dari masing-masing variabel. Ketiga, mengedit atau mengoreksi kesalahan yang ditemui setelah membaca tabel frekuensi baik pada saat mengisis kuesioner, mengkode, maupun memindahkan data dari lembaran kode ke komputer (Singarimbun dalam Singarimbun dan Effendi 1989).

Data yang telah dikoreksi pada Microsoft Excel 2010 akan dimasukan ke dalam IBM SPSS for Windows 16.0 untuk dilakukan pengolahan statistik deskriptif. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan sekumpulan data secara visual baik gambar maupun tulisan untuk menggambarkan data berupa tabel frekuensi dan tabulasi silang (crosstab). Pembuatan tabel frekuensi, grafik, diagram, dan tabel tabulasi silang menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2010, sedangkan pada IBM SPSS for Window 16.0 digunakan untuk melakukan uji statistifk berupa Spearman’s Rho dalam melihat hubungan antar variabel serta menggunakan Wilcoxon guna menguji perbedaan yang terjadi dalam pelaksanaan penelitian. Uji statistik yang dilakukan akan menghasilkan gambaran yang dapat dianalisis serta diinterpretasikan untuk memperoleh suatu kesimpulan.

Uji korelasi Spearman’s Rho digunakan untuk melihat hubungan yang nyata antar variabel ataupun antar indikator dengan data berbentuk ordinal. Uji korelasi Spearman’s Rho digunakan untuk menentukan hubungan antara kedua variabel (variable dependent dan variabel independent) yang ada dalam penelitian ini, yaitu menguji hubungan antara kondisi perubahan struktur agraria terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Dusun Borong Untia.

Koefisien korelasi adalah alat analisis korelasi yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan dan arah hubungan, sedangkan signifikansi untuk mengetahui hubungan yang terjadi berarti atau tidak. Untuk mengetahui keeratan hubungan maka dapat dilihat pada besarnya koefisien korelasi dengan pedoman yaitu jika koefisien semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan erat atau kuat, sedangkan jika koefisien semakin mendekati 0 maka hubungan lemah. Untuk mengetahui arah hubungan maka dapat melihat tanda nilai koefisien yaitu positif atau negatif, jika variabel X positif maka variabel Y juga positif, begitupun sebaliknya. Namun, jika variabel X negatif maka variabel Y bisa positif, sama halnya dengan sebaliknya. Sedangkan untuk mengetahui hubungannya berarti atau tidak maka akan dilakukan pengujian signifikansi (Priyatno 2013).

Selain itu, hal lain juga dapat dilihat untuk mengetahui hasil korelasi antar variabel (Sufren dan Natanael 2014), yakni :

1. Jika terdapat bintang dua (**) di sebelah nilai koefisien korelasi menunjukkan korelasi tersebut signifikan dengan taraf signifikansi sebesar 0.01 (p < 0.01).

2. Jika terdapat bintang satu (*) di sebelah nilai koefisien korelasi menunjukkan korelasi tersebut signifikan dengan taraf signifkansi sebesar 0.05 (p < 0.05).

3. Jika tidak terdapat tanda bintang, artinya korelasi tersebut sama sekali tidak signifikan (p > 0.05).

Saat ini peneliti akan memperhatikan korelasi yang terjadi signifikan atau tidak, korelasinya antar variabel positif atau negatif, serta hubungan kekuatan diantara keduanya.

Untuk uji statistik selanjutnya menggunakan uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon dapat dilakukan pada subyek yang diuji pada kondisi sebelum dan setelah proses, atau subyek berpasangan ataupun serupa. Dalam penelitian ini Uji Wilcoxon digunakan untuk melihat perubahan struktur kesejahteraan masyarakat baik secara subyektif maupun obyektif pada masa sebelum dan saat adanya perusahaan semen yang menyebabkan perubahan struktur agraria pada masyarakat.

Uji wilcoxon adalah uji perbedaan dua kali pengukuran untuk statistik non-parametik atau untuk data tidak terdistribusi normal. Berdasarkan hasil penghitungan maka akan terlihat pada output SPSS Statistik Deskriptif Pra dan

Under yang dapat dibaca pada nilai rata-rata, simpangan baku, skor minimum, skor maksimum data pra dan under. Dari hasil Output SPSS Perbandingan Mean Rank Data Sebelum dan Setelah akan memperlihatkan hasil perbandingan.

Selanjutnya untuk data kualitatif, data ini dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Tujuan dari reduksi data ialah untuk mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak perlu. Kedua ialah penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dari data yang diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam sebuah laporan. Verifikasi adalah langkah terakhir yang merupakan penarikan kesimpulan dari hasil yang telah diolah pada tahap reduksi.

KAWASAN „ADUAN‟ MASYARAKAT LOKAL TERHADAP